• Home
  • Blog
  • Beras
  • Perbandingan Antara Beras Putih dan Beras Cokelat Manakah yang Terbaik

Perbandingan Antara Beras Putih dan Beras Cokelat Manakah yang Terbaik


By Fery Irawan

Beras putih sudah umum di kalangan masyarakat Indonesia, kebanyakan dari mereka mengonsumsinya sebagai salah satu makanan pokok yang ditemani dengan sayuran dan lauk. Namun, belakangan banyak yang merasa bahwa beras putih telah meningkatkan berat badan mereka secara mencolok. Ya, karbohidrat yang terkandung dalam beras putih dicurigai sebagai penyebab utamanya. Lalu, banyak orang mulai beralih ke menu makanan lainnya, mulai dari beras merah, havermut, bulgar, jelai pipih bahkan gandum. Bicara soal beras, mana yang terbaik – beras putih atau cokelat?

Untuk dapat menyimpulkan mana yang baik, cobalah perhatikan bagaimana proses tersajinya beras putih dan beras cokelat berikut! Musim panen beras yang terbatas seringkali menyulitkan ketersediaan beras segar yang baru dipanen, alhasil banyak orang mulai menimbun beras dalam lumbung-lumbung sebagai persediaan makanan, sehingga sekalipun tidak sedang panen beras, kebutuhan pokok ini masih bisa Anda nikmati. Proses penimbunan ini tentu mengakibatkan beras putih lebih cepat mengalami oksidasi. Bagaimana mungkin? Beras putih berasal dari berbagai proses yang hanya menyisakan bagian albumen-nya saja. Ini tidak berarti Anda memakan bagian terbaik dari benih tanaman berbiji. Mengapa begitu?

Karena untuk mendapatkan beras yang berwarna putih, empuk, manis dan berpenampilan menarik dibutuhkan proses berikut; awalnya berasal dari sekam beras yang dihilangkan lapisan sekam-nya, sehingga menghasilkan beras cokelat. Beras putih tercipta dengan menyingkirkan beberapa lapisan yang ada pada beras cokelat, lapisan-lapisan ini sangat bermanfaat dalam menjaga beras agar terhindar dari proses oksidasi, bila ini terjadi nutrisi didalamnya juga berkurang. Hal ini termasuk kandungan enzim yang seharusnya ada, bagaimana kita bisa mengetahuinya? Coba Anda perhatikan!

Coba Anda merendam beras putih selama beberapa lama, beras putih tidak akan menghasilkan kecambah. Padahal enzim banyak terdapat didalam benih yang memicu terjadinya kecambah. Sedangkan beras merah yang juga direndam dalam suhu yang tepat dapat menumbuhkan tunas. Bisa disimpulkan bahwa beras cokelat lebih baik dari pada beras putih. Hal ini terjadi karena proses pengupasan atau penggilingan yang menyebabkan kematian pada benih dalam beras putih. Namun, jika beras putih yang dihasilkan berasal dari penggilingan dan langsung dimasak tentu lain cerita.

Biji-bijian yang tidak mengalami proses penggilingan bisa dibilang baik untuk dikonsumsi, karena kandungan nutrisinya seperti; karbohidrat, protein, serat makanan, lemak, zat besi, fosfor, vitamin-B1 dan vitamin-E yang maksimal. Sayang beras putih hanya memenuhi ¼ dari nutrisi yang disebutkan tadi. Sekalipun gandum memiliki kualitas diatas beras putih, nilai nutrisinya juga dapat hilang jika telah mengalami proses penggilingan. Maka, saat Anda ingin membuat roti berbahan dasar gandum, carilah tepung gandum utuh yang belum teroksidasi. Hidup sehat dimulai dari sekarang!

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}