Osteoartritis: Sakit Pengapuran Tulang dan Sendi

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

April 23, 2017


Pengapuran tulang dan sendi identik dengan keluhan-keluhan seperti rasa sakit, kaku, dan susah bergerak. Dalam dunia kedokteran, kondisi ini disebut dengan istilah ‘osteoartritis’. Memang namanya mirip dengan ‘osteoporosis’, tapi jangan salah, keduanya adalah dua kondisi yang berbeda.

Osteoartritis adalah salah satu jenis penyakit artritis yang paling banyak diderita orang-orang di seluruh dunia. Penyakit ini terjadi karena tulang rawan (kartilag) pelindung di ujung-ujung tulang semakin menipis dan hampir habis.

Walaupun osteoartritis bisa terjadi di setiap persendian dalam tubuh, namun tampaknya yang paling sering terpengaruh adalah sendi-sendi di tangan, lutut, dan tulang belakang.

Sering kali gejala-gejala osteoartritis bisa ditangani dengan baik, meskipun kerusakan yang Anda alami tidak dapat diperbaiki. Anda bisa mencegah atau menghambat perkembangan pengapuran tulang dan sendi dengan tetap aktif secara fisik, menjaga berat badan seimbang, dan konsumsi obat dokter.

Seperti Apa Gejala-Gejala Osteoartritis?

Biasanya Anda tidak akan langsung curiga di awal-awal perkembangan pengapuran sendi dan tulang. Karena gejala-gejala yang dirasakan tidak langsung terasa, tetapi akan semakin memburuk secara perlahan.

  • Rasa sakit. Sendi-sendi terasa sakit ketika atau setelah bergerak.
  • Nyeri. Sendi terasa nyeri dengan tekanan ringan sekalipun.
  • Kaku. Sendi yang kaku biasanya paling terasa ketika bangun pagi atau setelah lama tidak bergerak.
  • Kehilangan fleksibilitas. Anda mungkin tidak lagi bisa menggerakkan sendi sebebas dulu.
  • Sensasi kertak. Seperti ada bunyi atau perasaan ‘kertak-kertak’ saat menggerakkan sendi.
  • Taji tulang. Tumbuh tulang ‘tambahan’ di sendi yang terpengaruh, mungkin terasa seperti benjolan keras.

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Jika Anda merasa sakit atau kaki di persendian yang tidak hilang-hilang selama beberapa waktu, segeralah periksa ke dokter atau rumah sakit.

Apa Penyebab Osteoartritis?

Kondisi pengapuran sendi dan tulang terjadi jika bantalan kartilag (tulang rawan) di bagian ujung-ujung tulang pada persendian Anda mulai terkikis secara perlahan. Kartilag sebenarnya adalah formasi jaringan tulang yang keras dan licin permukaannya sehingga memungkinkan sendi bergerak/bergeser hampir tanpa gesekan.

Tetapi bila terjadi pengapuran tulang, permukaan kartilag yang tadinya licin lama-kelamaan menjadi kasar dan menimbulkan banyak gesekan. Ini membuat kartilag terus-menerus terkikis, dan pada akhirnya jika sudah habis, tidak ada lagi bantalan pelindung—tulang akan langsung beresekkan dengan tulang lain.

Apa yang menyebabkan pengapuran tulang dan sendi ini? MayoClinic merangkum setidaknya ada 7 faktor yang membuat seseorang rentan mengalami osteoartritis.

  • Penuaan. Risiko osteoartritis semakin besar seraya usia bertambah.
  • Jenis kelamin. Wanita diketahui lebih sering mengembangkan kondisi osteoartritis dibandingkan pria.
  • Obesitas/kegemukan. Beban berlebih pada tubuh akan semakin menekan sendi-sendi yang membawa beban, misalnya di pinggul dan lutut. Ditambah lagi, lemak-lemak yang berlebih juga menghasilkan protein yang dapat menyebabkan inflamasi berbahaya di atau sekitar persendian.
  • Cedera sendi. Cedera akibat olahraga atau kecelakaan, misalnya, bisa memicu pengapuran sendi dan tulang. Bahkan cedera sendi yang sudah bertahun-tahun dan kelihatannya sudah sembuh bisa saja meningkatkan risiko osteoartritis.
  • Keturunan (genetik). Ada orang-orang yang mewarisi kecenderungan mengembangkan osteoartritis dari orang tua mereka.
  • Kelainan tulang. Beberapa orang terlahir dengan sendi atau kartilag yang tidak normal, sehingga mereka riskan mengalami pengapuran tulang dan sendi.

Waspadai Komplikasi Osteoartritis!

Osteoartritis adalah penyakit degeneratif yang akan terus memburuk dari waktu ke waktu. Rasa sakit dan kaku yang ditimbulkannya suatu saat bisa terasa sangat berat sehingga Anda sulit melakukan kegiatan sehari-hari.

Bahkan ada orang yang tidak bisa lagi bergerak karenanya. Jika Anda mengalami seperti ini, segeralah konsultasi dengan dokter. Mungkin dokter akan menyarankan operasi penggantian sendi agar Anda bisa kembali bergerak.

Bagaimana Cara Diagnosis Osteoartritis?

Jika Anda memutuskan periksa ke dokter untuk melihat apakah memang benar keluhan-keluhan yang Anda rasakan disebabkan oleh pengapuran tulang dan sendi, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memastikannya.

Beliau mungkin akan dengan cermat memeriksa sendi yang terpengaruh, mengecek rasa nyeri, pembengkakan, atau kemerahannya, serta melihat bagaimana pergerakan dari sendi tersebut. Setelah itu dokter mungkin akan meminta Anda untuk melanjutkan dengan pemeriksaan lab dan tes imaging.

Pemeriksaan Lab

Memeriksa darah atau cairan sendi untuk membant meneguhkan diagnosis.

  • Tes darah. Memang tidak ada tes darah khusus untuk osteoartritis, tetapi tes-tes darah terentu bisa membantu melihat apakah ada penyebab lain dari nyeri sendi, misalnya penyakit artritis reumatoid.
  • Analisis cairan sendi. Dokter akan mengambil contoh cairan sendi dengan suntikan. Lalu cairan itu diperiksa dan diuji untuk menentukan apakah ada inflamasi yang terjadi, atau mungkin rasa sakitnya disebabkan oleh masalah lain seperti asam urat atau infeksi.

Tes Imaging

Tes menggunakan metode imaging atau pencitraan untuk melihat bagaimana rupa dari sendi yang terpengaruh.

  • Sinar X. Tes ini memperlihatkan apakah ada penyempitan ruang di antara tulang-tulang pada sendi. Sinar X juga bisa menunjukkan jika ada tonjolan tulang di sekitar sendi.
  • MRI. Tes MRI menggambarkan secara detail rupa dari tulang dan jaringan halus di sekitarnya, termasuk kartilag.

Hingga saat ini belum ditemukan cara untuk memperbaiki kerusakan yang diakibatkan oleh osteoartritis. Karena itu metode pengobatan yang dimanfaatkan hanya mampu untuk mengendalikan dan memperlambat perkembangan pengapuran sendi dan tulang.

Meski begitu, gejala-gejala osteoartritis seperti rasa sakit, kaku, dan susah bergerak biasanya dapat secara efektif diringankan jika Anda mengikuti saran-saran dari dokter yang berpengalaman. Sering kali pasien diharuskan untuk mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat, melakukan terapi fisik maupun terapi lain, konsumsi obat-obat resep, atau operasi—bergantung pada tingkat keparahan kondisinya.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}