Obat Anti-Inflamasi Alami: 5 Pilihan yang Patut Dimanfaatkan


By Cindy Wijaya

Inflamasi (peradangan) adalah reaksi alamiah tubuh ketika cedera atau infeksi, yang seringnya menyebabkan kemerahan, bengkak, sakit, panas, atau hilangnya fungsi di bagian tubuh yang terkena. Meski menimbulkan gejala tak mengenakkan, sebenarnya inflamasi penting dalam proses pemulihan fungsi tubuh itu. Tapi inflamasi yang berlangsung lama bisa menjadi masalah kronis, sehingga perlu dibantu diatasi. Anda bisa membantu mengatasinya dengan pilihan obat anti-inflamasi alami dalam artikel ini.

Bahan-bahan yang berasal dari alam telah digunakan selama ratusan hingga ribuan tahun untuk meredakan nyeri. Obat herbal jadi makin populer karena dianggap sebagai alternatif yang aman dari efek samping. Namun tidak semua obat alami yang diklaim bagus benar-benar bermanfaat sebagai anti-inflamasi alami.

Dalam artikel ini akan dikupas berbagai pilihan herbal atau sumber alam lain yang telah diteliti dan dibuktikan punya potensi menjadi obat anti-inflamasi alami.

Omega-3 EFA (Minyak Ikan)

Penelitian telah mendapati bahwa asam lemak omega-3 merupakan salah satu agen anti-inflamasi alami yang paling efektif.  Setelah ditemukan bahwa inflamasi pembuluh darah adalah penyebab dasar penyakit jantung koroner, maka suplemen ikan dan minyak ikan kini direkomendasikan untuk pencegahan penyakit itu.

Negeri-negeri yang masyarakatnya banyak mengonsumsi ikan juga punya angka kejadian penyakit neurodegeneratif dan depresi yang lebih rendah.

Dasar biologis untuk efektivitas minyak ikan dalam mengobati radang sendi telah didokumentasikan dengan baik dalam banyak studi klinis.

Bahan aktif dalam minyak ikan, yaitu EPA dan DHA, meningkatkan konversi COX menjadi prostaglandin E3. Agen anti-inflamasi alami itu, prostaglandin E3, dengan baik menghambat efek konversi asam arakidonat menjadi prostaglandin E2, zat yang sangat inflamasi. Prostaglandin E3 juga menghambat sintesis TNF-α dan IL-1b, keduanya merupakan sitokin inflamasi.

EPA dan DHA dapat menghambat jalur 5-LOX, yang mengubah asam arakidonat menjadi leukotrien inflamasi, dengan penghambatan yang juga baik. Ketika EPA dan DHA dimasukkan ke dalam membran sel kondrosit kartrid artikular, terjadi penurunan ekspresi dan aktivitas enzim aggrecanase pendegradasi proteoglikan.

Omega-3 EFA, yang terdapat pada minyak ikan, dapat secara langsung mengurangi enzim degeneratif, aggrecanase dan matriks metaloproteinase, serta IL-1, TNF-α, dan COX-2, untuk mengurangi peradangan pada tulang rawan sinovial.

Sebuah penelitian pada 250 pasien penyakit cakram servikal dan lumbar, yang mengonsumsi OAINS, mengungkapkan bahwa 59% dari mereka dapat menggunakan suplemen minyak ikan sebagai obat anti-inflamasi alami pengganti OAINS. Dosis yang dianjurkan adalah total 1,5 – 5 gram EPA dan DHA per hari, diminum bersama makanan.

Efek sampingnya jarang terjadi, misalnya steatorrhea (kelebihan lemak pada feses) dan bersendawa sesekali jika suplemen tidak diminum dengan makanan. Dan biasanya orang minum obat antikoagulan tidak boleh mengonsumsi omega-3 EFA karena dapat memperbesar risiko perdarahan.

Curcumin (Kunyit)

Curcumin berasal dari kunyit, yang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional India dan Tiongkok sebagai agen anti-inflamasi alami, obat gangguan pencernaan, dan untuk mengobati luka. Beberapa uji klinis telah menunjukkan efek antioksidan, anti-inflamasi, dan antineoplastik pada curcumin.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa curcumin mungkin berkhasiat dalam pengobatan fibrosis kistik karena efek anti-inflamasinya.

Curcumin diketahui dapat menghambat peradangan dengan menekan NF-kB, membatasi berbagai aktivator NF-kB serta membendung ekspresinya.

Curcumin juga telah direkomendasikan sebagai pengobatan untuk radang usus besar, penyakit neurodegeneratif kronis, radang sendi, hingga kanker. Selain itu, bahan alami ini mengatur aktivitas sebagian enzim dan sitokin dengan menghambat COX-1 dan COX-2.

Kebanyakan penelitian sampai saat ini dilakukan pada hewan, tetapi mengingat penggunaan curcumin yang sudah berabad-abad, serta aktivitasnya yang sekarang ditunjukkan dalam jalur inflamasi NF-kB, COX-1, dan COX-2, maka curcumin memang berpotensi sebagai obat anti-inflamasi alami untuk alternatif OAINS.

Dosis standar untuk konsumsi bubuk kunyit adalah 400 – 600 mg, diminum 3 kali sehari. Efek sampingnya sedikit, tapi dalam jangka panjang dapat menimbulkan sakit perut, dan dalam kasus yang eskterm, tukak lambung bisa terjadi jika dosisnya sangat tinggi. Orang yang minum obat antikoagulan atau non-steroid dosis tinggi juga harus hati-hati dengan konsumsi curcumin.

Noni Juice (Jus Buah Mengkudu)

Noni Juice telah terbukti dapat mengobati berbagai gangguan kesehatan. Dalam hal mengatasi inflamasi, sebuah penelitian menyelidiki efek jus buah Mengkudu (Noni Juice) dalam pengobatan subyek dengan penyakit radang usus yang berkaitan dengan inflamasi.

Didapati bahwa konsumsi Noni Juice menyebabkan penurunan aktivitas myeloperoxidase dan sitokin inflamasi utama, TNF-α dan IFN-γ, juga diamati di usus.

Secara keseluruhan,  pengobatan dengan Noni Juice dianggap efektif dalam mengendalikan perkembangan dan perburukan penyakit. Hasil penelitian ini dapat menjadi bukti tambahan bahwa buah Mengkudu merupakan sumber anti-inflamasi alami yang besar potensinya untuk mengatasi perkembangan penyakit inflamasi, seperti penyakit radang usus.

Dosis yang disarankan untuk minum Noni Juice adalah 30 ml, diminum 2 kali sehari, biasanya 30 menit sebelum sarapan dan 30 menit sebelum makan malam.

Teh Hijau

Teh hijau telah lama dikenal mempunyai efek pencegahan kardiovaskular dan kanker karena sifat antioksidannya. Penggunannya sebagai obat anti-inflamasi alami dalam pengobatan artritis telah diakui.

Teh hijau mengandung senyawa polifenol yang disebut katekin, dan epigallocatechin-3 gallate adalah katekin yang paling melimpah dalam teh hijau. Epigallocatechin-3 gallate (EGCG) menghambat pelepasan proteoglikan yang diinduksi IL-1 dan degradasi kolagen tipe 2 pada eksplan tulang rawan.

Dalam model in vitro manusia, bahan alami juga menekan IL-1b dan melemahkan aktivasi faktor transkripsi NF-kB. Teh hijau juga menghambat aggrecanases yang menurunkan fungsi tulang rawan.

Penelitian pada teh hijau kini memperlihatkan adanya efek anti-inflamasi dan kondroprotektif. Selain itu, penelitian juga mencatat bahwa peningkatan konsumsi teh hijau di Asia mungkin akan menimbulkan manfaat kardiovaskular, neuroprotektif, dan pencegahan kanker yang signifikan.

Rekomendasi umum untuk minum teh hijau ialah 3 – 4 cangkir per hari. Sedangkan dosis umum untuk ekstrak teh hijau adalah 300 – 400 mg. Namun teh hijau dapat menyebabkan iritasi lambung pada sebagian orang.

Capsaicin (Cabai)

Kandungan dalam cabai yang memberinya rasa pedas, yaitu capsaicin, menimbulkan efek kebas anestesi yang sangat selektif dengan menyebabkan degenerasi ujung saraf nosiseptif sensitif capsaicin yang dapat menghaslikan peningkatan ambang nosiseptif yang signifikan dan tahan lama.

Capsaicin berpotenfi mengaktifkan reseptor transien potensial vanilloid 1, yang merupakan reseptor utama yang mendasari nosiseptif. Ini juga menghambat NF-kB, sehingga menghasilkan efek anti-inflamasi. Capsaicin dapat menyebabkan rasa panas menyengat jika bersentuhan dengan daging manusia, dan juga pada saluran pencernaan.

Meski begitu, capsaicin jarang digunakan sebagai obat anti-inflamasi alami yang tunggal, melainkan dicampur bersama obat anti-artristik alami lain. Sekarang tersedia formulasi capsaicin topikal (obat luar) untuk mengobati neuralgia pasca-herpes. Manfaat-manfaat lainnya telah dipelajari, termasuk untuk neuropati perifer dan nyeri muskuloskeletal kronis.

Kesimpulan tentang Obat Anti-Inflamasi Alami

Respons alami tubuh kita terhadap cedera membuat timbulnya rasa sakit, pembengkakan, dan kemerahan, yang semuanya berkaitan dengan peradangan (inflamasi). Untuk mengurangi gejala-gejala itu, kita biasa menggunakan obat anti-inflamasi seperti OAINS yang meskipun efektif bisa memiliki efek samping yang berbahaya, termasuk tukak lambung dan yang jarang terjadi, serangan jantung atau stroke.

Selama berabad-abad, bahan-bahan anti-inflamasi alami telah digunakan untuk mengendalikan proses inflamasi alami dalam tubuh, dan sering kali punya efek samping lebih sedikit daripada OAINS. Dalam artikel ini telah dibahas 4 pilihan obat anti-inflamasi alami yang sudah diselidiki secara ilmiah oleh para ahli.

Semoga salah satu obat alami tersebut dapat Anda manfaatkan dan bisa membantu kesehatan Anda. Demikianlah artikel ini yang mengupas tentang obat anti-inflamasi alami. Temukan ulasan-ulasan menarik lain seputar kesehatan dan pemanfaatan herbal hanya di Deherba.com.

Sumber

Sumber Referensi:

Maroon, J. C., Bost, J. W., & Maroon, A. (2010). Natural anti-inflammatory agents for pain relief. Surgical neurology international, 1, 80. URL: https://doi.org/10.4103/2152-7806.73804

Coutinho de Sousa B, Reis Machado J, da Silva MV, et al. Morinda citrifolia (Noni) Fruit Juice Reduces Inflammatory Cytokines Expression and Contributes to the Maintenance of Intestinal Mucosal Integrity in DSS Experimental Colitis. Mediators Inflamm. 2017;2017:6567432. URL: https://doi.org/10.1155/2017/6567432

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}