Inflamasi Sebenarnya Penting untuk Proses Penyembuhan


By Cindy Wijaya

Inflamasi (peradangan) terlihat dari keluhan berupa rasa sakit, kemerahan, sensasi panas, dan pembengkakan di salah satu area tubuh. Ini sebenarnya adalah upaya alami tubuh untuk melindungi dirinya; dengan tujuan menghilangkan rangsangan-rangsangan berbahaya, termasuk sel-sel yang rusak, iritasi, atau patogen; lalu memulai proses penyembuhan.

Ketika sesuatu yang berbahaya atau mengiritasi memengaruhi bagian tubuh Anda, ada semacam respon biologis yang mencoba untuk menyingkirkannya. Nah, tanda-tanda inflamasi, khususnya yang akut (terjadi tiba-tiba), menunjukkan bahwa tubuh sedang berupaya menyembuhkan dirinya sendiri.

Inflamasi tidak sama dengan infeksi, meskipun kadang kala infeksi bisa menyebabkan inflamasi. Infeksi disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur, sedangkan inflamasi adalah respon alami tubuh terhadap infeksi.

Artikel ini akan menjelaskan informasi mengenai proses inflamasi secara garis besar. Ingatlah bahwa informasi ini tidak ditujukan untuk digunakan sebagai bahan untuk mendiagnosis diri sendiri, Anda tetap perlu periksa ke dokter jika mengalami gejala-gejala yang mengkhawatirkan.

Pengertian Inflamasi

Sebagaimana sudah dijelaskan, inflamasi (peradangan) adalah bagian dari respon sistem kekebalan tubuh. Respon ini khususnya bermanfaat pada waktu jaringan-jaringan tubuh membutuhkan perawatan serta perlindungan, misalnya sewaktu ada bagian-bagian tubuh yang cedera.

Tetapi kadang-kadang inflamasi bisa berkembang menjadi sedemikian parah sehingga dapat menyebar dengan sendirinya. Pada akhirnya, tercipta respon inflamasi baru sebagai tanggapan terhadap inflamasi yang sudah ada tersebut.

Kasus penumpukan plak pada penyakit jantung koroner berkaitan dengan inflamasi. Para ilmuwan dari Stanford University mengaitkan 25 area genetik baru dengan penyakit jantung koroner. Mereka mendapati bahwa para pengidap penyakit ini kemungkinan besar memiliki penyakitnya karena mereka punya varian-varian gen yang terkait dengan inflamasi.

Inflamasi Membantu Penyembuhan Luka

Reaksi langsung kita ketika ada pembengkakan adalah berupaya untuk mengempiskannya. Tanamkan dalam pikiran bahwa inflamasi adalah bagian penting dari upaya tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri, maka pasien dan dokter harus memastikan bahwa perawatan mengempiskan bengkak haruslah tidak mengganggu atau memperlambat proses penyembuhan.

Inflamasi diawali dengan tahap ‘iritasi’, dimana keadaan tersebut kemudian berkembangan menjadi tahap ‘inflamasi’. Kemudian inflamasi diikuti dengan tahap pembentukan nanah. Lalu ada tahap granulasi, yakni pembentukan jaringan massa-massa bulat kecil di jaringan selama masa penyembuhan.

Inflamasi adalah bagian dari respon biologis tubuh terhadap rangsangan berbahaya. Tanpa inflamasi, maka infeksi dan luka tidak akan bisa sembuh.

Para ahli saraf di Lerner Research Institute, mendapati bahwa inflamasi sebenarnya membantu memulihkan jaringan otot yang mengalami kerusakan. Temuan ini bersebrangan dengan bagaimana para atlit yang cedera biasanya dirawat—dokter selalu mencoba mengendalikan inflamasi guna mempercepat penyembuhan.

Para ahli saraf ini mengatakan bahwa temuan mereka mungkin bisa mengarah kepada terapi-terapi perawatan baru untuk menangani cedera otot yang disebabkan kerusakan, obat-obatan, bahan kimia, dan trauma.

Lan Zhou, M.D., Ph.D., menyatakan bahwa para pasien harus benar-benar dipantau sewaktu menjalani terapi untuk mengatasi inflamasi guna memastikan bahwa manfaat-manfaat inflamasi tidak sepenuhnya disingkirkan.

Inflamasi Adalah Bagian dari Imunitas Bawaan Kita

Imunitas bawaan (kekebalan bawaan) adalah sesuatu yang sudah dimiliki tubuh sejak lahir, dan bukan imunitas adaptif yang kita dapatkan setelah mengalami infeksi atau vaksinasi. Imunitas bawaan biasanya bereaksi secara merata terhadap segala jenis patogen, sedangkan imunitas adaptif secara spesifik bereaksi terhadap satu patogen.

Contoh dari imunitas hanya terhadap satu jenis patogen adalah imunitas yang dibentuk oleh vaksin batuk rejan. Setelah menjalani vaksinasi untuk penyakit batuk rejan (pertussis), tubuh mengembangkan kekebalan terahdap Bordetella pertussis atau Bordetella parapertussis, jenis bakteri penyebab pertussis.

Kekebalan yang diperoleh melalui vaksinasi adalah imunitas adaptif karena tidak dimiliki seseorang sejak lahir. Sedangkan inflamasi dapat dianggap sebagai bagian mekanisme dari imunitas bawaan yang telah ada semenjak lahir.

Perbedaan antara Inflamasi Kronis dan Inflamasi Akut

Inflamasi akut terjadi dengan cepat, juga cepat berkembang menjadi parah. Tanda dan gejala dari inflamasi ini hanya terlihat selama beberapa hari, tetapi ada kasus-kasus dimana gejalanya terus ada hingga berminggu-minggu.

Contoh dari penyakit dan kondisi kesehatan yang dapat menimbulkan proses inflamasi akut adalah: Bronkitis akut, kuku kaki tumbuh dan menusuk ke dalam kulit, radang tenggorokan karena pilek atau flu, luka atau goresan di kulit, olahraga (terutama olahraga berat), apendisitis akut, dermatitis akut, tonsilitis akut, meningitis infektif akut, sinusitis akut, serta luka akibat dipukul.

Inflamasi kronis terjadi dalam jangka panjang yang bisa berlangsung selama beberapa bulan, bahkan bertahun-tahun. Penyebab inflamasi kronis antara lain:

  • Kegagalan tubuh untuk menyingkirkan penyebab-penyebab inflamasi akut
  • Respon autoimun terhadap antigen sendiri—sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan sehat karena mengira mereka sebagai patogen berbahaya.
  • Suatu iritasi kronis intensitas rendah yang sudah ada cukup lama.

Contoh dari penyakit serta kondisi kesehatan yang disertai inflamasi kronis antara lain: Asma, tukak lambung kronis, tuberkulosis, radang sendi, periodontitis kronis, penyakit Crohn, sinusitis kronis, dan hepatitis aktif kronis.

Infeksi, luka, dan kerusakan apa pun pada jaringan tubuh tidak akan dapat pulih jika tanpa inflamasi. Jaringan akan terus menerus mengalami kerusakan karena patogen maupun rangsangan berbahaya lainnya tidak disingkirkan, lalu pada akhirnya organ-organ tubuh satu per satu akan rusak.

Akan tetapi, inflamasi kronis yang dibiarkan bisa menyebabkan beberapa penyakit dan masalah kesehatan, termasuk kanker-kanker tertentu, rheumatoid artritis, aterosklerosis, periodontitis, dan hay fever. Oleh karena itu, walaupun berguna, namun proses inflamasi tetap perlu dikendalikan dengan baik.

Pada waktu menangani kasus inflamasi, pasien dan dokter perlu mengingat bahwa inflamasi adalah bagian dari proses penyembuhan. Kadang-kadang mereka perlu mengurangi inflamasi, tetapi adakalanya proses ini tidak perlu dikendalikan. Jadi para ahli kesehatan harus benar-benar memastikan jenis inflamasi yang akan ditangani sebelum memulai perawatan.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}