Membuka Mitos dan Fakta Penyakit Kanker Kulit

DITULIS OLEH:
Nurul Kuntarti 

Juli 4, 2018


Kebanyakan dari kita akan berpikir soal kecantikan ketika mulai berbicara soal kulit. Dan itu pula sebabnya, beberapa kalangan pria sepenuhnya abai soal kesehatan kulit, karena menganggap urusan kesehatan kulit adalah urusan wanita. Tanpa menyadari sedekat apa mereka dengan ancaman penyakit kanker kulit.

Kita tidak melihat kulit sebagaimana kita melihat jantung atau hati kita. Seakan tidak akan ada ancaman di sekitar kita yang dapat berkembang menjadi penyebab penyakit serius, termasuk sebagai faktor penyebab kanker kulit.

Tidak hanya itu, penyakit kanker kulit adalah salah satu jenis kanker yang acapkali dipandang sebelah mata. Juga dianggap bukan ancaman yang serius. Bermunculan mitos mitos penyakit kanker kulit yang menyesatkan dan membuat orang menyepelekan penyakit ini.

Kita akan mencoba membahas kondisi tersebut. Kita akan coba kuak kebenaran dari beberapa mitos penyakit kanker kulit tersebut dan melihat apa sebenarnya kebiasaan buruk yang tanpa kita sadar menjadi faktor penyebab kanker kulit.

Penyakit Kanker Kulit Adalah:

Berdasar data dari Skin Cancer Foundation, kanker kulit adalah jenis pertumbuhan sel kulit yang abnormal dan tidak terkendali. Ini terbentuk dari proses kerusakan DNA sel kulit dan memicu terbentuknya mutasi.

Mutasi ini menyebabkan sel kulit membentuk perubahan pigmentasi, mendorongnya tumbuh dan membelah diri lebih masif hingga melebihi standar yang seharusnya. Sel kanker kulit adalah jenis sel yang cukup agresif, akan tumbuh dengan cukup pesat (proliferasi) dan tidak memiliki kemampuan untuk mematikan diri (inhibit apoptosis)

Kanker kulit adalah pertumbuhan sel ganas pada lapisan kulit. Sifat keganasan ini membuat kanker kulit adalah salah satu jenis kanker yang perlu diwaspadai.

Karena sel kanker pada jaringan kulit dapat menyebabkan kerusakan pada sistem sensorik kulit, sistem kelenjar minyak hingga fungsi proteksi kulit dan tidak menutup kemungkinan efek fatal hingga kematian.

Menurut The American Academy of Dermatology Association, kanker kulit terbagi dalam 3 jenis, yakni kanker basal sel yang terbentuk pada jaringan sel dibawah lapisan epidermis kulit, kanker squamous sel yang terbentuk pada bagian atas epidermis kulit dan melanoma yang terbentuk pada sel pembentuk pigmen kulit.

Mengenali keberadaan kanker kulit adalah perihal yang cukup kompleks. Kadang tanda kanker kulit bisa dengan mudah dikenali. Tetapi tak jarang pula pasien sulit memahami tanda tanda yang muncul.

Tetapi salah satu gejala khas kanker kulit adalah pembentukan noda, luka atau benjolan kecil pada permukaan kulit. Tidak selamanya memang tanda yang muncul adalah gejala kanker kulit. Sejumlah tanda hanya sekedar efek pigmentasi biasa, efek iritasi kulit dan hal hal lainnya.

Tetapi biasanya, bila tanda yang muncul berbentuk tidak simetris, apalagi bila disertai dengan keluarnya semacam cairan atau darah dengan munculnya rasa nyeri, panas atau linu di titik dimana tanda muncul ada baiknya Anda memeriksakan diri.

Mitos Penyakit Kanker Kulit:

Informasi di masyarakat akan bahaya kanker kulit memang jauh lebih sedikit dibandingkan jenis kanker lain. Masyarakat lebih waspada terhadap jenis kanker lain seperti kanker serviks, kanker payudara, kanker paru paru dan kanker hati ketimbang kanker kulit.

Ini melahirkan sejumlah mitos di masyarakat mengenai penyakit kanker kulit. Banyak pemahaman yang salah mengenai penyakit kanker kulit dan menyesatkan pandangan masyarakat umum untuk meremehkan penyakit ini. tanpa menyadari bahwa kanker kulit adalah salah satu jenis kanker yang juga berbahaya.

Kita akan mencoba melihat apa saja mitos mengenai penyakit kanker kulit tersebut dan mencoba membuka kebenarannya. Berikut adalah beberapa mitos penyakit kanker kulit tersebut.

Kanker Kulit Tidak Mematikan

Ini adalah mitos yang paling banyak dipercaya, bahwa kanker kulit tidak mematikan dan jauh lebih ringan dibandingkan dengan jenis kanker lain seperti kanker serviks, kanker rahim, kanker payudara atau kanker paru paru.

Menurut data, jumlah kematian dari kanker cukup tinggi. bahkan prognosis atau kemungkinan bertahan hidup bagi pasien melanoma termasuk rendah. Penyakit kanker melanoma termasuk kanker berbahaya yang sulit terdeteksi dan dengan cepat menyebar.

Tingkat kematian dari kanker melanoma menurut Skin Cancer Foundation mencapai 1 pasien perjam di Amerika. Sedang untuk jenis penyakit kanker kulit non melanoma selama dapat terdeteksi dini, masih memiliki kemungkinan hidup di atas 90%.

Ancaman Kanker Kulit Tidak Tinggi

Ini lagi-lagi kesalah pahaman yang cukup kuat di masyarakat, bahwa kanker kulit bukan ancaman yang serius. Faktanya menurut American Cancer Society, pria di usia di atas 50 tahun memiliki kerentanan mengidap kanker kulit lebih dari kanker lainnya.

Terutama bila mereka termasuk orang yang suka beraktivitas di luar ruangan. Ini karena asumsi bahwa pria cenderung lebih betah berlama lama di luar ruangan dan cenderung enggan mengenakan tabir surya dengan optimal.

Menurut British Journal of Dermatology tahun 2001, mereka yang terpapar efek sinar matahari dan mengalami masalah iritasi kulit berat hingga 5 kali dalam hidupnya akan memiliki resiko penyakit kanker kulit hingga 75% lebih tinggi.

Menurut British Journal of Dermatology tahun 2000, mereka yang menjalankan operasi transplantasi organ, memiliki resiko 100 kali lebih kuat untuk mengidap penyakit kanker kulit Squamous sel dibandingkan masyarakat awam biasa.

Bahkan di Indonesia kanker kulit menjadi kanker terbanyak nomor 9 dari 10 jenis kanker yang paling banyak terdiagnosa. Ini artinya di Indonesia sendiri penyakit ini termasuk kerap dijumpai.

Meski sejumlah pendapat medis mengatakan bahwa orang dengan kadar pigmen tinggi seperti kebanyakan orang Asia cenderung memiliki resiko kanker kulit lebih rendah. Rupanya masalah kadar pigmen yang tinggi tidak mampu sepenuhnya menyelamatkan kita dari kanker kulit.

Menggunakan Tabir Surya Sudah Cukup Melindungi

Diakui dalam Archives of Dermatology tahun 1996, bahwa 90% kasus penyakit kanker kulit non melanoma disebabkan oleh efek sinar matahari. Demikian pula dengan kanker kulit jenis melanoma yang lebih mematikan.

Dan menggunakan tabir surya setidaknya spf 15 akan membantu menurunkan resiko kanker kulit hingga kisaran 40% – 50%. Sebagaimana dijelaskan dalam Journal of the Clinical of Oncology tahun 2011.

Tetapi tidak ada jaminan 100% dengan menggunakan tabir surya Anda terbebas sama sekali dari resiko kanker kulit. Bahkan Anda perlu memastikan telah menggunakan tabir surya dengan tepat untuk mencegah penyakit ini.

Penyakit kanker kulit adalah jenis kanker yang dapat muncul hanya karena Anda 5 kali mengalami efek sunburn atau kulit teriritasi akibat efek sinar matahari. Dan untuk mencegah sunburn, Anda harus memakai tabir surya dengan sangat merata di seluruh bagian kulit yang terbuka.

Pastikan mengulang pemakaian bila Anda terlalu lama berada di luar ruangan, atau telah berkeringat dan basah karena berenang. Pilih jenis tabir surya dengan spf lebih tinggi bilamana memang Anda akan lebih lama di luar ruangan.

Perhatikan pula komponen kimia dalam tabir surya untuk memastikan tidak ada efek karsinogen dalam elemen kimia tabir surya. Karena kesalahan dalam memilih tabir surya juga tak kalah berbahaya untuk kulit Anda. Ancaman tidak melulu disebabkan oleh efek sinar matahari.

Menghitamkan Kulit Adalah Solusi

Beberapa pandangan mengatakan bahwa menghitamkan kulit adalah cara efektif untuk mencegah penyakit kanker kulit. Ini jelas pandangan yang perlu diluruskan. Karena justru beberapa kasus kanker kulit adalah efek dari proses penghitaman kulit ini.

Karena untuk menggelapkan kulit, seseorang harus menjalankan proses yang kita kenal dengan istilah tanning. Tanning akan dilakukan dengan memaparkan kulit terhadap aspek penyebab pigmentasi, yakni sinar UV.

Sementara kulit distimulasi memproduksi pigmen lebih kuat sehingga kulit cepat menghitam. Masalah sinar UV adalah elemen dari efek sinar matahari yang bersifat karsinogen.

Jadi meski benar, proses alami tubuh menghitam adalah bentuk proteksi alami tubuh dari efek kerusakan kulit karena paparan sinar matahari. Faktanya, proses penghitaman justru membuat kulit terpapar sinar UV berlebihan dan meningkatkan resiko penyakit kanker kulit.

Di Amerika, tingkat resiko kanker kulit pada mereka yang melakukan tanning mencapai 76% lebih tinggi dari mereka yang tidak pernah menjalankan proses tanning.

Kanker Kulit Hanya Menyerang Area yang Terkena Sinar Matahari

Lebih dari 87% kasus penyakit kanker kulit memang terjadi pada area yang terbuka dan terpapar langsung efek sinar matahari. Sementara 90% kasus penyakit kanker kulit berkaitan dengan efek sinar matahari.

Tetapi sejumlah area yang kelihatannya tidak terpapar sinar matahari juga bisa mendapatkan imbas dari efek sinar matahari. Atau kerusakan permukaan kulit justru terjadi pada area tersembunyi di lipatan lipatan dan ini tidak berkaitan dengan efek sinar matahari.

Sejumlah kasus penyakit kanker kulit dapat berkembang tanpa berkaitan dengan efek sinar matahari sama sekali. Beberapa bisa dikaitkan dengan paparan zat kimia yang bersifat karsinogen, efek virus dan efek infeksi berkelanjutan.

Seperti kanker kulit sebasea yang muncul pada area kelenjar minyak wajah karena efek peradangan yang memburuk. Kanker sarkoma kaposi terjadi karena efek dari infeksi virus herpes HHV8, penyakit kanker kulit merkel terjadi akibat infeksi berlanjut pada akar folikel rambut, bahkan kanker dapat berkembang pada area dekat zat tanduk seperti dekat kuku.

Lebih Banyak di Dalam Ruangan Maka Tidak Berisiko

Meski diakui 90% kasus penyakit kanker kulit dikaitkan dengan masalah efek sinar matahari. Sebagaimana dijelaskan tidak ada jaminan mereka yang sudah menggunakan tabir surya akan 100% bebas penyakit kanker kulit, maka mereka yang tidak beraktivitas di luar ruangan juga tidak akan bebas 100% dari penyakit kanker kulit.

Beberapa fakta menarik perlu kita lihat di sini, bahwa paparan sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan via jendela juga bisa berbahaya bagi kulit. Sedang mereka yang hidup tanpa paparan sinar matahari akan mengalami gangguan defisiasi vitamin D yang berkaitan dengan daya tahan tubuh terhadap sel kanker.

Selain itu, sebagaimana juga telah dijelaskan di atas, penyebab penyakit kanker kulit sendiri cukup beragam. Efek sinar matahari hanya satu di antaranya. Beberapa faktor penyebab seperti efek infeksi bakteri, virus, hingga efek oksidasi berlanjut dari zat kimia tertentu dapat menyebabkan penyakit kanker kulit.

Menariknya lagi, data lain juga mengungkapkan bahwa 20% kasus kanker kulit squamous sel berkaitan dengan efek sel kulit mati yang tidak terangkat dengan optimal dan menumpuk.

Kulit Gelap Bebas Risiko Kanker Kulit

Sebagaimana asumsi kebanyakan orang bahwa penyakit kanker kulit sepenuhnya disebabkan oleh efek sinar matahari dan proses pigmentasi. Maka sejumlah orang berasumsi pula bahwa mereka dengan kulit gelap tidak memiliki resiko penyakit kanker kulit.

Dijelaskan sebelumnya, efek sinar matahari bukan satu satunya aspek penyebab penyakit kanker kulit. Sehingga masalah kulit dan pigmentasi juga bukan satu satunya aspek yang meningkatkan resiko kanker kulit.

Faktanya menurut Journal of America Academy of the Dermatology tahun 2001, mereka dengan kulit gelap tidak sepenuhnya bebas resiko penyakit kanker kulit. Di Amerika, kasus kanker kulit di kalangan ras afrika memiliki resiko kanker hingga 2% dan kalangan Asia memiliki resiko kanker kulit sekitar 5%.

Pada mereka dengan kulit cenderung gelap ditemukan bahwa penyakit kulit dapat berkembang pada area kulit dengan kadar pigmen lebih rendah seperti pada sekitar telapak tangan dan kaki, sekitar lipatan kulit hingga sekitar kulit kepala.

Pada beberapa kasus yang sangat langka, kanker kulit muncul pada membran mukus di sekitar hidung dalam dan sekitar selangkangan. Ini meningkatkan resiko bagi mereka yang berkulit gelap.

Cuaca Mendung Tidak Perlu Menggunakan Tabir Surya

Di siang hari, baik saat cuaca cerah atau sedang mendung, sinar matahari pada dasarnya sedang memancar dengan maksimal. Cuaca yang mendung membuat sinar matahari tidak dapat mencapai permukaan kulit dengan maksimal. Tetapi tidak lantas membuat sinar matahari menjadi aman bagi kulit.

Di balik tebalnya awan, paparan sinar matahari tak ubahnya dengan saat waktu hari cerah. Dan tidak mustahil efek sinar matahari ini tetap bisa mencapai kulit kita dibalik celah celah awan yang menutup. Jadi, di waktu mendung Anda tetap beresiko terpapar sinar matahari.

Karenanya penting untuk tetap menggunakan tabir surya untuk meredam efek sinar matahari pada kulit. Paparan sinar matahari tidak akan menyebabkan efek pada permukaan kulit Anda.

Ukuran Tahi Lalat Kecil Berarti Tidak Bahaya

Sejumlah besar kasus penyakit kanker kulit ditandai dengan munculnya tanda pada kulit menyerupai tahi lalat. Kesalah pahaman yang lazim terjadi adalah ketika banyak orang beranggapan selama ukuran tahi lalat kecil sama sekali tidak berbahaya.

Beberapa kanker memang tidak muncul dengan massa besar ke permukaan kulit, tetapi membentuk massa ke dalam lapisan kulit. Sehingga selintas hanya muncul tahi lalat berukuran kecil.

Bahkan sejumlah orang mengira dengan menghilangkan tahi lalat yang muncul pada permukaan kulit maka masalah sudah selesai. Pandangan ini juga perlu untuk kita luruskan. Masalahnya bahkan 70% kasus kanker melanoma tidak menghasilkan tahi lalat dan tidak berkaitan pula dengan tahi lalat yang sudah ada.

Kanker kulit adalah penyakit kanker yang tidak selalu menunjukan tanda pada permukaan kulit, sehingga mengangkat tahi lalat di permukaan kulit belum tentu mengatasi seluruh bagian kanker.

Penyakit Kanker Kulit Adalah Ancaman Orang Dewasa

Kami sudah menyampaikan sebelumnya, bahwa pria dengan usia di atas 50 tahun dan memiliki riwayat menyukai aktivitas luar ruangan, memiliki resiko kanker kulit relatif tinggi.

Menurut American Cancer Society, pada wanita usia 55 tahun adalah tahun rentan untuk mengidap kanker kulit. Pada wanita usia ini, penyakit kanker kulit adalah kanker dengan resiko tertinggi ketiga setelah kanker payudara dan kanker tiroid.

Meski demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa kanker kulit juga jenis kanker yang dapat mengancam anak-anak dan balita. Menurut Plastic Reconstructive Surgery Global Open tahun 2017,  penyakit kanker kulit adalah salah satu jenis kanker yang juga dapat dialami oleh anak-anak. Setidaknya 2% – 3% kasus kanker kulit diderita oleh anak-anak.

Perawatan Kulit Ekstra Membuat Anda Bebas Risiko Kanker Kulit

Perawatan kulit selama ini identik dengan konsep kecantikan. Perawatan akan difokuskan untuk mempertahankan kelembaban, mengatasi kulit berminyak, mencerahkan kulit dan lain sebagainya.

Biasanya demi menjalankan perawatan kulit, seseorang akan menggunakan beragam bahan melalui sejumlah langkah seperti masker, perawatan malam dan siang serta langkah langkah ekstra lain seperti dengan penggunaan serum.

Tetapi untuk berasumsi bahwa dengan menjalankan perawatan kulit ekstra akan menurunkan resiko kanker kulit tentu saja akan menjadi pendapat yang terlalu tergesa-gesa.

Perawatan kulit memang akan membantu mengatasi sejumlah keluhan kulit. Termasuk mengatasi infeksi seperti jerawat membandel, mengatasi kerusakan akibat sunburn, mengatasi kulit  menua atau menghitam. Beberapa perawatan membantu mengatasi sejumlah kondisi yang bila diabaikan dapat menyebabkan kanker, tetapi tidak mencegah pembentukan kanker itu sendiri.

Malah sejumlah terapi dapat memicu dan menyebabkan kanker kulit. Seperti sejumlah terapi dengan menggunakan bahan yang bersifat karsinogen. Tentu saja perawatan dengan bahan tersebut akan meningkatkan resiko penyakit kanker kulit.

Penggunaan krim dan serum pencerah juga dapat saja meningkatkan resiko kanker kulit, karena terapi ini mencegah terbentuknya pigmen kulit. Kulit akan lebih sensitif terhadap sinar matahari karena ketika terpapar sinar matahari, kulit tidak mampu membentuk pigmen dengan optimal.

penyakit kanker kulit - kanker kulit adalah - efek sinar matahari
Sumber: Huffingtonpost

Kita memahami kebenaran dan sejumlah mitos mengenai penyakit kanker kulit yang banyak dipercaya orang. Penting bagi kita memahami apa saja mitos mitos yang beredar dan apa kebenaran di baliknya.

Karena ini akan memandu kita mencegah kanker kulit. Karena pada dasarnya, kanker kulit adalah salah satu jenis kanker yang sangat mudah pencegahannya.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Nurul Kuntarti seorang seorang sarjana ekonomi yang menemukan hasratnya dalam bidang kesehatan sejak memiliki putri pertamanya. Keinginan untuk terus memahami dunia kesehatan dilanjutkan dengan mengabdikan diri dalam dunia tulis-menulis di bidang kesehatan, untuk terus menghasilkan artikel-artikel kesehatan yang akurat, kredibel, dan bermanfaat. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}