Kita hidup dalam dunia penuh toksin, ini adalah fakta yang tentu tidak terelakan. Untuk itu, kita kemudian mengenal konsep detoksifikasi. Yakni cara untuk membersihkan diri dari toksin dari dalam tubuh. Dan rupanya, detoksifikasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan fungsi yodium.
Inilah pendekatan yang akan kita ulas lebih lanjut saat ini. Bagaimana cara kerja manfaat yodium ini dalam menjalankan fungsi detoksifikasi. Dan bagaimana efek dari kekurangan yodium terhadap tubuh.
Apa Yodium Sebenarnya?
Yodium merupakan senyawa mineral yang berada alami pada alam. Banyak ditemukan dalam sejumlah bahan makanan dan dibutuhkan oleh tubuh. Terdapat manfaat yodium yang cukup krusial untuk memastikan fungsi tubuh berjalan dengan baik.
Kebanyakan dari kita sekedar mengetahui manfaat yodium untuk anti septik pada luka dan membantu mencegah penyakit gondok. Padahal masalah kekurangan yodium dapat berakibat efek kompleks pada tubuh.
Fungsi yodium bekerja pada sejumlah fungsi organ. Senyawa kimia yang mudah larut dalam air ini bekerja pada sistem imunitas, endokrin dan kinerja otak. Bekerja pula pada fungsi detoksifikasi. Dan inilah yang kemudian dapat menjadi benang merah yang mengaitkan yodium dengan kanker.
3 Manfaat Yodium untuk Detoksifikasi
Ada setidaknya 3 fungsi yodium dalam melakukan detoksifikasi pada tubuh. dan 3 cara detoksifikasi yang dilakukan oleh yodium dapat dijabarkan sebagai berikut.
Manfaat Yodium untuk Mengatasi Efek Toksin Metal Halida
Sejumlah toksin yang berbahaya dengan mudah masuk kedalam tubuh kita, termasuk jenis toksin metal halida. Kita mungkin asing dengan istilah metal halida. Tetapi Anda akan cukup familier dengan sejumlah senyawa kimia seperti fluorida, bromida dan klorin.
Ini merupakan senyawa kimia yang sangat mudah Anda temukan pada pasta gigi yang sehari-hari Anda gunakan, hingga pada air yang sehari-hari Anda gunakan untuk minum dan mandi.
Bahaya Senyawa Metal Halida
Dalam kadar kecil sebenarnya senyawa metal halida tidak berbahaya. Sejumlah pakar juga melihat senyawa fluorida justru baik untuk kesehatan gigi. Hanya saja, dalam kadar berlebihan senyawa ini berbahaya karena memiliki efek terhadap fungsi endokrin.
Gangguan pada fungsi endokrin ini akan mengakibatkan gangguan pada fungsi metabolisme dan juga menyebabkan fungsi reproduksi turut terganggu. Menyebabkan tubuh lebih mudah lelah hingga gangguan kesuburan.
Mereka dengan masalah kelebihan senyawa metal halida dalam tubuh juga rentan untuk mengalami gangguan pada alat reproduksi seperti kista pada ovarium, fibroid pada rahim, kista fibroid pada payudara hingga kanker pada rahim, ovarium, payudara dan prostat.
Metal halida memiiki efek buruk terhadap kinerja kelenjar dengan mengeluarkan komponen yodium di dalamnya. Sementara untuk bekerja dengan baik, setiap fungsi kelenjar ini membutuhkan peran yodium. Hal tersebut dijelaskan dalam Handbook on toxicity of inorganic compounds tahun 1988.
Di sisi lain, metal halida memiliki kemampuan membentuk senyawa xenoestrogen. Ini adalah senyawa mimik atau peniru dari estrogen alami. Hanya saja xenoestrogen memiliki kecenderungan bekerja negatif pada tubuh dan memiliki sifat merusak. Ini yang memicu mudahnya pasien mengalami gangguan pada payudara dan reproduksi.
Dan terdapat manfaat yodium untuk melakukan fungsi detoksifikasi pada senyawa metal halida. Karena yodium adalah senyawa yang bekerja melemahkan metal halida. Semakin tinggi kadar yodium dalam darah semakin lemah kekuatan metal halida dalam tubuh. Ini membuatnya demikian mudah untuk larut terbuang pada sistem produksi urin.
Di sisi lain, menambahkan asupan yodium ke dalam tubuh sudah tentu akan membantu mengganti yodium yang keluar dari dalam kelenjar. Sehingga akan mengembalikan fungsi kelenjar.
Yodium juga terbukti  efektif mengatasi pembentukan xenoestrogen dan efek dari xenoestrogen, sebagaimana dijelaskan pula dalam The Journal Hormones and Cancer tahun 2010.
Yodium Membantu Proses Detoksifikasi Elemen Metal Berat
Manfaat yodium lain adalah membantu proses detoksidikasi sejumlah elemen metal berat macam merkuri, kadmium dan alumunium. Fungsi yodium akan bekerja sebagai elemen pengurai bagi komponen ion dari logam berat.
Dengan bantuan yodium maka meta berat ini akan terurai dan lebih mudah untuk dikeluarkan oleh tubuh. yodium akan memecah komponen atom dari metal sehingga pecah menjadi partikel mikro.
Dalam prakteknya sejumlah pengobatan modern melihat adanya potensi yodium sebagai terapi untuk mengatasi masalah neurotoksin. Ada kaitan kuat antara yodium, kemampuan hormon tiroid dan proses penguraian metal berat sebagaimana dijelaskan dalam Enviromental Health Perspectives tahun 2013.
Fakta lain yang dijelaskan dalam Royal Society of Chemistry dijelaskan bahwa yodium memiliki manfaat untuk mengikat alumunium, membentuk senyawa baru alumunium iodida yang memudahkan senyawa logam berbahaya ini keluar dari dalam tubuh.
Dalam beberapa pandangan pakar modern juga ditemukan adanya potensi dari yodium sebagai penawar efek keracunan logam pada mereka yang bekerja pada lingkungan dengan kadar logam tinggi, baik pada air, tanah maupun udara.
Yodium Meningkatkan Kinerja Hati dan Ginjal
Sistem detoksifikasi tubuh alami dikendalikan oleh sejumlah bagian penting tubuh, termasuk hati, ginjal, sistem kelenjar tiroid, sistem limfosit dan kulit. Dan yang mungkin cukup menarik di sini, ternyata fungsi yodium berperan sangat besar pada setiap bagian tubuh tersebut.
Menurut Monthly Journal of the Association of Physicians tahun 2002, ada kaitan erat antara sistem kerja tiroid dan hati dan yodium adalah bagian penting dalam kaitan tersebut.
Dijelaskan bahwa salah satu hormon yang diproduksi dalam tiroid, yakni hormon tiroksin dihasilkan dari proses pengolahan molekul yodium. Tetapi untuk menjadi aktif, dibutuhkan stimulan bernama triiodotironin yang dihasilkan oleh liver. Dan peran yodium yang akan membantu senyawa hormon ini mencapai hati serta menyatukan dua komponen pembentuk hormon ini menyatu.
Dijelaskan pula bahwa ketika kadar yodium dalam tubuh menurun dan produksi hormon tiroid menurun atau pasien mengalami hipotiroidisme, maka pasien tersebut juga akan rentan mengalami gangguan ginjal.
Menurut data the Indian Journal of Endocrinology and Metabolism tahun 2012, dijelaskan bahwa penurunan metabolisme karena efek hipotiroidisme akan menurunkan fungsi ginjal.
Menurut data lain penerapan terapi kesehatan kulit dari manfaat yodium juga telah lama dikenal. Yodium baik sebagai antiseptik untuk kulit yang luka dan mencegahnya menjadi infeksi. Garam juga akan meningkatkan hidrasi kulit dan mencegah terjadinya efek keriput.
Semakin baik fungsi dari seluruh bagian tubuh ini, maka fungsi detoksifikasi akan berjalan dengan optimal. Dan akan lebih efektif menurunkan kadar toksin dan radikal bebas dari dalam tubuh.
Manfaat Yodium untuk Kanker
Masalah yodium kerap kali menjadi masalah tersembunyi yang kerap kali tidak disadari. Kebanyakan orang abai dengan fakta tingginya kemungkinan seseorang mengalami masalah kekurangan yodium.
Sejumlah orang beranggapan bahwa dengan mengonsumsi garam itu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan yodium. Padahal banyak orang yang bahkan kini terpaksa hidup dengan mengurangi garam karena aspek penyakit seperti pengidap tekanan darah tinggi.
Dan satu fakta menarik yang belakangan terkuak bahwa ternyata sebagian dari yodium dari garam menguap apabila kemasan sudah dibuka. Artinya ketika garam Anda biarkan dalam wadah dengan lubang terbuka, maka sebagian komponen yodium di dalamnya sebenarnya sudah hilang.
Di sisi lain, dalam banyak kondisi yodium yang diperoleh dari garam saja kerap kali tak mampu mencukupi kebutuhan yodium tubuh. Karena sifat yodium yang mengikat dan membantu proses pembuangan elemen metal dari dalam tubuh.
Mau BEBAS dari SAKIT dengan herbal yang tepat? KONSULTASI GRATIS klik tombol WhatsApp ini:
WHATSAPP SEKARANGTidak menutup kemungkinan, kadar toksin dan elemen metal dalam darah relatif tinggi sehingga menarik terlalu banyak yodium keluar dari dalam tubuh. Kondisi ini akan menyebabkan seseorang mengalami kekurangan kadar yodium.
Padahal manfaat yodium bukan berhenti hanya pada urusan detoksifikasi belaka. Fungsi yodium sangat besar bagi tubuh. Dan sejumlah fungsi yodium tersebut dapat dikaitkan dengan masalah kanker. Itulah sebabnya sejumlah pakar kemudian melihat betapa pentingnya memastikan tubuh kita mendapatkan cukup yodium.
Lalu apa saja sebenarnya manfaat yodium yang dapat dikaitkan dengan masalah kanker?
Fungsi Yodium dalam Sistem Imunitas
Yodium memiliki peran sangat besar pada fungsi imunitas. Menurut Journal of Nutrition tahun 2009, fungsi kelenjar tiroid dan sistem limfosit memiliki keterikatan tinggi dengan asupan yodium.
Tubuh membutuhkan yodium untuk membentuk perlawanan terhadap infeksi. Sifatnya sebagai antiseptik melemahkan bakteri, bahkan virus yang masuk menyerang tubuh.
Karena untuk membentuk sejumlah hormon kelenjar tiroid sangat membutuhkan fungsi yodium. Di sini sejumlah molekul yodium akan menjadi elemen dasar dari hormon-hormon tersebut.
Beberapa di antaranya berperan besar dalam fungsi imunitas dan sisanya akan bekerja signifikan pada sistem metabolisme. Untuk Anda pahami, sistem imunitas yang baik juga bergantung pada sistem metabolisme yang berjalan baik.
Dijelaskan bahwa kecukupan yodium akan membantu menyeimbangkan kondisi elektrolit dalam tubuh. Kondisi yang akan sangat penting untuk membentuk lingkungan yang tidak nyaman bagi mikroba hidup.
Mereka dengan masalah kekurangan yodium cenderung rentan mengalami infeksi dan mudah pula mengembangkan masalah peradangan. Sementara itu, peradangan kerap kali menjadi awal dari pembentukan sel abnormal yang mengarah pada kanker.
Manfaat Yodium untuk Sistem Hormonal
Fungsi yodium lain yang utama adalah perannya dalam kinerja endokrin. Kekurangan yodium akan sangat mempengaruhi produksi hormonal dan juga mengganggu keseimbangan hormonal dalam tubuh.
Sejumlah temuan membuktikan bahwa kekurangan yodium dapat memicu gangguan pada produksi hormon seksual, mendorong pembentukan xenoestrogen yang destruktif dan menyebabkan pria kesulitan memproduksi cukup testosteron.
Ini adalah masalah yang perlu dicermati, mengingat xenoestrogen memiliki pengaruh cukup besar merusak sel-sel pada sejumlah organ endokrin. Xenoestrogen adalah penyebab terbentuknya kanker rahim (uterus) dan kanker payudara.
Dan lebih dari itu, sejumlah yodium mempengaruhi proses regenerasi sel dari jaringan dalam sejumlah organ endokrin seperti prostat, payudara, ovarium, uterus hingga tiroid.
Ketika kadar yodium tidak mencukupi, manfaat yodium dalam proses regenerasi sel tidak berjalan maksimal. Hasilnya, sel-sel pada jaringan organ endokrin tersebut tidak dapat melakukan fungsi regenerasi dengan baik.
Ada kaitan kuat antara kasus fibrosis dan kista dengan masalah kekurangan yodium. Fungsi yodium yang tidak optimal memicu sel berkembang abnormal dan membentuk jaringan-jaringan pra kanker tersebut.
Fungsi Yodium sebagai Stimulan Apoptosis
Secara alami sebenarnya tubuh memiliki sistem proteksi terhadap sel-sel abnormal. Ketika induk sel membaca terbentuknya sel abnormal dalam tubuh otomatis sel akan diperintahkan untuk mematikan dirinya sendiri. Ini mencegah sel abnormal berkembang lebih masif dan agresif. Kemampuan mematikan diri sendiri ini disebut kemampuan apoptosis.
Dan ada manfaat yodium untuk membantu terjadinya reaksi apoptosis. Fungsi yodium akan meningkatkan kepekaan reseptor imunitas tubuh dan mendorong sel T, sel B dan sistem natural killer (Sel NK) untuk lebih agresif menyerang sel abnormal.
Kemampuan fungsi yodium sebagai detoksifikasi, anti oksidan dan sebagai stimulan apoptosis dijelaskan dalam Journal of Thyroid tahun 2013.
Kekurangan Yodium dan Resiko Kanker
Menurut pakar Kanker, Max Gerson, yang juga merupakan pencipta protokol pengobatan kanker alternatif, gerson terapy, kekurangan yodium bisa memiliki kaitan erat dengan kanker.
Dikatakan ada peran manfaat yodium yang cukup besar pada sistem pencernaan. Sehingga kekurangan yodium akan meningkatkan resiko kanker perut termasuk kanker usus, kanker lambung dan kanker pankreas serta kanker hati.
Sedang di Jepang terbukti resiko kanker payudara akan relatif rendah pada mereka yang mengonsumsi cukup yodium. Sedang di beberapa negara dengan pola makan rendah yodium, ditemukan tingginya resiko kanker prostat.
Pada temuan lain, dijelaskan bahwa bahwa mereka dengan masalah kekurangan asupan yodium juga memiliki resiko tinggi mengidap kanker tiroid , kanker ginjal dan kanker ovarium. Dalam skala tertentu, gangguan keseimbangan bisa muncul relatif awal dari kebanyakan yang lain.
Dimana Mendapatkan Yodium?
Manfaat yodium bisa Anda peroleh dengan mengonsumsi cukup garam beryodium. Ini adalah propaganda lama yang ditanamkan pada kita selama ini. Tidak salah sebenarnya, tetapi sedikit menyesatkan.
Faktanya lebih dari 80% garam di pasaran merupakan garam beryodium. Artinya secara teori, garam memang sumber utama untuk mendapatkan suplai cukup yodium.
Hanya saja, ketika kemasan garam dibuka dan garam terpapar udara luar dengan bebas, besar kemungkinan yodium dalam garam sebagian menguap. Sifat yodium yang demikian mudah larut air menyebabkannya juga mudah menguap keluar.
Ini menjadikan garam beryodium sudah tidak lagi mengandung cukup yodium. Padahal menurut Food and Nutrition Board, Institute of Medicine, National Academies, orang dewasa membutuhkan sekitar 150 mcg yodium, bahkan lebih pada wanita hamil.
Anda membutuhkan asupan makanan lain sebagai alternatif sumber asupan yodium. Dan beberapa pilihan makanan untuk mendapatkan manfaat yodium tersebut antara lain :
- Rumput laut
- Susu dan turunannya (termasuk keju, yoghurt dan kefir)
- Kentang
- Ikan dan seafood
- Telur
- Beberapa jenis berry
- Prune
- Beberapa jenis kacang-kacangan
Tidak banyak yang memahami bahwa ada peran penting yodium dalam pencegahan kanker. Terdapat manfaat yodium untuk memaksimalkan fungsi detoksifikasi tubuh. Juga terdapat fungsi yodium untuk membantu membentuk kondisi tubuh yang lebih aman dari kanker.
Dan karenanya, penting untuk kita memastikan bahwa kita tidak kekurangan asupan yodium. Bahwa yodium berperan untuk menjaga tubuh tetap sehat, memiliki fungsi tubuh yang baik dan bekerja optimal serta jauh dari kanker.