10 Penyebab Gangguan Pendengaran yang Perlu Diwaspadai

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Maret 13, 2018


Indera Pendengaran – Gangguan pendengaran yang terjadi secara bertahap seraya kita menua merupakan hal yang biasa. Sekitar sepertiga penduduk di Amerika Serikat antara usia 65 sampai 75 tahun mengalami penurunan daya dengar dalam taraf tertentu. Meski hal itu normal, tapi ada beberapa penyebab gangguan pendengaran yang membuat seseorang mengalami penurunan daya dengar bahkan dari usia muda.

Dalam artikel ini Anda akan melihat beragam faktor penyebab gangguan pendengaran. Mulai dari kerusakan telinga bagian dalam, penumpukan kotoran telinga, keberadaan infeksi danpecahnya gendang telinga. Anda juga akan memperoleh informasi terkait proses terjadinya gangguan telinga itu.

Apa Saja Penyebab Masalah Pendengaran?

Beberapa informasi di bawah ini telah kami sadur dari sumber WebMD dan akan membantu Anda lebih memahami apa saja yang perlu diwaspadai karena dapat membahayakan indera pendengaran.

1. Bekerja di Lingkungan Sangat Bising

Anda bekerja di lingkungan kerja dengan suara yang keras seperti di bandara atau di bagian tata suara konser musik. Beberapa pekerjaan memang memaksa Anda berada lama di ruangan atau area dengan suara kencang yang bising.

Situasi ini dalam jangka panjang akan memicu rapuhnya jaringan pada organ pendengaran, terutama gendang telinga. Sehingga gendang telinga mudah sekali mengalami kerusakan dan akhirnya merusak fungsi pendengaran.

Anda disarankan bekerja dengan penutup telinga agar membantu melindungi pendengaran Anda dari efek kerusakan. Coba untuk secara berkala keluar dari area yang bising untuk membantu meredam efek tekanan yang dialami telinga.

2. Akibat Cedera pada Telinga

Beberapa kasus penurunan pendengaran juga bisa berkaitan dengan cedera fisik. Hal ini terjadi tatkala terjadi cedera yang menimpa area kepala sehingga memicu kerusakan pada fungsi organ pendengaran.

Kerusakan bisa terjadi pada jaringan teknis dari organ pendengaran seperti pada gendang telinga atau susunan tulang penyangga telinga dalam. Tetapi, kerusakan juga bisa menyerang jaringan saraf yang menjadi perantara suara memasuki otak.

Beberapa kerusakan bisa diatasi dengan sejumlah terapi anti inflamasi hingga pembedahan. Tetapi beberapa cedera menyisakan efek penurunan pendengaran yang bersifat permanen.

Efek cedera pada telinga lazim terjadi pada mereka yang kerap melakukan kegiatan olahraga ekstrim seperti tinju, terbang layang, peselam dan aktivitas ekstrim lain.

3. Efek Samping dari Pengobatan

Yang banyak tidak diduga adalah ternyata pengobatan juga bisa menyebabkan kerusakan pada fungsi pendengaran. Biasanya efek samping ini akan muncul setelah Anda mengonsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka panjang.

Beberapa jenis obat yang perlu Anda waspadai antara lain adalah beberapa jenis antibiotik dan anti inflamasi kortikosteroid, terapi anti inflamasi nonsteroid (NSAID), aspirin, parasetamol, obat kanker, obat darah tinggi,  dan obat jantung.

Beberapa obat akan memberi efek samping kerusakan yang bersifat permanen. Tetapi beberapa kasus efek samping ini bisa membaik seiring dengan berhenti mengonsumsi obat bersangkutan.

4. Efek Samping dari Penyakit

Tak hanya karena efek samping dari pengobatan, sejumlah penyakit juga bisa menjadi penyebab gangguan pendengaran. Beberapa penyakit dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah menuju telinga. Beberapa menyebabkan efek kerusakan saraf pada sistem telinga.

Beberapa penyakit yang berkaitan dengan sistem sirkulasi darah biasanya dapat menjadi penyebab masalah pendengaran, sebut saja seperti masalah diabetes, jantung, stroke juga tekanan darah tinggi. Selain itu, beberapa gangguan autoimun dan infeksi juga bisa menyebabkan penurunan pendengaran.

5. Pertumbuhan Tumor

Beberapa masalah pendengaran terjadi akibat terbentuknya massa yang menutup kinerja dari organ pendengaran. Massa ini cenderung bersifat seperti tumor dan tidak bersifat agresif semacam kanker.

Beberapa kasus tumor seperti osteoma, polip, neuroma pada sistem akustik, dan eksostosis dapat menutup saluran telinga dan menghalangi masuknya suara menuju sistem saraf telinga.

Meski sebenarnya tidak agresif, beberapa tumor dan massa jinak ini dapat menjadi menyakitkan bila terus membesar dan menekan rongga telinga. Beberapa tumor bisa benar-benar menutup sepenuhnya rongga telinga dan menyebabkan tuli total.

Sedangkan beberapa tumor lain yang juga tumbuh pada telinga justru menganggu titik-titik penangkap suara dan  saraf sehingga meski tidak menyakitkan tetap menurunkan kemampuan telinga dalam mendengar.

6. Akibat Suara Ledakan

Mendengar suara ledakan yang mengejutkan akan memberi efek iritasi pada rongga telinga dan akan menyebabkan telinga kehilangan pendengaran baik secara sementara atau permanen.

Biasanya beberapa suara ledakan kencang efek dari kembang api, tembakan, bom, atau suara teriakan menjadi penyebab masalah pendengaran yang paling umum.

Sejumlah frekuensi dan volume suara akan menimbulkan stimulan berlebihan pada jaringan telinga. Stimulan ini menyebabkan telinga mengalami iritasi atau kekakuan. Inilah yang memicu terjadinya kerusakan ada pendengaran.

7. Penggunaan Headphone

Mendengarkan musik dengan menggunakan perangkat headphone belakangan menjadi kebiasaan kebanyakan masyarakat masa kini. Tetapi perhatikan dengan baik volume dari lagu yang Anda dengarkan.

Mendengarkan musik via headphone dalam volume besar bahkan hingga orang-orang di sekitar Anda bisa mendengar suara dari headphone Anda akan menyebabkan kerusakan pada fungsi pendengaran dalam jangka panjang.

Cobalah membatasi waktu mendengarkan musik via headphone. Berlama-lama menghabiskan waktu dengan headphone juga tidak sehat bagi telinga Anda.

8. Pengerasan Kotoran Telinga

Cairan telinga bekerja sebagai proteksi pada sistem pendengaran. Cairan ini akan membantu menjaga kelembapan telinga serta melindunginya dari benda-benda asing.

Tetapi dalam jangka panjang cairan telinga dapat memadat dan mengeras. Kemudian membentuk gumpalan yang sering disebut kotoran telinga, sehingga menyumbat lubang telinga. Masalah seperti inilah yang dapat menjadi penyebab gangguan pendengaran.

Membersihkan telinga dengan cotton bud atau pembersih telinga lain kadang tak membantu dalam masalah ini. Malah, salah-salah kotoran telinga terdorong semakin dalam oleh cotton bud dan semakin rentan untuk menggumpal dan mengeras.

Lebih disarankan untuk membersihkan cairan telinga dengan bantuan dokter THT terdekat. Dokter akan membantu Anda membersihkan telinga dengan lebih aman dan sehat.

9. Gangguan Pendengaran Semasa Kecil

Sejumlah kasus kerusakan atau gangguan pendengaran adalah efek dari gangguan yang terjadi di masa kecil, bahkan di masa kehamilan. Sejumlah kasus berkembang dari masalah genetik, sedangkan selebihnya berasal dari infeksi yang terjadi dalam kandungan atau infeksi pada masa bayi.

Bahkan pada usia dini, sejumlah infeksi yang dianggap ringan seperti influenza bisa menyebabkan efek penurunan pendengaran, baik secara sementara atau permanen. Beberapa penyakit lain yang perlu diwaspadai antara lain campak, meningitis, infeksi telinga dan beberapa kondisi lainnya.

10. Usia Tua

Memasuki usia lansia, sebagian orang akan rentan mengalami penurunan pendengaran. Penyebab masalah pendengaran mereka utamanya karena mereka mulai kehilangan bulu halus sensorik pada lubang telinga. Bulu halus inilah yang bekerja menerima sinyal suara yang digetarkan oleh gendang telinga.

Tanpa bulu halus sensorik yang berada di area telinga tengah ini, saraf-saraf pada telinga akan sulit menerima sinyal. Suara yang diperoleh akan terdengar lebih samar bahkan sulit dipahami.

Mereka yang mengalami masalah pendengaran akibat usia tua biasanya hanya bisa dibantu dengan alat pendengar khusus yang memperkuat sinyal suara sehingga lebih mudah tertangkap oleh sistem saraf. Secara umum penyebab masalah pendengaran ini tidak bisa dicegah.

Proses Terjadinya Gangguan Pendengaran

Beberapa penyebabnya mencakup kerusakan pada telinga bagian dalam, penumpukan kotoran telinga, infeksi telinga, serta kondisi pecahnya gendang telinga. Untuk memahami bagaimana penurunan daya pendengaran bisa terjadi, ada baiknya untuk lebih dulu memahami proses mendengar.

Mendengar berarti ada gelombang suara yang mencapai struktur telinga terdalam, di mana getaran gelombang suara diubah menjadi sinyal saraf yang bisa dikenali oleh otak. Telinga Anda terdiri dari 3 bagian utama: telinga luar, tengah, serta dalam. Gelombang suara masuk melewati telinga luar dan menyebabkan getaran di gendang telinga.

Getaran kemudian disampaikan ke bagian telinga dalam dan melewati cairan di dalam struktur berbentuk siput (koklea). Terdapat ribuan rambut kecil di sel-sel saraf kokle yang membantu menerjemahkan getaran suara menjadi sinyal listrik yang dikirim ke otak. Bulu-bulu halus inilah yang membedakan satu suara dengan yang lainnya.

Itulah sejumlah penyebab gangguan pendengaran yang kerap terjadi. Beberapa sulit dicegah sedangkan sisanya yang lain cenderung terjadi tanpa diduga. Jadi mulai dari sekarang, jagalah kesehatan pendengaran Anda agar tidak mengalami ketulian dari usia muda. Perhatikan kesehatan telinga Anda dengan rutin mengunjungi dokter THT setidaknya 6 bulan sampai 1 tahun sekali. Nantikan informasi terkini seputar kesehatan dan herbal hanya di Deherba.com.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}