• Home
  • Blog
  • Rematik
  • Luruskan Mitos seputar Pola Diet untuk Rematik dan Asam Urat!

Luruskan Mitos seputar Pola Diet untuk Rematik dan Asam Urat!

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Agustus 18, 2017


Banyak pendapat di masyarakat seputar makanan apa saja yang sebaiknya Anda konsumsi dan tidak Anda konsumsi ketika sedang mengalami masalah rematik dan asam urat. Tahukah Anda bahwa sebagian informasi tersebut tidak lebih dari sekedar mitos belaka?

Jangan karena kesalahan informasi dan Anda menjalankan pola diet yang salah, Anda justru mengalami keluhan kekurangan nutrisi. Atau malah mengalami masalah serius dengan organ tubuh Anda yang lain.

Apa saja informasi seputar makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh penderita asam urat dan rematik yang perlu untuk diluruskan? Berikut beberapa di antaranya berdasarkan sumber Arthritis Foundation.

Hindari Makanan Berlemak

Satu informasi ini sudah lama dikenal di masyarakat, bahwa mengonsumsi makanan berlemak akan memicu keluhan nyeri sendi yang Anda alami semakin memburuk. Tak selamanya salah memang, tetapi banyak aspek yang perlu diluruskan di sini.

Tak semua lemak buruk, itu fakta yang perlu Anda garis bawahi. Justru lemak omega 3 dikenal sebagai agen anti inflamasi yang diperlukan tubuh penderita rematik dan asam urat. Ini sangat membantu proses penyembuhan peradangan sendi dan mempercepat regenerasi sel sendi.

Memang jenis lemak seperti lemak trans dan lemak omega 6 dalam kadar berlebihan bisa memicu inflamasi. Dan memang benar tidak disarankan untuk dikonsumsi pengidap kasus peradangan sendi.

Tetapi, di balik lemak yang tersimpan dalam banyak sumber makanan, tersimpan banyak asupan nutrisi penting lain. Seperti pada susu, justru terdapat kandungan vitamin D dan kalsium yang penting untuk keluhan nyeri sendi.

Bilapun memang Anda menemukan bahwa kadar kolesterol dalam tubuh Anda tinggi, dan dokter mengatakan ini berkolerasi tinggi dengan keluhan nyeri sendi yang Anda alami.

Coba untuk tetap mengonsumsi asupan makanan kaya asam lemak omega 3 macam ikan-ikanan, flax seed atau minyak zaitun. Pastikan untuk tetap mengonsumsi susu dan pilih dari jenis yang rendah lemak.

Hindari Kopi

Sejumlah pandangan memang mengatakan kopi berbahaya untuk pengidap nyeri sendi. Mereka menganggap kopi akan meningkatkan rasa nyeri yang muncul dan memperburuk keluhan di malam hari.

Tetapi sejumlah riset membuktikan arah yang sebaliknya. Menurut laporan American Journal of Clinical Nutrition tahun 2010 dikatakan justru ada progress positif pada wanita yang rutin mengonsumsi kopi untuk mengalami penurunan risiko mengalami serangan asam urat.

Kopi justru membantu meningkatkan sirkulasi darah yang membantu meningkatkan suplai oksigen menuju area peradangan. Ada pengaruh kopi pula yang meningkatkan kinerja obat pereda nyeri yang Anda konsumsi.

Bilapun ternyata Anda mengeluhkan rasa nyeri yang lebih kuat di malam hari pasca mengonsumsi kopi, sebenarnya ini disebabkan kopi membuat Anda lebih mawas dan terjaga di malam hari.

Saraf-saraf yang seharusnya istirahat di malam hari dan melemah justru menjadi lebih sensitif pada beberapa orang dan menimbulkan efek nyeri lebih kuat. Bisa dikatakan efek ini bekerja personal hanya pada pasien tertentu dan tidak berpengaruh pada pasien yang lain.

Cuka Baik Anda Konsumsi

Sejumlah pandangan mengenai cuka terutama seperti cuka beras dan cuka apel diklaim memberi manfaat untuk pasien asam urat dan rematik. Sejumlah pakar melihat masalah ini dengan pandangan berbeda.

Pada keluhan asam urat, dalam LIVESTRONG.COM dijelaskan bahwa cuka membantu memasukan input asam ke dalam tubuh. Mekanismenya ketika tubuh mendapatkan asupan asam, secara otomatis tubuh akan melepas komponen basa lebih banyak dan mendorong kembali tubuh pada tingkat ph yang normal.

Kondisi ini termasuk menetralisir tingginya kadar asam urat dalam tubuh yang memicu terbentuknya kristal persendian pada kasus asam urat. Tetapi pandangan ini belum diperkuat dengan riset yang memadai.

Namun, asam pada cuka termasuk sangat kuat dan asam sendiri memiliki efek korotif yang perlu menjadi perhatian. Yang jelas ada efek buruk mengonsumsi asam berlebihan terhadap pencernaan.

Dan dikhawatirkan, pada fase tertentu asam pada cuka mendorong naiknya kadar asam dalam tubuh yang memicu inflamasi berkembang memburuk. Pada dasarnya medis tidak melihat terapi rematik dan asam urat dengan cuka adalah terapi yang sepenuhnya aman.

Red Wine Adalah Solusi Terbaik

Dalam sejumlah pandangan di masyarakat Eropa yang memang notabene penggemar wine, red wine adalah terapi terbaik untuk keluhan asam urat dan nyeri sendi. Dan karenanya mengonsumsinya sebanyak-banyaknya adalah solusi terbaik.

Itu jelas perlu diluruskan, karena bagaimanapun dalam red wine terkandung alkohol yang terbukti memicu inflamasi karena mendorong produksi cytokine  yang merupakan enzim inflamasi. Dan alkohol sendiri mengandung purin tinggi yang menjadi penyebab utama keluhan asam urat.

Diakui bahwa red wine terbuat dari sejenis anggur merah hitam yang kaya akan resveratrol yang terbukti memiliki efek anti inflamasi yang kuat. Komponen antosianin di dalamnya membantu peningkatan kinerja hati dalam menetralisir residu dalam darah termasuk purin.

Hanya saja, pastikan hanya mengonsumsi dalam jumlah moderat, seperti sebanyak 1 cup untuk wanita dan 2 cup saja untuk pria. Atau untuk lebih aman, konsumsi saja anggur tanpa alkohol juga buah anggur dan berry segar untuk mendapatkan manfaat baiknya resveratrol dan antosianin tanpa efek samping alkohol.

Sayuran Berwarna Gelap Tambah Rasa Nyeri

Informasi mengenai masalah ini termasuk simpang siur. Dalam sejumlah pandangan dikatakan bahwa sayuran berkulit gelap dan kuat macam paprika, terong dan tomat memiliki komponen solaine yang mendorong produksi cytokine dan meningkatkan rasa nyeri.

Informasi lain juga mengatakan sayuran berdaun gelap macam bayam, kangkung, kacang panjang, kale dan lain sebagainya memicu nyeri sendi berkembang lebih buruk. Benarkah demikian?

Dalam tomat dan paprika ditemukan kadar lycopene yang tinggi yang terbukti baik untuk menurunkan purin. Sedang terong mengandung antosianin dengan pengaruh yang sama.

Dikatakan LIVESTRONG.COM, pengaruh buruk terong, tomat dan paprika bersifat personal bergantung pada sensitivitas pasien terhadap kandungan solaine didalamnya. Hanya 20% pasien asam urat yang mengaku terpengaruh oleh efek solaine.

Bagaimana dengan bayam, kale, kangkung dan macam jenis lainnya? Sayuran hijau dengan warna yang tua memang diketahui mengandung purin dan mungkin meningkatkan kadar purin dalam darah.

Dalam kondisi normal mengonsumsi sayuran hijau dengan porsi moderat sebenarnya aman, karena kadar purin dalam sayuran hijau tak seburuk pada daging jeroan. Sayuran hijau mengandung serat, vitamin dan mineral yang penting untuk tubuh. Tetapi sebaiknya hindari sayuran hijau semacam ini sementara ketika kadar purin Anda sedang tinggi.

Kismis Baik untuk Anda

Dalam sejumlah ilmu pengobatan kuno di Eropa mereka mengenal istilah Golden raisin, yang terbuat dari kismis anggur yang direndam dalam air gin atau wine yang terbuat dari Jupiter Berry. Proses perendaman selama 1 pekan akan menghasilkan golden raisin yang dipercaya mengobati rematik dan asam urat.

Pandangan ini belum diteliti mendalam jadi belum terbukti sepenuhnya. Hanya saja, secara medis diakui bahwa anggur sendiri memiliki kandungan antioksidan tinggi termasuk antosianin yang baik untuk menurunkan kadar purin dalam tubuh dan sebagai anti inflamasi. Dan kismis sendiri adalah anggur yang dikeringkan dengan kadar antosianin yang masih cukup tinggi.

Gula Tidak Ada Pengaruhnya

Ini pandangan yang sangat perlu diluruskan, bahwa gula justru sangat berpengaruh buruk pada penderita asam urat dan rematik. Bahwa gula mendorong produksi cytokine dalam tubuh yang menjadi agen inflamasi. Ini berdasarkan laporan The American Journal of Clinical Nutrition tahun 2010.

Cytokine menjadi salah satu enzim yang memicu peningkatan inflamasi atau peradangan dalam tubuh. Enzim ini tak seharusnya tinggi untuk bisa mengatasi peradangan pada sendi.

Selain itu, gula akan meningkatkan beban liver karena tubuh membutuhkan liver untuk menurunkan level glukosa dalam darah dan membuangnya melalui urin. Akan menjadi sulit bagi tubuh bila di saat bersamaan kadar purin dan glukosa dalam darah tinggi. Ini membuat liver bekerja ekstra dan mungkin menyebabkan kadar purin berlebih pada darah tak tuntas teratasi.

Kadang tak semudah membalikkan tangan untuk membedakan mana informasi yang benar dan mana yang tak lebih dari mitos. Jangan karena asal percaya, kemudian Anda menjalankan pola diet ketat yang menghindari sejumlah makanan atau malah mengonsumsi sejumlah makanan berlebihan, tanpa tahu akan risiko yang mungkin Anda alami.

Pahamilah kebenaran dari beberapa mitos dan informasi seputar pola diet bagi pasien rematik dan asam urat seperti di artikel ini. Jika Anda sudah memahami dengan benar, maka Anda bisa menentukan sendiri pola diet yang tepat untuk rematik dan asam urat yang Anda derita.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}