Kanker Retinoblastoma Pada Anak: Info Seputar Kanker Mata


By Cindy Wijaya

Mata adalah organ penglihatan yang sangat berharga. Sekitar 75% informasi yang kita dapatkan berasal dari mata dalam bentuk visual. Tidak heran ada ungkapan bahwa mata adalah “jendela dunia”. Namun, ada satu penyakit yang bisa mengancam “jendala dunia” kita. Nama penyakit tersebut adalah Kanker Retinoblastoma.  Apa penyebab retinoblastoma? Bagaimana gejala retinoblastoma? Apakah ada kemungkinan munculnya retinoblastoma pada anak? Dan, bagaimana pengobatan retinoblastoma?

Jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut akan Anda dapatkan dalam artikel ini, begitu juga informasi penting lainnya seputar Penyakit Kanker Pada Anak. Pastikan Anda mendapatkan semua informasi penting dalam artikel ini, karena informasi penting berikut dapat berguna saat Anda atau orang yang Anda sayangi didiagnosis retinoblastoma.

Apa Itu Kanker Retinoblastoma?

Retinoblastoma atau kanker retinoblastoma adalah salah satu jenis kanker yang menyerang retina atau selaput jala mata. Retina adalah bagian paling belakang dari mata yang bertugas menangkap pola cahaya dan mengirimkannya kepada otak, sehingga kita bisa melihat.

Sumber Gambar – Shutterstock

Kanker retinoblastoma lebih sering terjadi pada anak kecil. Meski begitu, orang dewasa juga memiliki potensi untuk terkena kanker retinoblastoma. Kanker ini dapat menyerang salah satu mata atau bahkan keduanya, yang menyebabkan penderitanya kehilangan kemampuan melihat.

Jenis Retinoblastoma

Retinoblastoma memiliki dua jenis, yaitu retinoblastoma keturunan dan retinoblastoma sporadic (bukan keturunan). Pada kedua jenis tersebut, penyebab retinoblastoma sama-sama terbentuk karena adanya gen RB1 yang sudah bermutasi.

Retinoblastoma pada Anak

Kemungkinan terjadinya kanker retinoblastoma pada anak usia dini cukup besar dibanding pada orang dewasa. 90% kasus kanker retinoblastoma pada anak, dideteksi sebelum anak tersebut menginjak usia 4 tahun.

“Retinoblastoma Keturunan”

Retinoblastoma bawaan artinya orang tua mewarisi gen RB1 yang sudah bermutasi pada anak mereka. Penurunan gen RB1 yang sudah bermutasi ini memiliki pola yang autosomal dominan, artinya sekitar setiap anak yang dilahirkan memiliki kemungkinan sebesar 50% untuk mewarisi gen tersebut meskipun hanya salah satu orang tua yang memilikinya.

Biasanya kanker retinoblastoma akan menyerang kedua mata anak-anak yang lahir dengan gen RB1 yang sudah bermutasi. Hal ini dikenal dengan retinoblastoma bilateral.

Gen RB1 tidak hanya ada pada retina, tapi ada di seluruh tubuh. Hal ini membuat anak-anak yang mewarisi gen RB1 yang sudah bermutasi memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker di bagian tubuh lainnya.

  • Retinoblastoma trilateral. Tumor yang tumbuh pada kelenjar pineal di pangkal otak (pineoblastoma).
  • Untuk mereka yang selamat dari retinoblastoma bawaan, risiko untuk menderita jenis kanker lain di masa mendatang akan lebih tinggi dari pada rata-rata.

Perlu diingat, saat anak mewarisi kelainan genetik, tidak selalu anak tersebut pasti menderita kanker. Mewarisi kelainan genetik hanya meningkatkan risikonya saja.

“Retinoblastoma Sporadis”

Retinoblastoma jenis ini lebih mungkin terjadi pada anak-anak. Jika retinoblastoma keturunan memiliki skala 1 banding 3 anak, retinoblastoma sporadic memiliki skala 2 banding 3 anak. Penyebab retinoblastoma sporadis adalah gen RB1 yang bermutasi dengan sendirinya.

Penyebab mutasi yang terjadi dengan sendirinya itu belum bisa dipastikan sampai saat ini. Kanker retinoblastoma jenis ini hanya menyerang satu mata saja, tidak seperti retinoblastoma keturunan yang berpotensi untuk menyerang kedua mata.

Anak-anak yang menderita kanker retinoblastoma kemungkinan mewarisi gen dari orang tua mereka yang menjadi penyebab retinoblastoma ada pada mereka.

Kanker retinoblastoma merupakan jenis kanker yang cukup langka. Kanker retinoblastoma terjadi karena adanya perubahan, atau bisa juga disebut abnormalitas, pada sel yang ada di retina.

Sel yang tidak normal ini dapat tumbuh dan berkembang biak membentuk sebuah tumor. Sel yang tidak normal ini juga dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Penyebab Retinoblastoma

Selama masa awal perkembangan bayi di rahim, mata mempunyai sel yang disebut dengan retinoblas. Sel ini dapat membelah diri dan nantinya akan memenuhi retina. Pada waktu tertentu, proses membelah diri sel-sel ini berhenti, dan sel-sel ini akan berkembang menjadi sel-sel retina yang matang.

Lalu, apa yang menjadi penyebab retinoblastoma? Sel-sel retinoblas tidak dapat berhenti membelah diri dan terus tumbuh dengan tidak terkendali, yang membentuk sebuah kanker. Serangkaian kejadian pembentukan kanker retinoblastoma memang kompleks, namun hampir selalu dimulai dengan perubahan (mutasi) pada gen retinoblastoma (RB1).

Normalnya, gen RB1 bertugas membantu sel-sel untuk tumbuh dengan benar. Tetapi, perubahan (mutasi) pada gen RB1 membuat sel-sel tumbuh secara tidak benar atau tidak terkendali. Pertumbuhan sel-sel retinoblas yang tak terkendali itulah yang menjadi penyebab retinoblastoma.

Gejala Retinoblastoma

Saat retinoblastoma terjadi, gejala yang paling mudah terlihat adalah pupil yang berubah menjadi putih ketika cahaya menyinari bola mata. Normalnya, saat mata terkena cahaya, pupil akan terlihat berwarna gelap, tapi pada penderita retinoblastoma tidak. Berikut adalah gejala retinoblastoma lainnya:

  • Salah satu mata melihat ke arah yang berbeda
  • Munculnya pembengkakan pada mata
  • Mata merah

Jika Anda mendapati ada ketidaknormalan pada mata anak Anda, Anda perlu melakukan pemeriksaan ke dokter segera, bisa jadi itu adalah gejala retinoblastoma. Jika Anda memiliki riwayat keluarga penderita kanker retinoblastoma, beritahukan hal itu pada dokter yang menangani anak Anda.

Tahapan Retinoblastoma

Pengelompokkan tahapan dari retinoblastoma didasarkan atas The International Classification for Intraocular Retinoblastoma. Dewasa ini dokter juga menggunakan metode pengelompokkan tersebut berdasarkan penyebab retinoblastoma. Ada 5 kelompok dan setiap kelompok didasarkan atas tingkat keberhasilan pengobatan retinoblastoma:

Kelompok A. Tumor masih berukuran kecil dan tidak berada di dekat bagian penting mata seperti foveola (pusat penglihatan). Pada kelompok ini, tumor hanya berada pada retina saja.

Kelompok B. Kelompok ini hampir sama dengan grup sebelumnya, namun pada kelompok ini tumor berlokasi lebih dekat dengan bagian penting mata.

Kelompok C. Pada kelompok C, tumor sudah menyebar. Tapi penyebaran baru sebatas pada retina saja atau pada material kenyal yang mengisi mata.

Kelompok D. Tumor sudah bertumbuh dan memiliki ukuran yang cukup besar. Penyebaran juga sudah lebih luas dibanding kelompok C. Hal ini dapat membuat retina lepas dari bagian belakang mata.

Kelompok E. Ini adalah kelompok terakhir, artinya ini adalah tahap yang paling serius. Tumor sudah semakin besar dan sudah memasuki bagian depan mata. Pada kelompok E, penderitanya berpotensi mengalami glaukoma dan kemungkinan besar mata tidak dapat diselamatkan.

Dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan rutin pada mata anak Anda untuk memastikan diagnosis retinoblastoma, juga mencari tahu penyebab retinoblastoma yang bisa jadi dialami sang anak.

Diagnosis Retinoblastoma

Beberapa rangkaian tes diperlukan untuk memastikan diagnosis retinoblastoma pada anak atau orang dewasa. Hal ini juga diperlukan guna mengidentifikasi bahwa gejala yang timbul adalah kondisi retinoblastoma.

Biasanya tes berikut ini dilakukan jika penderita retinoblastoma atau orang terdekatnya memerhatikan bahwa ada gejala retinoblastoma. Berikut adalah beberapa cara umum untuk diagnosis kanker retinoblastoma:

  • Riwayat medis dan pemeriksaan fisik
  • Imaging tests
  • MRI scan
  • CT scan
  • USG mata

Biopsi tidak masuk dalam daftar cara untuk diagnosis retinoblastoma. Biopsi merupakan langkah pengambilan sampel tumor dengan cara mengangkat bagian kecil tumor. Sampel tersebut nantinya akan diperiksa di laboratorium.

Sedangkan, retinoblastoma tumbuh pada retina yang ada dalam mata. Dengan melakukan pengambilan sampel tumor, potensi kerusakan pada mata akan meningkat.

Pemeriksaan secara rutin juga tidak kalah penting. Pemeriksaan turin dapat membantu menemukan abnormalitas pada mata yang bisa jadi adalah gejala retinoblastoma pada anak. Semakin awal retinoblastoma dideteksi, semakin tinggi tingkat keberhasilan pengobatan. Jadi, deteksi dini adalah kuncinya.

Jika timbul gejala retinoblastoma pada anak Anda, segeralah periksakan ke dokter. Dokter akan membantu menentukan cara mendiagnosis mana yang paling cocok. Setelah diagnosis sudah pasti, penanganan pasti akan lebih tepat nantinya.

Pengobatan Retinoblastoma Secara Medis

Langkah pengobatan retinoblastoma biasanya didasarkan atas tingkat keparahan dari kanker retinoblastoma itu sendiri. Beberapa pilihan pengobatan retinoblastoma yang umum diantaranya adalah:

Radioterapi

Metode pengobatan ini memanfaatkan pancaran energi untuk membunuh sel kanker yang ada. Ada dua jenis radioterapi untuk pengobatan retinoblastoma, yaitu radiasi internal (brachytherapy) dan radiasi eksternal (external beam radiation).

Krioterapi

Krioterapi atau terapi pembekuan merupakan pengobatan yang menggunakan suhu yang sangat dingin untuk membunuh sel kanker. Cara terapi ini bekerja adalah dengan menempatkan zat yang sangat dingin ke dalam atau di sekitar sel kanker.

Lalu setelah membeku, zat yang sangat dingin tersebut akan diangkat. Langkah tersebut akan diulang hingga beberapa kali yang menyebabkan sel-sel kanker mati.

Termoterapi

Termoterapi merupakan pengobatan kanker yang menggunakan suhu tinggi. Suhu tinggi yang ditargetkan pada jaringan tubuh dapat mengecilkan tumor dan membunuh sel-sel kanker.

Kemoterapi

Kemoterapi adalah pengobatan yang menggunakan bahan kimia untuk membunuh sel kanker. Obat kemoterapi dapat dikonsumsi dalam bentuk pil, atau dimasukkan melalui pembuluh darah. Obat kemoterapi bekerja dengan menyebar ke seluruh bagian tubuh untuk membunuh sel kanker.

Pada kasus retinoblastoma, kemoterapi dapat digunakan untuk mengecilkan ukuran tumor, dengan begitu sel-sel kanker yang tersisa dapat diatasi menggunakan pengobatan lainnya. Kemoterapi juga bisa digunakan saat retinoblastoma sudah menyebar.

Terapi laser

Cara kerja terapi laser adalah dengan menggunakan laser untuk menghancurkan pembuluh darah yang merupakan pemasok nutrisi dan oksigen ke tumor. Sel-sel kanker akan mati jika tidak mendapat asupan nutrisi dan oksigen.

Terapi laser akan mencegah sel kanker untuk menyebar ke area tubuh lainnya. Saat pembuluh darah disekitarnya dihancurkan, maka sel kanker tidak akan bisa mengakses area tubuh lainnya ataupun memperoleh asupan nutrisi yang di bawa oleh darah.

Operasi

Operasi biasanya menjadi pilihan apabila metode pengobatan lainnya tidak bisa dilakukan. Operasi bertujuan untuk mencegah kanker menyebar dengan mengangkat bola mata. Bola mata yang telah diangkat nantinya akan digantikan dengan bola mata buatan.

Otot mata akan melekat pada bola mata buatan tersebut sehingga bola mata buatan dapat bergerak seperi bola mati sungguhan. Namun, bola mata buatan tersebut tidak dapat digunakan untuk melihat.

Menentukan pilihan pengobatan retinoblastoma memang tidak mudah. Setiap pengobatan yang ada pada daftar di atas memiliki kekurangannya masing-masing. Maka, carilah informasi terbaik mengenai setiap perawatan agar nantinya pengobatan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Pengobatan Alternatif Yang Dapat Dipertimbangkan

Selain pengobatan konvesional di atas, ada solusi lainnya untuk membantu pengobatan retinoblastoma pada anak dan orang dewasa. Solusi ini tidak menyisakan efek samping yang menyiksa, juga tidak membutuhkan biaya yang mahal. Solusi alternatif ini adalah herbal.

Salah satunya ialah herbal Sarang Semut Papua, mekanisme Sarang Semut dalam menumpas kanker adalah inhibisi angiogenesis. Dimana Sarang Semut dapat menghambat pembentukan pembuluh darah baru pada sel kanker. Dengan terhambatnya pembentukan pembuluh darah, sel kanker akan mati karena tidak mendapat “bahan bakar” yang cukup.

Herbal Sarang Semut Papua

Dari sekian banyak herbal yang memiliki khasiat membantu pengobatan kanker retinoblastoma, salah satu yang patut Anda coba adalah herbal Sarang Semut. Sarang Semut telah terbukti secara empiris dapat membantu pengobatan tumor maupun kanker.

Sarang Semut
Sumber Gambar – Shutterstock

Menurut sejumlah penelitian, Sarang Semut mengandung aneka senyawa aktif mulai dari flavonoid, tanin, tokoferol, dan polifenol yang dapat berperan sebagai antioksidan dan anti-kanker.

Penyebab mutasi gen pada retinoblastoma memang belum dapat dipastikan sampai saat ini, namun Anda dapat melakukan tindakan pencegahan retinoblastoma dengan memeriksakan mata secara rutin.

Demikian informasi menyeluruh mengenai kanker retinoblastoma. Semoga informasi penting ini dapat memberikan Anda gambaran mengenai penyebab retinoblastoma, gejala retinoblastoma, dan langkah apa saja yang dibutuhkan saat Anda atau buah hati Anda didiagnosis retinoblastoma.

Ingatlah, meski retinoblastoma adalah penyakit yang berbahaya, kesempatan untuk pulih selalu ada. Nantikan juga ulasan-ulasan menarik lain seputar kesehatan dan pengobatan herbal hanya di Deherba.com.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}