Jutaan Orang Meninggal Akibat Serangan Jantung


By Fery Irawan

Serangan jantung adalah salah satu pembunuh terbesar di dunia. Serangan jantung terjadi akibat terhambatnya aliran darah yang menuju jantung.

Ada beberapa faktor penyebab serangan jantung, diantaranya penyakit jantung bawaan, detak jantung yang tidak normal, riwayat penyakit angina atau vascular, stoke, konsumsi alkohol secara berlebihan, obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes, stres, level trigliserida yang tinggi, penyalahgunaan narkoba, dan merokok.

Selain itu, riwayat keluarga, ras, dan gender juga dapat menjadi faktor penyebab serangan jantung yang tidak dapat diubah. Mengapa serangan jantung berbahaya? Penyakit ini menyerang sistem pembuluh darah kita.

Darah membawa zat-zat yang sangat diperlukan tubuh termasuk oksigen. Jika penyaluran oksigen terhambat, maka sel-sel jantung akan rusak. Inilah yang dapat memicu kematian.

Dalam suatu serangan jantung, bagian dari otot jantung mati sewaktu tidak mendapatkan darah. Tidak seperti jaringan yang lain, otot jantung tidak mengalami regenerasi. Semakin lama serangannya, semakin banyak kerusakan pada jantung dan semakin besar kemungkinan meninggal.

Sewaktu gejala-gejala serangan jantung timbul, sangatlah penting untuk langsung mencari bantuan medis karena resiko kematian terbesar adalah dalam kurun waktu satu jam setelah terjadi serangan.

Perawatan yang cepat dapat menyelamatkan otot jantung dari kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Semakin banyak otot jantung yang terselamatkan, semakin efektif jantung akan kembali memompa setelah serangan.

World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa pada 2005, korban jiwa akibat serangan jantung sudah mencapai 17,1 juta pasien. Di negara-negara berkembang, serangan jantung menduduki peringkat ketiga setelah AIDS sebagai penyebab kematian.

Di negara maju seperti Amerika Serikat, serangan jantung bahkan lebih berbahaya daripada kanker. Lebih dari 13 juta jiwa meninggal karena serangan jantung koroner. Jika diperhitungkan, tiap tahun di negara ini lebih dari satu juta orang mengalami serangan jantung koroner.

Pada 2004, tercatat 452.327 orang meninggal dunia akibat serangan jantung. Sekitar 15 juta jiwa dapat bertahan hidup dari penyakit berat ini. Sementara itu, 50 persen meninggal dunia satu jam setelah terkena serangan jantung karena tidak mendapat pertolongan/perawatan intensif. Biaya yang dikeluarkan untuk perawatan jantung di Amerika mencapai US $60 juta per tahun.

Fakta mengejutkan lainnya adalah setiap 20 detik terjadi satu kasus serangan jantung di negara adidaya tersebut. Bagaimana dengan di Indonesia?

Menurut Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, dr. Dewi Endang, kasus serangan jantung di Indonesia mencapai 26,8 persen. Yang lebih mencengangkan, serangan jantung juga banyak diderita oleh orang-orang usia muda dibawah 40 tahun.

Serangan jantung yang terdeteksi semakin bertambah tiap tahunnya. Ini menandakan kalau penyakit ini bertambah ganas dari tahun ke tahun. Spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah, Dr. Johannes Nugroho SpJP FIHA, memaparkan bahwa faktor perubahan gaya hidup menjadi salah satu penyebab meningkatnya korban serangan jantung pada usia muda.

Seperti yang sering kita ketahui, maraknya gadget-gadget dan transportasi canggih sangat memabukkan bagi sebagian besar anak muda kita. Mereka lebih sering menghabiskan waktu di depan monitor komputer atau televisi untuk main internet atau game.

Faktor transportasi, seperti makin menjamurnya sepeda motor atau mobil baru dengan model yang menggiurkan diitambah lagi, kendaraan-kendaraan tersebut dapat dengan mudah dimiliki dengan adanya sistem kredit.

Nah, kemudahan akses informasi dan transportasi inilah yang kemudian menyebabkan generasi muda semakin malas menggunakan otot-otot tubuh mereka untuk mengerjakan sesuatu.

Karena kurang gerak sementara asupan makanan terutama lemak terus bertumpuk, resiko serangan jantung akan meningkat. Maka tidak begitu mengherankan jika ada orang yang mati mendadak karena serangan jantung.

Masih dari seorang ahli, kali ini Prof. DR dr H.R. Mohammad Yogiantoro SpPD-KGH yang juga kepala hemodialisis RSUD dr. Soetomo. Ia mengatakan bahwa selain serangan jantung ada beberapa macam masalah yang sering menggangu jantung.

Di antaranya adalah tumor jantung, gangguan otot jantung, gangguan jantung bawaan (kongenital), thrombus, serta serangan jantung koroner. Makin ganas dan bervariasinya jenis penyakit jantung menuntut kita semakin waspada.

Daripada terkena serangan jantung, lebih baik kita jaga kesehatan jantung dengan menerapkan gaya hidup sehat, misalnya, dengan rajin berolahraga dan mengurangi asupan makanan berlemak dan berkolesterol tinggi atau mengonsumsi herbal seperti Noni Juice dan Sarang Semut.

Kedua jenis herbal tersebut telah terbukti efektif mengatasi berbagai masalah jantung dan dapat digunakan untuk mencegah maupun perawatan pasca terjadinya serangan jantung.

Namun, sekali lagi, tetap diperlukan gaya hidup sehat sebab jika gaya hidup kita tidak sehat, obat apapun yang dikonsumsi tentu akan sia-sia. Jadi, pastikan gaya hidup Anda bebas dari resiko serangan jantung.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}