Jangan Ulangi 7 Kesalahan dalam Cara Makan Bawang Putih sebagai Obat Ini!

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

September 3, 2017


Bawang putih dikenal lama sebagai salah satu herbal yang kaya manfaat. Pemanfaatannya sebagai terapi herbal sudah lama diketahui oleh sejumlah ilmu kesehatan kuno, mulai dari Cina, Yunani, India hingga pengobatan tradisional Indonesia. Cara makan bawang putih yang benar dapat memberikan sejumlah manfaat untuk kesehatan.

Ini berkat peran sejumlah komponen mikro nutrisi yang tersimpan dalam bawang putih. Kandungan nutrisi dan sejumlah fitokimia yang tersimpan di dalamnya memberi bawang putih peran dalam sejumlah fungsi tubuh.

Bawang putih sendiri juga lebih mudah untuk ditemukan. Banyak budaya kuliner dunia yang demikian lazim menggunakan bawang putih sebagai bahan bumbu aneka hidangan.

Kesalahan dalam Cara Makan Bawang Putih

Meski dikatakan bahwa bawang putih sangat kaya manfaat, tetapi banyak orang tak benar-benar memahami bagaimana seharusnya cara mengonsumsi bawang putih agar mendapatkan manfaat terbaiknya dengan optimal.

Sejumlah konsumen mengaku bahwa upaya mereka untuk mengonsumsi bawang putih tak cukup memberikan hasil. Kebanyakan orang kemudian mengatakan bahwa bawang putih tak sehebat yang banyak dikatakan.

Padahal besar kemungkinan masalahnya justru terletak pada kesalahan Anda dalam memakan bawang putih sebagai obat. Sejumlah kesalahan dalam mengonsumsi bawang putih sebagaimana dijelaskan dalam Healthy And Natural World berikut bisa membantu Anda memahami apakah cara yang Anda lakukan justru menjadi alasan kenapa cara makan bawang putih Anda tak memberi hasil memuaskan.

1. Makan Bawang Putih yang Sudah Matang

Mengonsumsi bawang putih matang adalah cara makan bawang putih yang paling lazim. Banyak orang memilih menambahkan bawang putih lebih banyak ketika membumbui tumisan dan sayur sup mereka demi mendapatkan manfaat bawang putih.

Masalahnya proses pemanasan dan pengolahan tertentu membuat sejumlah komponen allycin dalam bawang putih rusak. Sementara dalam perannya sebagai anti kolesterol dan anti bakteri, allycin adalah fitokimia yang paling banyak bekerja.

Memang dikatakan, mengonsumsi bawang putih berketerusan akan menyebabkan efek iritasi pada lambung. Dan untuk mencegah efek ini, Anda bisa memanaskannya dulu demi menurunkan aspek penyebab iritasi dari bawang putih.

Untuk Anda pahami, unsur penyebab iritasi pada bawang putih sebenarnya adalah allycin. Sifat sulfurnya bisa menjadi terlalu keras setelah paparan berlebihan. Anda yang cenderung sensitif bisa mencoba menumis bawang putih cincang sesaat dan mengangkatnya segera sebelum kecoklatan.

2. Makan Bawang Putih yang Sudah Layu

Bawang putih layu bisa Anda cermati dengan melihat daging dari bawang putih itu sendiri. Bawang putih yang segar akan nampak lebih keras dan renyah. Kadang Anda bisa jumpai semburat hijau di sisi tengah yang menandakan bahwa calon bibit masih bekerja.

Sedang jenis bawang putih yang telah lama disimpan biasanya memiliki daging dalam yang tampak tidak segar, kekuningan, kering tetapi tidak renyah dan tampak lunak juga lemas.

Masalahnya bersamaan dengan proses layunya bawang putih, kandungan disulfate dalam bawang putih juga menurun. Ini menyebabkan khasiat dari bawang putih tak lagi sebaik sebelumnya, sehingga ini bukan cara makan bawang putih yang baik.

3. Mengonsumsi Bawang Putih Kapsul atau Pil

Cara makan bawang putih yang sudah dikemas seperti pada produk pil atau kapsul sebenarnya tidak bisa menjadi jaminan Anda sudah pasti sehat. Bagaimanapun cara mengonsumsi bawang putih asli yang segar jauh lebih baik.

Alasan lain yang perlu dipahami adalah efek dari proses pengeringan baawang putih dan perubahannya sebagai bubuk menjadikan sejumlah komponen nutrisi dari bawang putih turun.

Dikatakan bahwa bawang putih yang telah dikeringkan dan dijadikan bubuk biasanya mengandung kadar anti oksidan yang lebih rendah dari jenis bawang putih mentah di pasaran.

4. Mengonsumsi Bawang Putih Terlalu Sedikit

Kebanyakan orang merasa sudah mengonsumsi bawang putih tetapi sebenarnya tidak mengonsumsinya dalam jumlah yang cukup. Sebutir kecil bawang putih jelas memberi hasil berbeda dengan 3 butir bawang putih ukuran sedang.

Bawang putih sendiri bekerja tidak secara akumulasi melainkan bekerja perterapi. Anda tidak bisa berharap bawang putih memberi Anda manfaat secara akumulatif dalam tubuh. Dalam dosis tepat manfaatnya akan bekerja lebih baik untuk setiap kali Anda mengonsumsinya.

Kadang masalah juga muncul karena Anda tidak cukup rutin mengonsumsinya dalam jangka tertentu. Terlalu singkat mengonsumsi bawang putih dengan rutin akan membuat hasil kinerja dari terapi tidak tuntas mengatasi masalah.

Sisa masalah yang belum diselesaikan bisa jadi berkembang kembali pasca Anda berhenti mengonsumsi bawang putih. Dikatakan bahwa setidaknya Anda perlu menjalankan terapi mengonsumsi bawang putih selama 5 – 10 hari untuk mendapatkan hasil optimal. Setelahnya Anda disarankan mengonsumsinya harian dalam dosis kecil untuk perawatan.

5. Tidak Memadukannya dengan Pola Makan Sehat

Bawang putih bukan tanaman dewa yang akan bekerja dengan ajaib mengatasi keluhan Anda begitu Anda mengonsumsinya. Anda tetap diminta untuk menjalankan diet sehat seiring Anda mengkonsumsi bawang putih.

Bawang putih memang bekerja membantu membersihkan tubuh Anda dari kolesterol dan senyawa toksin. Tetapi masalah tetap saja bisa timbul bila Anda masih saja mengonsumsi makanan berlemak jenuh dan mengonsumsi makanan yang kaya unsur adiktifnya.

Padukan terapi bawang putih yang Anda jalankan dengan diet rendah gula dan rendah kolesterol. Bantu pula dengan rutin berolahraga dan banyak mengonsumsi sumber-sumber anti oksidan dan vitamin seperti sayur dan buah. Selain tentu saja sayuran dan buah juga diketahui kaya serat yang tidak kalah penting bagi tubuh.

6. Tidak Mengonsumsi Probiotik

Ada masalah yang perlu Anda pahami terkait dengan pengaruh kinerja Allycin dalam bawang putih terhadap pencernaan. Allycin adalah sejenis sulfur antibiotik, yang ketika terus menerus terpapar di dalam usus akan menyebabkan sejumlah bakteri baik dalam usus turut mati.

Itu sebabnya, mereka yang rutin mengonsumsi bawang putih rentan mengalami masalah pencernaan. Pastikan untuk mengonsumsi probiotik untuk menjamin kadar bakteri baik dalam usus tetap tejaga meski digempur oleh asupan bawang putih.

7. Mengonsumsi Bawang Putih saat Perut Kosong

Catatan penting lain tentang cara makan bawang putih yang perlu Anda pahami, efek korotif atau kemampuan mengiritasi memang terdapat dalam bawang putih dan karenanya kadang mengonsumsinya berlebih bisa memicu efek iritasi pada lambung dan usus.

Karenanya, pastikan Anda sudah dalam keadaan cukup kenyang saat Anda mengonsumsi bawang putih. Ketika perut kenyang, lambung sudah memproduksi sejumlah hormon yang membantu melapisi dinding lambung. Justru berkat peran ini, dinding lambung sudah terbungkus dan relatif lebih aman untuk Anda konsumsi bawang putih mentah.

Manfaat yang Bisa Didapat Jika Cara Makan Bawang Putih Benar

Manfaat bawang putih terbilang sangat lengkap. Sebagaimana komponen fitokimia dalam bawang putih yang juga lengkap. Dalam bawang putih tersimpan allycin yang terbukti sebagai komponen sulfur yang bekerja sebagai anti mikroba. Ini membuat bawang putih baik untuk mengatasi infeksi.

Selain itu, dalam bawang putih tersimpan sejumlah komponen mineral yang berperan penting bagi tubuh. Termasuk di antaranya adalah mangaan, kalsium, selenium dan sejumlah komponen vitamin seperti vitamin C dan beberapa jenis vitamin B.

Dalam bawang putih juga ditemukan sejumlah komponen anti oksidan seperti ceistyne dan disulfida. Semua jenis ini bekerja sekaligus membantu menstimulasi fungsi liver, membantu membersihkan tubuh dan toksin dan komponen partikel metal berat.

Menurut sumber healthline, dijelaskan bahwa bawang putih bermanfaat untuk antibiotik alami, membantu mempercepat proses perbaikan kerusakan sel dan termasuk di dalamnya mengatasi inflamasi.

Bawang putih juga terbukti baik dalam membantu memperbaiki sirkulasi darah, meluruhkan plak lemak dan kolesterol dari dalam pembuluh darah dan membantu memperbaiki sejumlah fungsi tubuh termasuk fungsi otak, daya tahan tubuh dan penanganan inflamasi.

Bawang putih bekerja dengan sangat kompleks. Mulai dari membantu kinerja liver, membersihkan darah dan pembuluh darah, memperbaiki fungsi jantung hingga mengatasi infeksi. Bekerja mulai dari mengatasi jerawat, tekanan darah tinggi sampai sebagai anti kanker.

Bawang putih juga membantu tubuh lebih baik dalam mengendalikan efek samping dari hormon yang berlebihan. Bawang putih tidak bekerja sama sekali dalam mempengaruhi keseimbangan hormonal.

Hanya saja, ketika hormon dalam tubuh menjadi tidak seimbang, senyawa disulfida dalam bawang putih membantu tubuh lebih tahan dan tidak cepat terpengaruh oleh efek samping kelebihan hormonal ini.

Dalam jangka panjang, bawang putih membantu menekan risiko PCOS, jerawat hormonal dan sejumlah kasus kanker yang bekaitan dengan masalah hormonal seperti kanker payudara atau kanker prostat.

Itulah sejumlah informasi berkaitan dengan kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan orang-orang dalam cara makan bawang putih. Cara makan bawang putih dan dosis yang tepat beperan besar terhadap optimalnya pemanfaatan bawang putih sebagai obat.

Sumber

Healthline. 11 Proven Health Benefits of Garlic. https://www.healthline.com/nutrition/11-proven-health-benefits-of-garlic

Healthy and Natural World. How to Release Garlic’s Medicinal Potential and avoid Common Mistakes When Using It. https://www.healthyandnaturalworld.com/common-mistakes-when-using-garlic-as-an-antibiotic/

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}