Jamu Kanker: Warisan Leluhur Yang Perlu Dilestarikan

DITULIS OLEH:
Fery Irawan 

Maret 6, 2019


Ada tidak ya, jamu tradisional anti kanker di Indonesia untuk pencegah kanker? Penasaran apa saja ragam jenisnya dan kandungan manfaat yang ada didalamnya? Adakah penelitian yang memperlihatkan efektifitas penggunaan jamu atau herbal bagi penderita kanker?

Berikut merupakan beberapa informasi penting terkait dengan jamu tradisional anti kanker di Indonesia untuk pencegah kanker. Info berikut hanyalah penambah wawasan dan bukan saran medis sehubungan dengan kondisi penyakit maupun metode pemulihannya. Keputusan pengobatan apapun hendaknya dilakukan secara pribadi dan Anda yang memutuskannya.

Info Lengkap Seputar Jamu Tradisional untuk Pencegah Kanker

Indonesia merupakan negara dengan tingkat penyakit yang cukup tinggi. Sekalipun kita ingin selalu sehat, terkadang kondisi dan situasi bisa jadi tidak mendukung hal tersebut. Kita bisa sakit dari waktu ke waktu. Karena keberadaan penyakit, maka banyak orang mencoba untuk menemukan obatnya dengan mempelajari pengobatan berupa jamu tradisional anti kanker di Indonesia untuk pencegah kanker. Perhatikan apakah produk yang Anda konsumsi tergolong dalam daftar jamu aman atau daftar jamu berbahaya—waspadalah!

Karena cuaca dan hal-hal lain, beberapa jenis tanaman herbal hanya dapat ditanam di Indonesia yang beriklim tropis. Jadi, tentu saja keberagaman hayati ini banyak yang aneh di telinga masyarakat di luar Indonesia, mengingat mereka belum mengetahui manfaatnya bagi tubuh manusia. Lalu, mari kita gali lebih banyak lagi tentang hal itu! Terutama jika Anda juga belum pernah mendengar keberadaan herbal berikut ini.

Jamu Anti Kanker Tradisional—Potensi Pulihkan Penderita Kanker

Jamu tradisional telah digunakan dalam pengobatan kanker. Misalnya; Buku yang ditulis oleh Jane-Beers menceritakan kisah seorang tabib tradisional di kota Yogyakarta yang sepertinya sanggup memulihkan penderita kanker serviks dengan ramuan teh yang terbuat dari kombinasi kacang sirih, Madagascar Periwinkle dan daun benala misterius. Gabungan teh dengan diet kedelai yang ketat berhasil membantu pasien untuk pulih kembali dalam tempo 18 bulan—Ian Lloyd Neubauer, Time 29/02/2012.

Sebuah studi 2011 oleh Departemen Teknologi dan Ilmu Makanan Virginia Tech terhadap sirsak berhasil menunjukkan bahwa ekstrak dari buah sirsak mampu menghambat pertumbuhan kanker pada manusia. “Vincristine”—salah satu dari 70 alkaloid bermanfaat yang diidentifikasi pada tanaman Madagaskar Periwinkle, secara radikal meningkatkan tingkat kelangsungan hidup anak-anak pengidap leukemia.

“Pengobatan barat berupaya untuk memberantas kanker, tetapi pada saat yang sama turut menghancurkan sel tubuh. Jamu membantu tubuh untuk memproduksi antibodi sendiri guna melawan kanker dari dalam tubuh,”—Menurut Bryan Hoare, manajer pusat kebugaran di Jawa Tengah. Terlepas dari kanker sendiri, pasien sering mengalami masalah yang membuat hidup sangat sulit bagi mereka. Mereka sering merasa sakit, sembelit, batuk, asites, edema, dan gangguan perut. Beberapa menderita efek samping dari kemoterapi atau radioterapi

Strategi penyembuhan dengan menggunakan herbal ialah menetralkan efek racun oleh jaringan tubuh yang sakit, mendetoksifikasi sistem tubuh dan meningkatkan sistem kekebalannya. Penekanannya adalah untuk mengembalikan keseimbangan tubuh yang selama bertahun-tahun berada dalam ketidakharmonisan yang sangat serius. Herbal tidak dengan cara agresif menghancurkan sel-sel ganas, tidak seperti obat kemo atau radiasi. Berikut beberapa jenis jamu tradisional anti kanker di Indonesia untuk pencegah kanker!

Bidara (Ziziphus nummularia)

Jamu kanker bidara mengandung senyawa betulin dan asam betulinic yang telah terbukti memiliki aktivitas antitumor. Mekanismenya terkait dengan sitotoksik selektif terhadap sel kanker terhadap sel normal. Induksi apoptosis melalui pembuatan reactive oxygen spesies, penghambatan topoisomerase1 dan aktivasi mitogen-activated protein. Menghambat angiogenesis, memodulasi aktivator transkripsi, kematian sel yang diperantarai P53 dan CD95. Menginduksi hilangnya potensi membran mitokondria, pelepasan Cyt.c dan Smac.

Mekanisme ini mungkin bertanggung jawab atas kemampuan asam betulinic untuk secara efektif membunuh sel kanker yang resisten terhadap agen kemoterapi lainnya. Selain itu, ternyata pengobatan kombinasi asam betulinic dan obat antikanker dapat bersinergi dalam menginduksi apoptosis. Asam betulinic yang menambah efek anti-karsinogenik dari senyawa sitotoksik (misalnya, doxorubicin, cisplatin, taxol, atau actinomycin D). Asam betulinic memiliki potensi efek apoptosis sel mutan p53, serta sel tumor primer—tetapi tidak pada fibroblast manusia.

Brotowali (Tinospora cordifolia)

Jamu kanker brotowali mengandung senyawa alkaloid untuk tingkatkan peremajaan sel, vitalitas, dan umur panjang. Brotowali terkenal dalam pengobatan modern karena aktivitas adaptogenik, imunomodulator, anti-oksidan, anti-inflamasi, anti-rematik, dan anti-alergi. Ekstrak metanol dari bidara mengandung fenilpropanoid, norditerpene furan glikosida, diterpen furan glikosida dan phytoecdysones. Akar Brotowali dilaporkan mengandung alkaloid lain seperti; columbin, isocolumbin, kolin, magnoflorine, palmatine, tinosporin, dan tetrahydropalmatine.

Brotowali secara efektif mampu membunuh “sel HeLa” (sel kanker serviks) secara in-vitro. Hal ini menunjukkan potensinya sebagai agen antikanker. Aktivitas antikanker pada ekstrak diklorometana dari brotowali terhadap hewan percobaan yang mengidap “karsinoma asites Ehrlich” telah dibuktikan. Ekstrak brotowali menunjukkan adanya peningkatan kelangsungan hidup terlepas dari tumor tergantung pada dosis yang diberikan. Senyawa konstituen aktif brotowali ialah 20 β-hydroxyecdysterone, Cordioside, dan Columbin.

Kunyit (Curcuma longa)

Jamu kanker kunyit memiliki senyawa aktif yang dikenal dengan istilah “curcumin” (diferuloylmethane) merupakan polifenol yang digunakan untuk pencegahan dan pengobatan kanker. Sifat anti-proliferasi curcumin terkait dengan kemampuannya untuk meregulasi ekspresi sejumlah gen, termasuk NF-kappa B, Activator Protein 1 (AP-1), reseptor pertumbuhan Epidermal 1 (EGR-1), cycloxygenase 2 (COX2), lysyl oxidase (LOX), nitric oxide synthase (NOS), matrix metallopeptidase 9 (MMP-9), dan faktor nekrosis tumor (TNF).

Kunyit dapat menghambat proliferasi sel dalam berbagai garis sel. Meregulasi NFk-B, AP-1, EGR-1, COX-2, LOX, NOs, MMP-9, TNF, Chemokine, EGFR, dan  HER2. Menghambat jalur JNK, jalur serin / treonin kinase. Menghambat metastasis dengan mengurangi MMP-2. Menginduksi apoptosis in-vitro dengan mengurangi potensial membran mito-chondrial, melepaskan Cyt c, aktivasi caspases 3 dan 9, serta menurunkan regulasi protein anti-apoptosis Bcl-XL maupun Integrin terkait Protein. Mengurangi angiogenesis termediasi VGEF dan bFGF.

Meniran (Phyllanthus amarus)

Jamu kanker meniran mengandung berbagai lignan, flavanoid dan tanin yang dapat memberikan efek antitumor. Sifat kemoprotektif tanaman ini mungkin terkait dengan kemampuannya untuk menghambat aktivasi metabolik senyawa karsinogenik, menginduksi penangkapan siklus sel dan mengganggu perbaikan DNA. Ektrak meniran bahkan telah dilaporkan menghasilkan penurunan yang signifikan terhadap insiden tumor yang diinduksi dengan n-nitrosodiethylamine (NDEA). Selain itu, terjadi penurunan enzim penanda tumor dan penanda cedera hati.

Meniran mampu menghambat proliferasi sel terhadap sel kanker yang berbeda, menghambat aktivitas cdc 25 tyrosine phosphatase, menghambat aktivitas topoisomerase I dan II dalam kultur sel mutan Sacchromyces cerviacae, menginduksi penangkapan siklus sel dan mengganggu perbaikan DNA, dan memurnikan lignin agar bertindak sebagai agen pembalik MDR. Komponen utama meniran ialah nirtetralin, niranthrin, phyllanthin, dan phyltetralin.

Mengkudu (Morinda citrifolia)

Jamu kanker mengkudu mengandung senyawa alami berupa polifenol dan flavonoid, fitokimia ini membantu mengurangi risiko penyakit degeneratif, seperti; kanker dan penyakit kardiovaskular. Beberapa penelitian in-vitro dan in-vivo menunjukkan bahwa buah mengkudu bekerja sebagai antioksidan, anti-inflamasi, anti-demensia, antikanker, analgesik, efek imunomodulator dan perlindungan hati. Salah satu hasil olahan mengkudu yang cukup terkenal ialah Noni Juice yang berasal dari fraksi buah mengkudu teruji.

Hasil pengujian fraksi buah mengkudu terhadap garis sel kanker MCF-7, MDA-MB-231 (adenokarsinoma payudara) dan satu garis sel non-kanker HEK-293 (Ginjal embrionik manusia) dilakukan. Dari ekstrak etilasetat menunjukkan adanya profil aktivitas antikanker secara in-vitro. Ekstrak etilasetat menghambat proliferasi garis sel MCF-7, MDA-MB-231 dan HEK-293 dengan nilai IC50 masing-masing 25, 35, 60 ug / ml. Ekstrak mengkudu juga mengurangi generasi ROS intraseluler dan potensi membran mitokondria.

Pasak Bumi (Eurycoma longifolia)

Jamu kanker pasak bumi, bukan hanya digunakan dalam pemulihan stamina ataupun vitalitas pria dewasa semata. Siapa yang sangka jika dalam dosis yang tepat, terdapat jenis pasak bumi yang sanggup menghadapi serangan kanker. Pasak bumi telah mendapatkan pengakuan luas atas pengaruh farmakologisnya yang serba guna termasuk sebagai; antikanker, antimikroba, antioksidan, afrodisiak, anti-inflamasi, dan anxiolitik.

Banyak penelitian baik in-vitro maupun in-vivo membuktikan kemanjuran antiproliferatif dan antikanker yang efektif terhadap serangan kanker. Pasak bumi menunjukkan kemanjuran antikanker yang menjanjikan dan dengan demikian dapat dianggap sebagai terapi komplementer yang potensial untuk pengobatan berbagai jenis kanker manusia. Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa eurycomanone, yakni senyawa aktif pasak bumi mengerahkan aktivitas anti-proliferasi terhadap sel HepG2, sel Hela, sel MCF-7 dan sel kanker paru-paru.

Pegagan (Centella asiatica)

Jamu kanker pegagan mengandung Asiaticoside, hydrocotyline, vallerine, asam pektin, sterol, stigmasterol, flavonoids dan asam askorbat. Ekstrak daun pegagan dapat menghambat proliferasi sel yang mengalami perubahan dan menghambat sintesis DNA atau aktivitas antitumor. Pegagan adalah penghambat peroksidasi lipid pada berbagai organ seperti; hati, paru-paru, otak, jantung, ginjal, dan limpa.

Selain itu, pegagan menunjukkan aktivitas anti-elastase dan bertindak sebagai pemberantas radikal bebas. Pegagan mampu mengurangi tingkat ATPase total, Mg + 2 ATPase, Na + -K + ATPase, dan meningkatkan level Ca + ATPase. Proses ini diperlukan guna mempertahankan jaringan sel terhadap reaksi peroksidasi dan sehingga memberikan perlindungan terhadap kerusakan sel. Konsumsi pegagan telah terbukti mampu memberikan perlindungan terhadap kerusakan oksidatif.

Sambiloto (Andrographis paniculata)

Jamu kanker sambiloto mengandung senyawa diterpen, flavonoid dan stigmasterol. Studi yang dilakukan pada hewan percobaan menunjukkan bahwa sambiloto merupakan stimulator kuat bagi sistem kekebalan tubuh dan mampu mengaktifkan respons imun antigen spesifik ataupun non spesifik. Sehingga disebut sebagai agen kemoprotektif yang kuat dan efektif terhadap agen infeksi dan onkogenik. Sambiloto menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker epidermoid manusia KB, sel leukemia limfositik P388, sel kanker payudara MCF-7 dan sel kanker kolon HCT-116.

Ekstrak alkohol sambiloto telah terbukti menyebabkan peningkatan yang signifikan terhadap aktivitas glutathione-S-transferase (GST), DT-diaphorase (DTD), superoksida dismutase (SOD) dan katalase. Ini juga menyebabkan penurunan aktivitas lacate dehydrogenase (LDH) dan malondialdehyde (MDA). Sambiloto menghasilkan perubahan tingkat glutathione sebagai detoksifikasi xenobiotik yang berperan dalam proses karsinogenik. Unsur kimia utama sambiloto, andrographolide juga menunjukkan aktivitas antikanker dan stimulasi imun yang signifikan.

Sarang Semut (Myrmecodia Pendans)

Jamu kanker sarang semut mengandung anti-oksidan, polifenol, dan glikosida. Di Indonesia, sarang semut telah digunakan untuk membantu pengobatan kanker, tumor, ataupun benjolan abnormal lainnya. Sebuah penelitian dilakukan untuk melihat kinerja aktivitas antikanker terhadap ekstrak metanol dan ekstrak air sarang semut. Penelitian tersebut dibuat khususnya untuk mengetahui aktivitas sel kanker HeLa dan MCM-B2. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ekstrak air memiliki aktivitas antikanker yang lebih baik dibandingkan dengan ekstrak lainnya.

Kinerja flavonoid dalam sarang semut yang telah terungkap ialah kemampuannya dalam menginaktivasi karsinogen, antiproliferasi, penghambatan siklus sel, induksi dan apoptosis diferensiasi, hingga penghambatan angiogenesis. Maka tak heran, jika banyak penderita kanker yang menggunakan sarang semut sebagai alternatif pengobatan yang mereka jalani. Tentu saja, selain mengonsumsi Sarang Semut Anda perlu melakukan gaya hidup sehat agar pemulihan dapat berlangsung lebih cepat.

Sirsak (Annona atemoya/muricata)

Jamu kanker Sirsak mengandung senyawa bullatacin yaitu; sebuah acetogenin yang dikenal karena sifat antitumornya. Bullatacin menginduksi margin kromatin dan kondensasi sel tumor, diikuti oleh apoptosis. Sirsak mengandung dua annomuricins yaitu; A dan B, yang telah menunjukkan sitotoksisitas pada garis sel tumor padat manusia A-549 karsinoma paru-paru, karsinoma payudara MCF-7 payudara, dan garis sel adenokarsinoma HT-29 kolon. Sirsak juga mengandung beberapa acetogenins lain yang terbukti secara selektif menginduksi kematian sel tumor secara in-vitro.

Secara khusus, dua acetogenins annonaceous yang ditemukan dalam sirsak mampu menghasilkan kematian sel hepatoma manusia HepG2 dan sel hepatoma 2.2.15. Acetogenins Annonaceous berpotensi sebagai agen antitumor yang hanya ditemukan dalam keluarga tanaman sirsak. Secara kimia, mereka adalah turunan dari asam lemak rantai panjang. Secara biologis, mereka menunjukkan bioaktifitas potensial melalui penipisan kadar ATP melalui penghambatan kompleks I mitokondria dan menghambat oksidase NADH dari membran plasma sel tumor.

Itulah beberapa jenis jamu tradisional anti kanker di Indonesia untuk pencegah kanker. Konsumsi jamu harus didasarkan atas dosis penggunaan yang tepat. Maka, sebelum Anda menggunakan beragam bahan alami ini, pastikan agar Anda mengetahui resep herbal kanker yang tepat.

Konsultasikan dengan dokter dan lakukan pemeriksaan medis guna mengetahui perkembangan kondisi kesehatan Andaa. Hal ini membantu Anda mengetahui kapan penggunaan jamu, herbal atau obat apapun yang sedang dikonsumsi. Jika Anda sudah pulih dari serangan penyakit, maka tindakan pencegahan perlu dilakukan agar tidak kambuh kembali.

Sumber
Avni G. Desai, Ghulam N. Qazi, Ramesh K. Ganju, Mahmoud El-Tamer, Jaswant Singh, Ajit K. Saxena, Yashbir S. Bedi, Subhash C. Taneja, dan Hari K. Bhat. Medicinal Plants and Cancer Chemoprevention. 11 September 2014. URL: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4160808/.

Thu HE, Hussain Z, Mohamed IN, dan Shuid AN. Eurycoma longifolia, A Potential Phytomedicine for the Treatment of Cancer: Evidence of p53-mediated Apoptosis in Cancerous Cells. 19 Oktober 2018. URL: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28721818.

Brown AC. Anticancer activity of Morinda citrifolia (Noni) fruit: a review. 26 Oktober 2012. URL: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22344842.

Soeksmanto A, Subroto MA, Wijaya H, dan Simanjuntak P. Anticancer activity test for extracts of Sarang semut plant (Myrmecodya pendens) to HeLa and MCM-B2 cells. 26 Oktober. URL: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20437705.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}