Hormon Insulin Ternyata Juga Menjadi Faktor Penyebab Kanker


By Nurul Kuntarti

Hormon insulin, salah satu senyawa yang diproduksi oleh tubuh secara alami. Hormon ini demikian identik dikaitkan dengan kadar gula darah. Tetapi siapa sangka, masalah hormon insulin terutama berkaitan dengan resistensi insulin juga dapat menjadi faktor penyebab kanker.

Insulin dan penyakit diabetes sendiri memang diketahui berkaitan erat dengan sejumlah penyakit degeneratif, termasuk pada masalah penglihatan, sistem saraf dan kesehatan kardiovaskular.

Tetapi terkuak satu fakta menarik, bahwa hormon insulin dan kondisi resistensi insulin yang notabene adalah salah satu tanda dari pre diabetes dan diabetes juga mempengaruhi kesehatan DNA dan dapat menjadi faktor penyebab kanker.

Apa Sebenarnya Hormon Insulin?

Hormon insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsi utama sebagai kendali kadar gula darah. Hormon ini diproduksi di dalam organ pankreas, tepatnya pada sel beta dari pankreas.

Sel beta dalam pankreas memang sudah memiliki sistem kerja sedemikian rupa, sehingga memiliki kemampuan responsif terhadap sinyal tinggi rendahnya kadar gula dalam darah.

Ketika kadar gula dalam darah naik, otomatis sel beta aktif dan memproduksi hormon insulin. Dan hormon ini sendiri menjadi elemen utama dari fungsi metabolisme, pembentukan energi, penyaluran sumber energi menuju sel dan kadar gula darah.

Insulin mempengaruhi sel sel tubuh untuk menarik glukosa dalam darah. Ini akan menjadi sumber bahan bakar pembentukan energi bagi sel. sementara juga akan membantu menghindari naiknya kadar gula dalam darah yang tidak baik untuk tubuh.

Di sisi lain, insulin juga berperan pada fungsi hati. hormon insulin berperan besar untuk menstimulasi pembentukan enzim glukonase. Enzim glukonase ini bekerja mendorong masuknya kelebihan gula dalam darah menuju sel hati.

Tidak berhenti di sana, hormon insulin juga bekerja mendorong pembentukan enzim glikogen sintetase yang bekerja dalam fungsi hati mengubah glukosa dari darah menjadi glikogen atau jaringan cadangan lemak di area perut dan sekitar hati.

Di satu sisi, pembentukan glikogen memiliki peran penting sebagai cadangan energi bagi tubuh. ini adalah sistem alami perlindungan tubuh di saat saat darurat tubuh kekurangan asupan energi.

Hanya saja kelebihan cadangan lemak juga bukan ide yang baik. Karena cadangan lemak berlebih ini akan menghambat kerja hati, menurunkan fungsi metabolisme dan kerap kali berkaitan erat dengan kondisi resistensi insulin.

Apa Itu Resistensi Insulin?

Sebagaimana dijelaskan dalam sistem metabolisme tubuh kemudian juga dikenal istilah resistensi insulin. Resistensi insulin sendiri adalah kondisi ketika sel sel tubuh tidak lagi peka terhadap sinyal atau perintah dari insulin untuk menyerap glukosa dari dalam darah.

Penyebab Resistensi Insulin

Ada begitu banyak faktor yang dapat menjadi penyebab resistensi insulin dan hiperinsulinemia. Tetapi kebanyakan berkaitan dengan metabolisme.

Ketika seseorang tidak melakukan aktivitas fisik yang tinggi, otomatis sel sel tubuh juga tidak membutuhkan banyak energi. Karenanya sel sel tubuh tidak aktif membentuk energi baru dan tidak membutuhkan asupan sumber energi baru dalam hal ini glukosa dari dalam darah.

Ketika sel sel tidak lagi aktif membentuk energi baru dan menarik glukosa dengan agresif, maka otomatis sel akan resisten terhadap sinyal hormon insulin untuk menyalurkan glukosa dari plasma darah menuju sel.

Mereka yang mengonsumsi terlalu banyak makanan kaya kalori, kaya gula dan karbohidrat juga akan meningkatkan kadar gula dalam darah. Apabila di saat yang sama tidak ada aktivitas fisik yang mampu mengimbangi asupan ini, tentu saja sel sel tubuh tidak dapat menampung kelebihan gula ini.

Sementara kelebihan gula tadi mendorong pankreas memproduksi lebih banyak hormon insulin. Hanya saja, sel telah mengalami resistensi insulin karena sel tidak lagi dapat merespon sinyal untuk menarik lebih banyak gula dari dalam darah.

Beberapa kondisi yang berkaitan dengan penurunan metabolisme tubuh juga akan menyebabkan sel sel kehilangan agresivitasnya dalam menarik glukosa dari dalam darah. Kondisi yang akan berakhir pada masalah resistensi insulin.

Dalam banyak kasus, gangguan metabolisme ini bisa dikaitkan dengan masalah tiroid dan tingginya kadar lemak tubuh. Karena kedua aspek tersebut dapat menyebabkan penurunan metabolisme dan dorongan pembakaran energi.

Dalam tingkat kasus yang lebih rendah, hiperinsulimenia atau kelebihan insulin bisa disebabkan oleh kerusakan pada fungsi pankreas. Yang menyebabkan sel beta melakukan aktivitas berlebihan dan memproduksi insulin di luar batas kebutuhan. Ini juga menyebabkan efek resistensi insulin.

Efek Resistensi Insulin

Resistensi insulin mengacu pada hiperinsulinemia. Tetapi, dalam skala kasus yang terbatas, tak selamanya ini berkaitan langsung dengan kelebihan gula dalam darah atau hiperglikemia. Karena gangguan pada sel beta dalam pankreas juga dapat memicu pembentukan hormon insulin berlebihan.

Resistensi insulin selama ini diketahui sebagai awal mula dari kondisi diabetes. karena ketika kemampuan hormon insulin dalam memberikan sinyal bagi sel sel tubuh menurun atau bahkan tidak berfungsi, sel sel tubuh akan gagal menyerap glukosa dari darah. Ini menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi sangat tinggi atau hiperglikemia.

Ini berbahaya karena ketika kondisi ini berketerusan, hiperglikemia ini akan berkembang menjadi diabetes. dimana tubuh kehilangan kemampuan untuk menjalankan kendali terhadap kestabilan kadar gula darah dalam darah.

Sementara itu, ketika kadar gula dalam darah sudah berada di ambang atas, otomatis pankreas akan memproduksi lebih banyak insulin. Yang sayangnya tidak efektif bekerja mendorong sel menarik lebih banyak glukosa. Jadilah hormon insulin berlebihan ini menumpuk dalam tubuh.

Tetapi rupanya, masalah resistensi insulin dan kelebihan hormon insulin ini tidak hanya menyebabkan masalah  diabetes. karena sejumlah fakta menunjukan bahwa ada kaitan erat antara hormon insulin dengan sejumlah keluhan penyakit lain, termasuk hipertensi, gangguan kardiovaskular, gangguan ginjal, gangguan hati dan kanker.

Resistensi Insulin dan Faktor Penyebab Kanker

Salah satu efek dari kelebihan masalah resistensi insulin ini adalah kanker. Sebagaimana diungkap dalam International Journal of Cancer tahun 2017, bahwa kelebihan hormon insulin akan menjadi faktor penyebab kanker yang perlu Anda waspadai.

Terbukti sejumlah kasus kanker dan tumor di dunia, disertai dengan temuan bahwa pasien juga mengalami kasus hiper insulin atau kelebihan kadar insulin dalam tubuh.

Dalam riset yang dilaporkan pada Journal of the National Cancer Institutes tahun 2003, dijelaskan bahwa pria dengan kadar insulin tinggi memiliki resiko kanker prostat hingga 3 kali lebih tinggi.  dan pria dengan sensitivitas insulin yang sangat baik akan menurunkan resiko kanker prostat hingga 65%.

Sedang dalam International Journal of Cancer  pada tahun 1992, dijelaskan bahwa resiko kanker payudara dapat meningkat hingga  3 kali lebih tinggi pada wanita dengan kasus resistensi insulin. Kelebihan hormon insulin berperan cukup kuat sebagai faktor penyebab kanker payudara.

Peran kelebihan hormon insulin sebagai faktor penyebab kanker pankreas juga dijelaskan dalam Journal of Molecular of Endocrinology tahun 2013. Dan dalam Cancer Prevention Research tahun 2016, dijelaskan pula peran hormon insulin berlebihan sebagai faktor penyebab kanker hati.

Masih ada sejumlah kasus kanker lain yang mengalami peningkatan resiko akibat kelebihan hormon insulin. Sebagaimana dijelaskan pula dalam The Official Journal of the Japanesse Cancer Association tahun 2010.

Bagaimana hormon insulin dapat menjadi faktor penyebab kanker memang belum sepenuhnya dipahami. Tetapi sejumlah fakta berikut diklaim sebagai rangkaian benang merah yang mengaitkan hormon insulin berlebihan dengan kanker.

Kelebihan Efek Radikal Bebas

Efek dari kelebihan hormon insulin ini berawal dari pengaruhnya terhadap fungsi hati. karena kelebihan insulin ini akan semakin menstimulasi hati membentuk lebih banyak cadangan lemak atau glikogen. Kelebihan cadangan lemak ini pada akhirnya menyebabkan hati terselubung oleh lemak.

Hati akan mengalami gangguan fungsi karena sejumlah selnya terselubung oleh lemak. Perlambatan fungsi hati ini menyebabkan fungsi utama hati menurun, termasuk sebagai penetralisir toksin dan komponen radikal bebas. Hal ini dijelaskan dalam World of Journal of Hepatology tahun 2011.

Semakin tinggi kadar toksin, residu metabolisme dan radikal bebas dalam tubuh semakin tinggi resiko seseorang untuk mengidap kanker. sebagaimana telah dijelaskan pada jurnal Oxford tahun 1996, European Journal of Cancer.

Efek Agen Inflamasi

Tidak banyak yang memahami bahwa insulin sebenarnya mendukung terbentuknya agen inflamasi. Sebagaimana dijelaskan dalam The Journal of Clinical Investigation tahun 2006.

Dalam kadar normal efek ini terbilang tidak berpengaruh pada tubuh. tetapi pada kadar berlebihan efeknya cukup berimbas pada tubuh. Ini meningkatkan resiko kecenderungan seseorang mengalami peradangan serius.

Pertama karena ketika kadar hormon insulin naik pada level tinggi, pada umumnya kadar gula darah juga tinggi. Ini memungkinkan terbentuknya senyawa bernama Advanced Glycation End Products (AGEs). Senyawa AGEs ini berasal dari kombinasi lemak dan protein dengan gula.

Senyawa AGEs ini sangat berbahaya dan memicu terbentuknya inflamasi. Senyawa ini sendiri juga termasuk jenis senyawa oksidatif yang dapat menjadi efek karsinogen. Hal ini dijelaskan dalam Journal of Vascular Biology tahun 1994.

Dan ternyata inflamasi memiliki pengaruh kuat dalam meningkatkan resiko kanker. Agen inflamasi juga dapat menjadi faktor penyebab kanker pada seseorang. Dalam Irish Journal of Medical Science tahun 2017, diungkap bahwa inflamasi dan kanker dapat berkesinambungan dan berkembang dalam pola yang hampir serupa.

Inflamasi dan kanker berkembang dalam mekanisme yang sama. Inflamasi akan memicu kerusakan sel yang masif. Akan tetapi terkadang kerusakan ini tidak berakhir dengan kematian sel tetapi membentuk pola proliferasi dan angiogenesis yang mengacu pada kanker.

Inflamasi juga memicu perubahan perilaku sel sehingga menunjukan aktivitas abnormal. Inflamasi dapat pula memicu efek anti apoptosis sehingga perilaku abnormal ini tidak dapat dihentikan dan berkembang lebih masif menjadi kanker.

Insulin Memiliki Efek Karsinogen

Menurut Nature Scientific Reports tahun 2016, dijelaskan bahwa hormon insulin sendiri memiliki efek karsinogen. Pengaruhnya cukup besar pada pertumbuhan kanker apabila insulin berada pada kadar yang tinggi.

Insulin yang berlebihan akan mendorong terbentuknya  enzim Insulin Growth Factor1 (IGF1). Ini adalah senyawa yang bekerja pada sel untuk mendorong mitosis atau pembelahan sel. hanya saja, kadarnya harus sangat terjaga untuk memastikan stabilitas proses pembelahan diri normal.

Ketika kadarnya berlebihan, sel sel yang sudah mengalami perkembangan abnormal akan terstimulasi untuk memperbanyak diri dengan agresif. Ini memicu terbentuknya pola proliferasi pada sel tersebut.

Mereka dengan kadar IGF1 yang tinggi akan mengalami peningkatan resiko kanker antara 20% sampai 50%.  Beberapa kasus kanker, termasuk kanker kolorektal, kanker payudara, kanker usus, kanker prostat dan kanker ginjal dapat dikaitkan dengan peningkatan kadar IGF1 ini.

Insulin Mendorong Pertumbuhan Kanker

Masih menurut jurnal yang sama, Nature Scientific Reports tahun 2016, hormon insulin memiliki kemampuan untuk menstimulasi pertumbuhan kanker. Pada kasus kanker dengan kadar insulin yang sangat tinggi, perkembangan kanker akan menunjukan grafik yang sangat cepat, akibat pertumbuhan dan penyebaran yang lebih masif.

Hormon insulin menurut Current Diabetes Report tahun 2013, merupakan faktor penyebab kanker. Kondisi ini  terjadi karena sel kanker hipersensitif terhadap sinyal insulin. Daya respon sel kanker terhadap insulin berkali lebih efektif dari sel biasa.

Akibatnya sel kanker akan lebih agresif menarik glukosa ke dalam tubuh sel. Yang tentu saja diubah oleh sel kanker menjadi energi untuk membelah diri berlebihan atau proliferasi.

Proliferasi sendiri adalah kemampuan sel kanker untuk membelah diri lebih dari dua bagian sehingga sel kanker akan memperbanyak diri dengan sangat agresif, cepat dan ganas.

Pada dasarnya, sel kanker memang hidup dengan sangat bergantung pada asupan glukosa. Semakin baik suplai glukosa ke dalam tubuh sel kanker, semakin baik pertumbuhan sel tersebut. Dan untuk itu, sel kanker memiliki kemampuan lebih baik membaca sinyal insulin.

Ditambah dengan kemampuan sel kanker yang bersifat angiogenesis akan memudahkan sel kanker terakses dengan sumber glukosa dalam plasma darah. Angiogenesis sendiri merupakan karakter sel kanker untuk memenuhi kebutuhan suplai asupan makanan sendiri dengan membentuk jaringan pembuluh darah mandiri. Melalui jaringan pembuluh darah inilah sel sel kanker menarik lebih banyak gula dari darah melebihi daya serap sel biasa terhadap gula.

Resistensi insulin akan dimanfaatkan sel kanker untuk memaksimalkan pemanfaatan hormon insulin untuk kepentingan perkembangan sel kanker itu sendiri.

Mendukung Kemampuan Sel Kanker Bertahan

Dalam beberapa ulasan lain diungkap adanya efek insulin berlebih terhadap kemampuan sel kanker menghambat aktivitas apoptosis atau kemampuan tubuh membaca sinyal keberadaan sel abnormal dan mematikan sel sel abnormal tersebut.

Ini karena insulin memenuhi suplai gula bagi sel kanker dan membantu sel kanker lebih efektif memproduksi energi, termasuk membantu melepaskan sejumlah senyawa kimia yang menghambat kinerja apoptosis.

Insulin sendiri bekerja pada sistem sekresi sejumlah komponen protein. Dan di antaranya adalah sejenis komponen protein penting yang berperan membentuk membran pelindung bagi sel untuk membentuk pertahanan diri.

Semakin tinggi kadar insulin dalam darah atau dalam kondisi hiperinsulinemia, semakin besar peluang sel kanker untuk membentuk sistem perlindungan diri dengan lebih maksimal.

Insulin Mengganggu Keseimbangan Hormonal

Sejumlah kasus kanker, seperti kanker prostat, kanker payudara dan kanker endometrial memiliki kaitan erat dengan masalah ketidak seimbangan hormonal. Dan dijelaskan pula bahwa kelebihan hormon insulin dapat menyebabkan ketidak seimbangan hormonal. Kondisi ini dapat berperan sebagai faktor penyebab kanker.

Menurut Cleveland Clinic, naiknya kadar hormon insulin berlebihan dan masalah resistensi insulin dapat memicu terbentuknya hormon androgen yang berlebihan pada wanita. Dan dapat memicu menurunnya pembentukan hormon testosteron pada pria.

Di sisi lain peningkatan kadar lemak dalam darah dan lemak pada lingkar perut juga dapat mempengaruhi proses produksi hormon, termasuk hormon seksual. Sementara gangguan keseimbangan hormon seksual berperan besar menjadi faktor penyebab kanker.

Ketidak seimbangan hormonal memicu sel sel tertentu dalam mengalami over stimulasi. Di sisi lain gangguan keseimbangan hormonal mengganggu fungsi metabolisme dan menyebabkan sistem imunitas menurun.

Sementara tubuh manusia sangat membutuhkan peran imunitas dalam fungsi garda depan proteksi tubuh. Imunitas ini akan membantu mengatasi pertumbuhan sel abnormal lebih dini.

Mengendalikan Resistensi Insulin

Cara efektif untuk menurunkan resiko kanker adalah menyingkirkan faktor faktor penyebab kanker di sekitar kita. Salah satunya tentu saja dengan mencoba mengendalikan kadar hormon insulin dan mengatasi resistensi insulin.

Dijelaskan dalam Yonsei Medical Journal tahun 2005, bahwa mereka yang berhasil menjaga stabilitas daya sensitif sel terhadap hormon insulin akan efektif pula mengendalikan resiko kanker dalam level rendah. Sensitivitas insulin yang baik dapat menurunkan level resiko kanker di atas 50%.

Secara umum, resistensi insulin akan berkaitan dengan dua kondisi, pola makan dan aktivitas fisik. Resistensi insulin terjadi ketika asupan makanan yang mengandung komponen gula dan karbohidrat tidak berimbang dengan kebutuhan energi tubuh atau tidak berimbang dengan aktivitas fisik dan kebutuhan kalori.

Meski ada kemungkinan dalam tingkat relatif kecil akan munculnya resistensi insulin yang berkaitan dengan gangguan fungsi pankreas yang memproduksi insulin berlebihan

Dalam kebanyakan kasus dimana hiperinsulinemia dan kasus resistensi insulin memiliki kaitan dengan obesitas dan prediabetes, maka cara terbaik untuk mengatasi resistensi insulin tentu saja dengan menjalankan pola makan dengan pengendalian asupan gula, karbohidrat dan kalori.

Tentu saja jangan lupakan untuk mengimbangi pola makan tersebut dengan aktivitas yang membakar kalori dengan cukup.  Semakin aktif Anda secara fisik, semakin tinggi pembakaran kalori yang Anda lakukan.

Semakin berimbang pola makan dan pembakaran kalori, semakin baik Anda mengatasi resistensi insulin. Dan semakin baik Anda mengatasi kelebihan hormon insulin, salah satu faktor penyebab kanker yang utama ini.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Nurul Kuntarti seorang seorang sarjana ekonomi yang menemukan hasratnya dalam bidang kesehatan sejak memiliki putri pertamanya. Keinginan untuk terus memahami dunia kesehatan dilanjutkan dengan mengabdikan diri dalam dunia tulis-menulis di bidang kesehatan, untuk terus menghasilkan artikel-artikel kesehatan yang akurat, kredibel, dan bermanfaat. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}