Hipertrofi Adenoid : Gangguan Pembesaran Adenoid

DITULIS OLEH:
Fery Irawan 

Juni 7, 2018


Penyakit hipertrofi adenoid – Lebih sering dikenal dengan istilah pembesaran adenoid. Pembesaran jaringan lunak yang terjadi di belakang rongga hidung tersebut dapat berlangsung tahunan, bahkan hingga penderitanya menginjak dewasa. Padahal adenoid seharusnya mengecil seiring bertambahnya usia dan hilang saat mereka menginjak usia 7 hingga 16 tahun. Penyebabnya sama seperti peradangan adenoid atau adenoiditis, yakni terjadinya infeksi serius karena virus ataupun bakteri.

Penyakit ini jarang sekali menimpa orang dewasa, bahkan kasusnya di Indonesia tak banyak diketahui. Lalu, apa ciri-ciri pembesaran adenoid yang harus Anda pahami? Apa yang menjadi penyebab pembesaran adenoid tersebut? Adakah pengobatan pembesaran adenoid yang dapat membantu Anda? Dapatkah pembesaran adenoid dihilangkan dengan alternatif pengobatan herbal? Mari kita perhatikan keterangan lengkap berikut ini!

Hipertrofi Adenoid – Pembesaran Adenoid Pada Anak dan Orang Dewasa

Sebelumnya mari kita kenali lebih jauh sehubungan dengan adenoid itu sendiri. Jaringan lunak ini terletak di belakang rongga hidung menempel pada bagian atas pharyngeal tonsil. Tonsil merupakan istilah medis untuk kelenjar getah bening (lymph nodes) yang ada di saluran pernapasan dan saluran pencernaan (aerodisgestive tract).

Fungsi dari kelenjar getah bening ialah mempertahankan tubuh dari serangan zat asing termasuk keberadaan virus atau bakteri. Karena adenoid atau pharyngeal tonsil merupakan bagian dari kelenjar getah bening, maka fungsinya dalam melawan partikel asing juga sama.

Lalu, bagaimana mungkin jaringan yang memiliki fungsi melawan mikroorganisme asing dapat mengalami serangan hingga mengalami pembesaran adenoid tersebut? Hal ini dimungkinkan karena tidak semua bakteri mampu dilawan habis oleh tubuh Anda.

Keberadaan bakteri maupun virus yang bertahan di adenoid akan menimbulkan terjadinya infeksi dan mengakibatkan penyakit hipertrofi adenoid. Ingatlah bahwa kondisi hipertrofi adenoid disebut demikian untuk menunjukkan posisi dari jaringan yang mengalami serangan.

Mitos atau Fakta Seputar Hipertrofi Adenoid

Sekalipun adenoid sering disebut dengan pharyngeal tonsil. Namun, penyakitnya tidak bisa disebut pembesaran tonsil atau amandel. Amandel sendiri merujuk pada bagian tubuh yang disebut palatine tonsil.

Ada yang mengatakan bahwa penyakit hipertrofi adenoid itu sama dengan penyakit gondok, benarkah? Hipertrofi Adenoid tidak sama dengan gondok. Gondok merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembengkakan kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid berada di bawah jakun dan tampak seperti dasi kupu-kupu. Sedangkan adenoid berada di belakang rongga hidung.

Ada juga yang mengatakan bahwa penyakit hipertrofi adenoid sama dengan penyakit gondongan, benarkah? Hipertrofi adenoid tidak sama dengan gondongan. Gondongan merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembengkakan kelenjar parotis. Kelenjar parotis berada di bawah telinga, disekitar pipi bagian dalam mendekati telinga bawah.

Indikasi

Pembesaran adenoid merupakan hal yang sering terjadi pada anak-anak terutama saat mereka berada di usia sekitar 4-7 tahun. Masa-masa itu merupakan saat manakala adenoid berada pada ukuran terbesarnya.

Normalnya pembesaran ini akan menyusut dan hilang dengan sendirinya. Namun, lain cerita jika pembesaran terjadi karena adanya infeksi virus ataupun bakteri. Lalu, bagaimana membedakan antara pembesaran normal dengan keberadaan penyakit hipertrofi adenoid?

  • Pembesaran adenoid dapat mencapai ukuran sebesar bola pingpong yang dapat menyumbat saluran pernapasan. Penyumbatan pada saluran pernapasan karena hal ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas melalui hidung. Penderitanya seringkali memilih untuk bernapas melalui mulut untuk mencegah rasa tidak nyaman yang terjadi di dalam rongga hidung.
  • Terjadinya sumbatan seringkali berkaitan dengan lokasi keberadaan kelenjar getah bening. Lokasi adenoid sendiri berada di antara nasofaring dan saluran eustachius. Sumbatan dapat menghalangi laju cairan telinga menuju kerongkongan sehingga menyebabkan infeksi telinga bagian tengah yang disebut dengan otitis media. Hal ini juga bisa berlaku sebaliknya, jika penderita mengalami otitis media, bisa jadi memicu terjadinya penyakit hipertrofi adenoid.
  • Infeksi adenoid seringkali mengeluarkan cairan yang dapat menetes ke tenggorokan dan menyebabkan batuk tak tertahankan. Hal ini terjadi karena lokasi nasofaring yakni keberadaan adenoid yang terinfeksi berada tepat diatas tenggorokan. Tetesan cairan tersebut dapat menginfeksi selaput pita suara dan laring.

Demikianlah gejala pembesaran adenoid yang sering menimpa anak-anak. Namun waspadalah jika tanda-tanda penyakit hipertrofi adenoid sudah dialami. Segera lakukan pemeriksaan medis ke dokter spesialis telinga-hidung-tenggorokan (THT). Sehingga tindakan medis yang tepat dapat segera diberikan. Pembesaran adenoid dapat berlangsung hingga dewasa dan tak hilang sampai tindakan medis dilakukan.

Pemicu

Lalu apa yang memicu terjadinya pembesaran adenoid? Sama seperti semua kasus pembesaran kelenjar getah bening yang akan membesar karena terjadinya infeksi bakteri atau virus yang bertahan di sekitar organ. Itulah yang terjadi pada penyakit hipertrofi adenoid, namun timbul pertanyaan bakteri atau virus apa yang menjadi penyebab pembesaran adenoid ini?

Sehubungan dengan bakteri penyebab penyakit hipertrofi adenoid, ini sebenarnya sama dengan peradangan adenoid atau adenoiditis. Bakteri yang dimaksud ialah Streptococcus – bakteri yang sering tinggal di dalam rongga mulut. Virus yang menyebabkan peradangan adenoid juga dapat menjadi pemicu terjadinya hipertrofi adenoid, yakni adenovirus.

Pada orang dewasa, hal ini jarang terjadi mengingat adenoid seharusnya sudah menyusut. Namun pada kemungkinan yang langka, hal ini bisa terjadi karena beberapa hal. Misalnya; sumbatan hidung karena infeksi serius ataupun reaksi alergi rhinitis.

Faktor yang turut memperparah kondisi ini, ialah polusi udara dan kebiasan merokok. Kasus lainnya terkait dengan keberadaan penyakit sinonasal ganas, limfoma, hingga infeksi HIV. Hal ini dapat dialami pada rentang usia 16 hingga 25 tahun. Mengapa penyakit ini perlu diwaspadai? Sekalipun penyakit ini lebih sering menimpa anak-anak.

Pada kasus yang langka, sekalipun adenoid telah hilang dari tubuh orang dewasa – mereka masih dapat mengalami gejala pembesaran adenoid demikian. Hal ini dimungkinkan karena keberadaan virus dan bakteri yang berbahaya jika dibiarkan. Sehubungan dengan virus adenovirus sendiri memiliki beragam dampak yang sangat bervariasi.

Pengobatan

Sebelum menjalani pengobatan, maka penderita harus melewati pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter spesialis telinga-hidung-tenggorokan (THT). Hal ini penting terlebih jika penderitanya perlu melakukan pengangkatan adenoid yang disebut adenoidektomi ataupun tonsilektomi.

Hal ini dilakukan untuk memastikan seberapa besar risiko atau kemungkinan terjadinya dampak lain berupa “hypernasal” setelah menjalani tindakan pembedahan. Hypernasal merupakan kondisi manakala suara penderita berubah dan terdengar seperti berbicara lewat hidung atau “bindeng” (sengau).

Tindakan pembedahan yang dilakukan hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit yang dilakukan dibawah pengaruh anestesi umum serta prosedur kauterisasi. Prosedur ini dilakukan guna mengurangi kemungkinan pendarahan saat operasi dilakukan dengan bantuan panas dan pengisapan.

Tindakan medis ini tergolong dalam rawat jalan, saat manakala penderita tidak perlu menginap dirumah sakit setelah operasi terjadi. Pemulihan dapat dilakukan dirumah dan terus dipantau perkembangannya dengan melakukan pemeriksaan rutin hingga penderita pulih kembali.

Kauterisasi

Sebenarnya kauterisasi bukanlah metode yang umum digunakan bagi penderita hipertrofi adenoid. Kauterisasi merupakan tindakan medis yang dilakukan dengan cara membakar bagian tubuh untuk menghilangkan atau menutup luka.

Tindakan ini dilakukan untuk menghilangkan pendarahan, tumbuhnya benjolan yang tidak diinginkan, meminimalisasi kemungkinan bahaya infeksi atau saat antibiotik tidak tersedia. Hal ini dilakukan dengan cara memanaskan alat metal hingga merah menyala yang kemudian diaplikasikan untuk menghentikan pendarahan pada pembuluh darah.

Jika menggunakan listrik disebut electrocautery yang digunakan untuk menghancurkan jaringan halus pada tubuh. Kauterisasi juga dapat dilakukan dengan bahan kimia yang mengandung asam ataupun laser.

Prosedur ini memerlukan bantuan anestesi lokal guna menghilangkan rasa sakit saat metode ini digunakan. Namun setelah pengaruh anestesi hilang, rasa sakitnya akan kembali terasa dalam waktu beberapa hari, hingga beberapa minggu setelah tindakan dilakukan.

Sekalipun kauterisasi dikatakan dapat mencegah terjadinya infeksi, namun beberapa riset menunjukkan adanya kemungkinan terjadinya infeksi karena kerusakan jaringan sekitar yang berlebihan dan mendukung perkembangan bakteri.

Morinda Citrifolia

Memang pengobatan utama dari pembesaran adenoid seharusnya dilakukan secara medis oleh tenaga medis yang tepercaya dan berpengalaman. Bagaimana dengan pengobatan alternatif penyakit hipertrofi adenoid dengan konsumsi herbal Noni Juice? Saat ini belum ada keterangan lebih lanjut sehubungan dengan penggunaan Noni Juice dalam mengatasi pembesaran adenoid.

Penelitian yang ditemukan terkait dengan khasiat Morinda Citrifolia atau Noni Juice sebagai antiviral atau antivirus dalam mengatasi beragam penyakit. Namun penggunaannya masih perlu diperhatikan berdasarkan uji in-vitro dan in-vivo.

Hipertrofi adenoid merupakan penyakit yang memerlukan tindakan medis yang cepat dan tepat. Karena dapat mengancam keselamatan penderitanya dan menimbulkan komplikasi serius. Saat penderita mengalami kesulitan bernapas, ini merupakan pertanda bahwa mereka membutuhkan pertolongan dari tenaga medis profesional.

Demikianlah informasi lengkap terkait dengan penyakit hipertrofi adenoid atau pembesaran adenoid yang tersedia. Simak terus keterangan seputar kesehatan lainnya yang didasarkan atas penelitian tepercaya dan informatif – hanya di deherba.

Sumber
Elaine K. Luo, MD. Enlarged Adenoids. April 26, 2017. URL: https://www.healthline.com/health/enlarged-adenoids.

Phytother Res. 2017 Jul;31(7):971-979. doi: 10.1002/ptr.5817. Epub 2017 May 19.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}