Hati hati! Ternyata Ada 10 Efek Samping Dari Kunyit


By Nurul Kuntarti

Bila bicara soal kunyit, pasti Anda paham betul bahwa herbal rimpang satu itu sangat kaya manfaat. Tidak heran kalau jejamuan dari bahan kunyit cukup populer di masyarakat. Tapi tahukah Anda, kalau sebenarnya ada pula efek samping dari kunyit yang perlu Anda waspadai?

Sebagaimana Anda mengonsumsi obat medis, sebenarnya mengonsumsi herbal pun juga harus dilakukan dalam takaran yang tepat. Setidaknya selalu pastikan Anda mengonsumsi dalam dosis moderat dan tidak berlebihan.

Karena bagaimanapun, dibalik manfaat pasti ada efek samping yang dapat mengancam. Demikian pula dengan kunyit. Ketika Anda konsumsi dalam jumlah banyak atau Anda asup secara rutin dalam jangka panjang, maka efek samping mungkin akan muncul. Dan pada kesempatan ini kita akan melihat apa saja potensi efek samping dari kunyit yang perlu Anda waspadai.

Apa Saja Efek Samping Dari Kunyit?

Mungkin bagi kebanyakan dari Anda, pengetahuan soal apa saja sebenarnya manfaat dari kunyit sudah cukup Anda pahami. Bila Anda butuh lebih banyak informasi soal apa saja manfaat kunyit, Anda bisa kembali melihat pada artikel pendahulu di sini.

Namun kali ini kita akan melihat potensi efek samping dari kunyit yang mungkin akan Anda alami bila Anda tidak menjaga pola konsumsi Anda terhadap kunyit dengan moderat. Seperti apa efek samping dari kunyit tersebut?

  • Gangguan pada pencernaan

    Gangguan yang relatif lazim terjadi karena mengonsumsi terlalu banyak kunyit dalam satu waktu adalah keluhan pada pencernaan. Bisa dikatakan ini adalah efek samping dari kunyit yang paling kerap muncul. Keluhan pada umumnya berupa rasa begah, kembung, mual dan rasa perut bergas. Pada beberapa orang konsumsi kunyit berlebihan juga dapat memicu diare.

    Ada banyak alasan mengapa keluhan ini muncul. Pertama karena turmeric atau senyawa khas dari kunyit memiliki efek menetralkan asam lambung. Namun, pada fase tertentu ini justru dapat menciptakan masalah baru. Sehingga pencernaan berjalan lebih lambat, produksi gas meningkat dan mendorong rasa mual muncul. Kadang ini membuat usus menarik lebih banyak air hingga terjadi diare.

    Alasan lain karena kunyit juga membentuk lapisan dalam usus. Dalam batas wajar, lapisan tipis ini sangat baik dalam membantu merawat inflamasi. Termasuk peradangan dalam usus dan lambung. Namun, ketika lapisan ini terlalu tebal justru dapat menghambat pelepasan enzim pencernaan. Dan ini mengganggu berjalannya proses cerna makanan.

    Dalam sebuah uji klinis terhadap pemanfaatan kunyit untuk pasien kanker pankreas, ditemukan adanya laporan nyeri perut dan kontraksi berlebihan pada usus setelah pasien mengonsumsi kunyit dalam dosis 8000 mg perhari dalam 4 pekan. Ini dijelaskan dalam jurnal Nutrition and Cancer tahun 2010.

    Reaksi efek samping dari kunyit ini juga dilaporkan  dalam Biomarkers of Systemic Activity and Compliance tahun 2004. Hasil uji klinis terapi kunyit pada pasien kanker kolorektal melaporkan sejumlah pasien yang menunjukan reaksi diare, kembung, mual dan gangguan perlambatan pencernaan akibat konsumsi kunyit dalam dosis 3,6 gram pada jangka tertentu.

  • Memicu sakit kepala

    Dalam laporan yang disampaikan pada BMC Complementary and Alternative Medicine tahun 2006 dilaporkan bahwa mengonsumsi curcuminoid dalam jumlah 450 mg setiap hari dengan rutin dapat memicu reaksi sakit kepala. Reaksi akan muncul dalam periode berbeda pada setiap orang tergantung ketahanan masing masing.

    Meski dalam penelitian lain dijelaskan secara umum manusia toleran pada 500 mg curcuminoid dalam jangka pendek. Sebagaimana dijelaskan pada Indian Journal of Physiology and Pharmacology tahun 1992. Namun, reaksi sakit kepala tetap menjadi peringatan efek samping dari kunyit.

    Sebenarnya, dalam kadar moderat sebenarnya kunyit justru mungkin membantu merawat potensi migrain. Ini dijelaskan dalam sejumlah riset seperti pada jurnal Nutricional Neuroscience tahun 2021.

    Namun menariknya, ketika Anda mengonsumsi dalam jumlah besar, ini justru dianggap dapat mempengaruhi keseimbangan fungsi neurotransmitter dan kinerja saraf. Hingga dapat menyebabkan reaksi sakit kepala.

  • Menurunkan level zat besi dalam darah

    Kunyit memiliki efek mengikat unsur metal. Pada kondisi tertentu ini bermanfaat, karena pada dasarnya senyawa metal bukan senyawa yang sepenuhnya aman untuk tubuh. Namun ini juga bisa menjadi efek samping dari kunyit.

    Pada zat besi, keberadaan kadar kunyit berlebih dalam usus akan menurunkan daya serap usus terhadap asupan zat besi yang kita konsumsi. Akhirnya, tubuh tidak mendapatkan suplai zat besi sebagaimana mestinya. Kunyit akan mengikat zat besi dan membawanya terbuang dalam feses.

    Efek konsumsi kunyit berlebihan dalam menurunan daya serap zat besi dijelaskan dalam International Journal of Food Sciences and Nutrition tahun 2009. Ini bahkan diklaim dapat menurunkan level zat besi hingga 90%.

    Ini pula yang diduga kuat menjadi salah satu pemicu mengapa mengonsumsi kunyit berlebihan dapat memicu reaksi sakit kepala. Karena sel saraf dalam otak hanya akan bekerja optimal ketika mendapatkan suplai oksigen mencukupi. Sedang zat besi adalah materi dalam sel darah merah yang bekerja mengikat oksigen.

    Itu sebabnya, kebiasaan untuk mengonsumsi kunyit asam saat haid sebenarnya justru tidak disarankan. Konsumsi kunyit asam beberapa hari menjelang haid. Dan ketika haid datang pastikan Anda mendapatkan asupan zat besi mencukupi. Supaya kadar zat besi Anda pada masa haid tidak drop.

  • Reaksi alergi kulit

    Reaksi lain yang dianggap pula sebagai efek samping dari kunyit adalah sejumlah laporan ruam kulit. Sejumlah pandangan medis melihat kondisi ini sebagai reaksi alergi. Sejumlah catatan klinis menunjukan adanya bukti potensi kunyit memicu alergi.

    Seperti pada jurnal BMC Complementary and Alternative Medicine  tahun 2006. Namun, reaksi ini memang hanya muncul pada konsumsi kunyit dalam dosis tinggi di atas 1000 mg.

    Biasanya reaksi ini juga perlu diwaspadai saat memutuskan melakukan terapi kunyit secara topikal di permukaan kulit. Ini memicu reaksi kulit kering pada kebanyakan orang. Meski efeknya cukup baik terhadap jerawat, warna kulit tidak merata dan kulit yang kusam. Bahkan dalam sejumlah pakar dermatologi melihat adanya potensi kunyit dalam merawat pra kanker kulit.

    Namun pada mereka dengan kondisi alergi, terapi topikal dengan kunyit dapat memicu reaksi ruam. Sebaiknya ujikan terlebih dulu pada kulit secara bertahap sebelum secara rutin menggunakan terapi kunyit secara topikal.

  • Dapat menurunkan kinerja obat

    Sejumlah pakar medis melihat kemampuan kunyit sebagai anti oksidan dan pengikat unsur metal dalam kondisi tertentu tidak dianggap aman. Terutama bila kunyit dikonsumsi bersama dengan obat obatan lain.

    Ini karena dikhawatirkan kunyit justru akan mengikat unsur kimia dalam obat obatan medis. Dan akibatnya justru menurunkan daya kerja dari obat tersebut atau mengurangi penyerapan obat oleh tubuh. Akibatnya obat tidak dapat bekerja dengan optimal dan hasil yang ditargetkan akan tidak tercapai.

    Beberapa jenis obat yang diduga kuat akan mengalami penurunan penyerapan akibat dipadukan dengan kunyit antara lain adalah anti biotik, obat anti depresan, anti histamin (obat alergi), pereda nyeri, obat saraf, kemoterapi dan lain sebagainya.

    Selalu pastikan untuk memberi jarak antara asupan kunyit dan obat obatan lain yang Anda konsumsi. Setidaknya sekitar 1 jam untuk memastikan obat dan kunyit tidak bercampur di dalam pencernaan.

  • Menyebabkan pengenceran darah

    Sebenarnya, turmeric memiliki efek baik untuk melancarkan sirkulasi darah. Pertama dengan cara memperbaiki elastisitas pembuluh darah dan kedua dengan membantu mencairkan darah. Dan reaksi kedua ini tidak selamanya aman. Ini justru bisa menjadi efek samping dari kunyit bila tidak diperhatikan dengan baik.

    Terutama bila Anda adalah penderita tekanan darah tinggi dan sudah mendapatkan resep obat pengencer darah dari dokter. Kunyit jelas bukan asupan herbal yang disarankan untuk Anda. Karena reaksi keduanya akan menyebabkan reaksi pengenceran darah yang berlebihan hingga akhirnya memudahkan terjadinya perdarahan.

    Dalam American Journal of Health System Pharmacy tahun 2000, dijelaskan adanya potensi kuat reaksi kunyit dan warfarin. Warfarin sendiri adalah jenis obat pengencer darah. Perpaduan keduanya dapat meningkatkan resiko perdarahan.

    Kunyit juga tidak disarankan untuk dikonsumsi pada mereka dengan kondisi perdarahan. Karena terbukti kunyit menghambat terjadinya pembekuan darah. Ini cenderung berpotensi menghambat penyembuhan luka. Terutama pada mereka yang juga memiliki masalah dengan darah yang encer.

  • Menyebabkan batu ginjal

    Dalam kunyit ditemukan adanya unsur oxalat. Ini merupakan senyawa mineral yang ketika jumlahnya berlebihan dapat menjadi material pembentuk batu ginjal. Dalam tubuh, oxalat dapat bereaksi dengan kalsium dan membentuk senyawa baru bernama kalsium oxalat.

    Senyawa ini akan mengendap dalam ginjal dan kemudian mengeras. Sifatnya bisa membentuk batu ginjal atau justru menjadi endapan yang menyumbat saluran kencing. Oleh sebab itu waspada dalam mengonsumsi kunyit karena memiliki potensi menimbulkan masalah batu ginjal.

    Dalam American Journal of Clinical Nutrition tahun 2008 dijelaskan adanya potensi dari kandungan oxalate pada kunyit dan kayu manis. Dan ini bila dikonsumsi berlebihan jelas dapat memicu batu ginjal dan gangguan sumbatan pada ginjal. Ini menjadi salah satu efek samping dari ginjal yang perlu diwaspadai.

    Dalam kasus lain, ditemukan pula potensi efek samping dari kunyit yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Tidak hanya memicu terjadinya batu ginjal, tetapi juga merusak fungsi organ secara general.

  • Berbahaya untuk Janin dan Kehamilan

    Kunyit memiliki efek meningkatkan kontraksi pada rahim. Ini sangat baik ketika dikonsumsi menjelang haid, supaya proses peluruhan dinding endometrium yang menjadi asal muasal darah haid dapat disegerakan.

    Mengonsumsi kunyit akan membantu melancarkan haid dan mencegah terjadinya endapan darah sisa haid yang gagal keluar. Juga akan membantu membersihkan dinding rahim dari sisa sisa sel endometrium lama yang sudah mati.

    Hanya saja, ketika kunyit dikonsumsi seseorang yang sedang hamil. Ini jelas akan berbahaya, karena efek kontraksi yang muncul justru dapat menyebabkan peluruhan dinding rahim. Ini menjadi efek samping dari kunyit yang berbahaya karena kondisi tersebut akan memicu perdarahan dan lepasnya janin dari dinding rahim. Kadang ini juga akan menimbulkan komplikasi serius pada ibu hamil.

    Hanya saja, banyak info salah kaprah tentang kunyit pada ibu hamil. Menyebabkan banyak ibu hamil memutuskan pantang mengonsumsi kunyit. Padahal dalam dosis kecil, kunyit tidak akan membahayakan ibu hamil dan janin di dalam perutnya. Anda tetap bisa menikmati kare ayam atau soto tanpa harus khawatir dengan efek samping dari kunyit.

  • Menurunkan kadar gula darah

    Turmeric dan curcuminoid memiliki efek membantu menurunkan level gula darah. Ini dijelaskan dalam banyak jurnal termasuk di antaranya adalah  Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine pada tahun 2013.

    Dijelaskan adanya pengaruh kedua senyawa utama dari kunyit ini dalam membantu meningkatkan efektivitas kinerja insulin dalam tubuh. Sehingga proses pembentukan energi dari gula dapat dioptimalkan. Sebuah kabar baik untuk penderita diabetes bukan?

    Ternyata tidak sesederhana itu, karena bila Anda sudah mendapatkan resep dokter untuk menghadapi diabetes yang Anda miliki. Dan Anda sudah rutin mengonsumsinya setiap hari. Maka ide menambahkan suplemen kunyit justru bisa membahayakan.

    Karena pengaruh dari kemampuan anti diabetes dari kunyit justru bisa berubah menjadi efek samping dari kunyit. Anda bisa mengalami efek hipoglikemia yang serius. Dimana kadar gula dalam darah menurun drastis dibawah  batas normal.

  • Memberi efek samping pada liver

    Meski dalam batas moderat mengonsumsi kunyit justru baik untuk liver, tetapi dalam jangka panjang dan dalam dosis berlebihan Anda akan menemukan efek samping dari kunyit terhadap liver.

    Ini karena efek dari kunyit yang membentuk lapisan tipis pada permukaan yang dilaluinya kadang justru menghambat kerja liver dalam melepas enzim enzim pentingnya. Ini menghambat kerja liver dalam menetralisir toksin dan residu tubuh. Juga menghambat fungsi liver pada metabolisme gula dan lemak. Situasi ini yang dapat membahayakan di jangka panjang.

    Dikatakan bahwa sebaiknya segera waspada bila Anda menjadi kerap mengeluarkan air kencing dengan warna lebih tua dari seharusnya, setelah Anda rutin mengonsumsi kunyit. Ini bisa menjadi tanda pertama adanya gangguan pada liver dan ginjal Anda akibat efek samping dari kunyit.

Respon dan efek samping dari kunyit sebenarnya tidak sama untuk semua orang. Sejumlah orang akan sensitif terhadap kunyit dan lainnya lebih tahan. Hanya selalu pastikan mengonsumsi dengan aturan dan dosis yang moderat untuk menekan efek samping dari kunyit hingga minimal.

Dosis Aman Dalam Mengonsumsi Kunyit


Bagaimana seharusnya mengonsumsi kunyit supaya tidak terimbas efek samping dari kunyit? Menurut FDA konsumsi antara 400 mg sampai 2000 mg dalam satu hari masih dianggap aman. Pastikan untuk memantau kondisi tubuh untuk melihat apakah tubuh tidak tahan dengan dosis yang kita terapkan.

Sejumlah pakar melihat pilihan kunyit masih lebih sehat dari temulawak. Karena efek samping dari curcuminoid lebih tinggi dari efek turmeric. Karenanya asupan dalam bentuk suplemen dengan kadar curcuminoid lebih rendah dianggap lebih baik.

Hindari mengonsumsi kunyit baik itu suplemen atau jamu herbal bersamaan dengan obat atau herbal lain. Bila Anda membuat ramuan sebaiknya pastikan tidak ada reaksi antara bahan bahan herbal dalam ramuan dengan kunyit. Konsumsi kunyit setidaknya berjarak 1 jam dari asupan obat lain.

Jangan konsumsi kunyit lebih dari 4 minggu berturut turut bila Anda mengonsumsi dalam kadar moderat. Bila di atas 1000 mg sebaiknya hentikan rutinitas konsumsi setiap 2 minggu, untuk rehat sekitar 1 minggu dan kemudian ulangi lagi rutinitas konsumsi. Ini membantu mencegah efek samping dari kunyit muncul. Selalu ingat untuk imbangi dengan konsumsi air putih.

Sumber

efek samping dari kunyit:

John Staughton (BASc, BFA). Organics Fact. 2020. 5 Turmeric (Curcumin) Side Effects. https://www.organicfacts.net/side-effects-turmeric.html

Lauren Bedosky. Everyday health. 2019. Can Eating Too Much Turmeric Pose Negative Side Effects?. https://www.everydayhealth.com/diet-nutrition/diet/can-much-turmeric-pose-side-effects/

Makayla Meixner MS, RDN. Healthline. 2018. Turmeric Dosage: How Much Should You Take Per Day?. https://www.healthline.com/nutrition/turmeric-dosage

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Nurul Kuntarti seorang seorang sarjana ekonomi yang menemukan hasratnya dalam bidang kesehatan sejak memiliki putri pertamanya. Keinginan untuk terus memahami dunia kesehatan dilanjutkan dengan mengabdikan diri dalam dunia tulis-menulis di bidang kesehatan, untuk terus menghasilkan artikel-artikel kesehatan yang akurat, kredibel, dan bermanfaat. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}