Memahami Keluhan Mulut Kering dan Radang Karena Efek Kemoterapi

DITULIS OLEH:
Nurul Kuntarti 

Juli 31, 2018


Efek kemoterapi dan efek radioterapi adalah situasi yang kerap kali sulit untuk sepenuhnya dihindari pada mereka yang tengah menjalankan terapi kanker konvensional. Efek terapi kanker ini menjadikan masa terapi akan berjalan berat dan menyulitkan bagi pasien.

Dari banyak gejala efek samping kemoterapi dan radioterapi, ada beberapa yang cukup kerap muncul seperti di antaranya adalah keluhan mulut kering dan peradangan pada mulut dan tenggorokan. Pasien juga akan kerap mengeluhkan sariawan dan ruam pada mulut yang menyakitkan.

 Kita akan mencoba memahami bagaimana keluhan ini dapat muncul dan bagaimana cara efektif untuk membantu meredakan keluhan yang muncul, terutama dengan memanfaatkan cara-cara alami.

Kenapa Terapi Kanker Dapat Menyebabkan Gangguan Mulut?

Pada umumnya, efek samping kemoterapi dan radioterapi yang berkaitan dengan mulut dan tenggorokan berawal dari tindakan kemoterapi dan radiasi yang dikenakan pada area leher dan sekitar kepala.

Meski tidak menutup kemungkinan terapi kanker yang menyasar pada titik lain tubuh juga dapat menimbulkan efek samping yang sama. Tentu biasanya dengan tingkat masalah yang lebih ringan.

pada dasarnya, terapi kanker semacam kemoterapi dan radioterapi bekerja dengan menyerang dan melemahkan sel kanker. Terapi akan merusak dinding membran dan inti sel kanker hingga pada akhirnya mati karena terlalu lemah.

Pada kemoterapi serangan akan diberikan dengan mengganggu sistem kimiawi dari sel kanker. Untuk itu terapi akan diberikan dengan menggunakan pemberian obat kimia tertentu. Sedang radioterapi diberikan dengan menembahkan radiasi pada area dimana kanker berkembang. Radiasi akan merusak sel-sel kanker hingga mati.

Di atas kertas terapi ini memang efektif, meski kerap kali terapi ini masih dapat meloloskan sel-sel kanker yang melebar dari lokasi utama sel kanker tumbuh. Tetapi ada efek kemoterapi dan efek radioterapi yang tetap penting untuk dicermati.

Karena serangan kimiawi dan serangan radiasi dapat saja turut mengenai sel-sel sehat di sekitar sel kanker dan ini akan melemahkan sel-sel sehat tersebut, bahkan mungkin merusaknya. Bahkan pada kasus kemoterapi, senyawa kimia dapat tersebar melalui pembuluh darah dan menurunkan fungsi sel-sel sehat di seluruh tubuh.

Efek Kemoterapi dan Efek Radioterapi pada Rongga Mulut

Inilah sebenarnya yang menjadi penyebab efek samping kemoterapi dan radiasi seperti mulut kering dan radang mulut tenggorokan. Serangan kimiawi atau radiasi menyebabkan kelenjar ludah mengalami gangguan dan menurunkan produksi cairan ludah dengan signifikan.

Mulut akan kekurangan cairan ludah hingga terasa kering. Di saat yang sama serangan kimiawi dan radiasi juga menyebabkan iritasi dan kerusakan sel pada dinding mulut dan tenggorokan, termasuk gusi, lidah, dinding dalam pipi, laring, amandel, tenggorokan dan lain sebagainya.

Ketika iritasi dan kerusakan sel pada dinding mulut serta tenggorokan ini terjadi bersamaan dengan mulut kering, maka pasien akan sangat mudah mengalami kasus infeksi dan peradangan. Karena pada dasarnya air liur adalah antiseptik pertama yang melindungi rongga mulut.

Efek mulut kering dan peradangan pada rongga mulut dan tenggorokan sebenarnya adalah efek samping jangka pendek. Meski sangat mengganggu, keluhan cenderung cepat hilang apalagi bila disertai dengan penanganan dan terapi yang tepat.

Pada umumnya, keluhan efek kemoterapi dan efek radioterapi pada mulut dan tenggorokan ini akan bertahan hanya sekitar 3 – 6 bulan saja. Meski tidak menutup kemungkinan kondisi memburuk atau berlangsung lebih lama.

efek kemoterapi - efek radioterapi - efek samping kemoterapi
Sumber: Medicaldaily

Pengaruh Keluhan Mulut Kering dan Radang

Gangguan pada rongga mulut dan tenggorokan ini akan menyebabkan sejumlah masalah bagi pasien. Efek samping kemoterapi dan radiasi ini kerap kali menyebabkan pasien merasa ragu untuk memulai terapi. Karena bagaimanapun kondisi yang harus dilalui pasca terapi akan sangat berat bagi pasien kanker.

Dan beberapa efek dari gangguan mulut dan tenggorokan tersebut antara lain.

Rasa Nyeri di Mulut

Pada dasarnya mulut kering dan peradangan dalam mulut dan tenggorokan akan muncul dalam bentuk iritasi pada dinding mulut dan tenggorokan, keluhan sariawan berat, radang amandel hingga keluhan infeksi gigi.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, air liur adalah antiseptik alami yang menjaga kadar patogen dalam mulut tetap dalam keseimbangan yang normal. Kekurangan air liur akan berbahaya karena proteksi awal dari serangan mikroba patogen dalam mulut akan menurun.

Ini memudahkan mulut dan tenggorokan terserang infeksi yang berat. Dan pada akhirnya peradangan yang muncul menyebabkan mulut terasa sangat sakit.

Kehilangan Indera Perasa

Untuk lidah dapat menjalankan fungsinya sebagai indera perasa, diperlukan stimulasi berlanjut dari air liur. Air liur akan membasahi jonjot-jonjot pada permukaan lidah dan membantunya tetap aktif dalam merasakan makanan.

Ketika stimulasi dari air liur berkurang, maka permukaan lidah akan kering dan ini menyebabkan fungsi jonjot-jonjot sebagai reseptor rasa kehilangan kemampuannya. Ini sebabnya pasien kanker pasca terapi kerap mengeluhkan lidah yang mati rasa.

Bila keluhan ini juga muncul bersamaan dengan itu reaksi infeksi atau sariawan pada permukaan lidah, efek kemoterapi dan efek radioterapi ini akan semakin berat. Fungsi indera perasa pada lidah akan semakin hilang.

Kesulitan Bicara dan Makan

Karena mulut kering, efek iritasi bahkan bisa menyebar hingga lidah, area bibir dan sudut-sudut mulut. Pada kondisi semacam ini mulut akan sulit untuk digerakan dan menyebabkan pasien kesulitan untuk bicara.

Di sisi lain, mulut kering juga akan menyebabkan batang lidah terasa kaku, kering dan seolah melekat pada rongga mulut. Ini juga akan menyulitkan pasien untuk berbicara dengan lancar.

Ketika untuk sekedar bicara saja terasa berat sudah tentu keluhan peradangan mulut dan tenggorokan serta mulut kering ini akan menyebabkan pasien kesulitan untuk makan.

Efek kemoterapi dan efek radioterapi ini akan membuat pasien mengalami gangguan pada gusi dan lidah sehingga akan sulit untuk memproses dan mengunyah makanan dalam mulut. Bahkan karena juga muncul peradangan pada area tenggorokan pasien juga kesulitan menelan makanan.

Pada frase ini dokter akan cenderung menyarankan pasien mengonsumsi makanan halus untuk memudahkan pasien menelan makanan. Juga disarankan mengonsumsi makanan dengan kadar hidrasi tinggi sehingga tidak sulit ditelan.

Gangguan Pencernaan

Sebenarnya ini cenderung bukan efek samping kemoterapi dan radiasi secara langsung. Kecuali terapi dilakukan pada area perut sehingga meningkatkan resiko kerusakan dan gangguan pula pada fungsi pencernaan.

Gangguan pencernaan terjadi akibat pasien cenderung gagal mencerna makanan lebih lama di dalam mulut dan memprosesnya hingga layak masuk ke dalam fungsi pencernaan.

Makanan yang belum halus benar dan belum tersekresi dengan cukup bersama air liur belum mengalami reaksi kimiawi yang sesuai kebutuhan pencernaan. Akibatnya makanan yang masuk cenderung sulit untuk dicerna dan diserap habis oleh fungsi pencernaan.

Mengonsumsi makanan halus memang akan menurunkan resiko ini, meski sebenarnya peran air liur dalam proses sekresi makana tetap diperlukan. Setidaknya makanan masuk ke dalam rongga perut sudah dalam keadaan halus.

Dalam jangka panjang, gangguan efek kemoterapi dan efek radioterapi ini akan menyebabkan pencernaan bekerja lebih keras dari seharusnya. Sementara pasien sedang mengalami penurunan kondisi sebagai efek samping kemoterapi dan radiasi. Situasi ini bersinergi menyebabkan gangguan pada fungsi pencernaan dalam jangka panjang.

Cara Mengatasi Efek Samping Kemoterapi dan Radiasi pada Mulut

Sebenarnya seharusnya secara medis, pasien yang tengah menjalankan terapi kanker konvensional seperti kemoterapi dan radioterapi akan disarankan untuk juga menjalankan terapi kesehatan mulut.

Pasien akan diberikan semacam terapi antiseptik dan anti radang yang bekerja mencegah terbentuknya peradangan dan infeksi serius pada mulut dan tenggorokan pasien.

Karena infeksi sendiri bukan situasi yang diharapkan pada pasien kanker. Tubuh pasien kanker demikian rentan akan inflamasi sehingga infeksi dan peradangan kecil akan memperburuk kondisi dan mudah sekali berkembang menjadi lebih berat.

Tetapi, beberapa cara alami juga bisa dilakukan meredam efek kemoterapi dan efek radioterapi pada mulut dan tenggorokan ini. Terapi alami akan membantu mengurangi keluhan, menurunkan intensitas peradangan tanpa memberi pengaruh signifikan yang mengganggu pengobatan.

Cara alami untuk menurunkan intensitas kerusakan sel akibat efek samping kemoterapi dan radiasi itu antara lain dengan mengonsumsi sejumlah makanan dan herbal, seperti

Bawang Putih

Mengonsumsi bawang putih baik untuk Anda yang sedang mengalami masalah akibat efek kemoterapi dan efek radioterapi. Karena bawang putih akan membantu bekerja mencegah infeksi dan peradangan pada rongga mulut.

Dalam bawang putih terdapat komponen antiseptik, anti inflamasi dan sebagai immunoglobulin alami sebagaimana dijelaskan dalam Journal of Immunology Research tahun 2015.

Cara terbaik mendapatkan manfaat bawang putih adalah dengan mengunyahnya dalam mulut atau mengonsumsi bawang putih mentah cacah. Membiarkan mulut mendapatkan paparan sari bawang putih adalah cara terbaik untuk mendapatkan manfaat bawang putih atasi peradangan akibat efek samping kemoterapi dan radiasi.

Lidah Buaya

Pada dasarnya lidah buaya terutama gel atau getah yang dihasilkannya memang memiliki efek baik dalam menyembuhkan luka, iritasi hingga ruam berat. Ada kemampuan sebagai astringent dan anti inflamasi yang cukup efektif untuk mengatasi keluhan radang dan mulut kering akibat efek kemoterapi dan efek radioterapi.

Sebagaimana dijelaskan pada Journal of Alternative and Complementary Medicine tahun 2013, sejenis polisakarida dalam gel lidah buaya memiliki kemampuan mengatasi inflamasi dan mencegah persebaran inflamasi.

Sedang dalam Dental Research Journal tahun 2012, terapi lidah buaya pada luka di mulut akan baik digunakan sebagai olesan atau diminum. Ini akan membantu mengatasi peradangan sekaligus mengurangi rasa sakit.

Minyak Kelapa

Minyak kelapa memiliki kemampuan sebagai antiseptik dan astringent pada luka peradangan dan infeksi pada gigi dan rongga mulut. Hal ini dijelaskan dalam Journal of Indian Society of Pedodontics and Preventive Dentistry tahun 2008.

Minyak kelapa juga akan bekerja melumasi rongga mulut sehingga membantu meredakan keluhan akibat mulut kering seperti sudut bibir yang pecah atau lidah yang kehilangan kemampuan merasa.

Terapi dengan minyak kelapa juga akan bekerja sebagai neurophaty yang membantu menstimulasi ulang gangguan saraf akibat efek kemoterapi dan efek radioterapi. Ini akan meredakan nyeri dan membantu memperbaiki sistem perasa.

Kunyit

Menurunnya jumlah produksi air liur menyebabkan kadar antiseptik dalam mulut juga menurun. Mengonsumsi kunyit akan sangat membantu meningkatkan kembali komponen antimikrobakterial dan anti fungi dalam mulut.

Karena curcumin dalah kunyit memiliki kemampuan anti inflamasi, antiseptik dan pereda nyeri yang kuat, sebagaimana dijelaskan dalam Alternative Medicine Review tahun 2009.

Kunyit akan membantu meredakan keluhan sariawan akan bekerja sebagai antibiotik alami yang mematikan dan melemahkan bakteri. Juga akan bekerja melindungi DNA tubuh dari kerusakan. Ini akan membantu mengatasi sariawan dengan proteksi yang lengkap sekaligus membantu menurunkan level resiko munculnya sel kanker baru.

Kunyit juga memiliki efek neurophetic yang akan membantu memperbaiki fungsi saraf yang rusak akibat efek samping kemoterapi dan radiasi. Hal dijelaskan dalam The International Journal of Biochemistry and Cells Biology tahun 2009.

Spirulina

Spirulina banyak dikenal sebagai superfood yang memiliki komponen nutrisi yang sangat lengkap dan tinggi. Bahkan lebih banyak dikenal sebagai suplemen bantuan bagi masyarakat yang sedang mengalami kekurangan gizi.

Fakta bahwa nutrisi lengkap dalam spirulina akan sangat membantu mempercepat proses pemulihan kondisi pasien tentu perlu menjadi perhatian kita. Tetapi, peran spirulina jelas lebih dari sekedar sebagai suplemen nutrisi.

Karena menurut Archives of Toxicology tahun 2016, spirulina memiliki kemampuan sebagai immunomodulatory, anti inflamasi, anti oksidan dan astringent yang tidak hanya akan efektif mengatasi peradangan, tetapi juga membantu meningkatkan kinerja imun dan meredakan keluhan nyeri.

Sayuran Brasika (Kubis-kubisan)

Tanaman dari kelas brasika atau kubis-kubisan pada dasarnya memiliki komponen anti oksidan khusus glucosinolates yang akan bekerja sebagai anti inflamasi dan anti kanker.

Kemampuan anti inflamasi dan anti kanker dalam sayuran brasika macam kembang kol, kubis, selada dan brokoli dijelaskan dalam Bomedical Research International tahun 2013.

Kemampuannya efektif mengatasi kerusakan DNA dan kerusakan sel, baik itu karena efek kanker atau efek samping kemoterapi dan radioterapi. Ini akan menjadi cara efektif mendapatkan nutrisi untuk pemulihan kondisi pasien sekaligus mengatasi peradangan dan masalah mulut kering.

Selain itu dalam sayuran semacam ini juga ditemukan adanya kemampuan immuno modulatory yang akan menjadi stimulan kerja sistem imun tubuh. Hal tersebut sudah dicantumkan dalam penjelasan Food Chemistry tahun 2010.

Noni Juice

Noni atau buah mengkudu dikenal sebagai buah dengan aroma tajam yang tidak terlalu disukai. Tetapi justru dibalik aroma tajamnya, tersimpan kandungan anti oksidan yang baik untuk membantu meredakan keluhan karena efek kemoterapi dan efek radioterapi.

Menurut MDPI Open Access Journal  tentang manfaat Noni pada tahun 2018, dijelaskan bahwa komponen fitokimia dalam Noni akan bekerja sebagai anti inflamasi, immunoglobulin dan sebagai DNA proteksi yang sangat penting perannya bagi pasien kanker dalam masa penyembuhan.

efek kemoterapi - efek radioterapi - efek samping kemoterapi
Sumber: Flickr

Dalam ulasan Memorial Sloan Cancer Center, Noni termasuk dalam daftar menu juice yang dsarankan bagi pasien kanker pasca terapi. Memberikan Noni bersamaan dengan terapi disinyalir akan menurunkan manfaat terapi karena efek antioksidannya yang kuat, terutama pada kemoterapi.

Tetapi, pada pasca terapi justru Noni membantu mencegah kerusakan sel sehat akibat terapi dan membantu mempercepat pemulihan kondisi pasien kanker pasca terapi. Termasuk membantu mempercepat penyembuhan pasca pasien mengalami gangguan karena efek kemoterapi dan efek radioterapi.

Makanan Fermentasi

Salah satu alasan kenapa pasien pasca terapi kanker mengalami gangguan kesehatan adalah menurunnya kondisi tubuh akibat paparan radiasi dan senyawa kimia tertentu yang memang bekerja melemahkan sel aktif.

Ini secara langsung menurunkan imunitas pasien dan memudahkan pasien terserang infeksi. Peran makanan fermentasi adalah memperbarui kembali sistem imunitas pada pasien.

Makanan fermentasi akan mengembalikan jumlah bakteri sehat dalam pencernaan, menormalkan kembali produksi mukus dan enzim dalam pencernaan dan membantu menstimulasi sistem imunitas untuk kembali peka terhadap sinyal keberadaan infeksi. Hal ini dijelaskan dalam International Society of Oral Oncology tahun 2013.

Smoothies Sayuran Hijau

Kita sudah membahas soal manfaat sayuran dari jenis brasika atau kubis-kubisan sebagai terapi bagi pasien mengatasi efek samping kemoterapi dan radiasi. Tetapi rupanya, selain sayuran dari jenis brasika, sayuran hijau lain juga bermanfaat untuk penyembuhan masalah yang sama.

Sayuran hijau diketahui kaya akan serat dan mengandung komponen antioksidan seperti quercetin dan klorofil yang akan bekerja efektif sebagai anti inflamasi dan stimulan sistem imunitas.

Sebagaimana dijelaskan dalam Journal of Inflammation tahun 2012, maka manfaat ini akan sangat membantu penyembuhan efek kemoterapi dan efek radioterapi. Apalagi, dijelaskan pula dalam Biologia Plantarum tahun 2001 bahwa klorofil memiliki kemampuan immunomodulatory yang baik menstimulasi dan memperbaiki kinerja imun.

Sajikan sayuran hijau dalam bentuk smoothies atau juice untuk membantu membantu pencernaan lebih mudah mencerna nutrisi di dalamnya. Karena kondisi mulut dan tenggorokan yang akan menyulitkan pasien menelan dan menghaluskan makanan.

Sirih

Pemanfaatan sirih yang direbus untuk minuman tambahan atau sebagai terapi kumur bisa menjadi pilihan untuk Anda membantu menjaga kebersihan dan serangan bakteri serta fungal pada mulut pasca terapi kanker.

Menurut International Journal of Pharma Sciences and Research tahun 2011, sirih memiliki kemampuan anti mikrobakterial dan anti fungal yang cukup kuat. Ini bisa membantu Anda mencegah infeksi dengan efektif selama produksi air liur pada mulut Anda belum pulih.

Dan dalam Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry tahun 2013, daun sirih dapat bekerja sebagai immunomodulatory, perawatan gigi dan mulut, membantu menjaga kadar gas dan asam lambung serta membantu memperbaiki produksi air liur. Ini jelas sebuah jawaban lengkap untuk keluhan yang dialami pasien.

Sayuran dan Buah Ungu

Segala jenis sayuran dan buah dengan warna ungu kemerahan seperti buah naga, blue berry, bit, kubis merah, bayam merah dan lain sebagainya rupanya memiliki komponen nutrisi penting yang dikenal dengan antosianin.

Senyawa pembawa warna ungu kemerahan ini memiliki khasiat sebagai anti kanker, anti mikroba dan anti inflamasi. Hal tersebut sudah dijelaskan dalam Natural product communications tahun 2011. Kemampuan ini sangat membantu proses penyembuhan pasien karena efek kemoterapi dan efek radioterapi untuk kanker.

Terapi dengan memberikan aneka smoothies dan juice dari sayuran dan buah berwarna ungu juga akan membantu mencegah pembentukan sel kanker baru pasca terapi. Juga mempercepat proses pemulihan pasien pasca terapi kanker.

Manfaat Sinar Matahari Pagi untuk Atasi Efek Samping Kemoterapi dan Radiasi

Sinar matahari pagi akan membantu tubuh membentuk vitamin D. Dan vitamin D merupakan nutrisi yang bersifat krusial bagi pasien kanker baik pada masa terapi hingga masa pasca terapi.

Pasien kanker sangat disarankan untuk menjalankan terapi mandi sinar matahari pagi dengan rutin setidaknya selama kisaran 10 menit setiap pagi. Lakukan baik ketika dalam masa terapi hingga pasca terapi usai.

Menurut ulasan Clinical Journal of the American Society of Nephrology tahun 2008, vitamin D alami yang diperoleh berkat bantuan paparan sinar matahari pagi akan sangat membantu memulihkan kondisi pasien, membantu pasien kembali membentuk metabolisme normal dan membantu menstimulasi sistem imun.

Vitamin D juga berperan dalam proteksi DNA. Ini akan mencegah terbentuknya sel-sel kanker baru. Vitamin D juga akan mengembalikan fungsi sel-sel rusak baik akibat efek samping kemoterapi dan radiasi juga karena efek serangan kanker itu sendiri.

Terapi konvensional memang masih menjadi pilihan utama secara medis untuk mengatasi kanker. meski ternyata ada sejumlah efek samping kemoterapi dan radiasi yang perlu pula untuk diwaspadai. Jaga asupan makan Anda dan jalankan gaya hidup sehat untuk membantu mencegah dan mengatasi efektif segala efek samping kemoterapi dan radiasi.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Nurul Kuntarti seorang seorang sarjana ekonomi yang menemukan hasratnya dalam bidang kesehatan sejak memiliki putri pertamanya. Keinginan untuk terus memahami dunia kesehatan dilanjutkan dengan mengabdikan diri dalam dunia tulis-menulis di bidang kesehatan, untuk terus menghasilkan artikel-artikel kesehatan yang akurat, kredibel, dan bermanfaat. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}