Apa yang Menjadi Penyebab Obesitas?


By Cindy Wijaya

Dalam fakta yang kami kutip dari laman resmi WHO tercatat bahwa jumlah penduduk dunia yang mengalami kelebihan berat badan mencapai angka 39% pada tahun 2014. Angka ini melibatkan setidaknya lebih dari 1, 9 milyar orang. Dari angka ini diperkirakan setidaknya 13% mengalami obesitas atau sekitar 600 juta orang.

Kenapa kasus obesitas bisa meningkat demikian pesat? Apa yang menjadi penyebab obesitas? Pertanyaan ini muncul terkait fakta lain yang diungkap WHO bahwa sejak tahun 1980 jumlah penduduk dunia yang mengalami masalah berat badan terus meningkat dua kali lipat tiap tahunnya.

Secara medis kegemukan atau obesitas diidentifikasi dalam bilangan yang dihitung berdasar skala BMI atau Body Mass Index. BMI dihitung dengan ukuran kilometer untuk tiap meter perseginya. Parameternya bila ukuran BMI mencapai diatas 25 kg/m2 maka telah terjadi masalah kelebihan berat badan, dan bila BMI mencapai angka lebih dari 30 kg/m2 maka orang bersangkutan mengalami obesitas.

Lalu kenapa seseorang bisa mengalami obesitas? Apa penyebab obesitas? Lalu kenapa beberapa orang bisa makan dengan lebih banyak, bahkan makanan berlemak sekalipun tanpa harus mengalami kegemukan dan obesitas?

Secara sederhana dalam beberapa literatur dijelaskan bahwa kegemukan berkaitan erat dengan jumlah TAG atau triasilgliserol atau formula cadangan lemak yang tersimpan dalam jaringan adiposa. Rumus sederhananya adalah tubuh secara otomatis akan membagi asupan makanan dalam 3 bagian, yakni: sebagai pembentuk energi, sebagai gliserol yang mengisi dan membentuk massa otot, serta sebagai cadangan lemak berbentuk TAG.

Semakin banyak energi yang Anda butuhkan, semakin besar porsi asupan yang diolah menjadi energi, semakin besar kebutuhan kalori untuk membentuk massa otot dan semakin sedikit porsi yang kemudian disimpan sebagai cadangan lemak. Dan sebaliknya ketika tubuh tidak banyak beraktivitas fisik, maka kebutuhan energi menurun, dan tubuh akan lebih banyak mengalokasikan porsi makanan menjadi cadangan lemak, bahkan juga cadangan glukosa, karena massa otot juga tidak terbentuk.

Kondisi ini sifatnya berbeda secara personal. Setiap orang bisa memiliki kebutuhan kalori yang berbeda karena faktor besarnya aktivitas fisik yang dilakukan, unsur genetik dan kondisi tubuh. Fakta menunjukan kondisi obesitas bisa diturunkan.

Beberapa fakta lain juga membuktikan mereka yang sedang tidak fit akan membutuhkan lebih sedikit kalori dari mereka yang sehat karena ritme tubuh yang menurun. Mereka yang tengah depresi dan tertekan juga mengalami kondisi yang serupa.

Ketika ritme tubuh menurun, tubuh juga akan mengalami penurunan metabolisme yang berakibat tubuh mengurangi pembakaran dan pembentukan energi. Akibatnya makanan yang diasup akan lebih banyak dialokasikan sebagai cadangan lemak.

Meski demikian tubuh tetap mengirim sinyal keliru atas kondisi tubuh. Hormon kartisol yang diproduksi selama depresi akan menyebabkan tubuh mengabaikan hormon leptin yang memberi efek rasa kenyang. Sedangkan sinyal salah yang memberi kesan tubuh terasa lemas dan lesu membuat tubuh seakan-akan kekurangan asupan makanan untuk membentuk energi baru sehingga tubuh membentuk hormon lapar, yakni hormon ghrelin. Inilah sebabnya mereka yang bekerja dalam tekanan dan depresi mudah merasa lapar.

Obesitas juga bisa disebabkan oleh beberapa kondisi lain yang berkaitan dengan masalah hormonal seperti ketika terjadi masalah dengan kelenjar tiroid yang menyebabkan terjadinya penurunan produksi hormon tiroid dan menekan metabolisme.

Atau ketika seseorang mengalami ketidak seimbangan hormonal kewanitaan seperti pada kasus PCOS. Pada kasus PCOS ketika tubuh mengalami kelebihan hormon androgen, maka tubuh juga akan mendorong produksi hormon estrogen, sebagai hormon kewanitaan untuk melawan sifat hormon androgen. Hasilnya tubuh akan lebih mudah gemuk karena hormon estrogen justru mendorong pembentukan enzim sitrat Lyasine yang mendorong pembentukan cadangan lemak sebagai TAG.

Ada begitu banyak alasan seseorang mengalami keluhan obesitas dan beberapa mungkin menjadi penyebab obesitas yang Anda alami. Karena penting untuk mengenali penyebab obesitas untuk mampu mengatasinya dengan lebih spesifik.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}