Di artikel sebelumnya, kita telah membahas apa yang dimaksud dengan skrining dan bagaimana hal tersebut dapat dilakukan. Sekarang, mari kita bahas apa saja manfaat dilakukan skrining?
Dengan skrining, diharapkan angka mortalitas (kematian) menjadi lebih rendah, penurunan angka morbiditas (kesakitan), dan biaya kesehatan yang lebih rendah.
Keuntungan lainnya adalah meningkatnya harapan hidup sehat dan kualitas hidup, berkurangnya rasa nyeri, kecemasan, dan ketidakmampuan.
Keuntungan yang diharapkan ini diperoleh dari hasil tes skrining baik yang true positive (positif benar) maupun hasil tes skrining yang true negative (negatif benar) karena hasil yang true negative juga menyediakan jaminan bahwa kanker tidak berkembang.
Adakah Kekurangan Skrining?
Kekurangan dari skrining berkaitan dengan hasil dari tes itu sendiri seperti biaya, waktu, kecemasan, dan ketidaknyamanan serta resiko potensial seperti komplikasi yang berhubungan dengan tes skrining yang invasif.
Bahaya yang muncul berkaitan dengan hasil tes yang false positive (positif palsu) dan false negative (negatif palsu). Keuntungan potensial dari skrining harus melebihi resiko potensial karena bahaya pada individu yang asimptomatik tidak dipertimbangkan dengan jelas.
Tes positif palsu (hasil tes positif namun sebenarnya masih meragukan/dapat dimungkinkan negatif) dapat menimbulkan kecemasan dan membutuhkan evaluasi diagnostik, dengan biaya tambahan, resiko potensial, dan efek samping.
Mau BEBAS dari SAKIT dengan herbal yang tepat? KONSULTASI GRATIS klik tombol WhatsApp ini:
WHATSAPP SEKARANGSedangkan, pada tes dengan hasil negatif palsu menyebabkan rasa aman yang palsu. Tanda dan gejala klinik dari kanker yang subsekuen dapat keliru karena tes skrining negatif, dapat menyebabkan keterlambatan deteksi di kemudian hari.
Kapan Sebaiknya Skrining Dilakukan?
Setiap penyakit termasuk kanker memiliki ciri alamiah sendiri yang biasa kita sebut sebagai riwayat alamiah penyakit (natural history of disease). Memiliki pengetahuan tersebut bermanfaat karena dapat menjadi dasar dalam perencanaan skrining sampai terapi atau pengobatan.
Hal itu penting karena penyakit akan berkembang mengikuti perjalanan riwayat alamiahnya dan disertai perubahan-perubahan patologis yang sulit untuk kembali normal bila tidak dilakukan pencegahan.
Sebelum tahap penyakit terdeteksi secara klinis, skrining harus dilakukan. Misalnya, dalam kasus kanker payudara, seorang wanita perlu melakukan skrining sejak memasuki usia 25 tahun berupa pemeriksaan payudara sendiri (SARARI) sesuai standar teknis yang disepakati oleh para ahli.
Gunanya adalah untuk menemukan adanya kelainan seperti adanya benjolan pada payudaranya, sebelum kanker payudara menimbulkan gejala klinis sampai stadium lanjut dan berujung pada kematian.