Adenoidektomi: Tindakan Operasi Pembedahan Adenoid

DITULIS OLEH:
Fery Irawan 

Juni 7, 2018


Adenoidektomi – Dalam literature kesehatan bahasa inggris sering disebut dengan istilah “adenoidectomy”. Ini merupakan pembedahan adenoid yakni jaringan lunak yang ada didalam rongga hidung bagian belakang. Lalu, bagaimana prosedur medis ini dilakukan? Dimana prosedur medis ini dapat dilakukan? Kapan prosedur medis ini seharusnya dilakukan? Mengapa prosedur medis ini perlu dilakukan? Dan, siapa yang membutuhkan prosedur medis demikian?

Dalam artikel ini Anda akan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Adenoidektomi merupakan pembedahan adenoid yang harus dilakukan oleh tenaga medis profesional. Dalam hal ini dokter spesialis telinga-hidung-tenggorokan memiliki peranan penting atau otorhinolaryngology. Mari kita perhatikan artikel berikut ini!

Adenoidektomi / Pembedahan Adenoid — Operasi Pengangkatan Adenoid

Karya yang terlupakan dari Conrad Victor Schneider asal Wittenberg di tahun 1600-an memaparkan penjelasan anatomi pharyngeal tonsil untuk pertama kalinya. Pembedahan adenoid pertama kali dilakukan oleh William Meyer pada tahun 1867 dengan menggunakan “ring knife”.

Sejak saat itu tindakan ini berevolusi menjadi bagian dari metode pembedahan dengan perlengkapan dan teknik anestesi. Karena lokasi adenoid yang tersembunyi, ini memengaruhi sejarah penemuannya.

Wilhelm Meyer merupakan dokter (physician) asal Danish yang lahir tahun 1824 hingga 1895. Pada tahun 1867, Wilhelm Meyer dari Copenhagen melakukan diagnosis terhadap pasien wanita muda yang tak dapat bicara. Wilhelm Meyer kemudian melakukan pelatihan berbicara yang diterapkan kepada pasien tersebut.

Namun, selama pelatihan tersebut, ia memperhatikan bahwa wanita ini sering kali bernapas melalui mulut. Dia kemudian mencoba untuk melakukan rhinoscopy, namun sulit untuk dilakukan. Lalu, ia melakukan pemeriksaan digital yang ditujukan pada bagian nasofaring.

Menariknya, ia menemukan keberadaan gumpalan lunak yang benar-benar menghalangi posterior nares satu bagian jaringan di dalam rongga hidung. Gumpalan lunak ini tampak seperti segerombolan cacing tanah yang menggantung di dinding bagian atas faring. Kemudian ia merancang sebuah pisau bedah yang disebut “ring knife” untuk membantunya melakukan proses pembedahan dengan hasil yang memuaskan.

Di antara tahun 1868 dan 1874 dia memaparkan bahwa pembesaran pharyngeal tonsil berkaitan dengan gejala pernapasan yang berlangsung melalui mulut, mendengkur, ekspresi wajah yang khas, tidak dapat mendengar, infeksi telinga tengah yang sering kambuh, serta perubahan karakteristik suara saat berbicara.

Kesimpulan ini didapatkan berdasarkan pengalamannya selama 5 tahun dengan 175 kasus pengamatan dan 2700 kasus pemeriksaan pada anak-anak di Denmark serta Inggris. Di awal tahun 1900-an pembedahan ini dikombinasikan dengan prosedur tonsilektomi – tindakan medis yang digunakan untuk menghilangkan pembesaran amandel.

Apa Dampak Negatif Adenoidektomi Bagi Pasien?

Pembedahan adenoid memiliki beragam dampak negatif yang perlu diperhatikan. Kebanyakan dampak negatif bersifat sementara, beberapa dampak negatif yang terjadi berkaitan dengan pernapasan dan pencernaan. Bagaimana ini dapat berkaitan satu sama lain?

  • Bau Napas Tidak Sedap – Infeksi ringan yang terjadi disekitar jaringan yang mengalami pembedahan menjadi penyebab bau napas tidak sedap. Dampak negatif ini terjadi selama 10 hari masa pemulihan. Sekalipun penderita menjaga kebersihan mulutnya secara teratur.
  • Mual dan Muntah – Hal ini hanya dirasakan oleh beberapa orang saja dan terjadi sesaat setelah operasi selesai dilakukan. Pasien yang mengalami hal ini juga merasa hilang nafsu makan selama beberapa hari setelah operasi dilakukan.
  • Pendarahan – Normalnya hal ini hanya berupa bercak darah selama 10 hari sejak operasi dilakukan, selama menjalani pengobatan. Sebenarnya dampak negatif ini jarang sekali terjadi. Namun, Anda perlu mewaspadainya jika Anda mengalami muntah darah.
  • Sakit Tenggorokan – Setelah melakukan pembedahan, pasien bisa jadi merasakan sensasi rasa sakit. Hal ini menimbulkan perasaan tidak nyaman di tenggorokan dan membuat pasien mengalami kesulitan sewaktu menelan. Dampak negatif ini bisa berlangsung secara progresif hingga pasien pulih dari pembedahan atau berlangsung sementara saja.

Demikianlah beberapa dampak negatif adenoidektomi yang bisa saja terjadi pada pasien yang telah melakukan pembedahan adenoid. Maka cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter terkait metode pemulihan setelah pembedahan dilakukan.

Apa Hasil Positif Adenoidektomi Bagi Pasien?

Setelah pembedahan dilakukan dan melewati masa pemulihan, maka pasien dapat bernapas melalui hidung seperti sediakala. Tak ada lagi sumbatan yang mengganggu saluran pernapasan. Selain itu, jumlah bakteri atau virus yang menyerang jaringan adenoid juga turut berkurang.

Hal terkait dengan infeksi telinga tengah juga dapat terbantu, mengingat saluran eustachius yang menuju tenggorokan tidak lagi tersumbat. Singkatnya adenoidektomi membantu atasi pembesaran adenoid yang sering disebut dengan hipertrofi adenoid.

Bagaimana Tindakan Ini Dilakukan?

Adenoidektomi dilakukan dengan pemberian anestesi terlebih dahulu, sehingga pasien berada dalam kondisi tertidur. Setelah itu dokter akan memasukan sebuah instrumen agar mulut pasien tetap terbuka, sekalipun dalam keadaan tidur.

Sehingga dokter dapat dengan mudah memulai tindakan medis untuk menghilangkan adenoid. Proses kauterisasi juga terlibat, hal ini dilakukan dengan mengunci area yang ingin dihilangkan melalui perantaraan alat penghantar panas. Pembedahan dengan metode ini tidak membutuhkan jahitan pada area luka.

Dimana Tindakan Ini Dilakukan?

Adenoidektomi dilakukan dirumah sakit yang memiliki peralatan pendukung pembedahan tersebut. Tindakan medis ini dilakukan oleh dokter spesialis telinga-hidung-tenggorokan (THT) disertai dengan tenaga medis lainnya, misalnya dokter umum dan dokter bedah. Pastikan Anda melakukan tindakan medis dirumah sakit yang resmi. Hal ini membantu Anda agar terhindar dari malpraktek oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Kapan Tindakan Ini Dilakukan?

Adenoidektomi dilakukan saat pemberian obat antivirus ataupun antibakteri tidak lagi mampu mengurangi atau membasmi infeksi adenoid. Atau manakala pasien memiliki ketidakmampuan dalam mengonsumsi obat-obatan demikian. Maka adenoidektomi dapat menjadi pilihan utama dalam penanganan infeksi adenoid, sebelum terjadinya komplikasi lanjutan.

Mengapa Tindakan Ini Dilakukan?

Adenoidektomi perlu dilakukan guna mengontrol jumlah bakteri ataupun virus yang menyerang jaringan adenoid. Hal ini penting, mengingat bakteri ataupun virus yang berkembang biak dapat dengan cepat menyerang organ lainnya.

Itulah sebabnya mengapa banyak penderita penyakit adenoid yang juga mengalami amandel. Karena infeksi menyerang tonsil yang ada disekitar rongga mulut. Dalam kasus ini, adenoidektomi dapat dilakukan bersamaan dengan tonsilektomi.

Siapa Yang Membutuhkan Adenoidektomi?

Adenoidektomi dibutuhkan oleh penderita peradangan adenoid dan pembesaran adenoid. Mengingat infeksi bakteri dan virus yang menyerang jaringan adenoid merupakan penyebabnya. Infeksi demikian mengharuskan penderitanya untuk membuang organ atau jaringan yang terinfeksi. Jika jaringan yang mengalami infeksi tidak segera ditangani, ini dapat memicu terjadinya serangan komplikasi penyakit terkait dengan infeksi adenoid tersebut.

Pada pasien anak sebaiknya menghindari aktivitas berat hingga satu minggu setelah operasi. Mereka dapat kembali ke sekolah dalam tiga hingga lima hari, jika mereka merasa sanggup melakukannya dan mendapat persetujuan dokter bedah.

Demikianlah info lengkap sehubungan dengan prosedur medis adenoidektomi atau pembedahan adenoid. Informasi dalam artikel ini hanyalah sebagai informasi tambahan dan tidak menggantikan konsultasi resmi dengan tenaga medis profesional yang tepercaya. Nantikan terus informasi kesehatan dan pengobatan alternatif dengan herbal – hanya di deherba.

Sumber
Sandy Calhoun and Elaine K. Luo, MD. Adenoid Removal. August 16, 2017. URL: https://www.healthline.com/health/adenoid-removal.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}