Gangguan Kepribadian Narsistik, Beda dengan Narsis Biasa?


By Cindy Wijaya

Narsisme tidak sama dengan gangguan kepribadian narsistik. Seorang yang bertingkah narsis masih bisa dianggap normal selama perilakunya dalam batas wajar. Namun jika perilaku narsisme-nya sudah kelewat batas, atau ekstrem, maka bisa saja itu adalah gejala gangguan kepribadian narsistik.

Apa itu gangguan kepribadian narsistik? Seperti apa gejala-gejala gangguan kepribadian ini? Apa penyebab dari gangguan ini? Bagaimana cara mengatasinya? Artikel ini akan menjelaskannya agar Anda lebih paham tentang gangguan kepribadian yang menyusahkan ini.

Apa Itu Gangguan Kepribadian Narsistik?

Dalam sehari-hari, istilah narsisme sering dipakai ketika seseorang terlalu menyukai foto selfie. Istilah ini juga biasanya untuk menggambarkan seseorang yang terlalu fokus pada diri sendiri. Tapi sebenarnya menurut pengertian psikologis, narsisme bukan berarti mencintai diri sendiri (self-love), atau setidaknya bukan mencintai diri sendiri dengan tulus dan wajar.

Lebih tepatnya, seseorang yang memiliki gangguan kepribadian narsistik adalah orang yang mencintai citra dirinya yang dibesar-besarkan dan tidak realistis. Dan ia mencintai citra dirinya yang sudah dibesar-besarkan kemungkinan untuk menghindari perasaan tidak percaya dirinya (insecurity) yang tersembunyi.

Namun butuh banyak upaya untuk membangun citra diri yang tidak realistis. Dari situlah muncul sikap dan perilaku yang tidak normal. Gangguan kepribadian ini membuat seseorang punya cara berpikir dan berperilaku yang mementingkan diri, arogan, kurang empati dan simpati untuk orang lain, serta sangat ingin dikagumi oleh orang lain.

Orang lain mungkin melihat seorang penderita gangguan narsis ini sebagai orang yang sombong, egois, suka memanfaatkan, memanipulasi, merendahkan, dan menuntut orang lain. Cara berpikir dan berperilaku seperti ini dapat terlihat di setiap segi kehidupan seorang narsistik—mulai dari lingkungan pekerjaan, pertemanan, hingga lingkungan keluarga dan hubungan percintaan.

Seorang penderita gangguan narsis sangat kukuh pada perilaku mereka, meskipun itu membuat mereka mengalami banyak masalah. Ia cenderung menyalahkan orang lain saat timbul masalah.

Terlebih lagi, ia sangat sensitif dan bereaksi buruk terhadap kritik, ketidaksepakatan, atau pendapat apapun dari orang lain. Ia menganggap itu sebagai serangan pribadi. Bagi orang-orang yang berhubungan dengan seorang yang narsisme, mungkin jauh lebih mudah untuk menuruti keinginannya daripada menghadapi kemarahannya.

Mitos VS Fakta tentang Gangguan Kepribadian Narsistik

  • Mitos: Gangguan kepribadian narsistik sama dengan bertingkah narsis.
  • Fakta: Bertingkah narsis adalah perilaku wajar seorang manusia. Namun seorang penderita gangguan narsistik bertingkah narsis di luar batas kewajaran.
  • Mitos: Gangguan kepribadian ini banyak diderita orang-orang.
  • Fakta: Gangguan kepribadian ini tidak umum. Hanya sekitar 0,5 – 1 % dari populasi manusia.
  • Mitos: “Saya yakin orang itu punya gangguan kepribadian ini.”
  • Fakta: Jangan menghakimi seseorang hanya karena dia tampaknya bertingkah narsis. Ingatlah, manusia pada umumnya bertingkah nasis dalam batas wajar.
  • Mitos: Orang yang punya gangguan kepribadian narsistik adalah orang yang tidak baik/jahat.
  • Fakta: Gangguan kepribadian ada hubungannya dengan gangguan kesehatan mental. Memang perilaku dari penderitanya berdampak buruk bagi dirinya sendiri maupun bagi orang-orang di sekitarnya. Tetapi itu lebih karena gejala gangguan mental, bukan karena moral atau akhlak mereka.

Gangguan kepribadian ini dapat digambarkan seperti sebuah “paradoks”. Penderitanya mungkin berperilaku angkuh dan percaya diri, tetapi sebenarnya sensitif dan rendah diri. Mereka sangat ingin diperhatikan dan dipuji, tetapi tidak bisa dekat dengan orang lain. Gangguan kepribadian ini menimbulkan banyak kesusahan bagi penderitanya maupun orang-orang di sekitarnya.

Seperti Apa Gejala Gangguan Kepribadian Ini?

Tidak setiap orang yang bertingkah narsis pasti memiliki gangguan kepribadian ini. Untuk dapat mendiagnosis gangguan kepribadian narsistik pada seseorang, harus ada sedikitnya 5 dari 9 gejala berikut:

  • Punya harga diri yang dibesar-besarkan. Misalnya: melebih-lebihkan prestasi dan bakat, berharap diakui sebagai orang yang hebat/spesial padahal pencapaiannya tidak sepadan.
  • Sibuk dengan khayalan tak terbatas tentang kesuksesan, kekuasaan, kecerdasan, kecantikan/ketampanan, atau cinta yang ideal.
  • Percaya bahwa dirinya adalah orang yang spesial atau unik, dan hanya bisa dimengerti oleh, atau harus dikaitkan dengan, orang-orang yang istimewa atau berstatus tinggi lainnya.
  • Sangat ingin dikagumi oleh orang lain.
  • Merasa punya hak yang besar. Misalnya: sangat ingin diperlakukan secara istimewa atau dituruti keinginannya oleh orang lain.
  • Memanfaatkan orang lain. Misalnya: mengambil keuntungan dari orang lain untuk mencapai tujuannya sendiri.
  • Kurang empati. Misalnya: tidak mau mengenali atau memahami perasaan dan kebutuhan orang lain.
  • Sering iri pada orang lain atau percaya bahwa orang lain iri kepadanya.
  • Sering berperilaku atau bersikap sombong/angkuh.
Ilustrasi gejala gangguan narsisme
Suka Memanipulasi atau Memanfaatkan Orang Lain (Photo by Africa images via Canva)

Gangguan kepribadian menciptakan cara berperilaku yang berlangsung lama dan bertahan lama, sehingga sering kali baru didiagnosis pada usia dewasa. Ini jarang didiagnosis di usia anak-anak atau remaja, karena mereka sedang dalam proses perkembangan, perubahan kepribadian, dan pematangan. Tapi seorang anak/remaja bisa saja didiagnosis gangguan narsisme jika memiliki 5 atau lebih dari gejala di atas selama setidaknya 1 tahun.

Penderita gangguan kepribadian narsistik lebih umumnya pria, dimana ada sekitar 50 – 70 % orang yang terdiagnosis adalah pria. Dan sama seperti jenis gangguan kepribadian lain, gangguan narsisme juga biasanya akan berkurang seraya usia bertambah. Banyak penderitanya hanya mengalami sedikit gejala ekstrem setelah berusia 40 atau 50-an.

Gejala Internal yang Dirasakan Penderitanya

  • Merasa rendah diri
  • Terlalu keras mengkritik diri sendiri
  • Ketidakpercayaan diri yang besar
  • Merasa kesepian dan terasing
  • Terlalu sensitif
  • Merasa takut, marah, malu, dan rapuh

Apa yang Menyebabkan Gangguan Kepribadian Narsistik?

Para ahli sampai saat ini masih belum mengetahui apa sebenarnya penyebab gangguan narsisme ini. Namun mereka telah membuat berbagai teori mengenai kemungkinan penyebab gangguan ini. Sebagian besar ahli setuju dengan teori “biopsikososial sebab-akibat”.

Teori itu menunjukkan bahwa penyebab gangguan narsistik kemungkinan adalah faktor biologis/genetik, faktor sosial, dan faktor psikologis. Faktor biologis/genetik berkaitan dengan keadaan tubuhnya sendiri (khususnya otak) dan faktor keturunan.

Faktor sosial berkaitan dengan bagaimana caranya berinteraksi dengan keluarga dan teman-teman di masa awal kehidupannya (saat masih anak-anak). Faktor psikologis berkaitan dengan kepribadian dan temperamen yang dibentuk oleh lingkungan, dan dipelajari sebagai cara untuk mengatasi stres.

Jika teori itu benar, maka tidak ada satu faktor yang menjadi penentu. Sebaliknya, gangguan kepribadian narsistik adalah hasil dari gabungan ketiga faktor di atas.

Apabila seseorang mengidap gangguan kepribadian narsisme ini, ada kemungkinan akan diturunkan pada anak-anaknya. Walaupun faktor genetik berpengaruh, tetapi ada kemungkinan gangguan ini disebabkan oleh kepribadian anak itu sendiri, serta pola asuh dari salah satu atau kedua orang tuanya.

Bagaimana Cara Mengatasi Gangguan Kepribadian Ini?

Seorang pengidap gangguan kepribadian ini biasanya merasa unggul dan angkuh, sehingga ia tidak selalu menyadari bahwa dirinya memiliki gangguan mental. Ia bahkan tidak merasa butuh bantuan meski cara berperilaku mereka sudah menimbulkan masalah serius pada kehidupannya dan kehidupan orang lain.

Bagi orang-orang yang mencari bantuan, mereka dapat menemui dokter atau ahli kesehatan mental yang telah berpengalaman menangani gangguan serupa. Dokter yang sudah ahli dapat memberikan diagnosis yang tepat dan perawatan yang sesuai bagi pasiennya. Biasanya perawatan berupa terapi psikologis seperti:

  • Terapi psikodinamik: untuk mencari tahu dan mengurangi rasa sakit atau trauma dari peristiwa masa lalu.
  • Terapi perilaku kognitif: untuk memengaruhi dan mengubah cara berpikir atau berperilaku tidak normal yang menimbulkan masalah.
  • Terapi bersama pasangan atau keluarga: untuk menyelesaikan masalah/konflik dengan pasangan atau di dalam keluarga, dan untuk memperbaiki komunikasi serta cara menyelesaikan masalah.
Ilustrasi cara mengatasi gangguan kepribadian narsisme
Terapi untuk Gangguan Kepribadian Narsistik (Photo by shironosov from Getty Images Pro via Canva)

Gangguan kepribadian ini biasanya tidak ditangani dengan obat-obatan, melainkan dengan terapi-terapi. Terapi untuk masalah gangguan narsisme biasanya berlangsung jangka panjang. Keberhasilan dari terapi itu tergantung pada kemauan dari pasien untuk mengakui gangguan kepribadian mereka dan berupaya untuk berubah.

Kesimpulan tentang Gangguan Kepribadian Narsistik

Narsisme adalah perilaku normal manusia yang membuatnya merasa penting, dibutuhkan, diperhatikan, diinginkan, dan dicintai. Itu normal jika masih ringan dan sesekali. Seseorang bisa saja merasa atau bertingkah narsis, bahkan sampai taraf membuat orang lain tidak senang, tetapi ia tidak memiliki apa yang digolongkan sebagai sebuah gangguan.

Ada juga seseorang yang kepribadiannya sangat dicirikan oleh sifat-sifat narsis dan bertindak menjengkelkan serta menyusahkan, namun masih belum digolongkan sebagai gangguan kepribadian narsistik.

Ingatlah bahwa seseorang yang mengidap gangguan kepribadian ini akan memiliki cara berpikir dan berperilaku yang ekstrem. Ia mungkin akan menunjukkan gejala-gejala ini: sangat ingin dipuji orang lain, merasa diri hebat dan unggul, kurang berempati, sangat ingin diperhatikan, dan tidak bisa dekat dengan orang lain.

Demikianlah ulasan artikel ini tentang gangguan kepribadian narsistik. Semoga informasi ini membuat Anda semakin memahami salah satu gangguan kesehatan mental ini. Temukan juga info-info penting lain seputar masalah kesehatan hanya di Deherba.com.

Sumber

Referensi Gangguan Kepribadian Narsistik

PsychCentral. Narcissistic Personality Disorder. URL: https://psychcentral.com/disorders/narcissistic-personality-disorder/

SANE Australia. Narcissistic Personality Disorder (NPD). URL: https://www.sane.org/mental-health-and-illness/facts-and-guides/narcissistic-personality-disorder

HelpGuide. Narcissistic Personality Disorder. URL: https://www.helpguide.org/articles/mental-disorders/narcissistic-personality-disorder.htm/

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}