• Home
  • Blog
  • Histamin
  • Obat Ranitidine HCL: Apa Fungsinya dan Apa Saja Efek Sampingnya?

Obat Ranitidine HCL: Apa Fungsinya dan Apa Saja Efek Sampingnya?


By Cindy Wijaya

Obat ranitidine HCL sempat menjadi perbincangan hangat beberapa tahun silam, karena seluruh produk obat ini pernah ditarik peredarannya oleh BPOM. Tetapi kemudian BPOM mengizinkan kembali peredaran dari beberapa produk ranitidine. Sebenarnya ranitidine HCL obat apa? Apa fungsi obat raniditine HCL? Apakah obat ranitidine HCL berbahaya?

Ranitidine HCL adalah nama merek dagang dari obat ranitidine. Ranitidine merupakan obat yang tergabung dalam golongan histamine-2 blocker. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi jumlah asam yang diproduksi oleh lambung Anda.

Apa Fungsi Obat Ranitidine HCL?

Fungsi obat ranitidine HCL umumnya adalah untuk menangani penyakit tukak lambung dan tukak usus. Selain itu juga digunakan untuk menangani kondisi dimana terlalu banyak asam yang diproduksi oleh lambung, seperti pada kondisi sindrom Zollinger-Ellison.

Ranitidine juga digunakan untuk mengobati penyakit refluks asam lambung atau gastroesophageal reflux (GERD) dan kondisi lain dimana asam mengalir kembali dari lambung ke kerongkongan, menyebabkan gejala heartburn. Heartburn adalah gejala perih dan panas seperti terbakar di dada.

Apakah Obat Ranitidine HCL Berbahaya?

Obat ranitidine sempat dilarang oleh BPOM. Tepatnya pada 11 Oktober 2019 BPOM memerintahkan seluruh industri farmasi untuk sementara menghentikan produksi, distribusi, dan peredaran produk obat ini. Mengapa?

BPOM membuat keputusan tersebut berdasarkan studi global yang menyatakan bahwa ambang batas cemaran N-Nitrosodimethylamine (NDMA) yang diperbolehkan ialah 96 ng per hari. Bila dikonsumsi melebihi ambang batas secara terus-menerus dalam jangka panjang maka berpotensi memicu kanker (karsinogenik).

Kemudian BPOM melakukan pengujian pada sejumlah sampel produk ranitidine, yang hasilnya didapati bahwa sebagian sampel mengandung cemaran NDMA melebihi ambang batas yang diperbolehkan. Karena itulah BPOM memutuskan untuk menghentikan sementara semua produksi dan peredaran produk ranitidine sampai selesainya pengujian dan kajian risiko lanjutan.

Selanjutnya pada 21 November 2019 BPOM mengeluarkan keputusan tentang produk ranitidine yang diizinkan untuk kembali diedarkan. Terdapat 37 produk ranitidine yang diperbolehkan untuk kembali beredar. Sedangkan produk ranitidine yang tidak tercantum dinyatakan ditarik (recall) dari peredaran, sehingga dilarang produksi, peredaran, maupun penggunaannya.

Dan untuk selanjutnya, industri farmasi diharuskan untuk memastikan hasil produksinya tidak mengandung NDMA melebihi ambang batas yang diperbolehkan. Setelah memastikan, mereka dapat memproduksi kembali dan mengedarkan produknya.

Jika Anda ingin mengetahui informasi terkait produk ranitidine, bisa mengecekan melalui website BPOM.

Aturan Pakai Obat Ranitidine HCL

Sebelum menggunakan obat ini, pastikan dulu apakah Anda punya riwayat alergi ranitidine. Sebaiknya jangan konsumsi obat ini jika memiliki alergi. Dan Anda perlu pastikan dengan dokter apakah aman menggunakan obat ini jika Anda memiliki penyakit ginjal, penyakit liver, atau porphyria.

Bicarakanlah kepada dokter apabila Anda sedang hamil atau berencana untuk hamil. Dan karena obat ranitidine bisa menyebar melalui ASI, Anda sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter jika sedang menyusui bayi.

Obat ini hanya boleh digunakan sesuai petunjuk dosis aman ranitidine dari dokter. Jangan mencoba melebihi atau mengurangi dosis atau mengonsumsi obat ini lebih lama daripada yang sudah ditentukan.

Dosis aman obat ranitidine HCL sangat bergantung pada gejala dan kondisi yang Anda alami. Secara umum dokter mungkin akan meresepkan dosis sebanyak 300 mg dalam sehari.

Jangan mengunyah, atau menghaluskan obat berbentuk tablet, dan jangan biarkan tablet larut di dalam mulut sebelum ditelan. Namun obat yang berbentuk tablet kunyah harus dikunyah terlebih dulu sebelum ditelan.

Sedangkan obat ranitidine yang berbentuk bubuk harus dicampurkan dulu ke dalam 6 sampai 8 ons air sebelum diminum. Obat yang berbentuk cairan harus diukur dengan sendok atau cup khusus untuk mengukur. Simpanlah obat ini di tempat yang bersuhu kamar, jauh dari kelembapan, panas, dan cahaya.

Efek Samping Obat Ranitidine HCL

Hentikan pemakaian obat dan segera cari pertolongan medis apabila Anda mengalami reaksi alergi terhadap obat: gatal-gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.

Anda juga harus menghentikan pemakaian dan segera kunjungi dokter jika mengalami efek samping ranitidine serius seperti berikut:

  • Nyeri dada, demam, sesak napas, batuk berdahak warna hijau atau kuning
  • Gampang memar atau berdarah, merasa sangat lemah
  • Jantung berdetak cepat atau lambat
  • Masalah pada penglihatan
  • Demam, sakit tenggorokan, dan sakit kepala disertai melepuh, mengelupas, dan ruam merah pada kulit
  • Mual, sakit perut, demam, kehilangan nafsu makan, urin berwarna gelap, BAB berwarna gelap, mata dan kulit menguning

Namun tidak semua akan mengalami efek samping ranitidine yang serius, lebih seringnya orang-orang hanya mengalami efek samping ringan seperti:

  • Sakit kepala
  • Pusing, mengantuk
  • Susah tidur (insomnia)
  • Penurunan gairah seks
  • Pembengkakan dan nyeri di payudara
  • Mual, muntah, sakit perut
  • Diare atau sembelit

Menggunakan obat ranitidine juga bisa meningkatkan risiko Anda mengalami pneumonia. Berhati-hatilah jika Anda mengalami gejala-gejala pneumonia seperti nyeri dada, demam, sesak napas, dan batuk berdahak warna hijau atau kuning.

Alternatif Herbal untuk Obat Ranitidine HCL

Kelebihan asam lambung bisa ditekan dengan cara menjaga pola makan sehari-hari. Selain itu Anda juga dapat mengatasi masalah tersebut dengan mengonsumsi obat herbal atau obat alami yang dapat menetralisir kelebihan asam lambung.

Obat alami pertama adalah lidah buaya, caranya dengan meminum sekitar ½ jus lidah buaya asli sebelum makan. Lidah buaya dapat membantu mengurangi peradangan dan meredakan gejala kenaikan asam lambung.

Herbal selanjutnya ialah jahe yang diketahui mempunyai kemampuan sebagai obat asam lambung alami dan sudah digunakan untuk mengatasi berbagai gangguan pencernaan sejak dahulu kala. Anda bisa menambahkan 2 sampai 3 potong jahe segar ke dalam 2 gelas air panas lalu diamkan sampai kira-kira ½ jam. Minumlah air jahe ini 20 menit sebelum dan sesudah makan.

Ingatah bahwa untuk mengatasi masalah asam lambung, Anda perlu memperbaiki keseimbangan dan fungsi alami lambung. Ini sangat penting demi menjaga kesehatan jangka panjang Anda.

Karena itu Anda tidak bisa hanya mengandalkan obat asam lambung seperti obat ranitidine HCL, Anda harus mengubah gaya hidup. Ini termasuk menghindari makanan pemicu asam lambung naik, jangan coba-coba telat makan, berhenti merokok, dan jaga berat badan tetap ideal—semua itu langkah penting demi menjaga kesehatan lambung Anda.

Sumber

Drugs.com. Ranitidine. https://www.drugs.com/ranitidine.html

Badam POM. PENJELASAN BADAN POM RI TENTANG PRODUK RANITIDIN YANG DAPAT DIEDARKAN KEMBALI. https://www.pom.go.id/new/view/more/klarifikasi/104/PENJELASAN-BADAN-POM-RI–TENTANG-PRODUK-RANITIDIN-YANG-DAPAT-DIEDARKAN-KEMBALI.html

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}