Proses Pembekuan Darah yang Lindungi Kita dari Kehabisan Darah

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

April 28, 2021


Pembuluh darah kita mengalirkan darah yang mengandung oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan ke berbagai sel di dalam tubuh. Akan jadi masalah bila terjadi luka pada pembuluh darah, darah bisa bocor keluar. Di sinilah dibutuhkan proses pembekuan darah untuk memperbaiki pembuluh darah yang terluka atau yang rusak. Dan proses tersebut tidak terlepas dari peran penting faktor pembekuan darah.

Apa itu pembekuan darah? Apa itu faktor pembekuan darah? Bagaimana proses atau mekanisme pembekuan darah? Dan apa yang terjadi pada penderita penyakit pembekuan darah? Cari tahu jawaban-jawabannya dengan membaca artikel ini sampai habis.

Apa Itu Pembekuan Darah?

Proses alami tubuh ini kadang juga disebut penggumpalan darah, dan dalam bahasa medis disebut koagulasi. Koagulasi berperan penting untuk memperbaiki pembuluh darah.

Jantung memompa darah ke seluruh tubuh dengan bantuan pembuluh arteri, dan pada gilirannya, darah kembali ke jantung melalui pembuluh vena.

Bila pembuluh darah mengalami cedera, maka akan memicu dimulainya proses pembekuan darah. Dengan cara ini, tubuh akan memperbaiki kerusakan itu untuk menghentikan terjadinya pendarahan (dalam bahasa medisnya “hemoragi”).

Misalnya jika kerusakan yang terjadi pada dinding pembuluh darah, trombosit-trombosit akan membentuk sumbatan awal pada daerah yang terkena. Mereka akan memulai proses penggumpalan darah dengan bantuan faktor pembekuan darah tertentu yang diproduksi di dalam tubuh.

Apa Itu Faktor Pembekuan Darah?


Faktor pembekuan darah adalah komponen protein yang ada dalam plasma darah. Faktor-faktor ini digunakan dalam proses penggumpalan darah. Mereka diberi nama dan diberi nomor berdasarkan penemuannya.

Meski ada total 13 angka, hanya ada 12 faktor pembekuan darah. Karena Faktor VI didapati sebagai bagian dari faktor lain. Ke-12 faktor pembekuan darah tersebut adalah:

  • Faktor I (fibrinogen)
  • Faktor II (protrombin)
  • Faktor III (tromboplastin jaringan atau faktor jaringan)
  • Faktor IV (kalsium terionisasi)
  • Faktor V (faktor labil atau proaccelerin)
  • Faktor VII (faktor stabil atau proconvertin)
  • Faktor VIII (faktor antihemofilik)
  • Faktor IX (komponen tromboplastin plasma atau faktor Christmas)
  • Faktor X (faktor Stuart-Prower)
  • Faktor XI (antesedn tromboplastin plasma)
  • Faktor XII (faktor Hageman)
  • Faktor XIII (faktor penstabil fibrin)

Organ hati (liver) kita menggunakan vitamin K untuk menghasilkan sebagian faktor, seperti Faktor II, VII, IX, dan X. Biasanya vitamin K dapat diperoleh melalui konsumsi makanan dari sumber nabati dan hewani. Flora normal usus kita juga menghasilkan vitamin K.

Bagaimana Proses Pembekuan Darah?

Cara tubuh untuk menghentikan pendarahan dari pembuluh darah yang terluka disebut sebagai hemostasis. Salah satu bagian terpenting dari hemostasis adalah penggumpalan darah.

Selanjutnya, tubuh perlu mengontrol mekanisme pembekuan darah untuk mengendalikan dan membatasi penggumpalan. Ini termasuk melarutkan gumpalan berlebih yang tak lagi diperlukan.

Jika ada kelainan di bagian mana pun dari sistem yang mengendalikan pendarahan, hal itu dapat menyebabkan pendarahan atau penggumpalan darah yang berlebihan. Ini bisa mengancam jiwa.

Penggumpalan darah yang berlebihan bisa menyebabkan stroke dan serangan jantung, karena gumpalan darah dapat mengalir dan menyumbat pembuluh darah.

Di lain sisi, penggumpalan darah yang kurang dapat menyebabkan kehilangan terlalu banyak darah, bahkan hanya pada cedera kecil di pembuluh darah.

Hemostasis punya tiga proses utama yaitu penyempitan pembuluh darah, aktivitas trombosit, dan aktivitas protein yang terdapat dalam darah (faktor pembekuan darah).

4 Proses Penggumpalan Darah


1. Cedera atau Luka

Tahap pertama dari skema pembekuan darah adalah cedera atau saat pembuluh darah rusak. Ini bisa berupa robekan kecil di dinding pembuluh darah yang bisa menyebabkan pendarahan.

2. Penyempitan Pembuluh Darah

Tahap kedua skema penggumpalan darah adalah tubuh akan menyempitkan pembuluh darah untuk mengendalikan kehilangan darah. Ini akan membatasi aliran darah ke daerah yang terkena.

3. Sumbatan Trombosit

Tahap ketiga skema pembekuan darah adalah tubuh mengaktifkan trombosit. Pada saat yang sama, sinyal kimiawi dilepaskan dari kantung kecil di dalam trombosit untuk menarik sel-sel lain ke daerah tersebut.

Mereka membuat sumbatan trombosit dengan bersama-sama membentuk gumpalan. Protein yang disebut faktor von Willebrand (von Willebrand factor atau disingkat VWF) membantu trombosit untuk saling menempel.

4. Gumpalan Fibrin

Tahap keempat skema penggumpalan darah yaitu mengaktifkan faktor koagulasi atau pembekuan. Protein faktor pembekuan merangsang produksi fibrin, yaitu zat kuat dan seperti untaian yang membentuk gumpalan fibrin.

Dalam beberapa hari atau beberapa minggu, gumpalan fibrin ini menguat dan kemudian larut saat dinding pembuluh darah yang terluka menutup dan sembuh.

Proses Pembekuan Darah

Apa yang Terjadi pada Penyakit Pembekuan Darah?

Mekanisme pembuluh darah adalah proses penting yang dapat membantu mencegah kehilangan banyak darah akibat cedera. Jika ada kelainan atau masalah pada skema mana pun dari proses tersebut, hal itu dapat menyebabkan komplikasi berbahaya, seperti pendarahan berlebihan.

Biasanya orang yang memiliki kelainan atau penyakit pembekuan darah harus mendapat perawatan medis dan harus berhati-hati untuk mencegah cedera dan pendarahan.

Penyakit pembekuan darah dapat membuat proses pembekuan yang tidak tepat, mungkin akibat kerusakan pada komponen darah seperti trombosit dan/atau protein pembekuan, yang juga disebut faktor pembekuan darah.

Jika salah satu dari faktor pembekuan rusak atau kurang, mekanisme penggumpalan darah akan terganggu, yang bisa mengakibatkan gangguan pendarahan ringan, sedang, atau bahkan berat.

Contohnya pada penderita penyakit penggumpalan darah hemofilia, pembuluh darahnya bisa menyempit dan trombosit membentuk sumbatan, tapi salah satu protein faktor pembekuan untuk gumpalan fibrin hilang atau rusak, sehingga gumpalan tidak terbentuk atau kurang kuat untuk menghentikan pendarahan.

Ini sebabnya seorang penderita hemofilia mengalami pendarahan dalam jangka waktu yang lebih lama dari normalnya.

Contoh lain pada penderita penyakit pembekuan darah von Willebrand, mereka tidak punya cukup protein VWF atau protein VWF mereka tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya saat mereka mengalami pendarahan, mereka tidak bisa membentuk sumbatan trombosit.

Selain itu, VWF berperan sebagai protein pembawa Faktor VIII, salah satu faktor pembekuan dalam plasma. VWF membantu memastikan Faktor VIII memadai dalam darah dan sampai ke tempat yang dibutuhkan. Tanpa VWF, faktor ini akan dipecah dalam aliran darah dan mungkin tidak memadai untuk menghentikan pendarahan.

Kesimpulan tentang Proses Penggumpalan Darah

Penggumpalan darah (koagulasi) adalah proses yang terdiri dari empat mekanisme yang terjadi secara berurutan untuk menghentikan pendarahan. Empat mekanisme tersebut disebut juga skema pembekuan darah, yang terdiri dari: cedera atau luka, penyempitan pembuluh darah, sumbatan trombosit, dan gumpalan fibrin.

Jika ada kelainan atau masalah pada salah satu skema penggumpalan darah tersebut, hal itu bisa menyebabkan komplikasi berbahaya, termasuk pendarahan berlebihan. Itulah yang dialami oleh penderita penyakit pembekuan darah seperti hemofilia dan von Willebrand. Mereka kesulitan untuk menghentikan pendarahan saat mengalami cedera.

Oleh sebab itu penderita penyakit penggumpalan darah biasanya harus mendapat perawatan medis dan harus berhati-hati agar tidak mengalami cedera.

Demikianlah artikel ini yang membahas tentang proses pembekuan darah. Semoga informasi ini berguna bagi Anda. Temukan juga ulasan-ulasan bermanfaat lain seputar kesehatan hanya di Deherba.com.

Sumber

Sumber Referensi:

News-Medical.Net. Blood Clotting Process. URL: https://www.news-medical.net/health/Blood-Clotting-Process.aspx

Hemaware. The Blood Clotting Process: What Happens if You Have a Bleeding Disorder. URL: https://hemaware.org/bleeding-disorders-z/blood-clotting-process-what-happens-if-you-have-bleeding-disorder

Credit Gambar: Bleedingdisorder.com. Coagulation. URL: https://www.bleedingdisorders.com/about/how-blood-clots-coagulation

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}