Glutamina adalah jenis asam amino (yang berasal dari protein) paling melimpah di dalam tubuh kita dan bisa menjadi sumber energi bagi banyak jenis kanker. (Sumber: Experimental & Molecular Medicine) ย Contohnya kanker pankreas, paru-paru, kolorektal, dan tumor otak sangat bergantung pada metabolisme glutamina untuk bertumbuh dan berkembang biak.
Selain itu, sel kanker yang sumber makanan utamanya gula dapat beralih jadi memakan glutamina saat gula terbatasโmungkin melalui strategi mengendalikan gula. Maka sangat penting untuk memotong sumber glutamina dalam strategi melaparkan kanker.
Pendekatan ini dibahas dalam sebuah buku “How to Starve Cancer” karya Jane McLelland, yang menyumbangkan kontribusi signifikan dalam bidang literatur kesehatan dan kanker. Buku ini telah menerima beberapa penghargaan seperti NYC Big Book Award 2019, dan versi buku audionya diakui sebagai Best Cancer Audio Book of All Time 2024 oleh Book Authority.
Mari kita jelajahi bagaimana cara kanker memakan glutamina dan bagaimana cara membuatnya kelaparan dengan memotong asupan glutaminanya.
Bagaimana Kanker Memakan Glutamina?
Sel kanker tidak hanya mengandalkan glukosa sebagai sumber energi, melainkan juga tergantung pada glutamina. Mereka bisa menggunakan asam amino ini sebagai bahan bakar untuk mendukung pertumbuhan dan pembelahan sel.
Saat ketersediaan glukosa berkurang, mungkin karena penyesuaian pola makan, sel kanker bisa mengalihkan metabolismenya untuk mengolah glutamina menjadi energi (ATP) bagi mereka.
Selain sebagai sumber energi tambahan, glutamina juga dimanfaatkan kanker sebagai bahan baku untuk sintesis berbagai molekul penting. Glutamina digunakan dalam proses anabolik untuk membentuk protein, nukleotida, dan molekul-molekul esensial lain yang diperlukan untuk pembelahan dan perbaikan sel kanker.
Dengan kata lain, glutamina membantu membangun struktur sel-sel kanker yang baru dan memperbaiki kerusakan, sehingga mendukung proliferasi (pertumbuhan dan pembelahan) mereka.
Karena glutamina bersumber dari protein, asupan protein yang tinggi dalam pola makan bisa meningkatkan ketersediaan glutamina dalam tubuh. Hal ini kemudian memberikan lebih banyak bahan bakar bagi sel kanker yang bergantung pada glutamina untuk metabolisme dan pertumbuhannya.
Oleh sebab itu, penting untuk mengurangi asupan protein untuk kanker jenis ini. Dengan mengurangi protein, secara tidak langsung akan menurunkan pasokan glutamina yang dapat digunakan oleh sel kanker, sehingga diharapkan dapat menghambat proses pertumbuhan dan replikasi sel kanker tesebut.
Metode ini merupakan bagian dari strategi โmelaparkanโ kanker, dimana strategi diet disesuaikan berdasarkan sumber bahan bakar utama yang digunakan oleh kankerโdengan glutamina sebagai salah satunyaโagar seluruh โmenu makananโ bagi kanker dapat dikurangi secara menyeluruh.
Penjelasan yang Disederhanakan
Sel kanker menggunakan glutamina untuk sumber energi tambahan serta untuk membantu membentuk dan memperbaiki sel-sel kanker. Karena glutamina berasal dari protein, pola makan tinggi protein akan memperbanyak jumlah glutamina yang ada dalam tubuh. Hal itu bisa memberi lebih banyak โmakananโ bagi sel kanker dan bisa mempercepat pertumbuhan kanker.
Bagaimana Cara Membuat Kanker Kelaparan Glutamina?
Untuk menurunkan ketersediaan glutamina sebaiknya dilakukan melalui pendekatan tidak langsung, daripada dengan menggunakan obat secara langsung. Penggunaan obat yang secara spesifik menghambat glutamina bisa berisiko tinggi. Berikut cara tidak langsung untuk mengurangi asupan glutamina pada kanker.
Penyesuaian Pola Makan
Penyesuaian pola makan untuk mengurangi pasokan glutamina harus dilakukan secara terukur agar tidak sampai mengorbankan kebutuhan gizi pasien.
Pengaturan Asupan Protein secara Terukur
Karena glutamina dihasilkan dari pemecahan protein dari makanan, maka yang perlu dilakukan adalah mengurangi asupan protein totalโkhususnya dari sumber-sumber tinggi protein hewani seperti daging merah dan unggas.
Contoh daging merah adalah daging sapi, kambing, domba, dan babi. Sedangkan contoh daging unggas adalah ayam, bebek, burung dan itik.
Dengan membatasi jumlah protein yang masuk, tubuh akan menghasilkan lebih sedikit glutamina, sehingga sel kanker yang bergantung pada glutamina jadi kekurangan pasokan glutamina.
Pemilihan Sumber Protein yang Lebih Rendah Glutamina
Selain mengurangi jumlah protein, kita juga perlu mengubah jenis protein yang dikonsumsi. Misalnya, mengganti daging merah dan unggas dengan pilihan protein yang lebih ringan, seperti ikan.
Atau bahkan menerapkan pola makan yang mengutamakan sumber tumbuh-tumbuhan (misalnya diet pescatarian) untuk menjaga agar asupan glutamina tetap terkendali.
Diet pescatarian adalah pola makan yang mengutamakan makanan nabatiโseperti sayuran, buah, dan serealiaโserta memasukkan ikan dan makanan laut sebagai satu-satunya sumber protein hewani. Artinya, selain makanan nabati, hanya mengonsumsi ikan dan makanan laut, sedangkan daging dari hewan darat seperti sapi, ayam, atau babi tidak dimasukkan.
Penyesuaian pola makan ini bertujuan agar rasio antara glutamina, glukosa, dan lemak dapat dioptimalkan untuk mendukung upaya kita melaparkan kanker.
Kerja Sama dengan Ahli Gizi
Penyesuaian pola makan harus dilakukan secara hati-hati agar tidak mengakibatkan kekurangan gizi. Karena itu, bekerja sama dengan ahli gizi sangat dianjurkan agar diet rendah protein tetap memberikan cukup asupan mikronutrien, vitamin, dan mineral yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Ini memastikan bahwa meskipun glutamina dikurangi, tapi tubuh kita tetap berfungsi optimal.
Inti dari strategi ini adalah pengurangan tidak langsung pasokan glutamina melalui penyesuaian pola makanโmenurunkan asupan protein dan memilih sumber protein yang lebih rendah kandungan glutaminanya. Tujuannya agar sel kanker yang membutuhkan glutamina sebagai sumber energinya akan kekurangan โmakananโ untuk mendukung pertumbuhan dan pembelahannya.
Jangan Gunakan Obat Inhibitor Langsung
Mengingat glutamina adalah asam amino yang vital bagi banyak fungsi tubuh, penghambatan langsung dengan obat bisa mengakibatkan kerusakan jaringan tubuh yang sehat.
Karena itu, tidak disarankan menggunakan obat-obatan yang secara langsung menghambat glutaminaโmisalnya obat inhibitor (penghambat) seperti acivicin atau DON. Menggunakannya, terutama secara tidak tepat, bisa menyebabkan efek samping serius seperti nekrosis mukosa usus dan gangguan sistem saraf.
Penjelasan yang Disederhanakan:
Karena glutamina berasal dari protein, maka kita bisa mengurangi glutamina dalam tubuh dengan menyesuaikan pola makan. Kurangi jumlah protein yang dikonsumsiโterutama protein dari daging merah dan unggasโdan menggantinya dengan pilihan yang lebih ringan seperti ikan atau protein nabati.
Strategi ini membantu mengurangi pasokan glutamina bagi sel kanker, sehingga menghambat pertumbuhan kanker. Jangan lupa konsultasi dulu dengan ahli gizi agar diet yang dilakukan tetap seimbang dan gizi tercukupi.
Kombinasikan dengan Strategi Melaparkan Kanker Lainnya
Sel kanker sangat mudah beradaptasi. Jika kehabisan asupan satu jenis sumber makanan, dia bisa beralih ke sumber lainnya. Ada tiga sumber makanan utama kanker, yaitu gula, protein, dan lemak.
Jadi kita perlu mengombinasikan strategi melaparkan kanker dengan menghambat ketiga sumber makanan tersebut di waktu bersamaan.
Tujuannya supaya kanker benar-benar kelaparan, melemah, dan lebih mudah dibunuh melalui pengobatan konvensional seperti kemoterapi atau radiasi.
Bacalah artikel yang mengupas tentang strategi kombinasi tersebut: Melaparkan Kanker dengan Menghambat 3 Jalur Sumber Makanannya.
Kesimpulannya
Glutamina menjadi makanan cadangan bagi sel kanker yang sudah kehabisan glukosa. Karena itu penting untuk menghambat glutamina sebagai cara melemahkan sel kanker, membuatnya lebih rentan terhadap pengobatan konvensional seperti kemoterapi atau radiasi.
Langkah kunci dalam menghambat asupan glutamina bagi sel kanker yaitu dengan menyesuaikan pola makan kita. Ini terdiri dari membatasi asupan protein, khususnya dari sumber hewani, dan menggantinya dengan sumber protein yang lebih rendah glutamina.
Konsultasikan dulu dengan tim dokter dan ahli gizi sebelum dan selama mengupayakan strategi untuk mengendalikan glutamina. Mereka bisa memberi saran mengenai pola makan yang sesuai dengan kondisi kita, serta bisa memantau perkembangan kondisi kita selama menjalani strategi ini.
Semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi kita semua yang sedang berjuang menghadapi kanker atau anggota keluarganya yang ikut merawat.