Kenali Lebih Jauh Penyakit Kelainan Darah Talasemia!

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Agustus 15, 2016


Penyakit Talasemia, penyakit yang berkaitan dengan kelainan darah ini memang bukan jenis penyakit yang sangat lazim terjadi. Namun juga bukan jenis penyakit langka yang demikian jarang muncul di masyarakat. Hanya saja, kebanyakan orang tak benar-benar menyadari bahwa mereka atau anak mereka menderita talasemia, karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri dan waspada akan sejumlah gejala yang muncul.

Talasemia sebenarnya adalah jenis penyakit yang bersifat genetik berkaitan perbedaan anomali darah dalam tubuh. Pada penderita penyakit talasemia, pasien akan memproduksi hemoglobin dalam formula berbeda dari seharusnya.

Sebelum kita bicara lebih jauh mengenai apa itu penyakit talasemia, mari kita pahami dulu, apa sebenarnya hemoglobin itu. Dan dimana sebenarnya hemoglobin ini dibentuk oleh tubuh. Ini akan memberi Anda gambaran dimana sebenarnya ketidak normalan pada penderita talasemia terjadi.

Hemoglobin adalah sejenis asam amino khusus yang terlarut dalam darah. Hemoglobin ini sebenarnya merupakan satu bagian dari seluruh komposisi sel darah merah. Tugas utamanya adalah untuk membawa oksigen dari paru-paru menuju seluruh tubuh. Hemoglobin juga menjadi pembentuk sel darah merah hingga berada dalam bentuknya yang seharusnya, yakni melingkar dengan cekungan pada bagian tengahnya.

Hemoglobin dibuat di dalam sum-sum tulang belakang oleh eritrosit. Pada akhir masa pakainya, hemoglobin akan di hancurkan oleh sistem limpa, dinetralkan sisanya residunya oleh sistem liver sedang mineral zat besi yang terkandung di dalamnya akan diolah kembali oleh sistem daur ulang sum-sum tulang belakang.

Hemoglobin terbentuk dari empat jenis senyawa globulin, yakni dua jenis alfa globulin dan 2 jenis beta globulin. Keduanya merupakan jenis protein khusus yang tersimpan dalam eritrosit. Untuk mengikat keempatnya, hemoglobin membutuhkan zat besi. Itu sebabnya ada kaitan erat antara kadar zat besi dalam tubuh dengan kadar hemoglobin.

Mari kita kembali pada topik utama kita, penyakit talasemia. Satu catatan penting perihal penyakit talasemia adana bahwa penyakit ini memang jenis penyakit turunan sehingga mereka dengan keluhan talasemia, biasanya memiliki orang tua dengan keluhan yang sama dan memberikan faktor resiko yang sama pada keturunan mereka.

Pada penderita talasemia, hemoglobin kehilangan sejumlah komponen globulin di dalamnya. Ini menyebabkan kuantitas hemoglobin menurun drastis sehingga sel darah kehilangan komposisi hemoglobin dalam jumlah signifikan. Mereka dengan talasemia cenderung akan terus menerus mengalami anemia, atau gejala penurunan kadar hemoglobin darah.

Penggolongan Penyakit Talasemia

Menurut Healthline, dijelaskan sejumlah penggolongan penyakit talasemia yang terdiagnosa, yakni dalam beberapa jenis sebagai berikut ini:

  • Talasemia pembawa

    Jenis talasemia ini adalah jenis penyakit talasemia paling ringan. Pada dasarnya, terdapat 1 buah globulin yang tidak normal sehingga menahan pembentukan hemoglobin. Secara umum penderita talasemia sangat ringan ini tidak mengalami masalah serius selain kecenderungan tubuh mengalami anemia ringan.

    Hanya saja, beberapa penderita talasemia minor tidak menyadari mereka menjadi agen pembawa genetik talasemia. Karena mereka cenderung terlihat normal dan sehat,meski tampak lebih mudah mengalami anemia.

  • Talasemia minor

    Jenis talasemia ini pada umumnya berkaitan dengan penurunan kondisi globulin, baik itu alfa globulin atau beta globulin. Penyakit talasemia minor cenderung tidak terlalu beresiko selama pasien menjalankan terapi pengobatan dengan rutin setiap harinya.

    Gejala yang muncul dari talasemia minor juga cenderung ringan. Menyerupai gejala umum pada anemia biasa dalam skala ringan. Hanya saja, pasien akan sulit menjaga kadar hemoglobin pada kadar normal.

    Anda hanya perlu memeriksakan diri bila Anda menyadari diri Anda terus menerus mengalami gejala anemia seperti mudah lesu, lemas, lelah dan sulit konsentrasi. Dan biasanya pasien akan menjalani pengobatan rutin harian untuk mempertahankan kadar normal hemoglobin.

  • Alfa Talasemia

    Kondisi ini merujuk pada kerusakan alfa globulin yang menjadi penyebab munculnya keluhan talasemia. Alfa talasemia biasanya muncul dalam dua kategori yakni hemoglobin H dan Hidrops Sefalis. Biasanya penderita jenis talasemia ini mengalami kerusakan dengan seluruh bagian alfa globulin dalam tubuhnya. Jenis talasemia satu ini cenderung jarang ditemukan, namun lebih tinggi resikonya dibandingkan jenis talasemia lain.

    Beberapa penderita alfa talasemia juga mengalami kelainan dengan pertumbuhan tulang seperti ukuran yang lebih besar atau pembentukan yang tidak normal. Juga menampakan kondisi kulit kuning atau putih sangat pucat dengan keluhan limfa yang membengkak.

    Dan beberapa pasien alfa talasemia juga akan mengalami kondisi serius talasemia intermedia yang memaksa pasien menjalani terapi pengobatan seumur hidup dan sejumlah tranfusi darah untuk mencegah penurunan hemoglobin pada tingkat yang serius.

  • Beta Talasemia

    Bila alfa talasemia merujuk pada kerusakan alfa globulin, maka beta talasemia akan merujuk pada kerusakan pada beta talasemia. Beta talasemia termasuk jenis talasemia yang paling sering ditemukan. Jenis satu ini bisa merujuk pada jenis talasemia minor, talasemia intermedia sampai talasemia mayor.

    Pada umumnya, gejala yang muncul dari jenis beta talasemia cenderung serupa dengan gejala anemia. Hanya saja pasien akan terus menerus mengalami keluhan anemia yang berat dan sulit untuk mencapai skala normal. Pasien akan menampakan tanda seperti sangat mudah lelah, mudah sakit dan mengalami infeksi.

    Meski sebagian besar keluhan beta talasemia merupakan jenis talasemia minor, namun pada kondisi yang serius seperti jenis talasemia mayor pasien harus menjalankan tranfusi darah seumur hidup mereka.

Beberapa Peringatan Terkait Talasemia

Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap obat dan tranfusi darah pada beberapa pasien penyakit talasemia bisa menyebaban sejumlah kondisi yang berbahaya di jangka panjang. Itu sebabnya pasien perlu terus melakukan pemantauan kadar hemoglobin dan komposisi darah untuk memastikan kondisi tubuh mereka secara kontinyu.

Sejumlah peringatan yang perlu Anda perhatikan dengan penyakit talasemia antara lain:

  • Kelebihan kadar zat besi

    Karena terlalu banyak mengasup suplemen zat besi atau terlalu sering menjalankan terapi tranfusi darah, pasien akan mengalami kelebihan zat besi. Zat besi berlebihan akan sangat membahayakan liver dan bisa menjadi toksin bagi tubuh.

    Keluhan ini bisa memburuk bila pada dasarnya pasien tidak menyadari kalau keluhan anemia yang mereka alami sebenarnya adalah kondisi talasemia. Karena kebanyakan asupan suplemen penambah darah di pasaran mengandung banyak zat besi.

    Biasanya pasien talasemia dengan kondisi semacam ini akan menjalani terapi khusus yang bertujuan membersihkan kelebihan zat besi dari darah. Terapi ini biasa pula disebut dengan Chelation Terapy.

  • Rentan mengalami infeksi

    Kekurangan hemoglobin akan membuat pasien menjadi sangat rentan dengan infeksi. Itu sebabnya penting pasien untuk menjaga asupan dan pola hidupnya untuk menghindari pasien mengalami infeksi berat. Ada baiknya memberikan sejumlah vaksin seperti vaksin flu, hepatitis, dan MMR untuk mencegah penyakit akut yang meningkatkan masalah pada penderita talasemia.

Penanganan Penyakit Talasemia

Ketika Anda atau anak Anda dinyatakan mengidap talasemia, maka beberapa pilihan terapi bisa Anda jalankan bergantung pada kondisi dari penyakit itu sendiri dan faktor penyebab penyakit talasemia muncul pada tubuh.

Sejumlah keluhan penyakit talasemia di masyarakat sebenarnya masih dalam skala minor sehingga pasien hanya perlu secara rutin mengkonsumsi obat khusus untuk membantu mereka menjaga kadar hemoglobin dalam sel darah merah.

Biasanya obat ini diarahkan sesuai dengan faktor globulin yang mengalami kerusakan. Pada jenis ini, pasien cenderung sanggup hidup normal tanpa kendala selama rutin menjalankan pengobatan dan menjaga pola hidup sehat. Sejumlah suplemen lain seperti asam folat akan diberikan untuk membantu meningkatkan produksi sel darah merah. Sedang suplemen zat besi juga akan diberikan dengan ketentuan khusus.

Namun pada jenis talasemia skala menengah dan berat atau intermedia atau mayor, pasien mungkin akan memerlukan terapi tranfusi darah untuk membantu memastikan kadar normal hemoglobin dalam sel darah merah. Beberapa pasien akan menjalankan tranfusi secara insidental tergantung situasi kadar hemoglobin dan beberapa yang lain akan terpaksa menjalani perawatan tranfusi darah ini secara rutin.

Pada pasien talasemia berat, sejumlah pengobatan lain bisa Anda lakukan sebagai alternatif bagi pasien yang harus menjalankan tranfusi dalam jangka panjang. Mereka bisa menjalankan operasi untuk mengangkat pembengkakan limfa dan dengan melakukan operasi transplantasi sum-sum tulang belakang.

Itulah sejumlah informasi lengkap terkait dengan penyakit talasemia. Pada kesempatan berikutnya kami akan mengungkap apa saja makanan dan minuman terbaik alami yang bermanfaat untuk meringankan keluhan penderita penyakit talasemia.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}