Gangguan Bipolar (Bipolar Disorder)

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Februari 9, 2018


Sudah pernahkah Anda menonton atau membaca kisah fiksi seorang tokoh pengidap gangguan bipolar? Biasanya di cerita-cerita tersebut, tokoh ini diceritakan sering tidak bisa mengendalikan dirinya, gampang emosi, mudah tersinggung, dan suka tiba-tiba merasa sedih. Apakah yang sebenarnya memang seperti itu?

Artikel ini akan membantu Anda lebih mengerti mengenai gangguan ini serta apa yang dapat menyebabkan atau memicunya. Anda juga akan mengetahui gejala-gejala seperti apa yang dialami oleh para penderitanya. Dan di bagian akhir artikel akan dibahas beberapa prinsip dasar pengobatan gangguan bipolar.

Arti Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar (bipolar disorder) kadang disebut sebagai gangguan manik-depresif­­. Ini adalah suatu gangguan mental yang dicirikan dengan perubahan mood yang drastis/parah dan berulang kali (dari fase depresif ke fase manik atau sebaliknya).

  • Depresif adalah fase dimana mood seseorang dipengaruhi oleh kemerosotan emosi (depresi) sehingga menimbulkan perasaan putus asa, patah semangat, dan kecil hati.
  • Manik adalah fase dimana mood seseorang dipengaruhi oleh gejolak emosi (mania) sehingga menimbulkan perilaku hiperaktif dan tidak menentu, serta perasaan senang luar biasa.

Emosi yang dirasakan bukan sekadar mood yang sedang baik atau buruk. Perputaran emosi yang diakibatkan gangguan ini dapat berlangsung berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Tidak seperti perubahan emosi biasa, perubahan mood pada gangguan ini sangatlah kuat hingga membuat Anda kesulitan untuk ‘berfungsi’ normal.

Episode yang Khas

Gangguan ini dicirikan dengan suatu kurun waktu dimana seseorang mengalami suatu emosi yang luar biasa kuat, perubahan kebiasaan tidur dan tingkat aktivitas, juga berperilaku tidak biasa. Satu kurun waktu tersebut disebut satu ‘episode’. Contoh dari episode itu misalnya seperti berikut:

Selama episode manik, Anda bisa saja dengan gegabah memutuskan keluar dari pekerjaan, membelanjakan sejumlah besar uang, atau merasa segar meski cuman tidur dua jam. Selama episode depresif, Anda bisa merasa terlalu lelah dan tidak mau bangun dari tempat tidur, juga dipenuhi dengan perasaan-perasaan benci pada diri sendiri serta keputusasaan karena menganggur atau punya hutang.

Penyebab Gangguan Bipolar

Tidak ada satu penyebab gangguan bipolar yang bisa dipersalahkan. Kelihatannya, beberapa orang memang punya genetik yang membuat mereka rentan terkena gangguan ini. Tapi tidak semua penderitanya punya faktor genetik itu, jadi kita tidak bisa langsung bilang bahwa penyebabnya adalah genetik.

Penelitian dengan tes imaging pada otak dari beberapa penderita gangguan bipolar menunjukkan adanya perubahan fisik di otak mereka. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa gangguan mental ini juga terkait dengan masalah ketidakseimbangan neurotransmiter, gangguan fungsi tiroid, gangguan ritme sikardian tubuh, juga kadar ‘hormon stres’ kortisol yang tinggi.

Selain itu, faktor-faktor lingkungan serta psikologis juga diduga dapat memicu perkembangan gangguan bipolar. Faktor-faktor ekstrenal itu disebut sebagai ‘pemicu’. Pemicu itu bisa menyebabkan fase manik atau depresif yang baru, atau memperparah gejala-gejala yang telah ada. Namun, banyak episode gangguan bipolar terjadi tanpa pemicu yang jelas.

  • Stres

    Kejadian-kejadian dalam hidup yang bikin stres dapat memicu gangguan bipolar pada orang-orang yang sudah punya kecenderungan genetik. Kejadian-kejadian itu biasanya adalah perubahan yang drastis atau tiba-tiba—entah baik atau buruk—misalnya menikah, kuliah jauh dari rumah, kehilangan orang yang disayangi, dipecat, atau pindah ke luar kota.

  • Narkoba

    Walaupun narkoba bukanlah penyebab gangguan bipolar, tapi itu bisa memicu terjadinya episode gangguan bipolar dan memperparah penyakit ini. Obat-obatan seperti kokain, ekstasi, dan amfetamin dapat memicu fase manik, sedangkan alkohol dan obat penenang dapat memicu fase depresif.

  • Obat

    Obat tertentu, seringnya obat antidepresan, dapat memicu fase manik. Obat-obatan lain yang bisa menyebabkan manik antara lain obat flu, penekan nafsu makan, kafein, kortikosteroid, dan obat tiroid.

  • Perubahan Musim

    Episode manik dan depresif sering kali mengikuti pola musiman. Episode manik umumnya terjadi sepanjang musim panas, sementara episode depresif pada musim gugur, dingin, dan semi.

  • Kurang Tidur

    Kurang tidur—bahkan hanya kurang beberapa jam saja—bisa memicu episode manik.

Pengaruh Masa Kehamilan dan Melahirkan

Gangguan bipolar bisa mulai terjadi saat masa kehamilan atau setelah melahirkan. Itu bisa jadi episode yang pertama, atau kelanjutan/kekambuhan dari gangguan bipolar yang pernah terjadi sebelumnya.

Yang lebih berisiko mengalami episode bipolar di masa-masa ini adalah wanita yang sebelumnya pernah mengalami gangguan ini atau yang punya keluarga penderita bipolar.

Dalam hal menangani bipolar pada ibu hamil dan menyusui, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Beberapa jenis obat untuk bipolar bisa membahayakan bayi, sehingga dibutuhkan penanganan dari psikiater atau dokter berpengalaman untuk mengobati bipolar pada mereka.

Gejala Gangguan Bipolar

Gejala gangguan bipolar bisa terlihat sangat berbeda pada masing-masing orang. Pola, tingkat keparahan, dan seberapa sering gejala itu muncul sangat bervariasi pada setiap penderitanya. Ada orang yang lebih sering mengalami fase manik, yang lain lebih sering fase depresif. Ada juga orang yang mengalami pergantian sama rata antara dua fase itu. Ada yang mood-nya sering berubah-ubah, sementara yang lain hanya mengalami sedikit perubahan mood seumur hidupnya.

Terdapat empat jenis pembagian episode mood pada gangguan bipolar: manik, hipomanik, depresif, dan campuran antara ketiga episode tadi. Setiap jenis episode mood gangguan bipolar memiliki kumpulan gejala yang unik.

Gejala-Gejala Episode Manik

Pada fase manik, seseorang akan sering merasakan luapan energi, kreativitas, dan euforia yang tinggi. Kalau Anda mengalami episode manik, Anda mungkin akan bicara sangat cepat, tidur sangat sedikit, dan berperilaku hiperaktif. Mungkin Anda juga akan merasa benar-benar kuat, tidak terkalahkan, atau hebat.

Meskipun awalnya mania terasa bagus, itu bisa menjadi lepas kendali. Anda bisa bertindak ceroboh selama episode manik, contohnya; taruhan dengan seluruh tabungan, terlibat dengan perilaku seks yang tidak pantas, atau membuat investasi bisnis yang bodoh.

Anda juga bisa merasa marah, mudah tersinggung, dan agresif—memicu perkelahian, memukul saat orang lain tidak ikuti rencana Anda, atau menyalahkan siapa pun yang mengkritik tingkah-laku Anda. Bahkan ada orang-orang yang jadi suka mengkhayal atau mendengar suara-suara aneh (halusinasi).

Episode Hipomanik

Hipomania sama dengan mania, tapi dalam bentuk yang kurang parah. Pada episode hipomanik, Anda akan merasa euforia, energik, dan produktif, tapi masih mampu mengikuti kegiatan sehari-hari dan sadar dengan realitas. Di mata orang lain, kelihatannya Anda cuman sedang punya mood yang sangat bagus.

Akan tetapi, hipomania bisa juga mendorong Anda membuat keputusan-keputusan yang buruk, yang dapat berdampak pada pekerjaan, reputasi, dan hubungan Anda dengan orang lain. Selain itu, hipomania sering berkembang menjadi mania sepenuhnya atau diikuti oleh episode depresif berat.

Gejala-Gejala Episode Depresif

Dulu, episode depresif pada gangguan bipolar (disingkat depresi bipolar) dianggap sama dengan depresi biasa. Belakangan ada banyak penelitian yang menunjukkan perbedaan besar antara keduanya, khususnya pada metode pengobatan yang diterapkan.

Biasanya depresi bipolar tidak bisa diatasi dengan obat antidepresan. Bahkan konsumsi antidepresan justru bisa memperparah keadaan—memicu mania atau hipomania, menyebabkan pergantian drastis antara fase-fase mood, atau menghambat efek dari obat penenang lain yang dikonsumsi.

Meski ada banyak persamaan, namun tetap saja ada bedanya antara depresi biasa dengan depresi bipolar. Contohnya, pada depresi bipolar lebih mungkin akan muncul perasaan mudah tersinggung, rasa bersalah, perubahan emosi secara cepat, dan perasaan gelisah. Bergerak dan bicara jadi lebih lambat, banyak tidur, dan berat badan naik.

Anda juga lebih rentan mengalami depresi psikotik—kondisi dimana Anda tidak sadar dengan realitas. Dan Anda lebih cenderung mengalami masalah besar pada kehidupan kerja dan sosial.

Gejala-Gejala Episode Campuran

Bipolar episode campuran dicirikan dengan munculnya gejala-gejala dari mania/hipomania dan depresi secara bersamaan. Beberapa ciri umum dari episode campuran yaitu depresi yang disertai perasaan mudah tersinggung, kecemasan, insomnia, gampang tersimpangkan, dan pikiran yang menggebu-gebu. Kombinasi yang ditimbulkan oleh luapan energi (mania) dan kemerosotan emosi (depresi) dikhawatirkan akan memancing dorongan untuk bunuh diri.

Perputaran Cepat yang Khas

Ada penderita gangguan bipolar yang mengembangkan “perputaran cepat” dimana mereka mengalami sedikitnya empat episode manik atau depresif dalam kurun waktu 12 bulan. Perputaran mood bisa terjadi sangat cepat dalam waktu beberapa hari atau bahkan hitungan jam. Seperti rollercoaster yang naik ke tempat sangat tinggi lalu turun dengan kecepatan penuh.

Perputaran cepat ini bisa membuat Anda merasa benar-benar lepas kendali. Umumnya masalah ini terjadi karena gejala-gejala gangguan bipolar tidak ditangani dengan baik.

3 Jenis Gangguan Bipolar

  • Gangguan Bipolar I (episode manik atau campuran)—Adalah bentuk klasik dari gangguan manik-depresif, dicirikan dengan setidaknya satu episode manik atau campuran. Biasanya—tapi tidak selalu—gangguan bipolar I juga memiliki sedikitnya satu episode depresik.
  • Gangguan Bipolar II (hipomanik dan depresif)—Anda tidak mengalami episode-episode manik sepenuhnya. Sebaliknya, gangguan ini memiliki episode-episode hipomanik dan depresif berat.
  • Cyclothymia (hipomanik dan depresif ringan)—Adalah bentuk lebih ringan dari gangguan bipolar yang terdiri atas perputaran dari perubahan-perubahan emosi secara cepat. Gejala-gejalanya lebih ringan daripada gejala pada episode manik atau depresif yang sepenuhnya.

Gejala gangguan bipolar bisa jadi sangat sulit dikenali bahkan bagi seorang pakar medis, karena gejalanya dapat bervariasi dari satu orang ke orang lain. Tetapi bukan berarti tidak ada harapan jika Anda mengidap gangguan ini, Anda dapat tetap menikmati hidup jika mendapatkan penanganan yang tepat.

Pengobatan Gangguan Bipolar

Kalau Anda merasa sudah memiliki gejala-gejala seperti di atas, atau melihatnya pada diri orang lain, jangan abaikan. Membiarkan masalah ini begitu saja tidak akan membuatnya menghilang; justru sebaliknya, gangguan ini akan semakin parah! Hidup dengan gangguan bipolar yang tak ditangani bisa memicu beragam masalah pada berbagai segi kehidupan—dari pekerjaan sampai ke hubungan personal Anda.

Bipolar adalah kondisi yang bisa diatasi dan dikendalikan. Jadi berupayalah cari bantuan dokter untuk mendiagnosisnya secara akurat, lalu mulailah jalani pengobatan secepat mungkin. Jika Anda ragu untuk mencari bantuan karena Anda menyukai perasaan-perasaan yang ditimbulkan oleh fase manik, ingatlah bahwa energi dan euforia itu harus dibayar dengan harga tertentu.

Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh mania atau hipomania awalnya dapat terasa menyenangkan. Namun pada akhirnya mereka sering berubah merugikan—yang menyakiti diri Anda maupun orang-orang di sekitar Anda.

Prinsip Dasar Pengobatan

  • Membutuhkan Perawatan Jangka-Panjang—Karena gangguan ini bersifat kronis, kambuh-kambuhan, maka penting untuk meneruskan perawatan meskipun Anda sudah merasa membaik. Sebagian besar penderita gangguan ini membutuhkan obat-obatan untuk mencegah kekambuhan.
  • Ada Banyak Pilihan Selain Obat—Obat-obatan sendiri biasanya tidak cukup untuk sepenuhnya mengendalikan gejala-gejala gangguan bipolar. Rencana perawatan yang paling efektif untuk gangguan ini biasanya melibatkan gabungan antara konsumsi obat, terapi, perubahan gaya hidup, serta dukungan sosial.
  • Dianjurkan Kerja Sama dengan Psikiater Berpengalaman—Gangguan bipolar itu rumit. Untuk mendiagnosisnya saja sudah sulit, apalagi menentukan perawatan yang cocok. Agar aman, konsumsi obat harus dipantau secara ketat. Seorang psikiater yang terlatih menangani gangguan bipolar bisa membantu Anda menemukan metode perawatan yang tepat.

Hidup dengan gangguan bipolar tidak selalu mudah, tapi Anda tetap bisa pegang kendali. Namun agar bisa berhasil menangani bipolar, Anda harus membuat pilihan-pilihan yang bijaksana. Gaya hidup serta kebiasaan sehari-hari dapat sangat memengaruhi mood Anda dan bahkan dapat mengurangi efek dari obat bipolar yang dikonsumsi.

Jadi agar pengobatan yang Anda jalani bisa lebih efektif, dukunglah dengan olahraga teratur, pola makan sehat, cukup tidur, dan kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang pengaruhnya baik. Juga sangat dianjurkan untuk berhenti merokok serta kurangi minuman beralkohol.

Demikianlah informasi mengenai gangguan bipolar. Bacalah artikel-artikel penting lain yang terkait, yaitu mengenai: penyebab gangguan bipolar, gejala gangguan bipolar, pengobatan gangguan bipolar, dan mengatasi gangguan bipolar. Nantikan juga ulasan-ulasan menarik lain seputar informasi kesehatan, tips kesehatan, serta pengobatan alami hanya di Deherba.com.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}