6 Efek Samping Probiotik yang Perlu Diperhatikan


By Cindy Wijaya

Karena terlalu menekankan pada manfaat probiotik, selama ini kita mungkin tidak terlalu peduli dengan efek samping probiotik pada tubuh kita. Memang makanan probiotik dapat bekerja memperbaiki kualitas sistem pencernaan, metabolisme, dan fungsi imunitas secara keseluruhan.

Anda bisa mendapatkan asupan probiotik dari suplemen atau dengan mengonsumsi makanan yang telah melalui proses fermentasi seperti yoghurt, kefir, kimchi, dan kombucha.

Di pasaran lokal sejumlah makanan fermentasi juga banyak dikenal seperti dadih, tape, gatot, tempoyak dan masih banyak lagi. Hanya sayang sekali belum banyak riset yang dilakukan untuk meneliti manfaat dari produk-produk fermentasi lokal tersebut.

Bakteri Baik di Dalam Probiotik

Pada dasarnya makanan probiotik adalah makanan yang mengandung bakteri baik. Bakteri ini akan membantu meningkatkan kualitas fungsi pencernaan, membantu proses cerna dan proses pembusukan makanan.

Bakteri baik ini juga termasuk menekan perkembangan bakteri patogen yang menjadi penyebab sejumlah infeksi. Dalam makanan probiotik juga terkandung komponen asam yang merupakan senyawa produksi dari bakteri. Senyawa asam ini sendiri membantu mengembalikan keseimbangan asam basa tubuh.

Meski dikatakan memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan, rupanya sejumlah laporan muncul terkait efek samping probiotik. Beberapa konsumen makanan probiotik menunjukkan sejumlah gejala dan keluhan.

Penyebab Adanya Efek Samping Probiotik

Meski dikatakan kaya manfaat, komponen bakteri dalam sejumlah kandungan senyawa asam dalam produk makanan probiotik ini bisa menyebabkan sejumlah reaksi negatif pada beberapa orang.

Alasan utamanya adalah hipersensitivitas seseorang terhadap komponen asam atau terhadap aktivitas bakteri sehat ini dalam tubuh. Biasanya hipersensitivitas terjadi karena tidak terbiasa mengonsumsi makanan probiotik. Bila kondisi ini yang terjadi, sebenarnya seiring waktu tubuh akan beradaptasi dan terbiasa untuk mengonsumsi probiotik.

Tetapi sejumlah orang memang cenderung hipersensitif terhadap komponen dalam makanan fermentasi. Apalagi bila dia juga memiliki hipersensitif terhadap kandungan khusus dari makanan probiotik tersebut seperti sensitif terhadap susu, sensitif terhadap gluten, atau sensitif terhadap alkohol.

6 Efek Samping Probiotik

Sebagaimana dijelaskan bahwa sejumlah orang dapat menjadi hipersensitif terhadap makanan probiotik dan dari banyak keluhan yang muncul, setidaknya 6 keluhan berikut adalah efek samping probiotik yang paling banyak dilaporkan atau dikeluhkan oleh konsumennya.

  • Perut kembung

    Masalah kembung adalah keluhan yang paling banyak muncul pada mereka yang sensitif terhadap makanan probiotik. Sejumlah bakteri memang bekerja memperlambat proses pencernaan dan juga mendorong produksi gas lebih pada pencernaan.

    Pada kondisi tertentu, seseorang bisa mengeluhkan efek kembung yang sangat mengganggu. Mereka akan mudah merasa mual, penuh, dan sering buang gas. Efek samping probiotik yang menyebabkan kembung juga dijelaskan dalam American Journal of Health System Pharmacy tahun 2010.

  • Sembelit dan diare

    Selain menyebabkan efek kembung, rupanya probiotik juga dapat menyebabkan sembelit. Lagi-lagi ini karena efek kinerja bakteri dalam pencernaan yang menyebabkan proses pencernaan makanan berlangsung lebih intensif. Makanan berjalan lebih lambat dalam usus untuk diserap dengan lebih sempurna dan memperlambat pengosongan usus.

    Meski pada kebanyakan orang makanan probiotik justru membantu mengatasi sembelit, namun pada The Annals of Pharmacotherapy tahun 2007 kemungkinan probiotik juga malah dapat menimbulkan sembelit.

    Dugaan sementara, penderitanya sudah memiliki gangguan yang berkaitan dengan sembelit, dan probiotik hanya memperburuk kondisi itu. Atau karena kurang mengonsumsi makanan kaya serat larut yang membantu meningkatkan kadar air dalam feses.

    Namun, di sisi lain mengonsumsi probiotik juga dapat mendorong terjadinya diare. Pada dasarnya bakteri baik dari probiotik memang membantu melancarkan pencernaan. Ini karena setibanya sisa makanan di usus besar, proses pembusukan dan pembentukan massa feses berlangsung lebih efektif.

    Kadang ini dapat memicu terjadinya diare, diduga ini karena efek kadar makanan probiotik yang kita konsumsi berlebihan. Sementara serat yang dikonsumsi tidak terlalu mencukupi untuk membentuk massa feses yang lebih padat.

  • Memicu alergi

    Dalam beberapa temuan kasus, ternyata sejumlah jenis bakteri seperti Lactobacillus buchneri, Lactobacillus helveticus, Lactobacillus hilgardii dan Streptococcus thermophilus dapat memicu peningkatan produksi histamin. Hal ini sempat dijelaskan dalam Journal Frontier of Bioscience tahun 2012.

    Histamin sendiri adalah komponen senyawa kimia yang diproduksi oleh sistem imunitas tubuh untuk membentuk perlawanan terhadap masuknya benda asing ke dalam tubuh.

    Histamin yang tinggi akan menyebabkan pembuluh darah melebar dan mendorong masuknya darah lebih banyak menuju area bersangkutan. Bersamaan dengan meningkatkan suplai darah, tubuh juga akan meningkatkan suplai cairan imunitas menuju area bersangkutan.

    Senyawa kimia ini mendorong tubuh merasakan efek gatal yang kemudian menyebabkan seseorang bersin atau batuk. Histamin juga dapat mendorong seseorang mengalami efek bentolan gatal.

    Pada mereka dengan masalah alergi, tubuh tidak  memiliki sistem kendali produksi histamin. Sehingga ketika kadar histamin berlebihan tubuh tidak mampu menurunkannya kembali pada level normal. Ini menyebabkan kumatnya alergi bawaan seseorang.

  • Memicu sakit kepala

    Sejumlah orang juga menunjukan adanya gejala sakit kepala ketika mengonsumsi makanan probiotik. Sebenarnya ini berkaitan dengan kandungan amines dalam makanan probiotik semacam yogurt, sauerkraut, dan kimchi.

    Amines adalah senyawa alami dalam makanan fermentasi yang mengandung protein dan memberi efek reaksi tertentu pada tubuh. Sebenarnya histamin juga merupakan bagian dari senyawa amines ini, selain beberapa jenis lain termasuk tyramine, tryptamine, dan phenylethylamine.

    Menurut sumber Headache Journal tahun 2016, makanan yang kaya amines dapat bekerja cukup bervariasi terhadap tubuh. Mulai dari memengaruhi fungsi saraf pusat dan tepi, memengaruhi sirkulasi darah, dan dapat menjadi pemicu masalah sakit kepala.

    Jenis-jenis senyawa kimia amines ini ternyata memang bekerja secara signifikan pada perlambatan suplai darah menuju otak dan menurunkan fungsi saraf. Dalam riset Journal of the Btritish Society for Allergy and Clinical Immunology tahun 1993 dijelaskan bahwa penurunan kadar amines dalam tubuh dapat menurunkan kecenderungan sakit kepala hingga 75%.

  • Memicu infeksi

    Meski masih dalam jumlah yang langka, sejumlah kasus iritasi dan infeksi pada pencernaan justru dipicu oleh konsumsi makanan probiotik berlebihan. Infeksi juga bisa terjadi pada organ lain dalam tubuh.

    Menurut sumber Journal of Clinical Microbiology tahun 1996, infeksi dapat terjadi ketika bakteri masuk ke dalam saluran darah dan menginfeksi organ di luar organ pencernaan. Atau terjadi ketika kadar bakteri baik menjadi berlebihan. Ini dapat mendorong bakteri bertingkah agresif dan merusak.

    Beberapa kasus infeksi akibat bakteri baik dapat pula terjadi akibat karena imunitas tubuh memang sudah menurun, entah karena sindrom yang berkaitan dengan imunitas atau infeksi HIV/AIDS. Ini karena seharusnya bakteri baik tidak bersikap agresif dan merusak, kecuali sistem imun tak lagi sanggup menekan serangan.

  • Efek intoleransi

    Sejumlah produk makanan probiotik memang berbahan dasar susu, protein, atau gluten. Dan di sinilah yang menarik, karena meski sehat dan bermanfaat, tak lantas membuat makanan probiotik ini kehilangan unsur susu atau gluten di dalamnya.

    Ini memicu terjadinya reaksi intoleransi tubuh. Biasanya terjadi dengan gejala gatal, ruam, napas tersengal, bengkak-bengkak, dan lain sebagainya. Pasien akan mengalami reaksi atas masuknya komponen makanan yang tidak dapat ditoleransi tubuh.

Rupanya, di balik manfaat yang tinggi dari probiotik, Anda perlu juga waspada akan adanya efek samping probiotik. Meski kasus reaksi negatif dari probiotik tak selalu muncul, sejumlah orang tidak terduga memiliki sensitivitas lebih tinggi terhadap komponen probiotik.

Itu sebabnya, pastikan untuk mengonsumsi probiotik dalam jumlah terbatas, atau tidak berlebihan. Untuk Anda yang baru mencoba mengonsumsi probiotik, coba pastikan untuk mencoba sedikit dulu, untuk memastikan tubuh Anda tidak bereaksi negatif terhadapnya lalu menimbulkan efek samping probiotik pada tubuh.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}