Bahaya Menahan Buang Air Kecil: Jangan Keseringan Kalau Tidak Ingin Mengalaminya!


By Cindy Wijaya

Saat sedang sibuk kerja atau sedang menonton adegan yang seru di TV, Anda mungkin akan menahan keinginan untuk buang air kecil. Normalnya kandung kemih orang dewasa mampu menahan sekitar 2 gelas cairan, bahkan lebih sedikit bagi anak-anak. Kalau lebih dari itu, kandung kemih akan meregang untuk mencoba menahannya. Tetapi ada bahaya menahan buang air kecil jika dilakukan terlalu sering.

Dalam artikel ini akan dikupas mengenai efek dari menahan buang air kecil terlalu lama atau terlalu sering. Janganlah terlalu sering melakukannya jika Anda tidak ingin mengalami efek-efek samping ini.

Apakah Aman untuk Menahan Buang Air Kecil?

Jika sistem saluran kemih Anda sehat, menahan buang air kecil biasanya tidak berbahaya. Jika Anda orang dewasa dan kandung kemih Anda menampung lebih dari 2 gelas urin, Anda mungkin mulai merasa tidak nyaman.

Jika kandung kemih Anda terlalu aktif, menahan buang air kecil dapat berguna untuk melatih pengendalian kandung kemih. Pelatihan ini bisa membantu untuk mengembangkan jadwal buang air kecil yang lebih nyaman.

Tidak ada pedoman pasti tentang berapa lama Anda bisa menahan kencing secara aman, dan bervariasi dari orang ke orang.

Dalam keadaan tertentu, ada bahaya menahan buang air keci terlalu lama. Jika Anda memiliki salah satu kondisi berikut, menahan kencing bisa meningkatkan risiko infeksi atau penyakit ginjal:

  • Pembesaran prostat
  • Kandung kemih neurogenik
  • Gangguan ginjal
  • Retensi urin

Selain itu seorang ibu yang sedang hamil juga punya bahaya menahan buang air kecil tersendiri, sebab ia lebih rentan untuk terkena infeksi saluran kemih.

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Menahan Buang Air Kecil?

Sewaktu Anda merasakan keinginan untuk buang air kecil, alasan dibaliknya tidak sesederhana kandung kemih yang sudah terisi penuh cairan. Ini sebenarnya adalah proses yang cukup rumit yang melibatkan banyak otot, organ, dan saraf yang bekerja sama untuk memberi tahu Anda bahwa inilah saatnya untuk ke toilet.

Ketika kandung kemih sudah setengah penuh, ini akan mengaktifkan saraf-sarafnya. Saraf-saraf itu memberi sinyal ke otak Anda untuk menimbulkan keingingan buang air kecil. Otak lalu memberi sinyal pada kandung kemih untuk bertahan sampai waktunya tiba. Jika Anda dengan sengaja menahan kencing, itu artinya Anda sedang melawan sinyal untuk buang air kecil.

Sinyal-sinyal itu berbeda dari orang ke orang. Mereka juga bervariasi sesuai dengan usia Anda, berapa banyak cairan yang ada dalam kandung kemih, dan jam berapa saat itu. Misalnya, sinyal-sinyal ini berkurang di malam hari, supaya Anda bisa beristirahat dengan nyenyak.

Jika sinyal ini tetap bekerja normal meski Anda sedang beristirahat malam, itu mungkin disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu. Beberapa orang mungkin punya kandung kemih yang terlalu aktif atau kandung kemih yang dipicu oleh stres.

Pada sebagian wanita, keinginan buang air kecil akan meningkat lebih sering setelah melahirkan anak. Ini karena terjadi perubahan pada saat melahirkan, termasuk otot-otot yang melemah dan stimulasi saraf.

Apa Saja Bahaya Menahan Buang Air Kecil?

Ada situasi-situasi dimana Anda harus menahan keinginan untuk kencing, misalnya saat tidak ada toilet di dekat Anda. Biasanya itu tidak menimbulkan masalah. Tidak ada pedoman jelas mengenai bagaimana dan kapan menahan kencing aman dilakukan.

Namun ada sebagian orang yang rentan untuk mengalami efek negatif dari menahan buang air kecil. Untuk itu, perhatikan dan waspadai beberapa bahaya menahan buang air kecil berikut ini.

Rasa Sakit

Orang yang sering menahan buang air kecil mungkin akan merasakan sakit di kandung kemih atau di ginjal. Sewaktu ia akhirnya pergi ke toilet, kemungkinan buang air kecil juga akan terasa menyakitkan.

Otot-otot juga mungkin tetap mengepal sebagian meski urin telah dikeluarkan, yang dapat menyebabkan kram panggul.

Kandung Kemih Meregang

Dalam jangka panjang, bahaya menahan buang air kecil terlalu sering dapat menyebabkan kandung kemih meregang. Ini mungkin membuat kandung kemih sulit atau tidak mungkin untuk berkontraksi dan mengeluarkan urin secara normal.

Jika seseorang memiliki kandung kemih yang meregang, mungkin dokter menyarankan untuk melakukan tindakan medis tertentu, seperti memasang kateter.

Kerusakan Otot Dasar Panggul

Jika terlalu sering, ada bahaya menahan buang air kecil bisa merusak otot dasar panggul. Salah satu otot ini adalah sfingter uretra, yang menjaga agar uretra tetap tertutup, untuk mencegah kebocoran urin. Rusaknya otot ini dapat menyebabkan inkontinensia urin (susah menahan buang air kecil).

Untuk membantu mengatasinya mungkin bisa dengan melakukan latihan dasar panggul seperti senam Kegels untuk memperkuat otot-otot ini dan mencegah kebocoran atau memperbaiki kehilangan otot.

Batu Ginjal

Ada bahaya menahan buang air kecil yang menyebabkan terbentuknya batu ginjal, terutama pada orang yang punya riwayat penyakit ini. Atau pada orang yang punya kandungan mineral tinggi dalam urinnya. Urin biasanya mengandung mineral seperti asam urat dan kalsium oksalat.

Apakah Menahan Buang Air Kecil Menyebabkan Infeksi Saluran Kemih?

Infeksi saluran kemih tidak terjadi hanya karena menahan keinginan kencing. Infeksi saluran kemih (disingkat ISK) diakibatkan oleh bakteri yang masuk ke dalam saluran kemih.

Akan tetapi risiko ISK bisa muncul dari bahaya menahan buang air kecil. Jika Anda tidak secara teratur mengosongkan kandung kemih (dengan buang air kecil), bakteri akan lebih mudah untuk berdiam dan berkembang biak di dalam kandung kemih. Ini bisa memicu ISK.

Risiko Anda untuk terkena ISK mungkin juga lebih besar jika Anda tidak cukup minum air. Ini karena kandung kemih jadi tidak cukup penuh untuk sampai mengirim sinyal buang air kecil. Bakteri yang mungkin sudah ada di sistem saluran kemih kemudian dapat berkembang biak, berpotensi menyebabkan infeksi.

Jika Anda mengalami gejala yang aneh atau curiga sudah mengalami ISK, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Gejala-gejala ISK meliputi:

  • Terus-menerus ingin buang air kecil
  • Terasa terbakar saat kencing
  • Urin berbau tajam
  • Urin terlihat keruh
  • Darah dalam urin
  • Nyeri panggul

Gangguan Kesehatan yang Membuat Urin Tertahan dalam Kandung Kemih

Kandung kemih adalah bagian dari sistem kemih. Itu terhubung melalui ureter ke ginjal. Dalam sejumlah kasus yang jarang terjadi, urin bisa kembali ke ginjal dan menyebabkan infeksi atau kerusakan ginjal.

Gangguan kesehatan yang sudah ada sebelumnya, seperti pembesaran prostat atau kandung kemih neurogenik akibat kerusakan saraf, dapat menyebabkan penahanan (retensi) urin yang tidak disengaja. Penyumbatan pada saluran kemih atau otot kandung kemih yang melemah dapat membuat kandung kemih tidak bisa sepenuhnya kosong.

Sesekali menahan keinginan untuk buang air kecil biasanya tidak akan menimbulkan masalah. Akan tetapi ada bahaya menahan buang air kecil yang terlalu sering atau terlalu lama.

Itu bisa memperbesar risiko Anda untuk mengalami infeksi atau komplikasi lain. Jadi sebaiknya membiasakan diri untuk segera pergi ke toilet begitu muncul keinginan untuk buang air kecil.

Demikianlah artikel ini yang membahas mengenai bahaya menahan buang air kecil. Nantikan juga ulasan-ulasan menarik lain seputar kesehatan hanya di Deherba.com.

Sumber

Sumber Referensi:

Medical News Today. Is it safe to hold your pee? Five possible complications. URL: https://www.medicalnewstoday.com/articles/321408

Healthline. Is It Safe to Hold Your Pee?. URL: https://www.healthline.com/health/holding-pee

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}