• Home
  • Blog
  • Baby Blues
  • Emosi Naik-Turun Pasca Melahirkan? Mungkin Bunda Alami Sindrom Baby Blues

Emosi Naik-Turun Pasca Melahirkan? Mungkin Bunda Alami Sindrom Baby Blues


By Cindy Wijaya

“Saya alami baby blues syndrome saat melahirkan anak kedua saya. Di hari terakhir sebelum pulang dari rumah sakit, saya merasa sangat emosional dan kesal dengan segalanya. Saya terus-terusan menangis dan saya tidak tahu kenapa saya sangat sedih.” Ini adalah pengalaman dari seorang ibu yang pernah mengalami sindrom baby blues. Apa itu sindrom baby blues dan bagaimana cara mengatasinya?

Punya bayi bisa membuat stres—tidak soal seberapa besar Anda menanti-nantikannya atau seberapa besar Anda mencintai anak Anda. Anda jadi kurang tidur, punya tanggung jawab baru yang besar, dan kekurangan waktu untuk diri sendiri. Tidak heran kalau banyak ibu baru yang emosinya naik-turun seperti rollercoaster. Faktanya, depresi ringan dan mood yang tidak stabil pada ibu baru adalah hal yang sangat biasa dialami sehingga diberikan nama khusus, sindrom baby blues.

Apa Itu Sindrom Baby Blues?

Pada hari-hari pertama setelah melahirkan, seorang ibu dapat mengalami kondisi sementara yang disebut sindrom “baby blues”. Kondisi ini dianggap sebagai sindrom karena memiliki sejumlah tanda atau gejala yang muncul bersamaan. Dalam bahasa Inggris kondisi ini disebut baby blues syndrome.

Gejala-gejala baby blues biasanya terjadi antara hari ke-3 hingga ke-10 setelah melahirkan, dan dapat membuat ibu baru merasa sangat tertekan dan emosional. Sering kali para ibu menggambarkannya sebagai perasaan yang membuatnya selalu ingin menangis atau kadang mudah tersinggung. Perasaan semacam itu sepenuhnya normal, dan disebabkan oleh perubahan mendadak pada kadar hormon tubuh setelah melahirkan.

Baby blues syndrome sangat umum terjadi. Diperkirakan 50 – 80 persen wanita mengalaminya, dan Anda bisa saja mengalaminya pada saat melahirkan satu anak, tapi tidak pada anak yang lain. Gejala-gejala sindrom baby blues biasanya akan mulai hilang setelah 2 – 3 hari, dan umumnya tidak harus diobati. Sering kali para ibu hanya perlu dimengerti, didukung, dan mendapat istirahat yang cukup.

Akan tetapi perlu diwaspadai kalau gejala-gejalanya tidak menghilang dan terus berlanjut sampai lebih dari 2 minggu. Ada kemungkinan baby blues syndrome yang dialami adalah gejala dari gangguan kesehatan mental, seperti depresi pasca melahirkan, yang harus mendapat bantuan segera.

Sayangnya banyak ibu yang menunda mencari bantuan ketika mengalami tanda-tanda depresi melahirkan. Mereka menganggapnya sebagai gejala baby blues biasa, dan akan menghilang sendiri. Semakin cepat Anda mencari bantuan, semakin cepat juga Anda bisa mengatasinya. Ingatlah bahwa Anda dibutuhkan oleh bayi yang Anda cintai.

Apa Gejala Baby Blues yang Harus Diwaspadai?

Tidak seperti baby blues yang normal dialami, depresi pasca melahirkan adalah gangguan yang lebih serius dan tidak boleh diabaikan. Pada awalnya, depresi ini dapat menyerupai baby blues biasa. Memang depresi pasca melahirkan dan baby blues memiliki banyak gejala yang serupa, misalnya mood tidak stabil, terus-menerus ingin menangis, kesedihan, susah tidur (insomnia), dan gampang marah.

Jadi bagaimana cara membedakan gejala baby blues dan gejala depresi pasca melahirkan? Yang paling utama, depresi pasca melahirkan punya gejala-gejala yang lebih berat dan berlangsung lebih lama. Agar lebih jelasnya, perhatikan beberapa tanda-tanda depresi pasca melahirkan berikut ini.

  • Menjauhi suami atau tidak bisa merasa dekat dengan bayi Anda.
  • Sering merasa cemas, susah tidur (meski bayi Anda sudah tidur), atau tidak makan dengan benar.
  • Merasa bersalah, tidak berharga, atau merasa tidak ingin hidup lagi.

Itu adalah tanda-tanda peringatan untuk depresi pasca melahirkan, sudah bukan lagi sindrom baby blues. Gangguan kesehatan mental ini bisa berkembang kapan saja selama tahun pertama setelah melahirkan. Para ibu, juga para suami, harus mengetahui tanda-tanda di atas dan segera mencari bantuan jika mengalaminya.

Suami membantu istri yang mengalami baby blues
Suami Berbagi Tugas Merawat Bayi (Photo by miodrag ignjatovic from Getty Images Signature via Canva)

Apa Penyebab Sindrom Baby Blues?

Apa penyebab sindrom baby blues itu? Penyebab pasti dari baby blues masih belum diketahui. Para ahli berpendapat bahwa penyebabnya berkaitan dengan perubahan kadar hormon yang terjadi selama kehamilan dan terjadi lagi setelah kelahiran bayi. Perubahan pada kadar hormon tubuh tersebut dapat menghasilkan perubahan-perubahan kimiawi dalam otak yang menyebabkan perasaan-perasaan negatif.

Di samping perubahan hormon, seorang ibu baru juga sering kali mengalami banyak hal lain secara bersamaan. Misalnya mereka jadi sering kurang tidur, stres karena memiliki tanggung jawab baru yang besar, kekurangan waktu untuk diri sendiri, dan dampak emosi akibat proses melahirkan itu sendiri. Semua hal tersebut turut berpengaruh pada keadaan fisik, emosi, dan mental dari seorang ibu baru.

Bagaimana Cara Mengatasi Sindrom Baby Blues?

Gejala-gejala baby blues syndrome biasanya akan menghilang sendiri tanpa perlu diobati. Namun Anda bisa melakukan beberapa upaya untuk membuat perasaan jadi lebih baik. Berikut adalah beberapa tipsnya.

  • Tidurlah sebanyak yang Anda bisa.
  • Sebisa mungkin makanlah dengan teratur dan konsumsi makanan/minuman yang bergizi.
  • Minta bantuan dari suami, keluarga, dan teman. Beri tahu bantuan apa yang Anda butuhkan dari mereka.
  • Luangkan waktu untuk diri sendiri. Mintalah seseorang yang dipercaya untuk menjaga bayi Anda supaya Anda bisa punya waktu untuk keluar rumah.
  • Luangkan waktu untuk mempererat hubungan Anda dengan suami. Jaga komunikasi tetap lancar, termasuk bagaimana membagi tugas di rumah dan dalam mengurus bayi. Luangkan waktu untuk berduaan saja dengan suami, mungkin saat bayi Anda sedang tidur.
  • Ceritakan problem Anda dengan orang yang berpengalaman yang mau mendengarkan. Mereka bisa memahami keadaan Anda. Bisa jadi Anda juga akan mendapat tips yang belum terpikirkan.
  • Hindari konsumsi alkohol atau obat penenang. Meski awalnya bisa menenangkan, tapi pada akhirnya mereka malah memperburuk sindrom baby blues. Dan Anda jadi lebih sulit lagi untuk mengurus bayi Anda.
  • Olahraga sebisa yang Anda sanggup. Cukup dengan jalan kaki 30 menit per hari sudah dapat membantu mengatasi perasaan-perasaan negatif. Olahraga di luar ruangan juga membuat Anda terkena sinar matahari, yang turut memperbaiki suasana hati.

Tips bagi Para Suami


Bujuk istri untuk mengutarakan perasaannya. Dengarkan dia baik-baik tanpa menyela. Daripada mencoba memberikan solusi, sebaiknya coba pahami perasaannya dan jadilah tempat bersandarnya.

Ambil bagian dalam tanggung jawab di rumah. Berinisiatiflah untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah dan merawat anak. Jangan tunggu dia minta bantuan.

Pastikan istri punya waktu untuk dirinya sendiri. Waktu untuk Istirahat dan rileks sangat penting baginya. Anjurkan dia untuk beristirahat, mempekerjakan babysitter, atau jadwalkan waktu khusus untuk pergi keluar dengan Anda.

Bersabarlah jika istri belum siap untuk seks. Sindrom baby blues memengaruhi gairah seksual, jadi dia butuh waktu untuk kembali siap. Berikan kasih sayang secara fisik, tapi jangan paksa dia untuk berhubungan seks.

Ajak istri jalan kaki bersama. Olahraga adalah cara bagus untuk mengatasi syndrome baby blue, tapi sulit untuk melakukannya saat perasaan sedang murung. Bantu dia agar bisa secara teratur berjalan kaki berdua dengan Anda.

Baby Blues Bisa Diatasi
Baby Blues Bisa Diatasi (Photo by annakraynova via Canva)

Kesimpulan tentang Sindrom Baby Blues

Apa itu sindrom baby blues? Sindrom baby blues adalah gejala-gejala berupa perasaan negatif—contohnya mood tidak stabil, kesedihan, selalu ingin menangis, dan gampang marah—yang dialami oleh sebagian ibu baru melahirkan. Sekitar 50 – 80 persen ibu mengalami sindrom ini setelah melahirkan anaknya. Biasanya ini terjadi antara hari ke-3 sampai ke-10 pasca melahirkan, dan umumnya mulai hilang dalam waktu 2 – 3 hari.

Apa penyebab sindrom baby blues itu? Para ahli berpendapat bahwa penyebabnya berkaitan dengan perubahan pada kadar hormon tubuh setelah melahirkan. Selain itu ada hal-hal lain yang turut berdampak pada kondisi emosi dan mental seorang ibu baru, misalnya kurang istirahat, stres menghadapi tanggung jawab baru, dan kekurangan waktu untuk diri sendiri.

Bagaimana cara mengatasi baby blues? Beberapa tips yang bisa diupayakan para ibu yaitu: tidur sebanyak yang Anda bisa, makan dengan teratur, minta bantuan suami atau keluarga, luangkan waktu untuk diri sendiri, luangkan waktu untuk suami, ceritakan problem dengan orang yang berpengalaman, dan olahraga sebisa yang Anda sanggup.

Demikianlah artikel ini yang mengulas tentang apa itu sindrom baby blues. Semoga informasi ini berguna khususnya bagi Anda yang sedang menghadapi kondisi ini. Temukan ulasan-ulasan menarik lainnya seputar masalah kesehatan hanya di Deherba.com.

Sumber

Referensi Baby Blues Syndrome:

COPE. The Baby Blues. URL: https://www.cope.org.au/preparing-for-birth/the-days-following-birth/baby-blues/

HelpGuide. Postpartum Depression and the Baby Blues. URL: https://www.helpguide.org/articles/depression/postpartum-depression-and-the-baby-blues.htm

Healthdirect. Baby Blues. URL: https://www.pregnancybirthbaby.org.au/baby-blues

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}