Perhatikan Sejumlah Efek Samping Cordyceps Di Sini!

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Februari 21, 2017


Pada artikel “Menguak Manfaat Jamur Cordyceps Untuk Tubuh Anda”, telah diulas mengenai manfaat-manfaat jamur cordyceps untuk kesehatan. Mulai dari kemampuannya dalam meningkatkan produksi energi, kesehatan sirkulasi darah, keseimbangan hormonal, dan bahkan anti kanker. Apa saja Efek Samping Cordyceps?

Efek Samping Cordyceps

Tapi tahukah Anda bahwa dibalik sederet manfaatnya, Anda tetap perlu memperhatikan bagaimana cara mengonsumsi cordyceps yang benar. Pastikan juga untuk mengetahui dosis yang tepat dan aman bagi tubuh Anda.

Beberapa penggunanya mengeluhkan efek samping cordyceps. Bahkan dalam beberapa situasi khusus, Anda disarankan untuk tidak mengonsumsinya sama sekali. Karena justru bisa memberi dampak negatif terhadap tubuh.

Selain itu, perhatikan beberapa jenis pengobatan yang bekerja secara berlawanan dengan cordyceps. Sebaiknya perhatikan batasan-batasan dalam mengonsumsi obat atau herbal bersama dengan cordyceps. Apa saja efek samping cordyceps yang patut Anda waspadai? Berikut beberapa di antaranya.

1. Keluhan Mual dan Pusing

Beberapa pengguna cordyceps mengeluhkan mual dan pusing pasca konsumsi. Ada juga yang mengalami diare dan rasa nyeri pada lambung. Diduga ini adalah efek perubahan pada kondisi enzim pencernaan akibat konsumsi cordyceps.

Beberapa menganggapnya sebagai proses adaptasi atau efek penyesuaian yang akan hilang seiring waktu. Namun sebaiknya hentikan terapi ini bila keluhan terus berlanjut selama beberapa pekan. Mungkin pencernaan Anda sensitif terhadap cordyceps.

2. Menyebabkan Hipoglikemia (Kadar Gula Darah Rendah)

Segala jenis herbal yang memiliki kemampuan mendorong kinerja insulin atau meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin bisa menyebabkan terjadinya efek hipoglikemia. Apalagi bila herbal tersebut dikonsumsi bersamaan menjalankan terapi pengobatan diabetes lain, baik itu secara medis atau alternatif.

Demikian pula dengan cordyceps, ada kemampuan anti diabetes yang cukup baik. Sehingga pengidap diabetes semestinya berhati-hati ketika mengonsumsinya bersamaan dengan jenis pengobatan diabetes lainnya.

Jika tidak hati-hati, kadang pengaruhnya justru akan menyebabkan hipoglikemia. Perhatikan pengobatan yang Anda pilih dan seimbangkan dengan pola diet yang tepat. Pastikan Anda tidak melakukan pengobatan berlebihan terhadap kondisi diabetes yang Anda alami.

3. Gangguan Keseimbangan Hormonal

Pada penderita hipertestosteron atau hiperestrogen, terapi cordyceps bisa jadi bukan pilihan tepat. Meski riset masih menggunakan sampel tikus, tetapi dipercaya secara medis, bahwa jamur cordyceps akan memperburuk kondisi hipertestosteron dan hiperestrogen. Ini dijelaskan dalam situs LIVESTRONG.

Anda yang memiliki masalah terkait hormon seksual, seperti penderita PCOS dan gangguan prostat, sebaiknya atasi dulu gangguan hormon sebelum memanfaatkan terapi cordyceps. Atau untuk lebih amannya, hindarilah penggunaan cordyceps.

4. Efek Darah Lebih Encer

Menurut situs healthline, ada kekhawatiran bahwa efek samping cordyceps akan menimbulkan efek anti koagulan atau anti pembekuan darah. Dampak ini bisa juga menyebabkan darah menjadi lebih encer sehingga memudahkan seseorang mengalami perdarahan dalam tubuh. Anda yang sudah memiliki keluhan darah encer atau sedang mengonsumsi jenis obat-obatan yang bersifat pengencer darah harus lebih waspada dalam mengonsumsi cordyceps.

5. Menyebabkan Hipokolesterol (Kekurangan Kolesterol)

Jamur cordyceps memang dapat bermanfaat sebagai penurun kolesterol. Kemampuannya sangat signifikan bahkan dikhawatirkan bila dikonsumsi secara berlebihan justru bisa menyebabkan efek hipokolesterol.

Padahal tubuh tetap membutuhkan kolesterol dalam metabolismenya. Termasuk dalam proses pembentukan energi dan proses penyerapan sejumlah komponen vitamin yang hanya larut dalam lemak. Kekurangan kadar kolesterol dalam tubuh bisa menyebabkan penurunan kadar vitamin tertentu dalam tubuh.

6. Kontraindikasi dengan Sejumlah Pengobatan

Hati-hati saat Anda mengonsumsi cordyceps bersamaan dengan pengobatan yang bekeja sebagai anti kolesterol, anti diabetes, anti koagulan, dan sejumlah obat anti depresan. Karena pengaruhnya akan menjadi lebih kuat dan dikhawatirkan malah berbalik menjadi berbahaya untuk tubuh.

Pasien yang sedang menjalankan terapi imunosupresan (penekan sistem imunitas) sebaiknya juga tidak mengonsumsi cordyceps. Karena cordyceps bekerja membantu mendorong sistem imunitas, maka justru kinerjanya bisa berlawanan dengan pengobatan tersebut.

Dalam kondisi normal, sebaiknya Anda hanya mengonsumsi cordyceps dalam dosis aman sekitar 500 sampai 1000 mg per hari. Pastikan tidak memadukannya dengan jenis obat dan suplemen anti oksidan lain dalam jarak 1 jam karena dikhawatirkan akan saling memengaruhi dan mengurangi manfaatnya. Hindari juga minum kopi setelah atau sebelum mengonsumsi cordyceps karena dikhawatirkan akan memicu keluhan mual.

Ingatlah bahwa dosis aman mengonsumsi cordyceps bergantung pada beberapa faktor, seperti usia, kondisi kesehatan, dan beberapa pertimbangan lainnya. Sampai saat ini, belum ada cukup informasi ilmiah untuk menentukan kisaran dosis yang tepat. Pastikan Anda mengikuti arahan yang tertera pada label produk dan berkonsultasilah dengan dokter atau ahli kesehatan lain sebelum menggunakannya agar tidak mengalami efek samping cordyceps.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}