Penyakit Glaukoma: Gejala, Penyebab dan Pengobatan

DITULIS OLEH:
Fery Irawan 

April 25, 2018


Penyakit Glaukoma (Glaucoma) merupakan penyakit yang perlu Anda waspadai, mengapa? Karena gejala glaukoma sering tidak disadari oleh penderitanya dan pada saat mereka sadar, keberadaan glaukoma justru sudah bertambah parah. Kebanyakan penyebab glaukoma tidak diketahui, namun gejala diabetes seringkali dikaitkan dengan keberadaan glaukoma. Pengobatan glaukoma apa saja yang tersedia untuk penderitanya? Adakah pengobatan glaukoma tanpa operasi?

Jika tekanan pada mata terjadi secara terus-menerus dan mengakibatkan kerusakan pada sel saraf optik, maka akan menimbulkan kebutaan pada penderitanya. Tanpa adanya pengobatan yang tepat kebutaan ini dapat bersifat permanen dan sulit untuk diatasi. Oleh karena itu penting bagi anda untuk memperoleh informasi lengkap seputar glaukoma. Dalam artikel ini Anda akan memperoleh informasi lengkap seputar penyakit glaukoma mulai dari gejala glaukoma, penyebab glaukoma hingga pengobatan glaukoma. Ingin tahu Info selengkapnya, temukan jawabannya dalam artikel berikut ini.

Penyakit Glaukoma Info Seputar Penyakit Mata

Penyakit glaukoma merupakan kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel saraf optik mata dan dapat bertambah parah dari waktu ke waktu. Penyakit ini dikaitkan dengan adanya tekanan yang berada di dalam mata. Tekanan pada mata disebut juga dengan tekanan intraokular yang dapat merusak sel saraf optik. Tahukah anda bahwa glaukoma dibagi menjadi 4 jenis, apa sajakah itu?

Glaukoma Sudut Terbuka – Ini merupakan jenis glaukoma yang paling sering ditemukan. Penyakit ini terjadi karena faktor keturunan. Sehingga risiko akan meningkat, apabila anda memiliki riwayat keluarga dengan penyakit glaukoma. Pengobatan glaukoma sudut terbuka primer, seringkali dilakukan seumur hidup guna menurunkan tekanan mata untuk mencegah kerusakan lanjutan.

Glaukoma Sudut Tertutup – Ini merupakan jenis glaukoma yang dapat membuat anda merasa mual dan muntah, disertai dengan rasa sakit mata serta hilangnya fungsi penglihatan. Penderitanya seringkali melihat pembiasan cahaya berupa warna-warni di sekitar sumber cahaya. Penyakit ini tergolong serius karena kebutaan dapat berlangsung dengan sangat cepat.

Glaukoma Sekunder – Ini merupakan jenis glaukoma yang terjadi karena faktor penyakit lainnya atau reaksi pengobatan. Misalnya karena operasi mata yang pernah dilakukan atau keberadaan katarak maupun diabetes. Pengobatan yang dapat dilakukan ialah pemberian obat tetes mata guna meringankan tekanan mata.

Glaukoma Kongenital – Ini merupakan jenis glaukoma yang terjadi sejak lahir. Hal ini terjadi karena ketidaknormalan yang terjadi pada sistem pembuangan cairan mata yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini akan meningkatkan tekanan pada mata, sehingga terlihat besar, berair, berkabut dan sensitif terhadap cahaya.

Normalnya, sel saraf optik berfungsi untuk meneruskan sinyal gambar yang terlihat ke dalam otak untuk di proses. Sehingga kita benar-benar melihat objek tersebut, setelah otak mengirimkan sinyal balik sebagai reaksi balasan. Namun kerusakan sel saraf optik tentu akan menghilangkan kemampuan tersebut.

Gejala Glaukoma

Awal gejala penyakit ini sering tidak diketahui, maka dari itu penyakit ini sering dijuluki sebagai pencuri penglihatan. Tekanan pada mata merupakan salah satu gejala umum yang dirasakan oleh penderita glaukoma.

Namun, apakah semua sensasi atau rasa tertekan pada mata selalu menjadi gejala glaukoma? Tidak selalu, karena toleransi sel saraf optik yang dimiliki oleh setiap orang cukup beragam. Dan tidak semua tekanan pada sel saraf optik dapat berubah menjadi penyakit glaukoma. Gejala glaukoma lainnya dapat terjadi sesuai dengan jenisnya, sebagai contoh:

Glaukoma Sudut Terbuka – Biasanya tidak disertai dengan gejala hingga Anda mengalami gangguan penglihatan. Pada kasus glaukoma sudut terbuka akut, hal ini ditandai dengan hilangnya fungsi penglihatan sisi. Hal ini terjadi secara perlahan-lahan tanpa Anda sadari.

Glaukoma Sudut Tertutup – Memiliki gejala yang sangat mengerikan, karena tak hanya mengganggu fungsi penglihatan. Gejalanya bahkan mampu menyebabkan sakit kepala dan sakit mata yang tak tertahankan. Penderitanya bahkan merasa mual dan muntah. Jika dalam periode 6 hingga 12 tahun tidak memperoleh pengobatan, maka penderitanya dapat kehilangan fungsi penglihatan secara permanen.

Glaukoma Sekunder – Gejala glaukoma jenis ini bergantung pada penyakit yang menyertainya. Misalnya, pembiasan cahaya berupa warna-warni terjadi karena peradangan di dalam mata. Namun, kadangkala gejala glaukoma tak dapat ditemukan dengan jelas, karena kerusakan mata akibat faktor lainnya.

Glaukoma Kongenital – Gejala glaukoma jenis ini dapat terlihat dari gerakan tubuh sang bayi, mulai dari mengusap mata berkali-kali hingga sering menutup mata. Hal ini terjadi karena kondisi mata yang sensitif terhadap cahaya dan pembesaran kornea yang menyebabkan mata berair.

Sekalipun gejala glaukoma seringkali terlihat karena keberadaan tekanan pada sel saraf optik. Fakta lainnya juga memperlihatkan bahwa gejala glaukoma juga dapat terjadi tanpa adanya tekanan. Kondisi ini disebut dengan glaukoma tegangan normal atau rendah yang sering terjadi pada glaukoma sudut terbuka.

Penyebab Glaukoma

Penyebab glaukoma terjadi karena adanya tekanan pada sel saraf optik, namun apa penyebab glaukoma yang sebenarnya? Mata Anda memiliki cairan yang disebut dengan ‘aqueous humor’, normalnya cairan ini akan keluar melalui saluran yang tampak seperti jaring.

Namun jika saluran ini tersumbat maka cairan ini akan menumpuk dan memberikan tekanan pada sel saraf optik. Sehingga terjadilah glaukoma, sayangnya hingga saat ini banyak ahli medis yang belum mengetahui penyebab terjadinya sumbatan tersebut.

Namun, mereka berhasil menemukan keterkaitan antara penyakit ini dengan kondisi bawaan. Penyebab glaukoma yang jarang terjadi juga muncul karena cedera mata, infeksi mata yang serius, penyumbatan pembuluh darah di dalam mata dan peradangan.

Penyakit glaukoma lebih rentan terjadi pada penderita berusia di atas 40 tahun, serta pada penderita diabetes. Namun tidak berarti bahwa semua penderita diabetes akan mengalami glaukoma. Mengingat hanya glaukoma jenis tertentu yang terjadi karena diabetes. Dan hanya diabetes jenis tertentu yang dapat menyebabkan glaukoma.

Penyebab Glaukoma
Sumber Gambar – archivi.diariodelweb.it

Namun apapun yang menyebabkan sumbatan pada saluran mata dan mengakibatkan terjadinya tekanan pada sel saraf optik merupakan penyebab glaukoma yang perlu diwaspadai dan dihindari. Sebenarnya dengan mengetahui penyebab glaukoma, hal ini akan membantu kita agar menjaga kesehatan mata.

Terlebih jika penyebabnya masih belum pasti, tentu Anda akan merawat mata dengan hati-hati. Tindakan pencegahan lainnya yang bisa Anda lakukan ialah dengan melakukan pemeriksaan mata minimal selama 1 atau 2 tahun sekali.

Pemeriksaan kesehatan ini penting guna mengetahui kondisi kesehatan mata secara keseluruhan. Selain itu, jika ditemukan adanya gangguan fungsi penglihatan. Maka Anda akan memperoleh perawatan yang tepat sesuai dengan hasil pemeriksaan medis yang Anda jalani.

Pengobatan Glaukoma

Kemungkinan untuk pulih kembali dari penyakit glaukoma cukup besar jika Anda menjalani pengobatan glaukoma sedini mungkin. Pada tahap yang kronis, bila tidak segera diatasi dapat menimbulkan kerusakan permanen sehiingga Anda harus kehilangan fungsi penglihatan Anda.

Pengobatan glaukoma dapat berupa obat-obatan, terapi dengan laser, pembedahan, hingga kombinasi dari ketiganya. Terkadang pengobatan glaukoma hanya membantu menyelamatkan fungsi penglihatan yang tersisa setelah pengobatan dilakukan. Pengobatan glaukoma tidak dapat mengembalikan penglihatan yang sudah hilang sebelum pengobatan dilakukan.

Obat-Obatan

Pemberian obat-obatan dalam pengobatan glaukoma dapat berupa obat tetes mata guna  mengurangi tekanan pada mata. Anda juga perlu memberitahu dokter sehubungan dengan obat-obatan yang sudah Anda konsumsi.

Hal ini memungkinkan dokter untuk memberikan resep obat yang tidak bertentangan dengan obat yang dikonsumsi. Setiap resep obat yang diberikan hendaknya dihabiskan sesuai dengan petunjuk yang diberikan dokter. Anda juga perlu mengetahui bahwa beberapa obat-obatan memiliki efek samping.

Misalnya; Anda bisa jadi merasa sakit kepala, perih, panas hingga menyebabkan mata menjadi merah. Jika efek samping terjadi, segera hubungi dokter yang memberikan obat. Sehingga pemberian obat lainnya bisa dilakukan dan dosis bisa diturunkan sesuai dengan kebutuhan Anda.

Penggunaan obat harus dilakukan dengan ketat dan tidak boleh dilewatkan sekalipun tidak terasa gejalanya. Tekanan mata dapat diukur dengan menggunakan alat tanometer.

Terapi Laser

Terapi laser dilakukan dengan bantuan sinar laser yang akan dipantulkan ke mata Anda. Sebelumnya mata akan diberikan tetes obat penghilang rasa sakit. Pantulan cahaya yang diarahkan akan tampak berwarna hijau dan merah.

Tujuan dari terapi laser ialah mengalirkan kembali cairan yang mengendap sehingga tekanan mata berkurang. Terapi ini dapat menimbulkan peradangan dan butuh beberapa kali kunjungan dokter. Guna memantau perkembangan mata yang sedang menjalani perawatan.

Pengobatan glaukoma dengan cara ini tidak bisa dilakukan pada kedua mata secara bersamaan. Sayangnya pengaruh terapi laser tidak bersifat permanen dan akan hilang seiring dengan waktu.

Pembedahan

Tindakan pembedahan untuk pengobatan glaukoma disebut dengan ‘trabeculectomy’. Pembedahan ini dilakukan saat glaukoma tidak dapat diatasi dengan terapi laser ataupun obat-obatan. Sebelum pembedahan dokter bisa jadi memberikan obat penenang dan menyuntikannya ke area sekitar mata untuk membuatnya ‘mati rasa’.

Dokter tentu akan memotong sebagian jaringan sel dan membuat saluran baru, sehingga cairan mata dapat keluar. Setelah pembedahan berlangsung. Dokter bisa jadi memberikan salep atau obat tetes mata guna menghindari infeksi dan peradangan.

Pembedahan tak bisa dilakukan pada kedua mata sekaligus, sehingga pembedahannya butuh jarak selama 4 hingga 6 minggu. Tingkat keberhasilan dalam menurunkan tekanan mata dapat mencapai 80%.

Namun Anda juga perlu mengetahui bahwa pengobatan glaukoma ini dapat menimbulkan efek samping. Misalnya; gangguan pada kornea, infeksi di dalam mata, peradangan, hingga katarak. National Eye Institute – Facts About Glaucoma.

Pengobatan Glaukoma Tanpa Operasi

Karena tidak semua pengobatan glaukoma tanpa operasi dapat benar-benar menyingkirkan glaukoma, maka beberapa tindakan yang dilakukan hanya mengurangi dampak buruk yang diakibatkannya. Atau menekan penyebab penyakit tersebut.

Pengobatan glaukoma tanpa operasi dilakukan dengan beragam cara mulai dari penggunaan obat-obatan, hingga penggunaan herbal. Pengobatan herbal bukanlah metode utama yang ditempuh untuk mengatasi glaukoma. Sehingga Anda harus berkonsultasi dengan dokter sebelum memilih pengobatan glaukoma tanpa operasi tersebut.

Pengobatan Glaukoma Tanpa Operasi
Sumber Gambar – organicsfacts.com

Beberapa herbal bekerja secara tidak langsung, dengan kata lain menekan pemicu terjadinya glaukoma. Sebagai contoh; glaukoma terjadi karena tekanan darah tinggi atau diabetes. Jika ini yang terjadi, beberapa herbal yang bisa membantu menurunkan diabetes dan tekanan darah tinggi dapat menjadi rekomendasi penunjang.

Tentu, setelah Anda berkonsultasi dengan dokter yang merawat. Salah satu herbal yang memiliki kemampuan ini ialah Noni Juice. Dikenal juga sebagai sari buah ‘mengkudu’. Herbal ini membantu pengobatan glaukoma tanpa operasi secara tidak langsung dengan menekan tekanan darah tinggi dan diabetes.

Demikianlah informasi seputar penyakit glaukoma yang bisa Anda dapatkan, lakukan pemeriksaan dokter sebelum Anda menjalani pengobatan glaukoma tanpa operasi atau pengobatan apapun terkait dengan glaukoma.

Menjalani pengobatan glaukoma tanpa operasi sedini mungkin akan membantu Anda untuk mempertahankan fungsi penglihatan dan mengurangi dampak kerusakan yang terjadi. Ingin tahu lebih banyak seputar informasi kesehatan? Nantikan info terbaru lainnya hanya di Deherba.com.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}