Penyakit Adenomiosis: Info Seputar Kondisi Metaplasia

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Maret 6, 2018


Ibu Amy, 39 tahun, merasa tak tahan lagi karena mengalami menstruasi yang berat dan kram parah sejak umur 12 tahun. Beliau didiagnosis menderita penyakit adenomiosis dan endometriosis saat usia 29 tahun, dan telah menjalani 4 operasi berbeda. Akhirnya setelah perjuangan 27 tahun melawan penyakitnya, beliau bisa mendapat kelegaan dengan menjalani pengobatan adenomiosis atau adenomyosis yang tepat.

Pengalaman Ibu Amy bisa dibaca di situs web SECKIN. Apakah Anda juga mengalami keluhan yang serupa selama bertahun-tahun? Memang, bukan berarti Anda pasti menderita penyakit tersebut, namun itu bisa jadi tanda-tandanya. Ada baiknya cermati apa saja gejala adenomiosis, apa yang jadi penyebab adenomiosis, serta bagaimana pengobatan adenomiosis yang disarankan dokter di artikel ini.

Apa Itu Penyakit Adenomiosis (Adenomyosis)?

Penyakit adenomiosis menyebabkan jaringan endometrium, yang harusnya hanya ada di lapisan bagian dalam rahim, menjadi tumbuh ke bagian otot rahim dengan cara merusak dinding rahim.

Adenomyosis mirip dengan penyakit endometriosis, tetapi bedanya pada endometriosis, jaringannya secara tidak normal bertumbuh ke bagian luar rahim. Endometriosis dan adenomyosis sama-sama jenis penyakit metaplasia—artinya sel-sel yang bersangkutan akan berubah menjadi sel-sel lain yang sejenis dengan sel-sel di tempat mereka menginvasi (menyerang).

Obat Adenomiosis (Adenomyosis)

Bagaimana kinerja Sarang Semut sebagai obat adenomiosis alami? Agar lebih mudah dipahami, bayangkan saat kita sedang bayar utang. Di satu sisi kita mencegah masalahnya bertambah dengan menghambat/mengurangi pengeluaran kita. Di sisi lain kita mengatasi masalah utang yang sudah ada dengan secara bertahap membayarnya. Hasilnya, utang kita pada akhirnya dapat lunas.

Begitu juga dengan cara kerja Sarang Semut—mencegah adenomyosis bertambah parah sekaligus mengatasi adenomyosis secara bertahap. Hasilnya, diharapkan penyakit adenomiosis kita dapat pulih setelah mengonsumsi herbal ini selama beberapa waktu. Itulah salah satu contoh terapi herbal untuk adenomiosis.

Gejala Adenomiosis (Adenomyosis)

Kadang-kadang, adenomyosis muncul diam-diam—tanpa menimbulkan tanda ataupun gejala. Atau gejala yang muncul hanya ringan sehingga tidak kentara. Tapi adakalanya seorang wanita merasakan gejala adenomiosis yang cukup terasa. Berikut adalah beberapa tanda-tanda adenomiosis menurut Mayo Clinic:

  • Pendarahan menstruasi yang terlalu banyak atau terlalu lama
  • Kram yang parah atau tajam, nyeri panggul yang terasa ditusuk selama menstruasi (dismenore)
  • Kram menstruasi yang terus terjadi selama menstruasi dan semakin parah seiring usia bertambah
  • Rasa sakit saat berhubungan seksual
  • Ada gumpalan-gumpalan darah yang keluar saat menstruasi

Penyakit adenomiosis dapat membuat rahim membesar. Walaupun Anda tidak menyadari ketika rahim membesar, tapi perut bagian bawah Anda mungkin terasa semakin besar atau sakit saat ditekan.

Kapan harus periksa ke dokter? Jika Anda mengalami menstruasi yang pendarahannya terlalu banyak atau kram parah—dan itu mengganggu aktivitas sehari-hari—segera lah periksakan diri ke dokter. Hal ini akan membantu Anda mengetahui apakah sama antara gejala adenomiosis dan endometriosis yang dirasakan?

Penyebab Adenomiosis (Adenomyosis)

Para dokter masih belum tahu apa penyebab adenomiosis. Tetapi mereka mengemukakan berbagai pendapat mengenai kemungkinan pemicu timbulnya penyakit ini. Berikut adalah beberapa pendapat/teorinya:

  • Jaringan tumbuh secara invasif. Penyakit adenomiosis disebabkan oleh invasi (serangan) langsung sel-sel endometrium dari lapisan rahim ke dalam otot yang membentuk dinding rahim. Operasi caesar yang menyayat rahim mungkin memicu invasi tersebut.
  • Bawaan lahir. Adenomiosis berasal dari otot rahim yang telah menyimpan kelebihan jaringan endometrium sejak masih janin, lalu jaringan itu bertumbuh saat dewasa.
  • Peradangan rahim saat melahirkan. Ada kaitan antara adenomiosis dengan proses persalinan. Meradangnya lapisan rahim setelah persalinan mungkin menyebabkan rusaknya batas normal dari sel-sel yang melapisi rahim. Kadang operasi pada rahim juga bisa menyebabkannya.
  • Berasal dari sel induk. Sel-sel induk sumsum tulang menginvasi (menyerang) otot rahim, dan menjadi penyebab adenomiosis.

Entah apa pemicu adenomyosis, namun pertumbuhannya bergantung pada peredaran estrogen dalam tubuh Anda. Bila produksi estrogen menurun saat menopause, penyakit ini juga menghilang.

Faktor Risiko Adenomiosis (Adenomyosis)

Meskipun penyebab pasti dari penyakit adenomiosis belum diketahui, namun ada beberapa faktor yang memperbesar risiko Anda menderita penyakit ini. Faktor-faktor itu disebut sebagai faktor risiko, antara lain:

  • Berusia 40 – 50an (belum menopause)
  • Pernah punya anak
  • Pernah menjalani operasi di rahim, misalnya caesar atau operasi untuk mengangkat fibroid

Penyakit ini paling sering terdiagnosis saat seorang wanita menjalani histerektomi (operasi pengangkatan rahim). Hasil penelitian saat ini menunjukkan bahwa sebenarnya adenomyosis mungkin cukup sering dialami wanita-wanita muda, tapi seringnya tidak terdeteksi.

Kebanyakan kasus penyakit ini ditemukan pada wanita di usia 40 – 50an, karena adenomyosis bertumbuh mengandalkan estrogen. Adenomiosis pada wanita paruh baya mungkin karena mereka sudah lebih lama terpengaruh oleh estrogen dibandingkan dengan wanita lebih muda.

Pemeriksaan Adenomiosis (Adenomyosis)

Saat Anda periksa ke dokter, beliau baru akan mencurigai bahwa Anda menderita adenomyosis bila kondisi-kondisi berikut terpenuhi:

  • Ada tanda dan gejala yang jelas
  • Pemeriksaan panggul menunjukkan adanya pembesaran di rahim
  • Hasil USG di rahim yang mencurigakan
  • Hasil MRI di rahim yang mencurigakan

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin mengambil sampel dari jaringan rahim untuk diperiksa (biopsi endometrium) dan dipastikan bahwa pendarahan tidak normal dari rahim Anda bukanlah disebabkan oleh masalah lain.

Tapi biopsi tidak untuk meneguhkan diagnosis adenomyosis. Satu-satunya cara pasti untuk diagnosis yaitu dengan memeriksa rahim setelah operasi pengangkatannya (histerektomi).

Penyakit lain pada rahim bisa menimbulkan tanda dan gejala yang mirip, sehingga sulit untuk menegakkan diagnosis. Penyakit tersebut contohnya tumor fibroid (leiomyoma), endometriosis, dan polip endometrium.

Dokter mungkin baru akan menduga bahwa Anda memiliki adenomyosis setelah memastikan tidak ada penyebab lain dari gejala-gejala yang Anda rasakan.

Pengobatan Adenomiosis (Adenomyosis)

Metode pengobatan adenomiosis dipertimbangkan dari gejala-gejala Anda, seberapa parah itu, dan apakah Anda masih ingin punya anak.

Gejala-gejala adenomiosis yang ringan mungkin bisa diatasi dengan minum obat pereda nyeri dan menggunakan bantalan pemanas (heating pad) untuk mengurangi kram. Berikut adalah beberapa pilihan perawatan adenomyosis yang biasa disarankan para dokter:

  • Obat Anti-Inflamasi. Contohnya ibuprofen. Biasanya diminum sebelum menstruasi dan terus diminum sampai menstruasi selesai, untuk mengurangi pendarahan serta meredakan nyeri.
  • Terapi Hormon. Contohnya konsumsi pil KB, alat kontrasepsi progestin, dan analog GnRG. Tujuannya untuk mengurangi pendarahan dan rasa nyeri saat menstruasi.
  • Operasi Histerektomi. Bila rasa sakit yang Anda rasakan begitu parah dan Anda masih di usia produktif (menopause masih lama), dokter mungkin menyarankan untuk histerektomi (menghilangkan rahim). Meski rahim diangkat, tetapi ovarium tidak perlu diangkat.

Pengobatan adenomiosis tidak berefek sama pada setiap pasien. Jadi sebaiknya pertimbangkan dulu matang-matang bersama dokter mengenai efek apa pun yang dapat ditimbulkan dari perawatan yang disarankan. Hal ini juga harus diimbangi dengan pantangan makanan penyakit adenomiosis (adenomyosis).

Apakah Penyakit Adenomyosis Bisa Sembuh?

Dari segi medis, satu-satunya cara menghilangkan adenomyosis adalah melalui histerektomi, atau operasi pengangkatan rahim. Biasanya histerektomi disarankan bagi para wanita yang menderita gejala-gejala adenomiosis yang parah.

Apakah Pengidap Adenomyosis Bisa Hamil?

Karena banyak wanita yang memiliki adenomyosis juga memiliki endometriosis, jadi sulit untuk memastikan apakah penyakit ini benar-benar menyebabkan kemandulan. Akan tetapi, memang ada sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa adenomyosis mungkin membuat seseorang sulit hamil.

Adenomiosis dan Kehamilan

Dulu, adenomyosis sering didiagnosis pada para ibu yang multipara (pernah melahirkan lebih dari satu kali), jadi tidak dikaitkan dengan kemandulan. Sekarang, banyak wanita yang sengaja menunda untuk hamil, dan pada mereka adenomyosis biasanya baru diketahui di usia 30 – 40an.

Dan sejak diagnosis dapat dilakukan tanpa operasi, misalnya melalui TVS dan MRI, para ahli mulai melihat adanya kaitan antara adenomyosis dengan masalah ketidaksuburan dan keguguran di awal kehamilan.
Women’s Fertility

Penyakit adenomiosis bukanlah penyakit yang berbahaya dan tidak mengakibatkan kematian. Ada banyak perawatan adenomyosis yang tersedia untuk membantu mengatasi gejala-gejala adenomiosis yang diderita.

Meski Anda sekarang mengalami keluhan yang cukup mengganggu akibat penyakit ini, namun biasanya itu akan menghilang setelah menopause.

Dan meluruskan kesalahpahaman orang-orang, adenomyosis tidak sama dengan endometriosis. Walaupun begitu memang ada banyak kemiripan antara keduanya, dan wanita yang memiliki adenomyosis juga sering kali memiliki endometriosis.

Karena kemiripan inilah, dan karena cuman ada sedikit perbedaan antara keduanya, penyakit adenomiosis sering dianggap sebagai ‘saudara perempuan’ dari penyakit endometriosis.

Demikianlah artikel ini yang mengulas seputar penyakit adenomiosis. Semoga dengan membacanya, Anda dibantu untuk lebih mengerti mengenai penyebab adenomiosis, lebih waspada dengan gejala adenomiosis, serta tahu apa saja pengobatan adenomiosis yang biasa disarankan dokter.

Nantikan juga ulasan menarik lain seputar info kesehatan, tips kesehatan, dan pengobatan alami hanya di Deherba.com.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}