Penularan Cacar Monyet Bisa Melalui Cara-Cara Ini, Waspada!


By Cindy Wijaya

Para peneliti terus berupaya memahami lebih banyak tentang bagaimana cara penularan cacar monyet. Kini kasus cacar monyet telah ditemukan di Indonesia sehingga masyarakat juga perlu lebih paham tentang cara mencegah penyebaran cacar monyet.

Awalnya diperkirakan bahwa terutama virus cacar monyet menular melalui kontak dari kulit ke kulit yang berulang, dan hal ini sudah dibuktikan oleh serangkaian studi baru. Namun di samping kontak kulit-ke-kulit, ada sejumlah cara penyebaran cacar monyet lain yang telah terbukti: menyentuh benda yang terkontaminasi, dan kontak dekat dengan sekresi pernapasan seperti air liur.

Apa yang jelas dari bukti epidemiologis sejauh ini adalah bahwa epidemi cacar monyet saat ini sangat didorong oleh kontak langsung kulit-ke-kulit, khususnya kontak intim yang dekat antara pasangan seksual.

Yang masih belum jelas adalah apakah urin, feses, darah, air manis, atau cairan vagina dapat menyebarkan virus, sejauh mana orang tanpa gejala bisa menularkan virus ke orang lain, dan seberapa besar peran partikel pernapasan yang dihirup dalam penularan penyakit ini.

Garis Besar tentang Cara Penularan Cacar Monyet:

Virus cacar monyet bisa menular ke siapa saja melalui kontak dekat dan personal, seringnya kulit-ke-kulit, contohnya:

  • Kontak langsung dengan ruam dan koreng dari cacar monyet, atau cairan tubuh dari penderita cacar monyet.
  • Menyentuh benda, kain (pakaian, tempat tidur, atau handuk), dan permukaan yang pernah digunakan oleh penderita cacar monyet.
  • Kontak dengan sekresi pernapasan, yang dikeluarkan dari mulut atau hidung misalnya saat penderita batuk, bersin, berbicara, atau bernyanyi.

Kontak langsung dapat terjadi selama hubungan intim, antara lain:

  • Seks oral, anal, dan vagina atau menyentuh alat kelamin atau anus dari orang yang terkena cacar monyet.
  • Memeluk, memijat, dan mencium.
  • Kontak tatap muka yang berkepanjangan.
  • Menyentuh kain dan benda saat berhubungan seks yang digunakan oleh penderita cacar monyet dan yang belum didesinfeksi, seperti tempat tidur dan handuk.

Seseorang yang terinfeksi virus cacar monyet dapat menyebarkannya ke orang lain sejak gejala-gejala mereka muncul sampai ruam sembuh sepenuhnya dan terbentuk lapisan kulit baru. Penyakit ini biasanya berlangsung selama 2 – 4 minggu.

Virus cacar monyet bisa menular ke janin: Ibu hamil bisa menyebarkan virus cacar monyet ke janin dalam kandungannya melalui plasenta.

Cacar Monyet Menular Melalui Kontak Kulit-Ke-Kulit

Virus cacar monyet tampaknya menyukai kulit. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa virus punya kecenderungan untuk menemukan jalannya ke kulit dan jaringan mulut, bahkan ketika disuntikkan ke otot hewan atau disemprotkan ke saluran hidungnya. Sesampai di sana, virus mendirikan ‘pabrik’, membuat banyak salinan dari dirinya sendiri, dan pabrik virus ini menjadi tempat luka (lesi).

Itulah sebabnya cara penyebaran cacar monyet yang terutama adalah melalui kontak dalam waktu lama dengan orang yang terinfeksi yang memiliki lesi. Lesi atau luka ini dapat menyerupai jerawat kecil berisi nanah, tapi rasanya jauh lebih menyakitkan.

Lesi seolah berfungsi sebagai tempat transit untuk cacar monyet–dari sana virus bisa masuk ke aliran darah menuju ke tempat lain di tubuh atau bisa berpindah ke inang lain.

Kontak dalam waktu singkat—seperti jabat tangan atau tos tangan—tidak memberi virus cukup waktu untuk menginfuksi infeksi baru. Memang, seseorang bisa saja terinfeksi virus melalui kontak singkat. Tapi mungkin butuh kontak singkat yang berulang selama berjam-jam, terutama kontak yang bisa menyebabkan lecet kecil pada kulit dan memudahkan virus untuk masuk.

Cacar Monyet Menular Melalui Kontak Seksual

Ya, salah satu cara penularan cacar monyet adalah melalui kontak seksual. Dan dalam wabah saat ini, kontak seksual adalah cara penyebaran cacar monyet yang utama.

Di antara 7.250 kasus global yang memiliki data penularan, 82% dapat dikaitkan dengan kontak seksual, menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang diterbitkan pada 22 Agustus 2022. Pejabat WHO menyatakan bahwa, “Hingga saat ini, wabah cacar monyet 2022 di berbagai negara sangat terkonsentrasi di jaringan MSM (pria yang berhubungan seks dengan pria).”

Sebenarnya dalam hubungan seksual, ada beberapa cara penularan cacar monyet yang bisa terjadi—kontak dengan lesi, pertukaran cairan tubuh, menghirup sekresi pernapasan.

Pada Juni 2022, para peneliti dan lembaga kesehatan masyarakat di Jerman melaporkan 349 kasus cacar monyet dan ada informasi mengenai kemungkinan cara penyebarannya. 349 kasus itu adalah pria, dan semuanya baru-baru ini melakukan kontak seksual atau kontak intim lainnya dengan sesama pria.

Data pelacakan kontak yang tidak dipublikasikan dari kelompok penelitian Jerman mendapati bahwa orang dengan cacar monyet hanya menginfeksi orang lain dengan siapa mereka melakukan kontak seksual. Orang lain yang dianggap kontak erat—misalnya teman serumah dan rekan kerja—tidak tertular penyakit itu.

Dalam studi lain, yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine, para peneliti di London meneliti catatan medis untuk sekitar 500 kasus cacar monyet di 16 negara selama 3 bulan pertama wabah ini. Mereka mendapati bahwa dalam 95% kasus, orang tersebut kemungkinan besar terpapar melalui kontak seksual dengan seseorang yang sudah terinfeksi.

Lebih dari 70% pasien memiliki lesi sekitar alat kelamin, anus, atau di dalam mulut mereka, terkadang hanya satu lesi. Dan dalam 32 kasus di mana sampel air mani telah diambil, virus ada di 29 diantaranya.

Studi ini termasuk penelitian yang terbesar untuk menunjukkan bahwa virus cacar monyet ada dalam air mani, dan dapat muncul terutama sebagai lesi genital (alat kelamin) tanpa demam, ruam yang meluas, dan gejala khas lainnya.

Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memahami dengan tepat berapa banyak virus dapat bertahan dalam air mani dan cairan tubuh lainnya, dan untuk berapa lama.

Cacar Monyet Menular Melalui Benda Terkontaminasi

Lingkungan sekitar orang yang terinfeksi cacar monyet bisa dengan cepat terkontaminasi. Lesi, sekresi pernapasan, dan cairan tubuh, semuanya dapat meninggalkan virus di permukaan dan terutama bahan berpori seperti kain yang digunakan dalam pakaian dan seprei. Menurut panduan dari CDC, virus diketahui dapat bertahan hingga 15 hari di rumah orang yang terinfeksi.

Namun data epidemiologis dari bawah saat ini memberikan bukti bahwa ini bukanlah cara penyebaran virus cacar monyet yang utama. Hanya sekitar 0,1% orang yang tertular virus melalui kontak dengan bahan yang terkontaminasi, menurut laporan terbaru dari WHO.

Studi tentang wabah cacar monyet di Afrika pada 1980-an dan 1990-an juga mendapati bahwa risikonya cukup rendah untuk tertular cacar monyet dari seseorang yang tinggal bersama kita. Tingkat penularan cacar monyet di dalam rumah tangga di sana cenderung berkisar hanya antara 3 – 11%.

Sampai saat ini para peneliti masih terus menyelidiki mengenai cara penyebaran cacar monyet. Ini termasuk meneliti: Apakah virus bisa menyebar dari orang yang tanpa gejala? Seberapa besar kemungkinannya virus menyebar melalui sekresi pernapasan? Apakah seseorang dengan gejala lebih mungkin menyebarkan virus melalui sekresi pernapasan? Apakah cacar monyet menular melalui air manis, cairan vagina, urin, atau feses?

Demikianlah artikel ini mengenai cara penularan cacar monyet. Yang pasti saat ini kita perlu terus menjaga kewaspadaan terhadap penyakit ini. Hindari kontak dekat dengan orang yang dicurigai memiliki gejala virus cacar monyet. Dan jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera periksakan diri ke dokter dan beritahukan tentang kekhawatiran Anda mengenai penyakit cacar monyet.

Sumber

CDC. How It Spreads – Monkeypox. URL: https://www.cdc.gov/poxvirus/monkeypox/transmission.html

STAT. What scientists know — and don’t know — about how monkeypox spreads. URL: https://www.statnews.com/2022/08/10/what-scientists-know-and-dont-know-about-how-monkeypox-spreads/

WHO. 2022 Monkeypox Outbreak: Global Trends. URL: https://worldhealthorg.shinyapps.io/mpx_global/

Selb Regina, Werber Dirk, Falkenhorst Gerhard, Steffen Gyde, Lachmann Raskit, Ruscher Claudia, McFarland Sarah, Bartel Alexander, Hemmers Lukas, Koppe Uwe, Stark Klaus, Bremer Viviane, Jansen Klaus, on behalf of the Berlin MPX study group. A shift from travel-associated cases to autochthonous transmission with Berlin as epicentre of the monkeypox outbreak in Germany, May to June 2022. Euro Surveill. 2022;27(27):pii=2200499. https://doi.org/10.2807/1560-7917.ES.2022.27.27.2200499

Thornhill, John & Barkati, Sapha & Walmsley, Sharon & Rockstroh, Juergen & Antinori, Andrea & Harrison, Luke & Palich, Romain & Nori, Achyuta & Reeves, Iain & Habibi, Maximillian & Apea, Vanessa & Boesecke, Christoph & Vandekerckhove, Linos & Yakubovsky, Michal & Sendagorta, Elena & Blanco, Jose & Florence, Eric & Moschese, Davide & Maltez, Fernando & Orkin, Chloe. (2022). Monkeypox Virus Infection in Humans across 16 Countries — April–June 2022. New England Journal of Medicine. 10.1056/NEJMoa2207323.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}