Pengobatan Skizofrenia

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Maret 5, 2018


Didiagnosis menderita skizofrenia seolah pukulan berat bagi orang itu maupun keluarganya. Kalau Anda yang mengalaminya, Anda mungkin tidak bisa berpikir jernih, emosi jadi tak keruan, tidak bisa merasakan emosi orang lain, atau bahkan sulit hidup ‘normal’. Tapi bukan berarti Anda tidak bisa hidup dengan baik dan bermakna. Gangguan mental ini bisa dipulihkan jika cepat didiagnosis lalu ditangani dengan pengobatan skizofrenia yang tepat.

Artikel ini akan membantu Anda lebih mengerti seperti apa cara mengatasi skizofrenia yang disarankan medis untuk menangani gejala skizofrenia, termasuk cara mengatasi paranoid, halusinasi, dan delusi yang kerap muncul—atau setidaknya mengendalikan mereka.

“Banyak orang yang ingin dibantu untuk mengerti mengapa mereka mengalami gejala-gejala ini, dan ingin dibantu untuk hidup lebih tenang. Yang penting bagi mereka bukan supaya gejala-gejalanya hilang, tapi mereka ingin memahaminya, mentoleransi kesukaran yang ditimbulkannya, serta mengatasi akar penyebabnya.”

Pengobatan Skizofrenia yang Disarankan Dokter

Lembaga National Institute for Health and Care Excellence—organisasi yang menuliskan pedoman-pedoman praktik terbaik dalam perawatan kesehatan—merekomendasikan pengobatan skizofrenia menggunakan gabungan terapi bicara dan konsumsi obat antipsikotik.

Silakan kunjungi situs web tersebut untuk melihat pedom lengkap seputar cara mengatasi gangguan mental ini. Namun pada dasarnya perawatan-perawatan yang umumnya disarankan untuk mengobati skizofrenia yaitu:

Terapi Perilaku Kognitif (CBT)

Ini adalah terapi bicara yang membantu mengendalikan pola pikir atau perilaku yang dapat menimbulkan berbagai kesulitan bagi pasien skizofrenia. Terapi skizofrenia ini bisa membantu pasien belajar tentang:

  • Cara mengatasi delusi atau halusinasi suara, atau gejala-gejala psikosis lainnya.
  • Cara meringankan stres supaya gejala skizofrenia tidak memburuk.
  • Cara menangani efek samping apa pun dari obat yang dikonsumsi.
  • Cara mengatasi masalah lain, misalnya kecemasan sosial dan depresi, yang sering dialami pasien skizofrenia.

Untuk mengobati skizofrenia, terapi bicara ini haruslah berfokus pada membantu pasien mengendalikan gejala-gejalanya. Bukannya untuk mencoba meyakinkan pasien bahwa pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya itu tidak benar.

Konsumsi Obat

Dokter/psikiater biasanya meresepkan obat-obat antipsikotik untuk mengobati skizofrenia. Jenis obat ini juga disebut obat neuroleptik atau obat penenang. Berikut adalah beberapa pengingat mengenai obat skizofrenia ini:

  • Bisa membantu mengatasi gejala-gejala psikosis.
  • Pengaruhnya bisa berbeda-beda pada setiap orang.
  • Berguna bagi beberapa orang, tapi tidak bagi beberapa orang lain.
  • Dapat menimbulkan efek samping—kalau mengalaminya sebaiknya beritahukan ke dokter.
  • Mungkin harus mencoba lebih dari satu jenis obat sebelum mendapatkan yang benar-benar berguna bagi pasien.
  • Sebelumnya dokter harus menjelaskan risiko serta manfaat dari setiap jenis obat skizofrenia ini.
  • Mungkin hanya butuh dikonsumsi dalam waktu singkat, atau mungkin juga harus dikonsumsi dalam jangka panjang.

Intervensi Keluarga

Ini adalah terapi bicara yang ditujukan bagi keluarga atau orang yang merawat pasien skizofrenia. Dalam pengobatan skizofrenia, terapi intervensi keluarga dapat:

  • Membantu keluarga atau orang yang merawat untuk tahu cara terbaik merawat serta mendukung pasien.
  • Membantu keluarga untuk tahu cara-cara mengatasi dan menyelesaikan berbagai masalah.
  • Melibatkan pasien jika mungkin, bergantung pada perasaan serta keadaan pasien saat itu.
  • Melibatkan keluarga dari pasien lain atau hanya keluarga pasien itu sendiri, bergantung pada kesediaan mereka dan pilihan dari pasien itu serta keluarganya.

Terapi Seni

Ini adalah cara mengatasi gangguan mental melalui seni—musik, menggambar/melukis, menari, menyanyi, atau acting. Terapi seni merupakan cara mengekspresikan diri dalam lingkungan terapeutik di bawah bimbingan terapis yang terlatih. Untuk mengobati skizofrenia, terapi seni mungkin:

  • Berguna apabila pasien merasa ‘tidak nyambung’ dengan perasaannya sendiri atau merasa sulit untuk bicara
  • Harus disarankan kepada setiap orang yang terdiagnosis skizofrenia serta gangguan mental lain yang berkaitan misalnya gangguan skizoafektif dan psikosis.

“Saya mengonsumsi obat penstabil mood, karena saya kadang hiperaktif, kadang sangat depresi. Kadang saya juga suka marah-marah.”

Apakah Skizofrenia Dapat Disembuhkan?

Walaupun saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan skizofrenia, namun banyak dari gejala-gejala skizofrenia bisa dikendalikan dengan pengobatan yang cocok. Beberapa orang bahkan mendapati bahwa gejala-gejala mereka berhenti sama sekali, atau tidak lagi muncul untuk waktu yang lama. Akan tetapi, banyak penderitanya yang harus terus hidup dengan gangguan skizofrenia meski gejala-gejala mereka berkurang.

Tips-Tips untuk Mengendalikan Gejala Skizofrenia

Semakin awal Anda mendapatkan diagnosis dan memulai pengobatan skizofrenia dengan bantuan dokter/psikiater ahli, maka semakin besar juga kemungkinannya Anda pulih. Terapi skizofrenia bisa sukses jika Anda tidak hanya mengandalkan obat. Anda sendiri juga harus mengupayakan langkah-langkah mengontrol diri. Berikut adalah beberapa tips kontrol diri untuk membantu mengatasi gangguan mental ini.

Jadilah Aktif

Olahraga teratur bukan hanya bermanfaat secara fisik, tetapi juga secara emosi dan mental. Selagi Anda tidak mengalami gejala-gejala psikotik, Anda bisa mencoba olahraga sekarang untuk meningkatkan fokus, menghilangkan stres, membantu tidur nyenyak, dan menenangkan diri.

Anda tidak harus jadi maniak olahraga, tapi upayakan dan nikmatilah setidaknya 30 menit olahraga setiap hari atau sebagian besar hari dalam seminggu. Olahraga yang melibatkan gerakan di kaki dan tangan, seperti jalan kaki, lari, renang, atau menari, khususnya ampuh untuk menenangkan diri.

Bicara Tatap Muka

Komunikasi tatap muka dengan orang lain adalah cara mengatasi gangguan mental yang sangat manjur. Karena dengan begitu, Anda bisa menenangkan diri sekaligus mengurangi stres. Stres merupakan salah satu pemicu gejala skizofrenia, jadi stres harus dikendalikan.

Carilah orang yang bisa dipercayai dan peduli dengan Anda. Sering-sering lah bicara tatap muka dengannya. Minta orang itu untuk mendengarkan Anda, tanpa menyela atau mengkritik, sampai Anda selesai mengungkapkan perasaan dan pikiran. Dengan dukungan dan kepedulian orang lain, Anda akan lebih mampu menghadapi gangguan skizofrenia dan mencegah gejala-gejalanya kambuh.

Kendalikan Stres

Stres sehari-hari akibat tantangan dalam hidup bisa semakin menyulitkan bila Anda menderita gangguan skizofrenia. Stres tingkat tinggi juga meningkatkan produksi hormon kortisol dalam tubuh, yang mampu memicu episode-episode psikotik. Selain dengan rajin olahraga dan berupaya bicara tatap muka, berikut adalah tips-tips tambahan untuk mengatasi stres:

  • Tahu batas diri, baik di rumah maupun di tempat kerja/sekolah. Jangan melakukan lebih daripada kemampuan, dan luangkan waktu untuk diri sendiri bila mulai merasa terbebani.
  • Gunakan teknik relaksasi untuk mengurangi stres. Teknik seperti latihan pernapasan dalam atau relaksasi otot progresif bisa menghentikan stres dan menenangkan pikiran.
  • Kontrol emosi Anda. Pahami dan terimalah berbagai emosi yang dirasakan—khususnya emosi-emosi negatif yang paling kita hindari. Ini bisa sangat memengaruhi kesanggupan Anda untuk menghadapi stres, menyeimbangkan mood, serta menjaga kestabilan hidup Anda.

Rawat Diri Sendiri

Buatlah perubahan-perubahan gaya hidup yang bermanfaat untuk menstabilkan emosi serta membantu mengendalikan gejala skizofrenia Anda. Upayakan tips-tips berikut:

  • Perbanyak istirahat. Kalau Anda mengonsumsi obat antipsikotik, kemungkinan Anda harus banyak tidur, bahkan mungkin lebih dari 8 jam.
  • Hindari alkohol dan narkotika. Mungkin Anda tergoda untuk minum alkohol atau mengonsumsi obat/zat tertentu sebagai cara mengatasi halusinasi, delusi, atau gejala psikotik lainnya. Tapi itu justru akan memperburuk gejala-gejala Anda. Kalau Anda kecanduan alkohol atau zat lain apa pun, mintalah bantuan dokter.
  • Pola makan sehat bergizi seimbang. Makanlah dengan benar, teratur, dan bergizi seimbang untuk membantu terapi skizofrenia. Kurangi gula dan karbohidrat halus, yang dapat cepat memicu rusaknya mood dan menguras energi. Tingkatkan energi Anda dengan asam lemak omega-3 dari ikan-ikanan, minyak ikan, dan flaxseed untuk membantu memperbaiki fokus, mengatasi kelelahan, serta menstabilkan mood.

“Saya pernah mengalami satu episode mayor (tingkat berat) dan tiga episode minor (tingkat ringan) dari skizofrenia, tapi saya bisa menjalani hidup yang sangat normal. Ada teman-teman baik yang terus mendukung saya. Saya ingin agar orang-orang yang situasinya sama juga yakin bahwa mereka bisa melewati masa-masa terburuk. Dan teruslah yakin.”

Pengobatan skizofrenia adalah proses yang harus ditempuh seumur hidup. Namun Anda bisa menjalani hidup yang memuaskan dan bermakna jika menanganinya dengan cara yang tepat. Cara mengatasi gangguan mental ini sering kali melibatkan terapi bicara, konsumsi obat, dan upaya-upaya kontrol diri, sebagaimana yang dijelaskan di artikel ini.

Demikianlah artikel ini yang mengulas tentang pengobatan skizofrenia. Kunjungi juga artikel-artikel terkait lain yaitu mengenai: penyebab skizofrenia dan gejala skizofrenia. Nantikan juga ulasan-ulasan menarik lainnya seputar info kesehatan, tips kesehatan, dan pengobatan alami hanya di Deherba.com.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}