Penanganan Darurat Untuk Pendarahan Dapat Mencegah Akibat Fatal!


By Cindy Wijaya

Kasus pendarahan adalah salah satu kondisi serius yang bisa berakibat fatal bila tidak segera diatasi. Tubuh sangat membutuhkan darah untuk menjalankan sebagian besar fungsi organ, karena itu organ-organ akan gagal berfungsi apabila asupan darah tidak mencukupi—inilah yang mengakibatkan kematian. Karenanya penting untuk segera melakukan tindakan penanganan darurat untuk pendarahan.

Pendarahan dapat disebabkan oleh beragam kondisi. Mulai dari kasus kecelakaan yang memicu terjadinya luka terbuka atau perdarahan dalam, sejumlah infeksi, ketidaknormalan darah, serta sindrom-sindrom kesehatan tertentu yang menyebabkan seseorang lebih rentan mengalami pendarahan.

Meski bisa berakibat fatal, namun dengan penanganan yang tepat pendarahan bisa segera diatasi, setidaknya dikurangi keparahannya. Tentu saja penanganan darurat untuk perdarahan memerlukan teknik yang tepat untuk bisa menyasar langsung untuk mengurangi keluarnya darah dalam dalam tubuh.

Terdapat Dua Jenis Pendarahan

Dari banyak jenis pendarahan, yang paling mudah diatasi adalah pendarahan akibat luka terbuka. Biasanya luka semacam ini terjadi karena kecelakaan. Sedangkan luka akibat infeksi atau sindrom tertentu cenderung lebih sulit untuk diatasi sendiri.

Pada dasarnya, menurut pakar penanganan darurat Stanley M. Zildo, dikatakan bahwa terdapat dua kondisi pendarahan yang perlu Anda pahami, yaitu pendarahan dari pembuluh darah vena dan pendarahan dari pembuluh darah arteri.

Pendarahan dari pembuluh darah vena akan cenderung berwarna lebih gelap dengan aliran darah yang sifatnya seperti merembes dari sela kulit. Berbeda dengan perdarahan yang terjadi pada pembuluh darah arteri akan menghasilkan darah yang tampak berwarna lebih cerah dan keluar seperti memancar atau muncrat.

Pendarahan dari pembuluh darah arteri jelas lebih berbahaya bagi tubuh. Karena sifat pendarahannya lebih agresif. Sebagai pembuluh darah utama, daya pompanya memang lebih kuat sehingga volume darah yang keluar juga menjadi lebih besar dan tentu saja menjadi lebih membahayakan, kecuali ditangani dengan cepat dan efektif.

Cara Tepat Untuk Menangani Pendarahan

Lalu bagaimana seharusnya penanganan darurat untuk pendarahan yang tepat dan efektif? Berikut adalah sejumlah penanganan darurat untuk pendarahan dalam beberapa kondisi darurat.

1. Pada luka terbuka

Cara terbaik dan paling efektif untuk mengatasi perdarahan akibat luka terbuka adalah dengan melakukan penekanan. Penekanan ini akan membantu menyumbat aliran darah, meski akan menimbulkan rasa nyeri hebat pada penderita. Tentu saja Anda perlu melakukan penekanan dengan teknik tertentu untuk bisa mengatasi pendarahan dengan darurat. Adapun teknik tersebut adalah:

  • Tenangkan pasien, karena jika ia meronta atau histeris, jantung akan berdetak lebih cepat, mendorong aliran darah mengalir lebih cepat dan mendorong pendarahan berjalan lebih deras.
  • Posisikan luka terbuka tersebut berada di atas jantung berada, setidaknya ini akan membantu mengurangi intensitas aliran darah keluar dengan mengandalkan gaya gravitasi bumi.
  • Bersihkan luka bila memungkinkan, tetapi pada luka terbuka dengan aliran darah yang deras, proses satu ini sebaiknya tidak dilakukan sebab bisa jadi malah memperlambat penanganan.
  • Gunakan kain bersih seperti sapu tangan, lembaran kain, atau handuk bersih, untuk menahan darah. Letakkan tepat di atas luka dan tekan di tepi luka berada. Tekanlah cukup kuat dengan tangan sampai aliran darah dirasa berkurang.
  • Jangan pernah membuka tekanan, sekalipun hanya untuk mengintip kondisi luka. Jika kain yang Anda gunakan sebagai penekan tampak sudah penuh darah, carilah kain bersih lain dan tumpukkan di atas kain yang lama tanpa membuka kain tersebut.
  • Apabila dirasa aliran darah mulai berhenti, segera balut luka dengan perban. Biarkan kain yang tadi Anda gunakan tetap pada tempatnya dan ikut terbungkus perban. Kalau kain dibuka bisa jadi akan menyebabkan luka kembali terbuka. Ikat perban sampai cukup erat, tetapi jangan sampai pasien merasa sesak dan mematikan aliran darah sama sekali.
  • Segera tindaklanjuti luka ke pihak medis. Meski pendarahan tampak mereda, terutama bila lukanya lebar, bisa jadi sejumlah saraf turut mengalami robek yang nantinya mengganggu fungsi motorik setelah luka sembuh. Juga segera hubungi dokter bila luka tak juga berhenti mengeluarkan darah.

Waspadai pendarahan akibat benda metal tajam atau gigitan hewan. Jangan tunda penanganan dokter karena kadang mereka membawa sejumlah bakteri dan virus berbahaya seperti tetanus ataupun rabies.

2. Pendarahan akibat luka dalam

Beberapa kecelakaan bisa jadi tidak menimbulkan perdarahan hebat di luar, kadang bahkan tanpa luka terbuka. Tetapi bukan lantas kondisi ini bisa diartikan pasien sudah sepenuhnya aman. Bisa jadi, pendarahan tetap terjadi, hanya saja tersembunyi di balik kulit. Pendarahan yang terjadi di dalam tubuh memang bisa lebih berbahaya ketimbang pendarahan luar karena kerap kali terlambat terdeteksi dan ditangani.

Untuk penanganan luka dalam seperti itu, cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan menenangkan pasien supaya detak jantung menjadi turun dan tubuh lebih stabil. Kemudian pastikan posisi tubuh yang mengalami luka dalam berada beberapa sentimeter di atas jantung. Kita mengandalkan peran gravitasi untuk menahan aliran darah. Hindari memberi penekanan karena bisa jadi Anda salah melakukan penekanan.

Selimuti pasien dengan selimut yang hangat, karena suhu udara juga akan membantu kondisi pasien tetap baik. Semakin banyak pendarahan yang terjadi semakin besar peluang turunnya suhu yang bisa berakibat fatal.

3. Pendarahan pada hidung

Pendarahan lain yang cukup sering terjadi adalah pendarahan di hidung atau mimisan. Pembuluh darah pada hidung lebih tipis sehingga demikian mudah pecah oleh sejumlah tekanan, termasuk karena kelelahan, sakit kepala, tekanan darah tinggi, dan sejumlah sindrom arteri.

Kondisi mimisan yang disebabkan oleh ketegangan pembuluh darah biasanya terjadi pada orang dewasa dan dapat berakibat lebih buruk. Dan untuk menyikapi adanya risiko, sebaiknya setiap kasus pendarahan di hidung segera diatasi dengan cepat seperti berikut ini:

  • Minta pasien untuk merebahkan atau duduk dengan menyandarkan kepalanya dalam posisi lebih tinggi dan menghadapkan wajahnya ke atas. Posisi ini adalah posisi terbaik untuk menurunkan tekanan pada saluran pernapasan dan membantu meredakan perdarahan.
  • Bila posisi ini tak kunjung membuatnya mimisan berhenti, lakukan penekanan pada area dinding dalam hidung menggunakan jari yang sudah dibersihkan atau sudah dilapisi kassa steril.
  • Biarkan selama 10 menit sekalipun pendarahan tampak sudah berhenti. Karena kadang ketika kondisi pembuluh darah hidung belum stabil, gerakan pada kepala akan memicu pendarahan ulang. Kadang beberapa pasien masih mengalami rentan kambuh mimisan dalam beberapa hari.
  • Segera temui dokter untuk menangani kasus pendarahan yang disertai rasa nyeri hebat yang bisa mengacu pada patahnya tulang hidung. Atau pada pendarahan yang terus mengalir selama lebih dari 20 menit, juga pada pendarahan yang terus datang selama lebih dari 3 hari.

Itulah sejumlah informasi yang perlu Anda pahami bagaimana penanganan darurat untuk perdarahan dalam sejumlah kondisi. Dengan penanganan yang tepat, Anda bisa mengurangi risiko kerusakan fatal akibat perdarahan.

Langkah-langkah di atas bisa Anda lakukan selagi menunggu pertolongan medis datang. Namun meskipun tampaknya pendarahan sudah berkurang setelah dilakukan tindakan diatas, Anda tetap sangat dianjurkan untuk mendapat perawatan medis.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}