Operasi Kanker Usus Besar, Apa Saja Metodenya?


By Cindy Wijaya

Apabila Anda didiagnosis mengidap kanker usus besar, kemungkinan besar pilihan pengobatan yang disarankan dokter ialah operasi. Jenis operasi yang akan dilakukan dapat berbeda-beda, tergantung pada stadium dari kankernya, lokasi kankernya, dan tujuan dari dilakukannya operasi tersebut. Dan pasca operasi kanker usus besar, ada kemungkinan Anda akan menggunakan stoma.

Apakah Anda seorang penderita kanker usus besar yang sedang akan menjalani operasi? Jika ya, mungkin Anda bertanya-tanya operasi macam apa yang akan dihadapi dan efek samping apa saja yang bisa terjadi pasca operasi kanker usus besar. Artikel ini dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Apa Metode Operasi untuk Kanker Usus Besar?

Pada kanker stadium yang masih sangat awal, operasi pengangkatan kanker dapat dilakukan dengan kolonoskop. Namun pembedahan biasanya bukan hanya mengangkat kanekrnya, tetapi juga mengangkat sebagian dari usus besar serta kelenjar getah bening di dekatnya. Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem limfatik dan sering menjadi lokasi pertama kanker menyebar.

Dokter yang akan melakukan operasi ialah seorang ahli bedah yang berspesialisasi dalam menangani kanker usus. Pembedahan dapat dilakukan sebagai operasi terbuka atau operasi dengan laparoskopi. Pada teknik laparoskopi, dokter hanya membuat sayatan-sayatan kecil untuk memasukkan alat-alat berdiameter kecil yang disebut laparoskop. Karena luka sayatnya kecil, maka pemulihannya juga sering kali lebih cepat.

Persiapan Sebelum Operasi Kanker Usus Besar

Semua metode operasi kanker usus besar harus dilakukan pada usus besar yang bersih dan kosong. Karena itu Anda biasanya diminta dokter menjalani diet khusus sebelum operasi dan mungkin perlu mengonsumsi minuman pencahar dan enema untuk mengeluarkan semua kotoran (feses) dari usus besar. Persiapan usus ini sangat mirip dengan yang dilakukan sebelum pemeriksaan kolonoskopi.

Menurut lembaga American Cancer Society, setidaknya terdapat tiga jenis operasi untuk kanker usus, yakni: polipektomi, eksisi lokal, dan kolektomi. Berikut dijelaskan masing-masing dari tiga metode operasi tersebut.

Polipektomi & Eksisi Lokal

Sebagian dari kanker usus besar stadium awal (stadium 0 dan beberapa tumor stadium 1 awal) dan sebagian besar polip dapat dihilangkan menggunakan kolonoskopi. Prosedur ini menggunakan sebuah tabung panjang fleksibel yang dipasangkan kamera video kecil di ujungnya lalu dimasukkan ke dalam dubur pasien menuju ke usus besar. Operasi polipektomi dan eksisi lokal dapat dilakukan selama kolonoskopi.

Polipektomi: Kanker diangkat saat masih berbentuk polip, yakni dipotong pada tangkainya (bagian yang terlihat seperti batang jamur). Ini biasanya dilakukan dengan memasangkan lingkaran kawat menggunakan kolonoskop untuk memotong polip dari dinding usus besar dengan arus listrik.

polipektomi
Ilustrasi Polipektomi (Credit: Sebastian Kaulitzki / Shutterstock)

Eksisi Lokal: Prosedur operasi ini sedikit lebih rumit daripada polipektomi. Melalui kolonoskop, digunakan peralatan untuk mengangkat kanker-kanker berukuran kecil pada lapisan dalam usus besar bersama dengan sebagian kecil jaringan sehat di sekelilingnya.

Apabila dokter menggunakan dua metode di atas, beliau tidak perlu membuat sayatan besar untuk membuka perut. Dokter hanya perlu membuat beberapa sayatan kecil untuk memasukkan alat kolonoskop yang berdiameter kecil.

Kolektomi

Kolektomi adalah metode operasi untuk mengangkat sebagian atau semua bagian dari usus besar. Kelenjar-kelenjar getah bening di dekatnya juga akan diangkat bersama-sama.

Jika hanya sebagian usus besar yang diangkat, operasinya disebut hemikolektomi, kolektomi sebagian, atau reseksi segmental. Dokter bedah akan mengambil bagian dari usus besar yang memiliki kanker dan sebagian kecil usus besar yang masih normal di kedua sisi. Biasanya yang diangkat sekitar ¼ hingga 1/3 dari usus besar, tergantung pada ukuran dan lokasi kanker.

Bagian usus besar yang tersisa kemudian disambungkan kembali. Setidaknya 12 kelenjar getah bening di dekatnya juga ikut diangkat sehingga mereka dapat diperiksa apakah memiliki kanker juga.

Jika semua bagian kanker usus besar diangkat, operasinya disebut kolektomi total. Pada umumnya tidak diperlukan operasi kolektomi total untuk kanker usus besar. Sering kali operasi ini digunakan hanya jika ada masalah lain di bagian usus besar yang tidak memiliki kanker, misalnya jika ada ratusan polip atau, kadang-kadang, jika ada penyakit radang usus.

2 Cara Kolektomi Dilakukan


  • Operasi kolektomi terbuka: Operasi dilakukan dengan membuat satu sayatan panjang di perut.
  • Operasi kolektomi laparoskopi: Operasi dilakukan dengan membuat sayatan-sayatan kecil dan peralatan khusus. Laparoskop adalah sebuah tabung panjang dan tipis yang dipasangkan senter dan kamera kecil di ujungnya agar dokter bedah bisa melihat keadaan di dalam perut. Alat ini dimasukkan ke dalam salah satu sayatan kecil, lalu peralatan panjang & tipis dimasukkan melalui sayatan-sayatan yang lain untuk menghilangkan bagian dari usus besar dan kelenjar getah bening.
kolektomi laparoskopi
Ilustrasi Kolektomi Laparoskopi (Credit: Nimon / Shutterstock)

Karena sayatan-sayatannya yang dibuat selama kolektomi laparoskopi lebih kecil daripada operasi kolektomi terbuka, pasien sering kali lebih cepat pulih dan bisa pulang lebih cepat dari rumah sakit. Tetapi metode operasi ini membutuhkan keahlian khusus, dan bisa jadi tidak cocok bagi orang-orang tertentu. Jika Anda mempertimbangkan untuk menjalani kolektomi laparoskopi, pastikan mencari dokter bedah berpengalaman yang sudah sering melakukan metode operasi ini.

Operasi untuk Kanker Usus Besar yang Sudah Menyebar

Beberapa pasien memiliki kanker usus besar yang sudah menyebar ke bagian tubuh lain dan juga memiliki tumor-tumor yang menyumbat usus besar. Pada kasus seperti itu, operasi dapat dilakukan untuk menghilangkan penyumbatan tanpa menghilangkan bagian usus besar yang memiliki kanker.

Sebaliknya, usus besar dipotong di atas tumor dan dilekatkan pada stoma (lubang di dinding perut) untuk pengeluaran feses. Metode ini disebut kolostomi pengalihan (diverting colostomy). Cara ini sering kali dapat membantu pasien untuk cukup pulih dan bisa memulai metode pengobatan lainnya, misalnya kemoterapi.

Apabila kanker telah menyebar ke satu atau beberapa lokasi di paru-paru atau hati (atau lokasi lainnya), pembedahan dapat dilakukan untuk menghilangkannya. Dalam kebanyakan kasus, operasi hanya dilakukan jika usus besar juga akan diangkat (atau sudah diangkat).

Bergantung pada seberapa jauh penyebaran penyakitnya, operasi mungkin dapat membuat pasien hidup lebih lama, atau bahkan dapat sama sekali menghilangkan kanker. Keputusan untuk menjalani operasi haruslah didasarkan atas pertimbangan pada ukuran, jumlah, dan lokasi dari kanker tersebut.

Apa Saja Efek Samping Pasca Operasi Kanker Usus Besar?

Ada efek samping dan risiko yang mungkin dihadapi pasca operasi kanker usus besar. Hal itu bergantung pada sejumlah faktor, misalnya seberapa besar operasi dilakukan dan bagaimana kondisi kesehatan Anda sebelum operasi. Masalah-masalah yang dapat terjadi selama atau tak lama setelah operasi yaitu pendarahan, infeksi, dan penggumpalan darah di kaki.

Sewaktu Anda tersadar setelah operasi, Anda mungkin akan merasakan sakit dan membutuhkan obat pereda rasa sakit selama beberapa hari. Dalam beberapa hari pertama, Anda mungkin tidak bisa makan atau mungkin harus membatasi asupan cairan, sebab usus besar membutuhkan waktu untuk pulih dan menerima kembali makanan/minuman seperti sedia kala. Biasanya pasien mulai bisa makan makanan padat dalam beberapa hari saja.

Pada kasus yang jarang, sambungan baru di antara ujung-ujung usus besar dapat lepas dan bocor. Hal ini bisa dengan cepat menimbulkan sakit perut yang parah, demam, dan perut terasa sangat keras. Kebocoran kecil dapat membuat Anda tidak bisa buang air besar, tidak nafsu makan, dan tidak pulih dengan baik pasca operasi kanker usus besar. Kebocoran di sambungan tersebut dapat mengakibatkan infeksi dan perlu operasi lagi untuk memperbaikinya.

Ada kemungkinan juga luka bekas operasi di perut menjadi terbuka, sehingga membutuhkan perawatan khusus untuk menyembuhkannya. Pasca operasi, di perut dapat terbentuk jaringan parut yang bisa membuat organ-organ atau jaringan-jaringan saling melekat. Kondisi itu disebut adhesi (adhesion).

Normalnya usus-usus Anda bebas bergerak di dalam tubuh. Tapi pada kasus yang jarang, kondisi adhesi bisa menyebabkan usus-usus melilit dan bahkan bisa menyumbat usus. Hal itu menimbulkan rasa sakit dan bengkak di perut yang biasanya bertambah buruk setelah makan. Umumnya dibutuhkan operasi lagi untuk menghilangkan jaringan parut seperti itu.

Kolostomi atau Ileostomi Pasca Operasi Kanker Usus Besar

Setelah operasi, beberapa pasien membutuhkan kolostomi (atau ileostomi) sementara atau seumur hidup. Kolostomi adalah prosedur operasi untuk mengarahkan satu ujung usus besar ke luar melalui dinding perut. Selama prosedur ini, salah satu ujung usus besar dialihkan melalui sebuah sayatan di dinding perut untuk membuat sebuah stoma.

Stoma adalah lubang di kulit tempat menempelnya kantung pengumpul kotoran (feses). Seseorang yang dipasangkan kolostomi, untuk sementara ataupun jangka-panjang, akan memiliki kantung yang ditempelkan di sisi tubuhnya untuk mengumpulkan feses dan bisa dibuang dengan mudah.

Kadang bagian yang diarahkan ke lubang stoma adalah ujung usus kecil atau usus halus (ileum), bukan ujung usus besar. Prosedur itu disebut ileostomi. Sama seperti pada kolostomi, pasien dengan ileostomi juga dipasangkan kantung di sekitar stoma untuk mengumpulkan feses.

stoma kolostomi pasca operasi kanker usus besar
Ilustrasi Stoma dari Kolostomi (Credit: Nalada Nagawasuttama / Shutterstock)

Jika Anda menjalani prosedur ileostomi atau kolostomi, mungkin Anda butuh waktu untuk membiasakan diri dan juga perlu beberapa penyesuaian dalam kehidupan. Anda bisa minta bantuan seorang perawat atau terapis yang berpengalaman. Mereka dapat ditemui sebelum maupun sesudah operasi di rumah sakit untuk melatih Anda cara menggunakan ileostomi atau kolostomi dengan baik.

Demikianlah artikel ini yang membahas tentang operasi kanker usus besar. Semoga informasi ini dapat membantu Anda lebih mengerti apa saja yang akan dihadapi saat Anda menjalani operasi nantinya. Nantikan juga ulasan menarik lain seputar penyakit kanker dan info kesehatan lainnya hanya di Deherba.com.

Sumber

Referensi Operasi Kanker Usus Besar:

American Cancer Society. Surgery for Colon Cancer. Revised: 2018-02-21. URL: https://www.cancer.org/cancer/colon-rectal-cancer/treating/colon-surgery.html. Accessed: 2019-06-17

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}