Kanker Kolon: Penyakit Kanker pada Usus Besar


By Cindy Wijaya

Kanker kolon adalah nama lain dari penyakit kanker usus besar. Kanker kolon menduduki peringkat ke-6 untuk jumlah kasus kanker terbanyak di Indonesia. Menurut data Globocan 2018, jumlah kasus kanker kolon di Indonesia selama tahun 2018 mencapai 15.245. Dan tampaknya penyakit ini jumlah penderitanya terus meningkat setiap tahunnya.

Apakah ada orang terdekat Anda yang didiagnosis mengidap kanker ini? Atau mungkin Anda sendiri yang terdiagnosis? Jika ya, kemungkinan Anda datang ke artikel ini dengan harapan ingin memahami lebih jelas penyakit ini. Semoga artikel ini dapat membantu Anda.

Garis besar tentang kanker kolon:
Kanker kolon terjadi ketika sel-sel tidak normal (abnormal) di dalam kolon (usus besar) mulai bertumbuh tanpa terkendali. Pada tahap awal kemunculannya biasanya tidak ada gejala-gejala yang kentara, tapi seraya sel-sel abnormal terus bertumbuh, kemungkinan akan terjadi kelainan pada pola BAB atau muncul bercak merah gelap atau merah terang pada tinja.

Apa Itu Kolon?

Kolon (usus besar) adalah bagian usus yang letaknya di antara usus buntu dan rektum, dan panjangnya sekitar 1,5 meter. Kolon dibagi menjadi empat bagian: kolon menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon menurun (descending), dan kolon sigmoid. Sel-sel kanker dapat muncul di bagian manapun dari empat kolon ini.

Fungsi kolon adalah untuk menyerap air dan garam dari sisa-sisa makanan setelah mereka dicerna usus kecil (usus halus). Sisa makanan (limbah) yang masih tersisa setelah dicerna usus besar kemudian masuk ke rektum, yaitu bagian akhir dari saluran pencernaan yang panjangnya 18 – 20 cm.

Limbah itu disimpan di rektum sampai waktunya keluar dari tubuh sebagai tinja dan melalui anus (dubur). Yang bertugas menahan tinja keluar sebelum waktunya buang air besar adalah otot-otot sfingter di sekitar anus. Otot-otot itu kemudian menjadi rileks jika sudah waktunya BAB.

Bagaimana Asal-Mula Terjadinya Kanker Kolon?

Sebagian besar kanker kolon awalnya muncul sebagai pertumbuhan atau gumpalan di bagian dalam dinding usus besar. Pertumbuhan atau gumpalan ini disebut “polip”. Ada beberapa jenis polip di usus besar dapat berubah menjadi kanker (biasanya butuh bertahun-tahun), tetapi tidak semuanya menjadi kanker.

Risiko polip untuk berubah menjadi kanker tergantung pada jenis polip itu sendiri. Terdapat dua jenis utama polip yaitu:

  • Polip adenomatosa (adenoma): polip jenis ini kadang bisa berubah menjadi kanker. Karena itu, adenoma juga disebut condition pre-cancerous (kondisi pra-kanker).
  • Polip hiperplastik dan polip inflamasi: polip jenis ini lebih sering terjadi, tetapi pada umumnya tidak akan berubah menjadi kanker (bukan kondisi pra-kanker).
Ilustrasi Polip di Kolon (Credit: BSIP SA / Alamy Stock Photo)

Ada juga beberapa faktor lain yang memperbesar risiko polip untuk berubah menjadi kanker, atau yang secara keseluruhan meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap kanker kolon. Beberapa faktor tersebut antara lain:

  • Jika ditemukan polip yang ukurannya lebih dari 1 cm.
  • Jika ditemukan lebih dari 2 polip.
  • Jika terlihat kondisi displasia pada polip. Displasia adalah kondisi pra-kanker. Artinya ada area di polip atau di dinding usus besar yang sel-sel nya tampak abnormal, tetapi mereka belum sepenuhnya menjadi sel-sel kanker.

Ingatlah bahwa meskipun ada polip yang bisa menjadi kanker, tetapi sebenarnya sebagian besar penderita polip tidak pernah mengembangkan kanker kolon. Meski begitu Anda tetap perlu waspada apabila dokter menemukan keberadaan polip di dinding usus Anda. Tanyakanlah apa saja yang perlu dilakukan untuk mengatasinya sebelum menjadi parah.

Jenis Kanker Kolon yang Paling Umum:

Adenokarsinoma adalah jenis kanker kolon yang paling umum, mencakup sekitar 96% dari seluruh kasus kanker ini. Adenokarsinoma berawal di sel-sel yang membuat lendir (mukus) untuk melumasi bagian dalam usus besar dan rektum. Saking umumnya jenis ini, ketika dokter berbicara tentang kanker kolon biasanya yang dimaksud adalah adenokarsinoma.

Apa yang Menyebabkan Kanker di Kolon?

Para ilmuwan telah menemukan bahwa ada beberapa faktor yang membuat seseorang bisa lebih riskan terkena kanker ini. Namun sayangnya masih belum jelas bagaimana semua faktor tersebut bisa menyebabkan kanker usus besar.

Yang jelas, semua penyakit kanker dimulai ketika terjadi perubahan-perubahan (mutasi) pada DNA di dalam sel-sel tubuh tertentu. DNA adalah bahan kimia di dalam sel yang membentuk gen kita, yang mengontrol caranya sel itu berfungsi. Ada gen-gen tertentu yang terlibat dalam mengendalikan caranya sel bertumbuh, caranya sel membelah, dan proses kematian sel terprogram (apoptosis).

  • Proto-onkogen adalah gen yang terlibat dalam pertumbuhan, pembelahan, dan kehidupan sebuah sel.
  • Gen supresor tumor adalah gen yang terlibat dalam pengendalian proses pembelahan sel atau dalam menentukan kapan waktunya sebuah sel mengalami kematian (apoptosis).

Penyakit kanker dapat timbul apabila mutasi DNA menyebabkan proto-onkogen menjadi terus aktif atau menyebabkan gen supresor tumor menjadi non-aktif. Akibatnya sel-sel bertumbuh di luar kendali. Biasanya harus terjadi mutasi pada banyak gen-gen yang berbeda sampai bisa menyebabkan kanker usus besar.

Mutasi Gen Warisan

Beberapa mutasi DNA bisa diwariskan dari orang tua, itulah sebabnya disebut mutasi “inherited” (mutasi warisan). Namun hanya ada sangat sedikit kasus kanker kolon yang disebabkan oleh mutasi gen yang diwariskan. Masih banyak yang tidak diketahui dari mutasi DNA ini dan efeknya pada pertumbuhan sel.

Selain dapat memicu kanker, mutasi gen warisan yang berkaitan dengan kanker kolon juga dapat menyebabkan kelainan atau sindrom tertentu. Contoh kelainan atau sindrom tersebut yaitu: familial adenomatous polyposis (FAP), attenuated FAP (AFAP), Gardner syndrome, Lynch syndrome (hereditary non-polyposis colon cancer atau HNPCC), Peutz-Jeghers syndrome, dan MYH-associated polyposis (MAP).

Mutasi Gen yang Acquired

Kebanyakan mutasi gen yang memicu kanker usus besar merupakan mutasi acquired. Artinya mutasi tidak diwariskan dari orang tua, melainkan terjadi selama masa hidup seseorang dan tidak diturunkan ke anaknya nanti. Mutasi DNA ini hanya berimbas pada sel-sel yang berasal dari sel asli yang bermutasi.

Para ilmuwan sudah mengenali sejumlah faktor tertentu yang diduga dapat memicu mutasi-mutasi acquired ini. Faktor tersebut disebut faktor risiko kanker usus besar. Beberapa diantaranya dapat dihindari atau dicegah, sedangkan yang lainnya tak terhindarkan.

Faktor-faktor risiko yang dapat dihindari/dicegah yaitu: berat badan berlebihan; kurang gerak; banyak mengonsumsi daging merah, daging olahan, dan daging yang dimasak dengan suhu sangat tinggi; merokok; serta konsumsi alkohol berlebihan.

ilustrasi kanker usus besar
Ilustrasi Kanker di Kolon (Credit: Fotolia)

Seperti Apa Gejala-Gejala Kanker Ini?

Pada tahap awal kemunculannya, umumnya tidak ada gejala-gejala kanker yang bisa terlihat. Tetapi seraya kanker berkembang di usus besar, kemungkinan akan timbul tanda-tanda yang tidak biasa seperti berikut ini:

  • Kelainan pada pola BAB, misalnya mengalami diare, sembelit, atau penipisan tinja (terlihat seperti pensil) yang terjadi lebih dari beberapa hari.
  • Bergantian antara diare dan sembelit, yang dicurigai akibat gumpalan tumor menyumbat di usus besar.
  • Bercak berwarna merah terang atau merah darah di tinja.
  • Merasa seperti BAB tidak bisa selesai sepenuhnya.
  • Rasa tidak nyaman dan kram di perut.
  • Gejala-gejala di seluruh tubuh seperti merasa lemas, lelah, berat badan turun, dan hilang selera makan.
  • Mual atau muntah.
  • Kulit atau putih mata menjadi kuning (jaundice).

Gejala-gejala di atas juga dapat disebabkan oleh penyakit atau masalah kesehatan selain kanker. Jadi jika misalnya Anda melihat adanya bercak seperti darah di tinja, jangan dulu panik, bisa jadi itu karena penyakit lain yang tidak separah kanker. Namun tetap saja Anda dianjurkan untuk periksa ke dokter begitu muncul keluhan-keluhan seperti di atas.

Bagaimana Cara Mendeteksi Dini Kanker Kolon?

Karena biasanya tidak ada tanda-tanda awal yang kentara dari penyakit ini, maka satu-satunya cara efektif untuk mendeteksi dini adalah melalui screening (skrining). Skrining adalah proses pemeriksaan kanker atau pra-kanker pada orang yang belum merasakan gejala apapun.

Sering kali pemeriksaan skrining mampu mendeteksi keberadaan kanker di kolon, pada saat itu masih kecil, belum menyebar, dan lebih mudah diatasi. Pemeriksaan skrining bahkan dapat mencegah kanker ini.

Misalnya dengan skrining Anda bisa mendeteksi adanya polip di usus besar yang punya potensi untuk menjadi kanker dalam 10 – 15 tahun ke depan. Saat ditemukan, dokter bisa dengan mudah menghilangkan polip tersebut sebelum dia punya kesempatan berkembang jadi kanker.

Skrining kanker usus besar umumnya menggunakan dua jenis pemeriksaan utama: tes tinja dan pemeriksaan visual (struktural). Tes tinja akan memeriksa tinja pasien untuk dilihat apakah ada tanda-tanda kankernya. Sedangkan pemeriksaan visual menggunakan alat (scope) untuk memeriksa struktur dari kolon dan dilihat apakah ada area-areanya yang abnormal.

Kesimpulan tentang Kanker Kolon

Kanker kolon, atau kanker usus besar, adalah salah satu jenis kanker yang bisa lebih mudah diatasi jika dideteksi sejak awal kemunculannya. Tapi karena biasanya tidak ada tanda-tanda awal kanker ini yang bisa terlihat, maka Anda perlu melakukan skrining kanker usus besar secara teratur.

Hal ini khususnya penting dilakukan apabila Anda memiliki orang tua atau saudara kandung yang juga menderita kanker ini. Sebab penyakit ini dapat dipicu oleh mutasi gen yang diwariskan dari orang tua. Namun sebagian besar kasus kanker ini tidak disebabkan oleh mutasi warisan, melainkan oleh mutasi yang terjadi semasa hidup seseorang.

Ada beberapa faktor yang diduga bisa memicu terjadinya mutasi gen itu, antara lain: berat badan berlebihan; kurang gerak; banyak mengonsumsi daging merah, daging olahan, dan daging yang dimasak dengan suhu sangat tinggi; merokok; serta konsumsi alkohol berlebihan.

Selain itu, ingatlah bahwa kanker ini pada awalnya muncul sebagai polip di bagian dalam dinding usus besar. Jadi jika sudah terdeteksi ada polip di usus besar, Anda dianjurkan untuk segera mengatasinya sebelum itu berkembang menjadi kanker.

Demikianlah artikel ini yang mengulas tentang kanker kolon. Semoga informasi ini membantu Anda untuk semakin memahami mengenai penyakit kanker di usus besar ini. Nantikan juga info-info penting seputar penyakit kanker dan info kesehatan lain hanya di Deherba.com.

Sumber

Kanker Kolon

American Cancer Society. What Is Colorectal Cancer?. Revised: 2018-02-21. URL: https://www.cancer.org/cancer/colon-rectal-cancer/about/what-is-colorectal-cancer.html. Accessed: 2019-03-13

American Cancer Society. What Causes Colorectal Cancer?. Revised: 2018-02-21. URL: https://www.cancer.org/cancer/colon-rectal-cancer/causes-risks-prevention/what-causes.html. Accessed: 2019-03-13

Myers, Donna. An Overview of Colon Cancer. Updated: 2019-02-09. URL: https://www.verywellhealth.com/colon-cancer-overview-797703. Accessed: 2019-03-13

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}