Madu Untuk Diabetes, Amankah?


By Cindy Wijaya

Beberapa kontroversi sering muncul terkait dengan konsumsi madu untuk diabetes. Beberapa orang menganggap madu sama berbahayanya dengan gula untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes. Sedangkan pendapat lain memandang madu memiliki sifat manis yang berbeda karakter sehingga lebih aman untuk penderita diabetes. Manakah yang benar dari kedua pendapat tersebut?

Pada dasarnya ketika seseorang terdiagnosa mengidap diabetes, maka otomatis tubuhnya tak lagi mampu mentoleransi asupan gula dalam jumlah besar. Insulin tidak lagi mampu mengatasi kelebihan gula yang Anda asup. Insulin berfungsi untuk menyalurkan gula dalam darah menuju sel sebagai sumber energi. Tetapi ketika gula resisten terhadap insulin atau insulin tidak lagi mampi diproduksi sesuai kebutuhan, maka otomatis gula tidak dapat terserap sel dan hanya mengendap dalam darah.

Merujuk dari fakta ini, artinya segala jenis gula baik itu berasal dari gula putih asli, gula jawa dan gula aren serta asupan manis lain memang perlu Anda kendalikan. Tidak hanya gula sebenarnya yang perlu menjadi perhatian oleh Anda. Karena makanan dengan kadar karbohidrat tinggi terutama dari jenis karbohidrat sederhana yang mudah untuk dicerna juga bisa disekresikan sebagai glukosa yang sama dalam tubuh.

Bahkan menurut laman Livestrong, sebenarnya masalah utama yang perlu menjadi kekhawatiran penderita diabetes justru terletak pada asupan karbohidrat ketimbang masalah asupan gula itu sendiri. Mereka yang hidup dengan diabetes kerap kali mengalami kenaikan kadar gula dalam darah justru karena mereka terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat ketimbang mereka memakan terlalu banyak asupan gula.

Dan karbohidrat rupanya tak melulu datang dari makanan pokok macam nasi atau roti tawar putih. Tidak pula hanya berasal dari ubi, kentang atau pisang. Tetapi juga bisa Anda temukan dalam jumlah terbatas pada madu, marple sirup, caramel dan lain sebagainya.

Jadi ketika seorang penderita diabetes tertarik mengkonsumsi madu, ada baiknya untuk memperhatikan dengan baik kadar karbohidrat dari madu yang akan mereka konsumsi. Beberapa produk madu terdaftar biasnaya sudah mencantumkan informasi kandungan isi, tetapi masalah muncul karena kebanyakan madu di Indonesia dijual sebagai produk rumahan tanpa informasi memadai soal kandungan.

Menurut data dari Mayoclinic selama Anda menjalankan diet untuk diabetes, setidaknya porsi aman asupan karbohidrat hanya pada kisaran 15 gram untuk satu kali makan. Sedang menurut American Diabetes Association, kadar toleransi tubuh terhadap asupan karbohidrat berkisar pada angka 45 – 60 gram perporsi makan.

Sedangkan menurut data dari USDA National Nutrient Database, dalam satu sendok makan madu murni rata-rata kandungan karbohidratnya mencapai 17,3 gram sedang untuk 1 sendok teh madu diperkirakan sekitar 5,8 gram. Kadar karbohidrat ini bisa berbeda-beda sesuai dengan jenis madu dan jenis bunga sumber madu berasal.

Satu catatan lain soal madu untuk diabetes adalah sifat manisnya yang berasal dari sukrosa. Sukrosa adalah bentuk gula yang terselubung oleh selulosa sehingga perlu lebih banyak energi untuk membentuknya menjadi sumber energi sel dan lebih ringan sehingga hanya membutuhkan lebih sedikit insulin untuk dinetralisir dan disalurkan menuju sel.

Artinya dari sisi resiko memang madu memiliki resiko lebih rendah menaikan kadar gula dalam darah ketimbang gula biasa. Kadar indeks glikemik dari madu dibawah gula biasa. Namun bagi mereka dengan kadar gula sedang tinggi, memang untuk aman menghindari madu sementara sampai kadar gula kembali dalam ambang aman.

Dengan kata lain, madu untuk diabetes sebenarnya relatif aman dibandingkan gula biasa. Namun tentu saja dalam porsi terbatas dan hanya bebas dikonsumsi ketika pasien dalam periode menjaga kadar gula normal dan bukan dalam periode penurunan kadar gula.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}