Ada cukup banyak perdebatan berkaitan dengan masalah penyakit anoreksia. Anda mungkin cukup familier dengan nama penyakit ini dan punya gambaran seperti apa sebenarnya penyakit anoreksia ini. Namun sayangnya tidak banyak orang betul-betul memahami apa itu penyakit anoreksia dan apa gejalanya.
Secara medis, penyakit satu ini berkaitan langsung dengan dua aspek kesehatan, yakni faktor kondisi pencernaan dan kondisi psikologis pasien. Kebanyakan pasien anoreksia berawal dari kebiasaan untuk menahan diri berlebihan dengan pola diet super ketat dan kebiasaan-kebiasaan buruk lain yang bertujuan menurunkan berat badan sekecil mungkin.
Ketidakpercayaan diri mendorong pasien menjadi demikian ketat dalam menjalankan diet hanya demi mencapai berat badan yang mereka idamkan. Sayangnya ketika seseorang mulai terserang sindrom ini, mereka kehilangan objektivitas dalam memahami standar ideal dan mulai terus menerus tidak puas dengan pencapaian berat badan mereka.
Pasien pada satu titik akan mencapai kondisi anoreksia, yakni ketika tubuh kehilangan seluruh selera makan mereka. Secara fisiologi mereka bahkan tidak bisa mengonsumsi makanan apapun dan perut akan cenderung menolak setiap makanan yang masuk.
Pasien anoreksia akan mengalami kondisi kekurangan gizi atau malnutrisi. Berawal dari berat badan yang terus turun hingga pada kondisi berat badan tidak proposional bahkan tidak normal. Demikian kerap kehilangan energi, kehilangan kesegaran pada kulit dan pancaran mata serta kerap merasa kehilangan konsentrasi hingga demikian mudah merasa lemas dan pening.
Pasien juga bisa menderita kondisi kerusakan fungsi ginjal dan hati bila kondisi ini diabaikan. Termasuk pula sejumlah keluhan pencernaan yang bisa membahayakan pasien. Ini karena tubuh tidak lagi memiliki bahan yang perlu diolah di dalam tubuh mereka. Pencernaan akan bekerja tanpa ada makanan yang perlu untuk dicerna.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGMeski beberapa keluhan anoreksi perlu untuk mendapatkan terapi menyeluruh termasuk berkaitan dengan terapi psikologi dan terapi pengobatan intensif untuk pemulihan kondisi pada strata normal, namun dalam skala yang lebih ringan, anoreksia ternyata juga bisa diatasi dengan beberapa langkah perawatan rumahan. Tentu saja dengan didampingi langkah psikologi profesional untuk mengembalikan pola pikir dan pandangan pasien mengenai pola diet sehat dan berat badan ideal.
Lalu apa saja terapi yang bisa Anda lakukan untuk perawatan rumahan bagi penderita penyakit anoreksia?
1. Apel
Bantu pasien untuk mengonsumsi apel dengan lebih rutin. Apel memiliki kadar kalori yang rendah namun cenderung mengenyangkan dan memberi banyak manfaat bagi pencernaan. Apel bekerja efektif menstimulasi pembentukan enzim pepsin yang penting untuk mengatasi keluhan pencernaan.
Komunikasikan pada pasien penyakit anoreksia bagaimana apel akan tetap membantu mereka menjaga berat badan ideal mereka. Faktanya dalam dunia diet, apel juga dikenal baik sebagai salah satu buah sehat dan kaya manfaat. Ini mendorong mereka tetap bersedia mengonsumsi apel dengan sukarela.
2. Jahe
Ternyata jahe akan bekerja menstimulasi terbentuknya rasa lapar. Terutama karena fungsinya sebagai pendorong metabolisme, sedang pada pasien anoreksia, metabolisme mereka menurun drastis akibat kurangnya sumber energi yang mereka asup.
Dorongan metabolisme inilah yang akan menjadi pemicu seseorang dengan kondisi kurang asupan untuk menjadi lebih lapar. Tubuh terdorong menstimulasi tubuh segera menyediakan sumber energi secepatnya.
3. Nanas
Menambahkan asupan nanas di pagi hari akan mendorong tubuh menjadi lebih aktif dalam membentuk energi. Sejatinya ini sangat baik untuk diet, namun ternyata, bila Anda berikan pada penderita anoreksia yang notabene tidak memiliki cukup sumber energi, nanas akan menstimulasi tubuh untuk merasa lapar lebih cepat.
4. Jus Lemon dan Jeruk
Beberapa kali Anda mungkin juga mendengar saran untuk menambahkan asupan jeruk atau lemon ke dalam menu pagi Anda untuk membantu meningkatkan pembakaran lemak. Fungsi ini bekerja efektif dan sudah diakui secara medis dalam sejumlah ulasan.
Namun menariknya, sebagaimana fungsi herbal lain ternyata ketika tubuh didorong meningkatkan metabolisme sementara tidak cukup sumber energi dalam tubuh, sebenarnya tubuh secara alami akan didorong untuk lapar demi bisa menyediakan kebutuhan.
Namun pada lemon dan jeruk, terdapat kemampuan untuk membersihkan usus dari kotoran yang mengendap pada dinding, membantu mengevakuasi pengendapan pada hati dan ginjal akibat kekurangan asupan makanan. Ini akan membantu mengembalikan sejumlah fungsi tubuh selama pasien mengalami keluhan penyakit anoreksia.
5. Bawang Putih
Bawang putih akan membantu tubuh dalam banyak hal, termasuk memperbaiki selera makan, mendorong perbaikan fungsi produksi enzim dan membantu memperbaiki fungsi hati. Terapi dengan 3 siung bawang sehari, termasuk mentah dan matang yang Anda campurkan sebagai bumbu sangat efektif membantu pasien penyakit anoreksia.
6. Mint
Kandungan mint dalam makanan terbukti memang mendorong selera makan. Jangan ragu untuk menambahkan mint dalam sejumlah makanan untuk efektif memberi stimulan pada indera perasa dan fungsi pendorong selera makan.
7. Kencur
Dalam kencur terdapat sejumlah bahan senyawa organik yang membantu meningkatkan selera makan dengan memberi stimulan terhadap fungsi endokrin tubuh yang menghasilkan hormon penyebab lapar.
Kencur juga baik untuk kesehatan hati dan usus sehingga mengatasi sejumlah kerusakan dan efek iritasi yang muncul akibat pencernaan lama dibiarkan kosong tanpa makanan yang mencukupi.
8. Temulawak
Salah satu penyeban pasien kehilangan selera makan dan terus menerus mengalami efek mual acapkali makan adalah karena pasien mengalami gangguan dengan pencernaan dan fungsi liver sehingga makanan seperti sesuatu yang menyakitkan untuk dimakan.
Dengan terapi air rebusan temulawak, pasien akan meredakan sejumlah inflamasi pada pencernaan, menstimulasi sejumlah produki enzim dalam usus dan liver serta membantu mengembalikan fungsi hati.
9. Noni Juice
Kandungan sejumlah senyawa fitonutrien dalam Noni terbukti efektif mencegah dan mengatasi inflamasi, membantu mendorong selera makan dengan sistem stimulan metabolisme dan membantu memperbaiki sejumlah kerusakan sel dengan menstimulasi regenerasi sel.
10. Madu
Dalam madu terkandung sejumlah aspek anti inflamasi yang baik untuk mengatasi keluhan iritasi dan peradangan pada dinding usus, lambung dan liver. Madu juga merupakan salah satu sumber energi yang baik untuk mengisi dengan segera energi ketika pasien merasa lemas. Juga mengandung vitamin B yang baik untuk menstimulasi metabolisme.
Penyebab anoreksia nervosa belum diketahui sehingga cara pencegahannya pun belum ada. Meski begitu, Anda bisa mengubah secara perlahan perilaku ini dengan menerapkan terapi diatas supaya dampak anoreksia bisa ditekan dari sedini mungkin.
Dengan terapi teratur menggunakan ejumlah asupan di atas, disertai terapi psikologis yang memadai dan profesional, pasien penyakit anoreksia sebenarnya masih sangat mungkin tertolong dan dapat kembali menjalankan pola hidup yang sehat dan aman.