Kejang: Penyakit Ayan atau Penyakit Epilepsi

DITULIS OLEH:
Fery Irawan 

Mei 3, 2018


Kejang merupakan gejala dari penyakit epilepsi, di Indonesia penyakit ini dikenal dengan penyakit ayan. Jika Anda mengidap penyakit ini, Anda sebaiknya tidak tinggal atau pergi sendirian. Anda membutuhkan teman atau pasangan yang selalu siap mendampingi Anda. Bagi Anda yang mendampingi penderita penyakit ini, sebaiknya Anda tidak panik dan selalu siap melakukan pertolongan pertama saat gejala terjadi. Lalu, segera hubungi petugas medis untuk memperoleh penanganan medis yang tepat.

Dalam artikel ini, Anda akan memperoleh beberapa informasi penting, seputar Fakta Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi). Mulai dari Jenis Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi), Gejala Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi), Penyebab Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi), Pemicu Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi), Pertolongan Pertama Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi), Pemeriksaan Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi), Pengobatan Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi) hingga Perawatan Rumahan Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi). Mari kita perhatikan informasi penting dalam artikel berikut ini!

Fakta Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi)

Epilepsi merupakan gangguan neurologis yang disebabkan oleh aktivitas sel saraf otak yang tidak normal. Setiap tahun, sekitar 150.000 orang Amerika didiagnosis dengan gangguan sistem saraf pusat yang menyebabkan kejang. Ini dapat terjadi dengan beragam gejala, mulai dari tatapan kosong yang terjadi sesaat hingga kehilangan kesadaran, bahkan kedutan yang tak terkendali. Beberapa kondisinya bisa lebih ringan daripada yang lain, namun sekalipun gejalanya ringan ini bisa berbahaya jika terjadi sewaktu berenang atau mengemudi.

Epilepsi dapat berhasil diobati, tetapi lebih dari 75 persen pasien yang tinggal di daerah berkembang tidak menerima pengobatan yang seharusnya dilakukan saat mengalaminya. Prognosis seseorang sepenuhnya tergantung pada jenis epilepsi yang mereka miliki dan kejang yang dialaminya. Lebih dari 60 persen orang akan merespon secara positif terhadap obat anti-epilepsi yang diresepkan.

Orang lain mungkin memerlukan bantuan tambahan untuk menemukan obat yang paling efektif. Hampir semua pasien mendapatkan bantuan dengan obat-obatan saat mengalami gejala epilepsi. Setelah bebas kejang selama sekitar dua hingga lima tahun, 50 persen pasien dapat berhenti menggunakan obat anti-epilepsi mereka. Tentu saja harus disertai dengan pemeriksaan tenaga medis. Source: Healthline – Facts and statistics about epilepsy.

Jenis Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi)

Kejang karena penyakit ini dapat dibagi menjadi dua tipe utama, yaitu: Kejang fokal (parsial) dan kejang umum. Kejang fokal dapat dibagi lagi menjadi dua jenis: ‘kejang fokal sederhana’ dan ‘kejang fokal dyscognitive’.

Kejang Fokal (Sebagian Otak)

  • Saat ‘kejang fokal sederhana’ terjadi, gangguan ini hanya mempengaruhi satu area otak. Kemampuan memori dan kognitif tetap tidak terganggu, tetapi ini dapat menyebabkan kelumpuhan sementara, perubahan visual, atau kesulitan untuk melakukan gerakan sederhana. Penderitanya dapat mengalami perubahan emosi, mengalami gangguan pendengaran, mengalami gangguan penciuman, atau mengalami gangguan pada indera perasa. Penderitanya dapat tersentak secara spontan pada bagian tubuh tertentu (seperti; kaki atau lengan) dan mengalami gejala sensorik spontan (seperti; pusing, kesemutan dan kedipan cahaya).
  • Saat ‘Kejang fokal dyscognitive’ terjadi, ini hanya mempengaruhi bagian tertentu dari otak. Gangguan ini dapat menyebabkan kebingungan mental, kehilangan ingatan, dan kehilangan kesadaran selama gejala berlangsung. Orang yang mengalami kejang fokal kompleks (sebutan lain dari kejang fokal dyscognitive) mungkin tampak tidak sadar atau linglung. Anda mungkin menatap kosong ke ‘langit-langit’ dan tidak merespons secara normal terhadap kondisi lingkungan Anda. Bahkan melakukan gerakan berulang, seperti; mengunyah, menggosok tangan, menelan atau berjalan berputar-putar.

Kejang Umum (Seluruh Otak)

  • ‘Kejang absen’ juga dikenal sebagai ‘kejang petit mal’ yang dialami anak-anak. Gejala ditandai dengan tatapan kosong ke ‘langit-langit’ atau melakukan gerakan halus (seperti; mata berkedip atau lip smacking), serta menyebabkan kehilangan kesadaran yang singkat.
  • ‘Kejang tonik’ menyebabkan kekakuan pada otot-otot punggung, lengan dan kaki – Sehingga dapat menyebabkan Anda jatuh.
  • ‘Kejang atonik’ juga dikenal sebagai drop seizures yang dapat menyebabkan hilangnya kontrol otot – Sehingga dapat menyebabkan Anda terjatuh secara tiba-tiba.
  • ‘Kejang klonik’ berhubungan dengan pergerakan otot yang terjadi secara berulang atau berirama pada area leher, wajah dan lengan.
  • ‘Kejang mioklonik’ biasanya muncul sebagai sentakan singkat dadakan di lengan dan kaki Anda.
  • ‘Kejang tonik-klonik’ juga dikenal sebagai ‘kejang grand mal’ yang dapat menyebabkan kehilangan kesadaran yang mendadak, kekakuan tubuh dan gemetar. Hingga menggigit lidah.

Penderita epilepsi dapat mengalami lebih dari satu tipe kejang. Mengingat ini hanyalah gejala dari penyakit tertentu. Oleh karena itu, penting bagi ahli saraf Anda untuk mendiagnosis tipe epilepsi Anda, bukan hanya jenis gejala yang Anda alami. Source: Mayo Clinic – Focal Seizures and Generalized Seizures.

Gejala Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi)

Gejalanya bervariasi dan tergantung pada di mana otak mengalami gangguan pertama dan seberapa jauh penyebarannya. Gejala sementara dapat terjadi, seperti; kehilangan kesadaran atau ingatan, dan gangguan gerakan, gangguan fungsi indera (termasuk penglihatan, pendengaran dan rasa), suasana hati, atau fungsi kognitif lainnya. Orang yang mengalami ini berisiko mengalami patah tulang dan memar, karena cedera yang terkait dengan kejang. Serta tingkat kondisi psikologis yang lebih tinggi, termasuk kecemasan dan depresi.

Epilepsi merupakan gangguan kronis pada otak yang ditandai dengan kejang berulang, sebagai episode singkat gerakan tak sadar yang mungkin memengaruhi seluruh tubuh (umum) atau sebagian tubuh (parsial). Terkadang disertai dengan hilangnya kesadaran serta kontrol fungsi kandung kemih maupun usus.

Sumber Gambar – epilepsyga.org

Episode kejang merupakan hasil dari pelepasan impuls listrik pada sekelompok sel otak yang terjadi secara berlebihan. Bagian otak yang berbeda dapat menjadi tempat pelepasan tersebut. Hal ini dapat beragam mulai dari penyimpangan perhatian yang singkat maupun adanya sentakan otot, hingga kejang yang berlangsung parah dan berkepanjangan. Gejalanya juga dapat beragam dalam frekuensi tertentu, mulai dari 1 kali per tahun hingga beberapa kali per hari.

Ketakutan, kesalahpahaman, diskriminasi dan stigma sosial telah mengepung penderita epilepsi selama berabad-abad. Stigma ini berlanjut di banyak negara dan dapat berdampak pada kualitas hidup bagi orang-orang yang mengidapnya bahkan keluarga mereka. Undang-undang berdasarkan standar hak asasi manusia yang diterima secara internasional dapat mencegah terjadinya diskriminasi dan pelanggaran hak, meningkatkan akses ke layanan perawatan kesehatan, serta meningkatkan kualitas hidup orang dengan epilepsi. Source: World Health Organization – Signs and Symptoms of Epilepsy

Penyebab Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi)

Apa pun yang mengganggu koneksi normal antara sel-sel saraf di otak dapat menyebabkan kejang. Ini termasuk demam tinggi, gula darah rendah atau gula darah tinggi. Seseorang mungkin mengalami satu atau banyak episode jenis kejang. Namun, ketika seseorang memiliki dua atau lebih episode kejang, dia dianggap mengidap penyakit epilepsi. Sementara penyebab pastinya mungkin tidak diketahui, namun umumnya disebabkan oleh hal-hal berikut:

  • Penyebab Kejang Pada bayi – Trauma kelahiran, Masalah kongenital (terjadi saat lahir), Demam atau infeksi, Ketidakseimbangan metabolik atau kimia dalam tubuh.
  • Penyebab Kejang Pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa – Konsumsi Alkohol atau obat-obatan, Trauma kepala, Infeksi, Kondisi bawaan, Faktor genetik, Penyakit otak progresif, Penyakit Alzheimer, Tumor, Pukulan atau Alasan yang tidak diketahui.
  • Penyebab kejang lainnya – Tumor otak, Masalah neurologis, Penarikan obat lebih dikenal dengan istilah ‘sakau’, Pengaruh Obat-obatan atau Penggunaan obat yang melanggar hukum.

Ada banyak kemungkinan penyebab penyakit epilepsi, termasuk ketidakseimbangan zat kimia penunjuk saraf yang disebut neurotransmiter, tumor, stroke dan kerusakan otak – akibat penyakit atau cedera, atau beberapa kombinasi dari ini. Pemeriksaan medis akan membantu penderitanya untuk memperoleh bantuan dan menemukan penyebabnya. Source: John Hopkins Medicine – Epilepsy and Seizures.

Pemicu Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi)

Tidak banyak yang diketahui sehubungan dengan faktor pemicunya pada penderita penyakit epilepsi. Penelitian yang dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari 405 pasien pada saat menghadiri kegiatan yang dilakukan oleh Epilepsy ClinicAll India Institute of Medical Sciences (AIIMS).

Hasilnya, 89% peserta melaporkan setidaknya mengalami satu episode kejang. Pemicu yang paling umum dilaporkan oleh pasien ialah: terlambat minum obat (40,9%), stres emosional (31,3%), kurang tidur (19,7%), kelelahan (15,3%), terlambat makan (9,1%), demam (6,4%) dan merokok (6,4%). Hubungan yang signifikan terlihat di antara beberapa kasus yang dilaporkan secara umum (yaitu; tidak minum obat, kurang tidur, stres emosional dan kelelahan). Source: The National Center for Biotechnology Information – Perceived Trigger Factors of Seizures in Persons with Epilepsy.

Pertolongan Pertama Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi)

Respons pertama saat seseorang mengalami kejang ialah memberikan perawatan dan kenyamanan, serta menjaga orang tersebut agar tetap aman. Informasi di sini berkaitan dengan semua jenis kejang. Mari kita perhatikan beberapa langkah guna membantu atasinya!

Tetap Bersama Penderita Sampai Kejang Terhenti

Hal ini bisa jadi sulit untuk diprediksi dan tak mudah untuk mengetahui berapa lama gejala ini akan berlangsung. Beberapa orang mungkin mulai dengan gejala ringan, tetapi menyebabkan hilangnya kesadaran atau pingsan. Sedangkan kondisi lainnya dapat berlangsung singkat dan berakhir dalam hitungan detik. Cedera dapat terjadi selama atau setelah ini berlangsung, itulah alasannya mengapa penderitanya membutuhkan bantuan dari orang lain.

Perhatikan Waktu Terjadinya Kejang

Perlu Anda ketahui, bahwa kejang hendaknya diperhatikan dengan saksama. Sebagai contoh seberapa sering penderita mengalaminya dan berapa lama ini berlangsung. Jika kali berikutnya ia mengalami gejala yang diluar dari keadaan normal, segera minta bantuan tenaga medis. Pada umumnya seseorang pulih dari kejang selama 5 menit, jika ini berlangsung lebih lama segera minta bantuan medis sesegera mungkin.

Tetap Tenang

Tahukah Anda jika Anda tidak panik dan tetap tenang menghadapi keadaan ini, tentu ini akan membantu orang disekitar Anda untuk tetap tenang. Bicaralah dengan lembut dan tenang untuk menenangkan keadaan yang tegang tersebut.

Cegah Cedera Lanjutan

Cedera dapat terjadi saat penderita mengalami kejang, sebisa mungkin hindari mereka dari keadaan yang dapat membahayakannya.

Buat Penderitanya Merasa Nyaman

Sebisa mungkin buatlah mereka merasa nyaman dengan membantunya duduk atau bantu agar kepala penderita tidak terbentur lantai.

Jauhkan dari Keramaian

Saat penderita sudah sadarkan diri, cobalah untuk memberikan ruang baginya. Jauhkan mereka dari keramaian atau sebisa mungkin mintalah agar tidak ada orang yang bergerombol di dekat penderita. Namun, mintalah bantuan satu atau dua orang untuk mendampingi Anda.

Jangan Paksa Penderita Kejang

Saat mereka mengalaminya, jangan paksa mereka atau menahan gerakan secara paksa, hal ini dapat membuat mereka menjadi bingung, gelisah dan berlaku agresif. Pastikan keadaan mereka aman dan bantu mereka mengontrol diri mereka sendiri.

Jangan Masukan Sesuatu Ke Dalam Mulut Penderita Kejang

Anda mungkin berniat membantu agar penderita tidak menggigit lidah. Namun, memasukan sesuatu hanya akan merusak gigi mereka atau membuat mereka tersedak. Karena saat itu berlangsung, otot wajah dan rahang akan mengencang.

Pastikan Aliran Pernapasan Lancar

Bila penderita dalam keadaan berbaring, pastikan agar mereka berbaring bukan dalam keadaan terlentang. Miringkan badan dan kepala penderita agar pernapasan tidak terhalang air liur.

Jangan Berikan Air, Pil atau Makanan

Hindari melakukan hal tersebut saat penderitanya tidak dalam keadaan sadar secara total. Hal ini dapat menyebabkan tersedak, jika mereka tersedak cobalah untuk memiringkannya dan segera minta bantuan medis.

Panggil Bantuan Medis

Hal ini dilakukan saat kejang berlangsung lebih dari 5 menit, kejang lanjutan terjadi setelah atau selama kejang awal berlangsung. Penderita mengalami kesulitan untuk bernapas atau tersedak. Penderita mengalaminya di dalam air, terjadi cedera, terutama saat mereka meminta bantuan medis.

Bagi kebanyakan orang, mengalami kejang adalah hal yang menakutkan. Cobalah untuk berikan bantuan yang diperlukan bagi penderita. Dukung penderitanya hingga ia benar-benar sadar dan dapat beraktivitas. Cobalah untuk menemani mereka selama beberapa saat, hingga ada yang menemani mereka. Yakinkan penderitanya bahwa kondisi mereka aman dan pastikan bahwa keadaan mereka memang aman. Source: Epilepsy Foundation – Seizure First Aid and Safety

Pemeriksaan Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi)

Penting bagi siapa saja yang mengidap kejang untuk melakukan pemeriksaan medis oleh dokter yang mengkhususkan diri dalam pengobatan epilepsi, juga dikenal sebagai epileptologist. Dokter-dokter ini dilatih dalam penggunaan pencitraan dan penelitian lain untuk mendiagnosis penyebab epilepsi. Pemeriksaan tetap diperlukan sekalipun Anda mengonsumsi obat-obatan untuk mengurangi risiko serangan gejalanya.

Tes untuk epilepsi disebut electroencephalogram otak yang akan menunjukkan aktivitas listrik di dalam otak. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan area otak yang berperilaku tidak normal pada pasien epilepsi. Karena aktivitas listrik di otak mungkin tampak normal antara serangan epilepsi, maka dokter Anda dapat meminta video penelitian electroencephalogram (EEG) yang dilakukan selama kunjungan rawat inap dari Unit Pemantauan Epilepsi di Presbyterian UPMC – Khususnya jika Anda melakukan pemeriksaan penyakit epilepsi di Pittsburgh, PA (United States). Source: UPMC – Comprehensive Epilepsy Center.

Pengobatan Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi)

Setelah didiagnosis mengidap epilepsi, Anda memiliki beragam pilihan untuk mendapatkan perawatan. Misalnya; Konsumsi Obat-obatan, diet khusus, implan yang bekerja pada saraf Anda dan operasi – semua ini bisa membantu Anda merasa lebih baik.

Obat epilepsi, kadang-kadang disebut obat anti kejang atau antikonvulsan yang bekerja dengan cara mengubah kinerja sel otak dan mengirim pesan kepada masing-masing sel. Perlu diingat bahwa pengobatan bagi tiap orang tidaklah sama. Anda mungkin cocok dengan obat yang diresepkan, namun belum tentu cocok bagi penderita lainnya. Tanyakan kepada dokter Anda tentang obat lain yang Anda konsumsi, bahkan jika Anda membelinya tanpa resep. Obat ini dapat berinteraksi dengan obat lain dan membuatnya tidak berfungsi secara optimal.

Sumber Gambar – epilepsyga.org

Operasi, ada dua jenis utama tindakan pembedahan. Pertama, operasi resektif (resective surgery) yang dilakukan oleh dokter bedah untuk mengangkat bagian otak yang menyebabkan kejang. Operasi ini paling sering dilakukan ketika bagian otak yang menyebabkan kejang sangat kecil, memiliki batas yang sangat baik, dan tidak mengontrol fungsi pengucapan, gerakan, penglihatan, atau pendengaran Anda. Kedua, operasi pemutusan (disconnective surgery) yang dilakukan ahli bedah untuk memotong jalur di antara saraf otak yang terlibat dengan kondisi kejang.

Tahukah Anda bahwa di beberapa negara gejala kejang dapat dibantu dengan penggunaan tanaman ganja jenis tertentu? Tanaman ini dipercaya memiliki ratusan bahan kimia, yang dikenal sebagai cannabinoids. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa cannabidiol (CBD) dapat membantu untuk beberapa masalah kesehatan, tetapi itu tidak menyebabkan Anda mengalami sensasi ‘high’. Di Indonesia penggunaan obat-obatan jenis ini bisa jadi tidak dianjurkan dan butuh pengawasan ketat dari lembaga kesehatan. Source: WebMd – Medical Marijuana.

Perawatan Rumahan Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi)

Perawatan rumahan mencakup mengurangi risiko pemicu terjadinya kejang. Cobalah mencari cara untuk menghilangkan stres dan pastikan untuk mendapatkan tidur yang cukup (tujuh hingga sembilan jam per malam untuk kebanyakan orang dewasa). Hentikan penggunaan alkohol atau obat-obatan yang tidak berkaitan dengan kondisi medis yang Anda jalani. Selalu minum obat sesuai petunjuk, jika tidak Anda berisiko mengalami kejang.

Beristirahatlah dan hindari terlalu banyak paparan lampu, suara keras, televisi, alat elektronik dan komputer. Berusahalah untuk menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan “bermain” untuk mengurangi ketegangan mental dan kelelahan. Source: Draxe – Natural Ways to Manage Epilepsy.

Demikianlah info seputar Fakta Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi). Mulai dari Jenis Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi), Gejala Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi), Penyebab Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi), Pemicu Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi), Pertolongan Pertama Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi), Pemeriksaan Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi), Pengobatan Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi) hingga Perawatan Rumahan Penyakit Ayan (Penyakit Epilepsi). Nantikan info kesehatan lainnya – hanya di Deherba.com

Sumber
Balamurugan E, Aggarwal M, Lamba A, Dang N, Tripathi M. Perceived trigger factors of seizures in persons with epilepsy. 2013-06-24. URL: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23806632. Diakses 2018-09-04. (Archived by WebCite®)

HopkinsMedicine. Epilepsy and Seizures. URL: https://www.hopkinsmedicine.org/healthlibrary/conditions/nervous_system_disorders/epilepsy_and_seizures_85,P00779. Diakses 2018-09-04. (Archived by WebCite®)

Kimberly Holland & Debra Sullivan. Epilepsy: Facts, Statistics, and You. 2018-07-23. URL: https://www.healthline.com/health/epilepsy/facts-statistics-infographic. Diakses 2018-09-04. (Archived by WebCite®)

P.A. Dekker, M.D. Epilepsy – A manual for Medical and Clinical Officers In Africa. 2002. 1-133. Diakses 2018-09-04. (Archived by WebCite®)

Steven C.S, Patricia O.S, Joseph I.S. Seizure First Aid. 2014-03-19. URL: https://www.epilepsy.com/learn/seizure-first-aid-and-safety/adapting-first-aid-plans/seizure-first-aid. Diakses 2018-09-04. (Archived by WebCite®)

WHO – World Health Organization. Epilepsy. 2018-02-08. URL: http://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/epilepsy. Diakses 2018-09-04. (Archived by WebCite®)

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}