Waspada Hipotiroid, Penyakit yang Bisa Bikin Anda Selalu Lelah


By Cindy Wijaya

Tiroid memiliki peran sangat besar bagi tubuh seseorang. Tiroid bekerja pada banyak fungsi tubuh Anda, termasuk dalam fungsi metabolisme dan sistem pertahanan tubuh. Lebih dari itu, tiroid juga bekerja pada fungsi mood Anda, sejumlah kinerja otak, pertumbuhan hingga reproduksi.

Bisa Anda bayangkan seandainya terjadi gangguan pada tiroid? Akan muncul masalah kompleks pada seluruh fungsi dalam tubuh Anda. Ini jelas bukan  sesuatu yang bisa Anda pandang remeh.

Yang perlu Anda garis bawahi, masalah terkait dengan tiroid kerap kali mengganggu keseimbangan seluruh fungsi tubuh Anda. Dan karenanya, kadang sulit bahkan bagi pihak medis untuk menarik keseimpulan bahwa tiroid Anda bermasalah. Karena, gejala yang muncul kemudian akan mirip bahkan serupa dengan banyak keluhan penyakit lainnya.

Demikian halnya ketika fungsi tiroid Anda menurun. Secara medis ini disebut dengan penyakit hipotiroid. Kondisi ini secara masif akan menurunkan sejumlah fungsi dalam tubuh Anda bahkan kadang tanpa sempat Anda sadari.

Apa sebenarnya penyakit hipotiroid dan bagaimana mengenali gejalanya dengan lebih baik? Apa bahaya dari penyakit ini bila diabaikan? Kita akan mencoba mengupas mengenai hipotiroid ini dengan lebih mendalam terutama terkait gejala penyakit ini yang kerap kali samar dan sulit dikenali.

Apa Itu Tiroid?

Tiroid adalah sebuah kelenjar kecil yang berada di batang leher kita. Posisinya tepat di kanan dan kiri trakea, dengan bentuk menyerupai kupu-kupu yang merentangkan sayapnya. Kelenjar ini memang berukuran kecil, tetapi memproduksi hormon yang memiliki peran besar dalam tubuh manusia.

Sebagaimana dijelaskan dalam endocrineweb, kelenjar ini bekerja sebagai salah satu motor dari sistem endokrin atau sistem kerja hormonal. Dengan memanfaatkan asupan yodium yang Anda konsumsi dari makanan, tiroid akan memproduksi 2 jenis hormon penting dalam tubuh manusia, Triiodothyronine (T3) dan Thyroxine (T4).

T3 dan T4 memiliki peran untuk mengatur laju kerja setiap sel dalam tubuh Anda. Mengatur kecepatan metabolisme setiap sel, proses pembentukan energi dan laju kerja jantung, termasuk tentu saja sirkulasi darah dan kecepatan kerja setiap sistem dalam tubuh.

Semakin tinggi kadar T3 dan T4 dalam tubuh, semakin cepat laju kerja sistem dalam tubuh Anda dan demikian pula sebaliknya.  Tubuh akan menurunkan kecepatan kerjanya ketika kadar T3 dan T4 menurun.

Ada kaitan erat antara kinerja tiroid dengan kinerja kelenjar utama yang menjadi motor dari seluruh fungsi endokrin, yakni pituitari dan hipotalamus. Kedua organ ini yang mengatur kapan kelenjar tiroid akan memproduksi T3 dan T4 dalam kadar optimal dan kapan produksi perlu diturunkan.

Di sini pituitari akan memproduksi hyroid stimulating hormone (TSH)  yang meregulasi kadar tiroid yang dihasilkan. Sedang hipotalamus akan memberi sinyal kapan tubuh membutuhkan suplai hormon tiroid.

Dalam kondisi tertentu, tingginya kadar hormon tiroid akan memicu naiknya produksi hormon tertentu dalam tubuh dan demikian pula sebaliknya. Sehingga gangguan pada kelenjar tiroid akan berakibat gangguan pada keseimbangan hormonal pada tubuh secara general.

Apa Itu Hipotiroid?

Sebagaimana dijelaskan pada saat level produksi T3 dan T4 tidak mencukupi kebutuhan, disaat itulah tubuh akan mengalami sejumlah penurunan fungsi. Dan bila ini terjadi terus menerus, maka artinya tubuh sudah mengalami masalah hipotiroid.

Dalam ulasan MedicineNet.com, dijelaskan dengan menurunnya level T3 dan T4 yang diproduksi oleh kelenjar tiroid, maka sejumlah kinerja tubuh akan menurun. Bukan hanya fungsi tubuh, karena rupanya hormon tiroid juga bersinergi dengan sejumlah kelenjar lain dalam tubuh. Sehingga ketika terjadi hipotiroid, maka sejumlah fungsi hormonal dalam tubuh juga bisa mengalami gangguan.

Menurut sumber endocrineweb, seseorang bisa mengalami masalah hipotiroid karena beberapa kondisi. Kebanyakan berkaitan dengan masalah peradangan pada kelenjar tiroid, yang kemudian menyebabkan sejumlah sel dalam kelenjar mengalami kerusakan dan disfungsi.  Radang tiroid sendiri bisa terjadi akibat efek infeksi atau efek dari masalah autoimun (hashimoto tiroiditis).

Selain itu, hipotiroid juga bisa terjadi karena efek kerusakan kelenjar pasca sejumlah tindakan medis seperti pengangkatan jaringan, efek penyinaran dan sejumlah tindakan sejenis.

Beberapa kasus hipotiroid juga bisa berkaitan dengan kerusakan pada sistem pituitari dan hipotalamus yang menjadi sistem kendali kinerja tiroid. Ada pula kaitan antara kerusakan hormon tiroid akibat efek toksin yang berlebihan yang datang dari udara ataupun makanan.

Tetapi di kawasan negara berkembang, kasus terbanyak yang menjadi penyebab hipotiroid adalah kurangnya asupan yodium. Mereka mengonsumsi garam, tetapi bukan jenis garam yang kaya akan yodium.

Bagaimana Penanganan Hipotiroid?

Menurut MedicineNet.com penanganan masalah hipotiroid secara medis akan memakan tempo yang relatif lama. Terapi yang harus dijalankan pasien akan cukup panjang. Dan elemen yang paling penting adalah dengan memberikan pasien obat T4 sintetis.

Di dalam tubuh, T4 sendiri akan mengubah dirinya menjadi T3 dan karenanya keduanya akan bekerja dalam fungsi yang sama. Dan dengan sejumlah alasan medis, terapi dengan T4 sintetis dirasa lebih aman dan stabil bagi pasien hipotiroid.

Selain dengan pemberian T4 sintetis, pasien juga akan menjalani terapi terkait penyebab fungsi tiroid menurun. Bisa dengan menambahkan asupan yodium dalam tubuh mereka atau dengan melakukan perawatan insentif terkait dengan peradangan yang terjadi pada kelenjar tiroid.

Selama masa terapi berjalan Anda disarankan untuk mengurangi seminimal mungkin masuknya toksin ke dalam tubuh. Toksin akan sangat mempengaruhi penyembuhan kasus tiroid.

Selain itu, upayakan untuk mengasup sejumlah makanan dan suplemen yang mengandung selenium, magnesium, yodium, vitamin C, vitamin D, vitamin A, vitamin B dan asam lemak omega 3. Ini akan memberi Anda cukup suplai nutrisi untuk membantu proses penyembuhan kelenjar tiroid.

Apa Bahaya dari Hipotiroid?

Dalam gambaran endocrineweb, masalah hipotiroid berkelamaan akan memicu disfungsi yang lebih berat dari kelenjar tiroid. Karena tubuh harus mendapatkan  suplai hormon tiroid yang mencukupi, pituitari akan memproduksi hyroid stimulating hormone (TSH) lebih banyak.

Dorongan ini menyebabkan kerusakan tiroid yang lebih serius dan pembengkakan pada kelenjar tiroid. Sedang konsentrasi tinggi oleh pituitari menyebabkan sejumlah kinerja kelenjar lain dalam tubuh terganggu. Sebagaimana dipahami bahwa pituitari adalah kelenjar pusat yang menjadi pusat kendali kelenjar-kelenjar endokrin lain dalam tubuh.

Beberapa pasien hipotiroid juga menunjukan progress negatif untuk mengalami masalah kegagalan pertumbuhan, keguguran, impotensi, diabetes, hipertensi, jantung, depresi serius, sejumlah gangguan kognitif, bahkan koma.

Dalam level semacam ini akan sangat sulit bagi pasien untuk hidup dengan normal. Karena gangguan tiroid yang dialaminya sudah mengganggu seluruh fungsi tubuhnya secara general. Bahkan terapi normal yang lazim diberikan pada pasien hipotiroid tak akan cukup untuk mengatasi masalah.

Mencegah dan mengenali sedini mungkin adalah kunci keberhasilan dalam terapi untuk hipotiroid. Semakin awal Anda mendeteksi penyakit ini semakin efektif pengobatan dapat dilakukan.

Hanya saja, gejala dari penyakit hipotiroid kerap kali sulit diidentifikasi. Kebanyakan gejala muncul menyerupai gejala penyakit lain. Apa saja sebenarnya gejala hipotirioid itu? Nantikan informasi lengkapnya di artikel selanjutnya.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}