Kenali Fungsi Sumsum Tulang dan Perannya Terhadap Sel Darah


By Nurul Kuntarti

Sedikit dari kita yang benar-benar memahami apa sebenarnya sumsum tulang dan bagaimana perannya dalam tubuh. Padahal fungsi dari bagian tengah tulang ini sangat besar untuk tetap mempertahankan fungsi tubuh.

Apa sebenarnya peran dan fungsi sumsum tulang? Apa kaitannya dengan sel darah merah? Bagaimana peran sumsum tulang ini bekerja untuk fungsi tubuh manusia? Dan apa saja gangguan yang dapat mengancam kesehatan dari fungsi sumsum tulang?

Apa Sebenarnya Sumsum Tulang?

Sumsum tulang adalah bagian dalam dari rongga tengah tulang yang berbentuk seperti jaringan halus berongga. Tekstur dari sumsum tulang sedikit menyerupai spons yang lunak dan sedikit lekat.  Dalam kondisi normal, jumlah sumsum tulang di seluruh tubuh mencapai kisaran 4% dari seluruh berat tubuh.

Sumsum tulang sebenarnya terdiri dari jaringan vaskular dengan keberadaan pembuluh darah tipis kapiler di dalamnya. Selain itu, sumsum juga didominiasi oleh komponen stem cells atau juga disebut dengan istilah sel punca. Sel punca akan menjadi elemen penting untuk menjalankan fungsi sumsum tulang.

Sel punca sendiri merupakan induk dari berbagai macam sel pada tubuh. Sel ini yang nantinya menjadi tunas dari seluruh sel dalam tubuh.

Apa Fungsi Sumsum Tulang?

Sumsum tulang punya fungsi yang penting bagi tubuh, yaitu berperan dalam produksi sel-sel punca sumsum tulang dan sel-sel darah. Proses produksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit (keping darah) oleh sumsum tulang disebut sebagai hematopoiesis.

Ada dua jenis utama sumsum tulang, yaitu sumsum tulang merah dan sumsum tulang kuning, yang masing-masing memiliki fungsi dan perannya sendiri.

Fungsi Sumsum Tulang Merah

Fungsi sumsum tulang merah berkaitan dengan hematopoiesis, yaitu produksi sel darah. Sumsum tulang merah memiliki sel-sel punca hematopoietik, dan sel-sel itulah yang memproduksi berbagai sel darah yang berbeda:

Sel darah merah: Ini adalah sel-sel yang berfungsi untuk membawa darah yang kaya oksigen ke sel-sel tubuh. Sel darah merah yang sudah tua juga dapat dipecah di sumsum tulang merah, tetapi hal ini kebanyakan terjadi di organ hati dan limpa.

Trombosit (keping darah): Trombosit membantu proses pembekuan darah Anda. Fungsi ini berguna untuk mencegah perdarahan yang tidak terkontrol.

Sel darah putih: Ada beberapa jenis sel darah putih, yang semuanya bekerja untuk membantu tubuh Anda dalam mengatasi infeksi.

Sel-sel darah yang baru diproduksi akan memasuki peredaran darah Anda melalui pembuluh yang bernama sinusoid.

Seiring dengan bertambahnya usia, sumsum tulang merah Anda akan secara bertahap digantikan dengan sumsum tulang kuning. Dan mencapai masa dewasa, sumsum tulang merah hanya ada pada sedikit tulang, antara lain: tengkorak, tulang belakang, tulang dada, tulang iga, tulang lengan atas (ujung humerus), tulang paha (ujung femur), dan tulang kering (ujung tibia).

Fungsi Sumsum Tulang Kuning

Fungsi sumsum tulang kuning berkaitan dengan penyimpanan lemak. Lemak di dalam sumsum tulang kuning disimpan dalam sel-sel yang bernama adiposit. Lemak ini dapat digunakan sebagai sumber energi sesuai dengan kebutuhan.

Sumsum tulang kuning juga mengandung se-sel punca mesenkimal, yakni sel-sel yang dapat berkembang menjadi tulang, lemak, tulang rawan, dan otot.

Ingatlah bahwa seiring waktu sumsum tulang kuning mulai menggantikan sumsum tulang merah. Jadi pada akhirnya sebagian besar tulang dalam tubuh orang dewasa akan mengandung sumsum tulang kuning.

Formula dan Fungsi Sel Darah

Fungsi sumsum tulang yang paling utama adalah untuk membentuk dan menjaga keberlangsungan perbaruan sel darah. Sumsum tulang akan membentuk ulang sel-sel darah yang sudah rusak dan dinyatakan usang.

Ketika sel-sel darah sudah matang, sel  darah akan dikirim memasuki pembuluh darah untuk masuk ke seluruh tubuh. setelah masa pakai hingga maksimal sekitar 100 – 120 hari sel darah akan usang dan dihancurkan oleh mekanisme dalam hati. Untuk kemudian secara alami akan dibuat kembali oleh sumsum.

Fungsi sumsum tulang ini akan dimotori oleh peran peran sel punca hematopietik. Sel ini akan bekerja dengan membentuk lagi dua bagian sel punca yakni sel punca myeloid dan sel punca limfoid. Sel myeloid akan menjadi cikal bakal dari 3 jenis sel  darah yakni:

Sel Darah Merah

Sel darah merah juga dikenal secara ilmiah dengan sebutan eritrosit. Dibutuhkan sekitar 7 hari bagi sel punca untuk cukup matang menjadi sel darah merah dan siap diedarkan ke seluruh tubuh. Memasuki usia sekitar 100 -120 hari sel darah putih akan usang dan akan dihancurkan oleh mekanisme sel darah putih dan liver.

Zat besi sebagian akan kembali ke sumsum  untuk membentuk ulang sel darah merah baru. Idealnya, setidaknya sekitar 1% dari seluruh darah merah dalam tubuh akan diperbaru setiap harinya.

Sel darah merah ini mengandung komponen hemoglobin, sejenis protein yang dibentuk dari proses ikatan zat besi dan sejumlah protein lain. Hemoglobin bekerja mengikat oksigen dalam paru-paru untuk dihantarkan ke seluruh tubuh. Ini sebabnya kekurangan sel darah merah akan sangat fatal karena menyebabkan tubuh kekurangan suplai oksigen.

Sel Trombosit

Selain membentuk komponen sel darah merah, fungsi sumsum tulang lain adalah menghasilkan trombosit. Ini adalah keping darah yang bekerja pada fungsi pembekuan darah dan menghentikan perdarahan.

Luka terbuka atau perdarahan dalam akan mendorong pelepasan trombosit menuju titik dimana perdarahan terbentuk. Trombosit akan menyatu satu sama lain dan membantu membentuk jaringan membran lunak tipis bernama fibrin. Fibrin ini yang melapisi luka sehingga perdarahan segera dapat berhenti.

Kekurangan trombosit sendiri dapat berbahaya bagi tubuh, karena tanpa cukup trombosit lapisan fibrin sulit terbentuk sempurna dan luka akan sulit untuk kering. Biasanya mereka dengan masalah trombosit rendah juga mudah untuk mengalami luka, lebam dan perdarahan.

Sel Plasma Darah

Plasma darah adalah bagian terbesar dari komposisi darah, mencapai sekitar 55% dari seluruh darah. Ketika diisolasi, cairan plasma darah akan muncul sebagai cairan bening kekuningan yang sedikit kental.

Sementara sel darah merah berfungsi menghantarkan oksigen, maka sebenarnya plasma darah inilah yang bertugas menjadi perantara nutrisi memasuki setiap sel tubuh. Tidak hanya nutrisi, sel plasma juga mengangkat garam, glukosa, asam amino, lemak, kolesterol, enzim hingga hormon pada saluran pembuluh darah. Di sisi lain plasma darah juga akan mengangkat kotoran dan residu metabolisme yang tersisa dalam tubuh.

Tetapi sebenarnya fungsi dari plasma darah adalah mengikat setiap komponen sel darah dan menjadikannya sebagai cairan yang solid. Juga membawa komponen fibrinogen untuk proses pembekuan darah. Selain juga membawa komponen immunoglobulin  sebagai sistem deteksi mikroba dan sel abnormal semacam tumor.

Credit Photo: Kateryna Kon – Shutterstock

Selain sel hematopoietik, sel punca merah juga akan membentuk sel limfosid. Sel limfosid akan menjadi cikal bakal dari jenis-jenis sel darah putih atau disebut pula dengan leukosit. Fungsi sumsum tulang membentuk sel darah putih adalah untuk mesuport kinerja sistem daya tahan tubuh. Karena setiap komponen dari sel darah putih akan bekerja pada fungsi imunitas.

Itu sebabnya ketika terjadi infeksi, tubuh akan bereaksi dengan meningkatkan kadar leukosit dalam tubuh. Dan kadang akibat kondisi pasien tertentu pasien dapat mengidap masalah leukopenia, yakni kondisi ketika kadar sel darah putih dalam tubuh berada di bawah level normal.

Leukosit berbeda dengan eritrosit. Sel darah merah tidak dapat keluar dari pembuluh darah, sirkulasinya hanya berada dalam sistem pembuluh darah. Sedang sel darah putih dapat keluar dari pembuluh darah demi dapat mencapai bagian tubuh yang terserang infeksi atau mengalami kerusakan.

Sel punca limfosit sendiri akan memecahkan diri menjadi sejumlah jenis dari sel darah putih. Yang termasuk dalam golongan sel darah putih (leukosit) adalah sebagai berikut:

Monosit

Monosit adalah sel darah yang bekerja sebagai salah satu garda dalam sistem pertahanan tubuh. Ketika monosit keluar dari sumsum dan memasuki pembuluh darah, monosit akan membesar dan berubah menjadi macrophages yang bertugas sebagai memakan setiap virus, jamur, sel mati dan material lain yang ada dalam tubuh.

Proses pembentukan dari monosit sendiri mencapai maksimal 8 jam saja, dan beruntungnya akan terud berdiam di dalam tubuh untuk jangka waktu yang relatif lama. Macrophage sendiri akan terus turut dalam sirkulasi darah untuk dapat berpatroli di seluruh tubuh dengan rasio sekitar 7% dari seluruh bagian darah.

Sel Granulosit

Sel darah putih yang memiliki komponen granula sitoplasma di dalamnya akan disebut dengan granulosit. Inti sel dari granulosit relatif khas dengan bentuk berupa beberapa lobus yang saling berkaitan satu dengan yang lain.

Proses pebentukannya mencapai kisaran 2 minggu dan dapat menjadi lebih cepat ketika terdapat infeksi yang serius. Setidaknya terdapat 100 kali lipat cadangan granulosit dalam sumsum dibandingkan dengan granulosit yang beredar dalam tubuh. Ini membantu granulosit siap meningkatkan jumlahnya dengan cepat ketika terbentuk infeksi.

Ketika granulosit keluar dari dalam tubuh, maka sel darah tersebut tidak akan kembali tersirkulasi. Karena usia dari sel darah ini sangat pendek, 4 – 5 hari saja di dalam tubuh sebelum dinyatakan rusak.

Ada 3 macam granulosit yang proses produksinya menjadi bagian dari fungsi sumsum tulang, yakni:

Neutrofil

Ini adalah jenis sel darah putih granulosit yang paling banyak dalam tubuh. Memiliki setidaknya 5 lobus dalam inti dengan kemampuan sebagai anti patogenesis yang akan merusak setiap virus dan bakteri berbahaya bagi tubuh.

Eosonofit

Sel darah ini terbentuk dengan inti tidak beraturan dan memiliki setidaknya 2 lobus atau lebih. Pada umumnya eosonofit akan bekerja pada saat tubuh terdeteksi kemasukan unsur protein asing tertentu. Pada mekanismenya, eosonofit akan adalah alasan munculnya reaksi alergi.

Basofil

Basofil adalah salah satu jenis sel darah putih yang juga berkaitan dengan alergi, karena secara kimiawi basofil akan mendorong pembentukan histamin. Basofil juga membentuk respon inflamasi dengan memproduksi heparin sebagai anti koagulan.

Sel Limfosit

Sel limfosit adalah bagian terpenting dari peran sel darah putih untuk sistem imunitas. Ini berkaitan dengan fungsi dari sistem limfatik yang meliputi sumsum tulang, tonsil, timus, limpa dan saluran limfatik.

Sel limfosit akan dibentuk dalam kondisi belum sepenuhnya matang di dalam sumsum tulang. sebagian akan dimatangkan pada organ timus dan disebut dengan istilah sel T. Sedang sisanya akan dimatangkan pada organ limfosit lain dan disebut dengan istilah sel B. Beberapa bagian dari sel T akan berkembang menjadi natural killer yang siap menjadi bagian dari sistem imunitas yang lebih agresif.

Bagian-bagian dari sel limfosit antara lain adalah sebagai berikut.

Sel T Limfosit

Sel T akan dibentuk dalam sumsum dan dimatangkan dalam timus, sejenis kelenjar yang berada pada area sekitar dada atas. Sel T  akan berfungsi sebagai penyerang terhadap apapun patogen asing seperti virus dan bakteri serta sel-sel abnormal semacam tumor dan kanker.

Sel B Limfosit

Sel B adalah sel imunitas yang terbentuk pada sumsum tulang. Beberapa perlu kembali dimatangkan dalam organ limpa. Sel B adalah jenis sel leukosit yang bekerja dengan melepas sejenis antigen yang akan menginvasi secara kimiawi terhadap pertahanan dari sel-sel patogen dan sel tumorogenis.

Sel Natural Killer

Menjadi 15% bagian dari seluruh limfosit dalam tubuh, sel natural killer dijelaskan sebagai sel pembunuh. Sifatnya lebih agresif dibandingkan jenis sel limfosit lain. Sel ini lebih akan fokus untuk membunuh sel tubuh yang sudah rusak karena efek dari infeksi dan proses mutasi gen menjadi sel tumorogenis. Natural killer cenderung tidak terlalu menyerang sel-sel patogen.

Apa Saja Penyakit yang Berkaitan dengan  Sumsum Tulang?

Sebagaimana sudah dijelaskan, fungsi sumsum tulang penting untuk memproduksi sel-sel darah. Karena itu berbagai penyakit atau gangguan kesehatan yang terkait dengan darah melibatkan masalah dengan sumsum tulang.

Banyak dari gangguan ini memengaruhi jumlah sel darah yang diproduksi di sumsum tulang. Sehingga hal ini menyebabkan terjadinya banyak gejala yang serupa seperti:

  • Demam: Gejala ini bisa terjadi akibat tidak adanya cukup sel darah putih yang sehat.
  • Lelah atau lemas: Gejala ini disebabkan oleh kekurangan hemoglobin, yaitu protein pada sel darah merah yang membawa oksigen.
  • Peningkatan infeksi: Ini karena tubuh memiliki lebih sedikit sel darah putih yang sehat, yang membantu melawan infeksi.
  • Sesak napas: Lebih sedikitnya jumlah sel darah merah dapat mengakibatkan lebih sedikit oksigen yang dikirim ke jaringan di tubuh Anda.
  • Mudah berdarah dan memar: Gejala ini karena tubuh memiliki lebih sedikit trombosit sehat, yang penting untuk proses pembekuan darah.

Gejala-gejala umum tersebut dapat dialami oleh para penderita dari sejumlah penyakit yang berkaitan dengan masalah sumsum tulang, seperti berikut ini:

Leukemia

Leukemia adalah jenis kanker yang dapat memengaruhi sumsum tulang dan sistem limfatik (getah bening). Ini terjadi ketika sel-sel kanker berkembang di sumsum tulang.

Jenis leukemia yang melibatkan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit disebut sebagai leukemia myelogenous. Sedangkan leukemia yang melibatkan limfosit, suatu jenis sel darah putih, disebut sebagai leukemia limfositik.

Anemia Aplastik

Anemia aplastik terjadi jika sumsum tulang tidak menghasilkan cukup sel darah baru. Ini berasal dari kerusakan sel punca sumsum tulang, yang membuatnya lebih sulit untuk tumbuh dan berkembang menjadi sel-sel darah baru. Kerusakan sel punca tersebut dapat disebabkan oleh paparan racun, radiasi, penyakit, gangguan autoimun, atau karena kondisi keturunan.

Gangguan Mieloproliferatif

Gangguan mieloproliferatif terjadi jika sel punca di sumsum tulang tumbuh secara tidak normal. Hal ini bisa menyebabkan peningkatan jumlah sel darah tertentu. Ada beberapa jenis gangguan mieloproliferatif, misalnya myelofibrosis primer, polisitemia vera, trombositemia esensial, sindrom hipereosinofilik, dan mastositosis sistemik.

Demikianlah artikel ini yang membahas mengenai fungsi sumsum tulang. Sebagai kesimpulan singkatnya, terdapat dua jenis utama yaitu sumsum tulang merah dan kuning. Fungsi sumsum tulang merah adalah untuk produksi sel-sel darah, sedangkan fungsi sumsum tulang kuning adalah untuk penyimpanan lemak.

Sumber

Healthline. What Is Bone Marrow, and What Does It Do?. https://www.healthline.com/health/function-of-bone-marrow

Medical News Today. All you need to know about bone marrow. https://www.medicalnewstoday.com/articles/285666

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Nurul Kuntarti seorang seorang sarjana ekonomi yang menemukan hasratnya dalam bidang kesehatan sejak memiliki putri pertamanya. Keinginan untuk terus memahami dunia kesehatan dilanjutkan dengan mengabdikan diri dalam dunia tulis-menulis di bidang kesehatan, untuk terus menghasilkan artikel-artikel kesehatan yang akurat, kredibel, dan bermanfaat. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}