Cepat Tanggap Jika Muncul 6 Gejala Malaria Ini!


By Cindy Wijaya

Malaria adalah penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Biasanya penyakit malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang telah terinfeksi. Nyamuk tersebut membawa parasit Plasmodium. Jika Anda digigit oleh nyamuk itu, maka parasit di dalamnya akan masuk ke dalam aliran darah Anda.

Begitu parasit masuk ke dalam tubuh Anda, mereka akan menuju ke liver, tempat dimana mereka bertumbuh dewasa. Setelah beberapa hari, parasit yang sudah dewasa memasuki aliran darah dan mulai menginfeksi sel-sel darah merah. Dalam waktu 48 hingga 72 jam, parasit di dalam sel darah merah akan membelah diri, menyebabkan sel-sel yang terinfeksi meledak terbuka.

Parasit kemudian terus menginfeksi sel-sel darah merah lain, sehingga menimbulkan gejala-gejala malaria yang terjadi dalam siklus yang berlangsung 2 sampai 3 hari pada suatu waktu.

Kasus malaria biasanya terjadi di wilayah dengan iklim tropis dan subtropis, tempat dimana parasit-parasit Plasmodium hidup. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan ada sekitar 3.2 juta orang yang rentan terserang malaria.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan laporan SINDONEWS.com sampai tahun 2016 wilayah timur seperti NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat masih menjadi daerah endemis tinggi malaria. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kesadaran masyarakat dalam mencegah penyebaran penyakit malaria.

Banyak masyarakat yang tidak memeriksakan gejala malaria, karena mereka tidak mengerti dan menduga itu hanyalah keluhan dari penyakit biasa. Padahal jika kita memahami dengan jelas ciri-ciri malaria, kemungkinan besar kita bisa mencegahnya tidak menjadi terlalu parah.

Seperti Apa Gejala-Gejala Malaria?

Penderita biasanya baru mulai merasakan gejala-gejala malaria setelah beberapa hari, bahkan beberapa minggu, terinfeksi parasit Plasmodium. Karena masa inkubasi (masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh sampai ke saat timbulnya penyakit itu) malaria berbeda-beda bergantung pada kekebalan tubuh serta jenis parasit penyebabnya.

Berikut adalah jangka waktu inkubasi yang dibutuhkan oleh masing-masing jenis parasit Plasmodium:

  • 9 sampai 14 hari untuk Plasmodium (P.) falciparum
  • 12 sampai 18 hari untuk vivax dan P. ovale
  • 18 sampai 40 hari untuk malariae
  • 11 sampai 12 hari untuk knowlesi

Periode inkubasi di atas mungkin menjadi lebih lama jika Anda mengonsumsi obat untu mencegah infeksi atau karena Anda memiliki kekebalan tubuh karena sebelumnya pernah mengalami infeksi.

Di tahap awal penyakit, ciri-ciri malaria yang timbul kadang-kadang mirip dengan gejala infeksi lain yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit. Ciri-ciri malaria yang umum dialami para penderitanya antara lain:

  • Demam
  • Meriang
  • Sakit kepala
  • Berkeringat
  • Kelelahan
  • Mual dan muntah

Gejala-gejala malaria mungkin muncul dalam siklus (rangkaian yang berulang-ulang secara teratur). Jangka waktu antara setiap episode demam dan gejala lain bervariasi bergantung pada jenis parasit yang menginfeksi Anda. Episode dari gejala-gejala malaria mungkin terjadi:

  • Setiap 24 jam sekali jika Anda terinfeksi knowlesi
  • Setiap 48 jam sekali jika Anda terinfeksi vivax atau P. ovale
  • Setiap 72 jam sekali jika Anda terinfeksi malariae
  • Infeksi P. falciparum biasanya tidak menimbulkan gejalam demam dalam siklus yang teratur

Pola siklus gejala malaria diakibatkan oleh siklus hidup dari parasit malaria seraya mereka berkembang, reproduksi, dan dilepaskan dari sel-sel darah merah serta sel-sel liver dalam tubuh manusia. Siklus gejala ini juga merupakan salah satu ciri-ciri malaria yang terutama.

Gejala-Gejala Malaria Lain

Di samping beberapa ciri-ciri malaria yang utama di atas, ada sejumlah keluhan lain yang perlu diwaspadai:

  • Batuk kering
  • Nyeri otot atau punggung atau keduanya
  • Pembengkakan kelenjar

Dalam beberapa kasus langka, penyakit malaria bisa mengakibatkan gangguan fungsi otak atau sumsum tulang belakang, gejala kejang, atau hilangnya kesadaran.

Infeksi parasit P. falciparum biasanya menimbulkan gejala malaria yang lebih berat dan dapat berkembang menjadi sedemikian parah hingga mengancam kehidupan.

Walaupun begitu, ada sejumlah penyakit lain yang menimbulkan gejala mirip dengan ciri-ciri malaria. Karena itu Anda sebaiknya segera periksa ke dokter jika mengalami keluhan-keluhan seperti di artikel ini untuk memastikan penyebabnya.

Apa Sebenarnya Penyebab Malaria?

Singkatnya, penyebab malaria adalah gigitan dari nyamuk yang telah terinfeksi parasit Plasmodium. Sudah diketahui bahwa parasit Plasmodium (P.) penyebab malaria dibagi menjadi 5 spesies.

Infeksi karena P. falciparum

  • P. falciparum sebagin besar ditemukan di wilayah tropis dan subtropis (di dekat khatulistiwa).
  • Infeksi karena falciparum dapat mengakibatkan komplikasi-komplikasi fatal dalam waktu beberapa hari.
  • P. falciparum sering kali kebal terhadap obat anti-malaria yang populer (chloroquine) dan membutuhkan pengobatan dengan obat-obatan lain.

Infeksi karena P. vivax, P. malariae, P. ovale, atau P. knowlesi

  • P. vivax dan P. malariae terjadi di seluruh area tropis di dunia. P. knowlesi ditemukan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). P. ovale sering kali didapati di Afrika bagian barat, tapi juga terjadi di wilayah-wilayah lain di dunia. Kunjungi situs CDC untuk membaca informasi terbaru mengenai wilayah-wilayah yang riskan malaria.
  • Infeksi karena P. vivax, P. malariae, atau P. ovale biasanya tidak berakibat fatal, dan penderitanya mungkin pulih dalam waktu 1 bulan tanpa pengobatan. Tetapi infeksi karena P. knowlesi dapat berdampak fatal.
  • P. vivax, P. malariae, P. ovale, dan P. knowlesi umumnya tidak sekebal P. falciparum terhadap obat anti-malaria.
  • P. vivax, P. ovale, dan P. knowlesi dapat tetap hidup di dalam liver, sehingga membutuhkan perawatan obat lanjutan untuk mencegah kekambuhan.

Sebagaimana sudah disinggung, penyakit ini ditularkan jika seseorang digigit oleh nyamuk penyebab malaria (Anopheles) yang sudah terinfeksi. Ini adalah satu-satunya jenis nyamuk yang dapat membawa parasit malaria. Nyamuk tersebut terinfeksi pada saat menggigit seseorang yang sudah lebih dulu terinfeksi malaria. Jika nyamuk itu menggigit orang lain, maka orang tersebut ikut terinfeksi.

Selain itu, seorang ibu hamil yang terinfeksi malaria dapat menularkan penyakit ini ke bayinya ketika lahir—kejadian ini disebut malaria kongenital. Dan karena malaria menular melalui darah, jadi penyakit ini juga bisa tersebar melalui transplantasi organ, transfusi darah, serta jarum suntik yang digunakan bersama.

Cara Mencegah Penyakit Malaria

Mencegah malaria haruslah melibatkan tindakan melindungi diri dari gigitan nyamuk serta mengonsumsi obat-obat anti-malaria. Namun sejumlah lembaga kesehatan sangat menganjurkan agar anak-anak dan wanita hamil tidak bepergian ke wilayah-wilayah dimana sedang banyak kasus malaria.

Informasi terbaru mengenai penyakit malaria bisa Anda dapatkan dari lembaga Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan World Health Organization (WHO). Jika Anda berencana pergi ke luar pulau atau luar negeri, Anda bisa mencari tahu apakah ada risiko malaria di wilayah yang dituju serta apa saja rekomendasi obat-obat untuk mencegah infeksi dengan mengunjungi situs CDC.

Anda juga perlu melengkapi upaya melindungi diri dari serangan penyakit malaria dengan mencegah gigitan nyamuk, berikut adalah beberapa tipsnya:

  • Tetaplah tinggal di dalam rumah jika di luar sudah gelap, lebih baik di ruangan yang dipasang kawat nyamuk atau ber-AC.
  • Kenakan pakaian yang melindungi (celana panjang dan baju lengan panjang).
  • Gunakan obat pengusir nyamuk dengan kandungan DEET (N,N diethylmetatoluamide). Bagi anak-anak di atas usia 2 bulan, obat pengusir nyamuk yang aman adalah yang mengandung 10 sampai 30 persen DEET.
  • Pasanglah kelambu yang sudah disemprotkan obat pengusir nyamuk.
  • Gunakan semprotan pembunuh serangga di dalam ruangan sekitar tempat tidur.
  • Jauhi daerah-daerah yang riskan malaria dan gigitan nyamuk jika Anda sedang hamil, masih sangat muda, atau sudah sangat tua.

Di samping mencegah gigitan nyamuk penyebab malaria, Anda juga bisa minta dokter meresepkan obat pencegah sebelum bepergian ke wilayah riskan penyakit ini. Bila Anda ingin mengonsumsi obat ini, maka sangat penting untuk mengikuti jadwal konsumsi dan dosis yang tepat sesuai saran dokter.

  • Obat pencegah malaria paling efektif jika dikonsumsi sesuai dosis yang disarankan dan selama jangka waktu yang ditetapkan.
  • Jika Anda mengonsumsi obat seminggu sekali, maka minumlah obat itu di hari yang sama dalam setiap minggu.
  • Setelah kembali dari daerah riskan malaria, lanjutkan minum obat selama jangka waktu yang disarankan untuk memastikan bahwa semua parasit yang mungkin ada dalam tubuh Anda telah disingkirkan. Anda perlu minum obat ini selama 1 sampai 4 minggu setelah pulang.

Demikianlah pembahasan mengenai penyebab dan gejala malaria. Ingatlah bahwa penyakit malaria merupakan penyakit yang dapat berakibat fatal. Anda harus ekstra waspada bila tinggal atau sedang berada di area yang terdapat kasus malaria.

Apabila Anda merasakan gejala-gejala atau ciri-ciri malaria seperti dijelaskan di artikel ini, segeralah periksa ke dokter. Deteksi dini penyakit malaria dapat mengurangi keparahan gejala serta mencegah akibat fatal. Dengan begitu juga Anda turut menekan risiko penularan malaria ke orang-orang lain di lingkungan Anda.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}