Apnea Tidur: Gejala, Penyebab, dan Perawatannya

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Februari 15, 2021


Apakah Anda sering mengantuk di siang hari padahal merasa sudah cukup tidur malam? Jika Anda punya teman sekamar, mungkin ia juga sering mengeluh kalau Anda mendengkur terlalu keras? Bisa jadi itu adalah gejala apnea tidur, suatu gangguan tidur yang dapat berdampak serius pada kesehatan jika tidak ditangani.

Gangguan tidur ini umum dialami orang-orang, dan bisa terjadi pada orang dewasa, anak-anak, laki-laki, dan perempuan.

Karena umum terjadi dan karena dampaknya terhadap kesehatan, penting bagi kita untuk mengetahui gejala, penyebab, dan perawatan apnea tidur.

Apa Itu Apnea Tidur?

Apnea tidur (sleep apnea) adalah gangguan tidur yang dicirikan dengan masalah pernapasan saat tidur. Orang dengan sleep apnea mengalami beberapa kali jeda napas panjang saat mereka tidur. Jeda napas yang sementara ini tentunya mengganggu kualitas tidur dan memengaruhi asupan oksigen tubuh, yang berpotensi menimbulkan dampak kesehatan yang serius.

Terdapat tiga jenis utama dari gangguan tidur ini, yaitu:

  • Apnea tidur obstruktif: Jenis apnea yang umum dan terjadi saat otot-otot tenggorokan sedang rileks.
  • Apnea tidur sentral (pusat): Terjadi ketika otak tidak mengirimkan sinyal yang tepat ke otot-otot yang mengontrol pernapasan.
  • Sindrom apnea tidur kompleks: Terjadi ketika seseorang menderita apnea obstruktif serta apnea sentral di waktu bersamaan.

Bagaimana Gejala Apnea Tidur?

Meskipun jenisnya berbeda-beda, namun ada kesamaan yang dimiliki pada gejala apnea tidur dari ketiga jenis tersebut.

  • Gangguan pernapasan, dimana pernapasan bisa menjadi sulit atau bahkan terhenti hingga satu menit pada suatu waktu.
  • Mengantuk secara berlebihan di siang hari.
  • Sakit kepala di pagi hari.
  • Menjadi gampang marah.
  • Kesulitan memperhatikan sesuatu untuk waktu lama atau kesulitan berpikir jernih.

Banyak dari gejala apnea tidur tersebut muncul akibat kualitas tidur yang buruk serta berkurangnya asupan oksigen tubuh karena gangguan pernapasan.

Selain itu ada juga gejala apnea tidur lain yang terkait dengan jenis apnea obstruktif:

  • Mendengkur, misalnya mendengkur sangat keras dan kadang terengah-engah, tersedak, atau mendengus yang bisa membuat seseorang terbangun sebentar.
  • Sakit tenggorokan atau mulut kering di pagi hari.
  • Sering harus bangun untuk buang air kecil.

Masalah mendengkur adalah gejala apnea tidur obstruktif yang paling umum. Namun mendengkur bukanlah gejala apnea tidur sentral yang umum.

Secara umum, orang dengan sleep apnea tidak menyadari bahwa ia mengalami gangguan pernapasan saat tidur. Karena itu, sering kali yang pertama mengetahui masalah itu adalah suami/istri, anggota keluarga, atau teman sekamarnya.

Jika ia tinggal sendirian, kemungkinan gejala apnea tidur yang pertama kali disadarinya ialah rasa kantuk yang berlebihan di siang hari.

Apa Penyebab Apnea Tidur?

Penyebab Apnea Tidur Obstruktif

Penyebab apnea tidur obstruktif adalah karena tersumbatnya saluran napas selama seseorang tidur. Ada berbagai faktor yang dapat menjadi sumber penyumbatan tersebut dan menjadi penyebab apnea tidur obstruktif, antara lain:

  • Karakteristik anatomi: Ukuran dan posisi leher, rahang, lidah, amandel, dan jaringan lain di dekat bagian belakang tenggorokan dapat memengaruhi aliran udara.
  • Obesitas: Berat badan yang berlebihan merupakan penyebab apnea tidur obstruktif yang utama. Obesitas bisa membuat penyempitan anatomi pada saluran napas, dan penelitian mendapati bahwa kenaikan berat badan sebesar 10% bisa meningkatkan risiko apnea obstruktif hingga 6 kali lipat.
  • Penggunaan obat penenang (termasuk alkohol): Obat penenang dan obat-obatan bisa menyebabkan jaringan di tenggorokan jadi rileks, sehingga saluran napas jadi lebih mudah tersumbat.
  • Merokok: Para perokok, khususnya perokok berat, berada pada risiko tinggi untuk mengalami apnea obstruktif daripada mereka yang tidak merokok.
  • Tidur telentang: Posisi tidur ini mempermudah jaringan untuk jatuh di sekitar saluran napas dan menyebabkan penyumbatan.
  • Hidung tersumbat: Orang yang hidungnya tersumbat kesulitan untuk bernapas melalui hidung, sehingga lebih riskan mengalami apnea obstruktif.
  • Kelainan hormon: Hipotiroidisme (hormon tiroid kurang aktif) dan akromegali (kelebihan hormon pertumbuhan) dapat meningkatkan risiko apnea obstruktif dengan menyebabkan pembengkakan jaringan di dekat saluran napas dan/atau memicu obesitas, yang adalah salah satu penyebab apnea tidur obstruktif.

Penyebab Apnea Tidur Sentral

Penyebab apnea tidur sentral adalah masalah pada cara otak berkomunikasi dengan otot-otot yang mengontrol pernapasan. Secara khusus, batang otak gagal untuk cukup memahami kadar karbon dioksida dalam tubuh, menyebabkan pernapasan lebih lambat dan dangkat dari yang seharusnya.

Apnea sentral terkait dengan masalah kesehatan yang mendasari. Misalnya stroke, infeksi otak, atau dalam kasus yang jarang, tumor otak, dapat merusak batang otak. Obat peredea nyeri seperti opioid juga bisa mengganggu proses pernapasan normal ini.

Selain itu gagal jantung juga dianggap sebagai faktor risiko apnea sentral. Kadar oksigen yang turun saat seseorang berada di ketinggian juga dapat menjadi penyebab apnea tidur sentral.

Apa Bahayanya bagi Kesehatan?

Sleep apnea bisa membuat seseorang kurang tidur yang kronis karena gangguan pernapasan yang terus-menerus dialaminya di malam hari. Kurang tidur dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan yang berdampak pada fisik, mental, dan emosi. Oleh karena itu, sleep apnea juga dikaitkan dengan beragam jenis masalah kesehatan.

Dan karena sleep apnea memengaruhi keseimbangan oksigen dalam tubuh, maka jika tidak ditangani ini bisa memicu berbagai jenis penyakit kardiovaskular, termasuk tekanan darah tinggi, serangan jantung, gangguan jantung, dan stroke.

Bagaimana Perawatan Apnea Tidur?

Apabila Anda memiliki gejala apnea tidur, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Dokter dapat membantu Anda untuk mengenali penyebab apnea tidur Anda. Jika perlu, ia mungkin menyarankan untuk mempelajari tidur malam Anda, termasuk pernapasan Anda selama tidur.

Perawatan apnea tidur jenis obstruktif atau jenis sentral dapat secara efektif memperbaiki kualitas tidur dan mengurangi risiko komplikasi kesehatan jangka panjang. Jenis perawatan yang tepat dapat berbeda-beda pada setiap pasien, dan biasanya dokter yang menangani lah yang mengetahui dengan baik hal tersebut.

Pada beberapa kasus, perawatan apnea tidur mungkin termasuk perubahan gaya hidup, mengurangi penggunaan obat penenang, dan mengubah posisi tidur.

Selain itu perawatan apnea tidur lain yang umum adalah dengan menggunakan mesin continuous positive airway pressure (CPAP) atau bi-level positive airway pressure (BiPAP). Kedua mesin ini mendorong udara melalui masker dan masuk ke saluran napas agar saluran tersebut tetap terbuka selama seseorang tidur.

Sedangkan untuk perawatan apnea tidur sentral mungkin akan berfokus pada menangani penyebab yang mendasarinya, seperti infeksi otak atau gagal jantung. Penggunaan mesin CPAP atau BiPAP juga dapat membantu perawatan apnea tidur sentral pada beberapa pasien.

Demikianlah artikel ini yang mengupas tentang gejala, penyebab, dan perawatan apnea tidur. Semoga informasi ini dapat berguna bagi Anda. Nantikan juga ulasan-ulasan menarik lain seputar kesehatan hanya di Deherba.com.

Sumber

Sumber Referensi:

Sleep Foundation. Sleep Apnea. URL: https://www.sleepfoundation.org/sleep-apnea

Mayo Clinic. Sleep Apnea. URL: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sleep-apnea/symptoms-causes/syc-20377631

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}