Pernahkah Anda mendadak bangun saat sedang tidur lelap, karena ada sesuatu yang tampaknya mencekik leher Anda? Jika Anda pernah mengalaminya sesekali, bisa jadi ini pengalaman yang menegangkan dan memicu adrenalin. Namun, bila ini sering terjadi atau bahkan hampir setiap malam Anda merasakannya, waspadalah akan keberadaan gangguan tidur yang disebut sleep apnea. Seperti apa sebenarnya kondisi sleep apnea? Apa yang menyebabkan sensasi seperti tercekik? Seberapa berbahayakah sleep apnea bagi kelangsungan hidup Anda? Perhatikan artikel ini!
Ya, mari kita ulas satu-persatu mulai dari gejala yang timbul saat Anda mengalami sleep apnea. Pada saat seseorang tidur dengan keadaan telentang, posisi lidah biasanya mengendur dan menutup saluran pernapasan sehingga terjadi penyempitan. Mengendurnya lidah kebagian belakan saluran pernapasan adalah hal yang wajar, mengingat hampir seluruh bagian otot tubuh mengalami kondisi istirahat, sehingga lebih lemas dari biasanya. Tapi, masalah timbul jika menutup saluran pernapasan yang menghalangi asupan oksigen untuk sementara, Anda akan terkejut dan bangun.
Jika kondisi ini terjadi 1 kali saja selama semalam bisa jadi tidak terlalu berpengaruh bagi Anda. Sayangnya penderita sleep apnea cenderung mengalaminya berulang kali, hal ini justru menimbulkan masalah yang cukup rumit, misalnya; terganggunya aktivitas sehari-hari pada pagi hari karena mutu istirahat yang buruk. Seseorang yang mengalami sleep apnea sering mengantuk dan sulit berkonsentrasi, inilah alasan dibalik terganggunya aktivitas Anda, terlebih jika Anda mengemudikan kendaraan atau pun menggunakan alat berat saat bekerja. Resiko kecelakaan kerja pun bertambah.
Mengalami sleep apnea bisa jadi mimpi buruk bagi kebanyakan orang. Tak hanya aktivitas sehari-hari saja, sleep apnea bisa menjadi indikasi atas adanya penyakit lain atau pun pola kebiasaan hidup yang tidak baik. Karena penderita sleep apnea sering kurang tidur, ini dapat menurunkan fungsi kekebalan tubuh dan metabolisme tubuh. Kondisi tersebut juga dapat membebani sistem peredaran darah, lalu memicu kondisi kritis seperti; serangan jantung atau pun stroke dengan kemungkinan 3 hingga 4 kali lipat, bila dibandingkan dengan keadaan lain yang juga memicu penyakit tersebut.
Salah satu faktor terjadinya sleep apnea adalah obesitas atau kegemukan. Kebanyakan orang yang memiliki berat badan berlebih memiliki potensi lebih besar mengalami penyempitan saluran pernapasan. Beberapa kasus sleep apnea yang terjadi juga memperlihatkan fakta menarik berupa persentase sebesar 70% hingga 80% pada pasien obesitas.
Sleep apnea dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu; sleep apnea obstruktif karena tersumbatnya saluran pernapasan, apnea sentral karena penurunan aktivitas pusat pernapasan, lalu apnea campuran merupakan gabungan keduanya. Untuk meringankan keadaan sleep apnea obstruktif, beberapa orang mencoba untuk mengosongkan perut sebelum tidur, paling tidak 4 sampai 5 jam sebelumnya.
Memiliki berat badan yang berlebih bukan suatu kutukan, tapi tidak berarti Anda dapat terhindar dari penyakit dengan memiliki berat badan demikian. Jika Anda berpikir bahwa semua metode sudah dilakukan untuk mempertahankan bentuk tubuh – namun belum menghasilkan apapun, itu adalah pemikiran yang keliru. Maka cobalah untuk intropeksi diri, masih adakah pola hidup yang tidak sehat dalam daftar kegiatan Anda? Inginkah Anda bebas dari sleep apnea?