Apa Itu Penyakit Melioidosis?


By Fery Irawan

Kemungkinan besar Anda belum pernah menderita atau mengenal apa itu penyakit melioidosis? Karena selain kasusnya jarang terjadi, penyuluhan atau publikasinya pun tak banyak. Padahal, penyakit ini tak kalah berbahayanya dibandingkan penyakit-penyakit lainnya yang disebabkan oleh kuman. Begitu juga dengan usulan penelitian yang masih belum mendapatkan porsi memadai dari pihak otoritas karena masih kalah oleh penelitian-penelitian penyakit yang dianggap lebih urgen.

Penyakit melioidosis sendiri merupakan jenis penyakit menular yang disebabkan oleh kuman burkholderia pseudomallei. Penyakit ini biasanya seringkali disamakan dengan glander yakni penyakit menular dari kuda yang bisa mematikan jika tidak ditindak secara cepat.

Penyakit glander sendiri terbilang berbahaya dan dimulai dengan adanya penanahan di selaput lendir yang kemudian menjadi borok dalam. Penyakit ini juga berbahaya ketika sudah menyerang sistem limfa manusia. Namun, satu hal yang mesti diperhatikan, penyebab penyakit ini berbeda dengan melioidosis sendiri.

Penyakit melioidosis merupakan endemis penyakit di negara-negara beriklim tropis seperti Asia Tenggara. Faktanya, beruntung negara kita belum diberitakan ada yang terkena penyakit ini.

Banyak dilaporkan bahwa melioidosis ini sering terjadi di Laos, Thailand, Vietnam, dan negara tetangga kita Malaysia. Sedangkan, di luar Asia Tenggara, negara-negara yang warganya pernah ada yang terjangkit penyakit ini mencakup Australia utara, India, Afrika, dan beberapa negara di Timur Tengah.

Menarik, bakteri penyakit ini ternyata bisa dijadikan sebagai senjata biologis atau kegiatan terorisme. Dari situ, mulai banyak diadakan penelitian ihwal bakteri yang menjadi penyebab penyakit melioidosis ini.

Penyakit ini biasanya ditularkan oleh beberapa hewan yang terjangkit burkholderia pseumdomallei ini seperti babi, kelinci, anjing, domba, kuda, biri-biri, dan juga kucing. Makanya, Anda mesti hati-hati ketika berinteraksi atau membersihkan kotoran hewan-hewan tersebut—terutama hewan peliharaan.

Biasanya, manusia akan tertular penyakit ini dengan adanya kontak langsung antara kulit manusia dengan tanah atau air yang sudah tercemar kuman ini. Kuman tersebut biasanya berasal dari kotoran hewan yang kemudian mencemari tanah dan air, terutama di lahan pertanian yang memang sudah biasa menggunakan pupuk kandang.

Atau proses penularannya sendiri dapat terjadi ketika manusia mengonsumsi air yang terkontaminasi atau menghirup debu sehingga bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh.

Perhatikan juga bahwa kuman penyakit ini biasanya masuk ke tubuh lewat kulit yang lecet atau terluka, baik karena benda tajam atau luka tembak. Makanya, pasukan tentara yang terkena luka dan banyak bergerak di hutan-hutan sangat rentan terkena bakteri yang menjadi penyebab penyakit melioidosis ini.

Faktor Resiko Melioidosis

Harus dicatat bahwa faktor resiko ini bukan menjadi penyebab langsung terjadinya melioidosis, melainkan sebagai katalisator atau dapat meningkatkan resiko penyakit.

Dan berikut merupakan faktor resiko penyakit melioidosis ini: penyakit ginjal, kanker, diabetes, konsumsi minuman keras, infeksi HIV, thalasemia, air bendungan, dan tanah berlumpur. Sedangkan masa inkubasinya sendiri berlangsung antara dua hari sampai menahun.

Gejala Klinis Melioidosis

Penyakit ini bisa menimbulkan gejala fisik yang tampak, namun, bisa juga tidak menimbulkan gejala apapun. Apabila orang yang terserang menimbulkan gejala fisik, maka berikut merupakan gejala yang akan ditimbulkannya.

Terjadinya infeksi pada paru akut―Infeksi ini merupakan yang paling sering ditemukan dan cukup banyak kasusnya. Terjadinya infeksi kuman pada darah―Meski begitu, tidak menyeluruh karena hanya terjadi pada salah satu organ saja. Biasanya kondisinya bisa sampai menyebabkan shock. Lalu, terjadinya penanahan―Kejadiannya bisa seperti bisul di kulit.

Pengobatan Melioidosis

Pembunuhan kuman yang sudah terlanjur masuk ke dalam tubuh bisa dilakukan dengan obat antibiotik seperti amoxilin, penicillin, azlocilin, clavulcanic acid, aztreonam, dan lainnya.

Pengobatan dengan menggunakan antibiotik ini sebaiknya segera dilakukan ketika ditemukan gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas. Yang biasanya terjadi, masyarakat kurang begitu tanggap terhadap penyakit yang jarang terjadi atau bahkan tidak pernah disosialisasikan oleh pemerintah.

Padahal, jenis penyakit ini sama-sama memerlukan perhatian yang serius, terutama bagi mereka yang sering berinteraksi dengan hewan-hewan yang disinyalir kotorannya bisa menyebabkan dan menularkan bakteri burkholderia ini.

Penyediaan obat-obatan antibiotik sebaiknya dilakukan sebelum anggota keluarga atau Anda sendiri terkena penyakit ini. Anda harus sedia payung sebelum hujan. Menjaga diri sebelum terserang penyakit berbahaya ini.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}