Apa Itu Kanker Endometrium?


By Fery Irawan

Apa yang perlu Anda ketahui mengenai kanker endometrium atau kanker dinding rahim? Endometrium adalah batas dinding rahim. Sedangkan rahim sendiri normalnya berbentuk buah pear, yang terletak di daerah pinggul wanita.

Bagian atas rahim disebut badan, sedangkan bagian bawah yang berbatasan dengan vagina disebut leher rahim atau serviks. Lapisan terluar dinding rahim disebut miotremium, yang sangat tebal dan tersusun atas otot yang kuat. Otot-otot ini berkontraksi selama proses bersalin untuk membantu mengeluarkan bayi.

Bagian endometrium lebih halus dan berpori. Setiap bulan, endometrium berubah sebagai bagian dari siklus menstruasi. Pada awal siklus, indung telur/ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang menyebabkan penebalan endometrium.

Pada pertengahan siklus, indung telur berhenti mengeluarkan estrogen dan mulai memproduksi hormon lain, yaitu progesteron. Progesteron mempersiapkan bagian dalam endometrium untuk mempertahankan embrio sehingga terjadi kehamilan.

Jika proses penempelan embrio tidak terjadi, maka kadar progesteron akan menurun drastis. Bagian dalam endometrium inilah yang luruh menjadi darah menstruasi.

Awal Mula Berkembangnya Kanker Endometrium

Kanker dinding rahim terjadi ketika sel-sel dinding rahim mengalami perubahan dan mulai tumbuh tidak terkontrol ketika sel-sel tersebut tumbuh dan bertambah banyak, maka terbentuklah benjolan yang disebut tumor.

Kanker berbahaya karena mengambil alih sel-sel sehat dengan mengambil tempatnya dan mengambil asupan oksigen serta nutrisi yang diperlukan untuk menjalankan fungsi sel-sel sehat. Tidak semua tumor bersifat kanker, tetapi kanker bersifat ganas, dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain.

Kanker dapat menyusup ke organ sekitarnya dan kelenjar getah bening, bahkan sel-sel ganas tersebut dapat masuk melalui aliran darah dan menyebar ke tulang, atau bagian tubuh yang jauh, seperti paru-paru. Proses ini disebut metastatis.

Kanker dinding rahim utamanya merupakan penyakit pada wanita dengan sosio-ekonomi tinggi, kegemukan, pascamenopause dengan jumlah anak sedikit (paritas rendah), dan dapat juga dialami oleh wanita dengan usia lebih muda.

Faktor Pemicu Kanker Dinding Rahim

Penyebab utama kanker tersebut masih belum jelas, tetapi pada beberapa penelitian ditemukan adanya mutasi (perubahan secara genetik yang abnormal) dari gen p35. Beberapa hal yang diduga sebagai pemicu (faktor resiko) kanker dinding rahim adalah:

  • Obesitas
    Pada wanita pascamenopause, kebanyakan estrogen berasal dari perubahan androstenedion menjadi estron pada jaringan lemak. Kecepatan perubahan ini 15-20 kali lebih besar pada wanita gemuk. Oleh karena itu, estrogen dalam darah wanita gemuk diketahui lebih tinggi. Kadar estrogen yang tinggi diyakini dapat meningkatkan resiko kanker dinding rahim.
  • Sindroma ovarium polikistik
    Sindroma ovarium polikistik menyebabkan kadar estrogen dalam darah yang sangat tinggi sehingga meningkatkan resiko kanker.
  • Menstruasi terlalu dini (Menarke dini)
    Wanita yang mulai menstruasi pada usia di bawah usia 12 tahun memiliki resiko yang lebih tinggi karena adanya peningkatan waktu paparan dinding rahim terhadap estrogen.
  • Menopause lambat
    Hal ini sama kaitannya dengan paparan estrogen yang bertambah lama pada dinding rahim.
  • Riwayat diabetes, hipertensi, dan penyakit kandung empedu
    Kondisi di atas umumnya ditentukan pada pasien kegemukan, yang juga dapat meningkatkan resiko kejadian kanker. Diabetes, terutama diabetes yang tidak tergantung insulin, dikaitkan dengan keadaan hiperinsulinemia (kadar hormon insulin berlebih dalam darah). Hiperinsulinemia dikaitkan dengan keadaan hiperestrogen termasuk peningkatan produksi steroid, stimulasi perubahan testosteron menjadi estradiol (cikal bakal estrogen) dan penekanan konsentrasi protein (globulin) yang berkaitan dengan hormon seks dalam sirkulasi.
  • Penggunaan jangka panjang kombinasi kontrasepsi oral dosis tinggi
    Penggunaan terapi pengganti estrogen konjugasi untuk jangka waktu lama meningkatkan resiko kanker antara 2-15 kali, tetapi menurun dengan pemberhentian penggunaan terapi pengganti estrogen. Kontrasepsi oral sekuensial juga memberikan efek estrogenik netto, yang turut meningkatkan resiko kanker dinding rahim.

Selain faktor-faktor di atas, hal-hal berikut juga diketahui meningkatkan resiko kanker endometrium yakni merokok, penggunaan jangka panjang estrogen dosis tinggi, riwayat Infertilitas, menstruasi yang tidak teratur, dan dosis kumulatif tamoxifen yang tinggi.

Tamoxifen sendiri merupakan obat untuk kanker payudara, penggunaannya dikaitkan dengan sedikit meningkatnya resiko menderita kanker dinding rahim.

Memiliki salah satu dari faktor resiko di atas tidak berarti seorang wanita akan menderita kanker dinding rahim, tetapi resiko wanita tersebut untuk menderita kanker dinding rahim lebih tinggi daripada wanita tanpa faktor resiko.

Apa Saja Gejala yang Dapat Ditemui pada Kanker Dinding Rahim?

Sejauh ini, gejala paling umum dari kanker dinding rahim adalah perdarahan abnormal dari vagina. Pada wanita yang telah mengalami menopause, segala bentuk perdarahan vagina yang tidak normal harus segera diperiksakan ke dokter.

Pada wanita yang belum mengalami menopause atau menuju menopause, membedakan menstruasi normal dan perdarahan abnormal mungkin lebih sulit. Menstruasi yang lebih banyak atau lebih panjang dapat dikaitkan dengan kanker pada wanita yang belum mengalami menopause.

Saat jeda waktu menuju menopause, menstruasi mungkin lebih pendek dan frekuensinya lebih jarang. Jika ditemukan perdarahan, maka harus dilaporkan ke dokter. Gejala lain yang dapat muncul antara lain nyeri pinggul, benjolan di daerah pinggul, dan penurunan berat badan.

Teruskan membaca artikel lainnya di halaman Bagaimana Melakukan Deteksi Dini pada Kanker Endometrium? dan untuk informasi seputar herbal anti kanker yang dapat secara efektif mengatasi serta menghambat perkembangan sel-sel kanker endometrium, silakan membaca artikel: Obat Kanker Endometrium.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}