Sirosis Hati: Penyebab, Pencegahan, dan Pengobatannya


By Cindy Wijaya

Sirosis hati adalah komplikasi dari beragam penyakit hati dan dicirikan oleh kelainan bentuk hati serta gangguan fungsi hati. Penyebab yang paling sering ialah konsumsi alkohol berlebihan serta hepatitis B dan C. Gejala penurunan fungsi hati akibat penyakit ini yaitu gampang memar, kulit menguning (jaundice), gatal-gatal, dan perasaan lemah juga lelah.

Bagaimana sirosis hati bisa terjadi? Penyakit hati apa saja yang menjadi penyebabnya? Bagaimana cara pencegahan sirosis hati? Dan bagaimana cara pengobatan sirosis hati? Mari kita perhatikan penjelasannya di artikel ini.

Proses Terbentuknya Sirosis Hati

Sirosis hati merupakan kondisi fibrosis (pembentukan jaringan parut) di hati yang telah mencapai tahap lanjut. Sirosis terjadi sebagai akibat dari kerusakan yang disebabkan oleh penyakit hati.

Penyakit-penyakit yang mengarah ke sirosis adalah penyakit yang dapat merusak serta membunuh sel-sel hati. Hal itu menimbulkan inflamasi dan organ hati berupaya memperbaikinya, tetapi upayanya itu memunculkan jaringan parut.

Sel-sel hati yang tidak mati akan memperbanyak diri sebagai upaya untuk menggantikan sel-sel yang mati. Sel-sel tersebut akhirnya membentuk kumpulan-kumpulan sel hati baru (nodul regeneratif) di dalam jaringan parut di hati.

Ilustrasi Pembentukan Jaringan Parut

Seperti waktu kulit kita terluka, kulit akan menyembuhkan dirinya sendiri. Meskipun luka sudah sembuh, tetapi kadang meninggalkan bekas yang terlihat dan menonjol—bekas luka itulah yang dapat diilustrasikan sebagai jaringan parut.

Jaringan parut di kulit memiliki kualitas fungsi yang tidak sebagus jaringan sehat. Begitu juga, jaringan parut di hati juga tidak dapat menjalankan fungsi hati yang sama baiknya dengan jaringan sehat. Jika terus terjadi penyakit hati yang menimbulkan jaringan parut, hal itu akan mengarah ke kondisi sirosis—dan bisa mengakibatkan gangguan fungsi hati yang lebih parah.

Tahapan Sirosis Hati

Tahapan sirosis hati yang utama yaitu kompensasi dan dekompensasi. Belum muncul gejala-gejala di tahap kompensasi karena masih ada cukup sel-sel hati sehat untuk menjalankan fungsi hati secara normal. Sel-sel sehat ‘mengkompensasi’, atau menebus, dampak dari sel-sel yang rusak dan jaringan parut.

Tetapi kondisinya bisa bertambah parah dan seiring waktu, sel-sel sehat tidak bisa lagi mengkompensasi kerusakan-kerusakan yang terus terjadi. Hati juga tidak mampu lagi menyingkirkan zat-zat beracun dari dalam tubuh, seperti amonia. Jika sudah begitu, sampailah pada tahap dekompensasi, yang menimbulkan gejala-gejala seperti berikut:

  • Pendarahan dari pembuluh darah besar di esofagus (kerongkongan)
  • Cairan menumpuk di perut sehingga perut membengkak (asites)
  • Racun-racun menumpuk di dalam darah yang bisa menyebabkan gejala kebingungan (ensefalopati)
  • Warna mata dan kulit menjadi kuning (jaundice)
  • Pembentukan batu-batu empedu
  • Gampang memar dan berdarah

Agar tahapan sirosis hati tidak sampai parah, seorang pasien harus terus berobat, berhenti mengonsumsi alkohol, berhenti merokok, menjaga berat badan, dan mengonsumsi makanan-makanan rendah lemak.

Penyakit Hati Penyebab Sirosis

Ada banyak jenis penyakit dan gangguan di hati yang dapat merusak hati dan memicu terjadinya sirosis. Dan yang paling sering menyebabkan sirosis antara lain sebagai berikut:

  • Penyakit hati akibat konsumsi alkohol berlebihan & jangka panjang/kronis
  • Penyakit hepatitis kronis (hepatitis B & C)
  • Penyakit hati berlemak non-alkohol
  • Penumpukan zat besi dalam tubuh (hemokromatosis)
  • Fibrosis sistik
  • Penumpukan tembaga di hati (penyakit Wilson)
  • Kelainan pada bentuk saluran empedu (biliary atresia)
  • Gangguan metabolisme gula yang diturunkan (galaktosemia)
  • Gangguan pencernaan genetik (sindrom Alagille)
  • Penyakit hati akibat kelainan sistem imun (hepatitis autoimun)
  • Rusaknya saluran empedu (primary biliary cirrhosis)
  • Pengerasan dan jaringan parut di saluran empedu (primary sclerosing cholangitis)
  • Infeksi seperti schistosomiasis
  • Akibat konsumsi obat seperti obat metotreksat

Penyakit hati dan gangguan fungsi hati seperti di atas dapat menimbulkan kerusakan pada organ hati yang pada akhirnya memicu terbentuknya sirosis. Karena itulah kita perlu berupaya menghindari mereka agar fungsi hati kita tetap sehat.

Pencegahan Sirosis Hati

Butuh waktu bertahun-tahun hingga puluhan tahun sebelum penyakit hati kronis mengakibatkan sirosis. Jadi ada banyak waktu untuk mengupayakan pencegahan sirosis hati. Berikut adalah beberapa tips untuk mencegahnya.

Batasi Konsumsi Alkohol

Terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan hati membengkak. Seiring waktu pembengkakan itu bisa mengarah ke sirosis. Tapi sirosis akibat kecanduan alkohol biasanya butuh waktu 10 tahun atau lebih sampai terbentuk. Memang beberapa orang lebih rentan mengalaminya daripada orang lain. Contohnya wanita pecandu alkohol lebih riskan mengalami sirosis daripada pria.

Sebagai pencegahan sirosis hati, batasi konsumsi alkohol tidak lebih dari 14 unit alkohol dalam seminggu. Satu unit kira-kira setara dengan 1 gelas belimbing bir berkadar alkohol 3 – 4%, 50 ml wine berkadar alkohol 12 – 20%, atau 25 ml minuman keras seperti whiskey, vodka, tequila, scotch, dan gin berkadar alkohol 40%.

Cegah Penyakit Hepatitis

Hepatitis adalah penyakit inflamasi di hati yang sering kali disebabkan oleh virus. Jenis hepatitis yang paling sering adalah hepatitis A, B, dan C. Hepatitis B dan C yang kronis dapat menyebabkan sirosis.

Hepatitis B ditularkan melalui darah, air mani, atau cairan tubuh lainnya. Hepatitis C ditularkan melalui kontak darah-ke-darah. Jika kita mengidap hepatitis C kronis, ada kemungkinan tinggi kita akan mengembangkan sirosis di hati.

Untuk mencegah hepatitis, jangan lakukan seks bebas dan jangan berbagi jarum suntik untuk mengonsumsi narkoba. Hindari tato atau tindik dari tempat yang tidak bersih, yang alat-alat dan jarumnya tidak disterilkan sebelum dipakai.

Dapatkan Vaksinasi

Dapatkan vaksin untuk hepatitis B jika bekerja di pusat kesehatan (rumah sakit, puskesmas, atau klinik), penjara, kantor polisi, atau profesi apapun yang memungkinkan kita bertemu dengan orang yang terinfeksi hepatitis. Sayangnya belum ada vaksin untuk hepatitis C.

Selain itu, vaksin untuk hepatitis B juga disarankan bagi siapapun yang: berusia di bawah 19 tahun, berganti-ganti pasangan seks, menggunakan jarum suntik secara bergantian, terinfeksi hepatitis C atau HIV, menjalani pengobatan hemodialisis (cuci darah), mengidap penyakit hati, homoseksual, mengidap diabetes dan berusia antara 19 – 59, atau sedang pergi ke daerah yang banyak kasus hepatitis B.

Jaga Makanan

Penumpukan lemak di hati bisa menyebabkan penyakit hati berlemak non-alkohol dan mengarah ke sirosis. Penyakit hati berlemak berkaitan dengan kondisi kolesterol tinggi, penyakit jantung koroner, kegemukan, dan diabetes.

Bila kita mengikuti pola makan sehat, membatasi asupan makanan, serta menjaga berat badan, kita bisa berhasil melakukan pencegahan sirosis hati sekaligus penyakit hati berlemak non-alkohol.

Minum Kopi Secukupnya

Rupanya minum kopi dapat membantu menurunkan risiko sirosis kita. Jurnal “Systematic review with meta-analysis: coffee consumption and the risk of cirrhosis” memperlihatkan bahwa orang-orang yang minum 1 cangkir kopi, atau lebih, setiap hari memiliki risiko setengah lebih rendah daripada mereka yang minum kurang dari 1 cangkir setiap hari.

Periksa ke Dokter

Jika kita tinggal di wilayah dimana infeksi hepatitis B dan C sering terjadi, ada baiknya coba periksakan kondisi hati kita. Pengobatan yang dilakukan sejak awal akan mencegah timbulnya penyakit yang lebih parah.

Apakah Sirosis Hati Menular?

Sirosis hati bukanlah penyakit menular. Kita tidak akan tertular sirosis dari orang lain yang telah mengidap penyakit ini. Akan tetapi kita bisa tertular virus hepatisis dari orang lain, dan hepatitis pada akhirnya bisa menyebabkan sirosis.

Sebagai kesimpulannya, pencegahan sirosis hati dapat diupayakan dengan membatasi konsumsi alkohol dan menghindari perilaku yang bisa meningkatkan risiko hepatitis, misalnya seks bebas dan menggunakan jarum suntik yang tidak steril. Dan kita juga perlu sejak awal mengobati penyakit apapun yang bisa menyebabkan sirosis.

Perawatan Sirosis Hati

gangguan fungsi hati - penyakit hati - sirosis hati
Credit: Shutterstock

Pengobatan sirosis hati bergantung pada penyebab penyakit ini dan apakah sudah terjadi komplikasi. Pada tahapan sirosis hati yang awal, tujuan pengobatannya ialah untuk memperlambat perkembangan jaringan parut di hati serta mencegah komplikasi. Seiring berkembangnya sirosis, pasien mungkin butuh perawatan tambahan dan diopname di rumah sakit. Perawatan sirosis hati antara lain:

Menghindari Alkohol dan Zat-Zat Terlarang

Penderita sirosis tidak boleh mengonsumsi alkohol atau zat-zat terlarang sedikit pun, karena keduanya bisa memperparah kerusakan dan gangguan fungsi hati.

Mencegah Masalah dengan Obat

Pasien harus berhati-hati saat mulai mengonsumsi obat baru dan harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat resep, obat warung, atau vitamin apapun. Mereka juga tidak dianjurkan menjalani pengobatan alternatif, seperti herbal.

Sirosis mengurangi kemampuan hati untuk menyaring zat-zat obat dari darah. Gangguan fungsi hati itu membuat efek obat berlangsung lebih lama dan zat-zatnya menumpuk di dalam tubuh. Beberapa obat dan vitamin juga bisa memperburuk gangguan fungsi hati tersebut.

Vaksinasi Hepatitis dan Skrining

Semua pasien sirosis harus mempertimbangkan mendapat vaksin untuk hepatitis A dan B. Infeksi dari salah satu virus hepatitis itu bisa memperparah sirosis. Vaksinasi dapat melindungi kita dari kedua infeksi virus tersebut. Pasien juga dianjurkan menjalani tes darah untuk skrining hepatitis C.

Mengobati Penyakit Hati Penyebab Sirosis

Dokter dapat mengobati beberapa penyakit hati penyebab sirosis, contohnya, dengan meresepkan obat anti-virus untuk hepatitis B dan C. Obat semacam itu adakalanya dapat mengatasi infeksi virus hepatitis. Untuk kasus hepatitis autoimun, dokter mersepkan obat kortikosteroid dan obat-obatan lain yang menekan sistem imun.

Dokter juga bisa mengobati penyakit Wilson dan penyakit hemokromatosis. Penyakit hati yang diakibatkan oleh penyumbatan saluran empedu dapat diobati dengan obat ursodiol. Obat itu menggantikan asam empedu yang normalnya dihasilkan oleh hati, yang bersifat racun dan akan menumpuk di hati bila saluran empedu tersumbat.

Mengobati Gejala Gangguan Fungsi Hati dan Komplikasi

Obat-obatan dapat meringankan gejala penyakit hati yang ditimbulkan oleh sirosis, misalnya gatal-gatal, kelelahan, dan rasa sakit. Dokter juga mungkin meresepken suplemen nutrisi tertentu untuk mengatasi malnutrisi yang disebabkan oleh sirosis atau untuk mencegah osteoporosis.

Dokter juga dapat membantu menangani berbagai komplikasi yang diakibatkan oleh sirosis. Contohnya menangani kondisi kelebihan cairan di dalam tubuh (edema dan asites), mengatasi hipertensi pada pembuluh darah di hati (hipertensi portal), mencegah pendarahan varises, mencegah serta mengatasi infeksi, mengecek risiko kanker hati, dan membuang batu-batu empedu.

Transplantasi (Cangkok) Hati

Pada kasus sirosis yang sudah tahap lanjut, ketika gangguan fungsi hati sudah amat parah sehingga hati berhenti berfungsi, dokter menyarankan transplantasi hati sebagai satu-satunya jalan keluar.

Dokter juga mungkin mulai memberikan pilihan ini setelah mengalami tanda-tanda gangguan fungsi hati yang berat, seperti sakit kuning (jaundice), penumpukan cairan yang parah (asites), pendarahan varises, ensefalopati, gangguan fungsi ginjal, atau bahkan kanker hati.

Transplantasi atau cangkok hati akan menggantikan hati yang sudah rusak dengan hati yang sehat dari seorang pendonor yang telah meninggal, atau sebagian hati dari pendonor yang masih hidup. Pasien calon transplantasi hati akan menjalani tes-tes untuk menentukan apakah ia cukup sehat untuk menjalani operasi ini.

Bisakah Sirosis Hati Disembuhkan?

Hingga saat ini belum ditemukan jenis pengobatan sirosis hati untuk menyembuhkan atau memperbaiki jaringan parut yang sudah terbentuk di hati. Namun berbagai macam perawatan sirosis hati yang ada sekarang mampu mencegah atau menunda gangguan fungsi hati dan kerusakan lebih lanjut.

Pengobatan sirosis hati yang akan disarankan oleh dokter bergantung pada penyebab dari penyakit ini dan tingkat kerusakan yang telah terjadi di hati. Tujuan dari pengobatannya ialah untuk menghambat perkembangan pembentukan jaringan parut di hati. Tujuan lainnya juga untuk mencegah dan mengatasi gejala-gejala penurunan fungsi hati atau komplikasi akibat sirosis.

Obat Herbal Sirosis Hati

Pada umumnya, pasien sirosis tidak dianjurkan untuk mengonsumsi herbal atau suplemen lainnya, karena ditakutkan akan memperparah kerusakan serta gangguan fungsi hati. Yang paling tidak dianjurkan adaah herbal Kava yang terbuat dari akar tanaman Piper methysticum. Herbal ini juga tidak boleh dikonsumsi oleh pengidap penyakit hati lainnya.

Namun sejumlah penelitian, yang masih terbatas, memperlihatkan bahwa suplemen herbal milk thistle, dapat membantu melindungi hati dari dampak-dampak kerusakan. Buku “Textbook of Natural Medicine” edisi ke-4 yang ditulis oleh JE Pizorno dan MT Murray mengungkapkan sebuah penelitian dimana penggunaan herbal ini tampaknya dapat membantu beberapa penderita sirosis untuk bertahan hidup lebih lama.

Tetapi milk thistle tidak dapat memulihkan kerusakan yang sudah terjadi, dan tidak bisa mengatasi infeksi hepatitis B ataupun C. Herbal ini juga tidak dianjurkan bagi pasien yang mengalami komplikasi dari sirosis (misalnya pendarahan varises atau asites).

Herbal Noni Membantu Perawatan Sirosis Hati

Herbal Noni (Morinda citrifolia) telah digunakan di Pasifik, Asia Tenggara, Amerika Tengah, dan Karibia untuk membantu pengobatan berbagai penyakit, termasuk penyakit hati. Jurnal “Anti-Fibrotic Effect of Noni (Morinda Citrifolia. L) on Carbon Tretrachloride Induced Liver Fibrosis” mengulas sebuah penelitian yang menguji kemampuan anti-fibrosis Noni untuk mengatasi dampak dari fibrosis (pembentukan jaringan parut) di hati.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengobatan dengan ekstrak Noni yang diencerkan sanggup mengurangi kandungan hidroksiprolin di hati, kadar enzim serum dan total bilirubin. Dengan bukti tersebut, jurnal ini menyatakan; “pengamatan ini mengkonfirmasi efek anti-fibrosis dari ekstrak [Noni].”

penyakit hati - gangguan fungsi hati - sirosis hati
Credit: Shutterstock

Penelitian lain yang diulas dalam jurnal “Hepatoprotection of Noni Juice against Chronic Alcohol Consumption: Lipid Homeostasis, Antioxidation, Alcohol Clearance, and Anti-inflammation” juga membuktikan manfaat Noni untuk mengatasi dampak dari konsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang. Seperti kita ketahui bahwa hal itu bisa mengarah ke sirosis.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Noni, yang sudah diolah menjadi Noni juice, menurunkan kadar alkohol dan lemak di hati, mempercepat pembersihan alkohol dengan meningkatkan berbagai fungsi hati, serta hasil-hasil positif lainnya. Jurnal tersebut menyimpulkan; “Noni juice mendorong heparoproteksi terhadap kerusakan [pada hati] akibat konsumsi alkohol.”

Memang ada beberapa herbal yang telah diteliti manfaatnya sebagai obat herbal sirosis hati. Akan tetapi dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan bahwa herbal-herbal itu benar-benar aman bagi semua pasien sirosis. Jadi ada baiknya konsultasikan dulu kepada dokter yang merawat sebelum kita mencoba herbal atau suplemen apapun.

Demikianlah ulasan artikel ini mengenai sirosis hati. Semoga dengan informasi ini kita semua jadi lebih waspada terhadap macam-macam penyakit hati yang bisa menyebabkan sirosis, dan berupaya mengobati gangguan fungsi hati apapun yang sedang kita alami. Nantikan juga ulasan-ulasan artikel lain seputar info kesehatan, tips kesehatan, dan pengobatan alami hanya di Deherba.com.

Sumber

N. Murugesh, A.J.M. Christina, N. Chidambaranathan. (2007). Anti-Fibrotic Effect of Noni (Morinda Citrifolia. L) on Carbon Tretrachloride Induced Liver Fibrosis. Noni Clinical Research. 1(1-2): 37-40

Chang, Yuan-Yen, dkk. (2013). Hepatoprotection of Noni Juice against Chronic Alcohol Consumption: Lipid Homeostasis, Antioxidation, Alcohol Clearance, and Anti-inflammation. Journal of Agricultural and Food Chemistry. 61(46): 11016-11024

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}