Sindrom Guillain Barre: Bukan Stroke atau Polio

DITULIS OLEH:
Fery Irawan 

Oktober 8, 2013


Istilah medis guillain barre syndrome diambil dari nama dua ilmuwan asal Perancis, Georges Guillain dan Jean-Alexandre Barré, untuk menyatakan suatu kondisi yang mereka temukan pada tubuh dua orang prajurit yang mengalami kelumpuhan mendadak pada tahun 1916. Kabar baiknya, seperti pada kasus tersebut, sindrom guillain barre dapat disembuhkan dengan perawatan medis yang cepat dan tepat. Tentu berbeda dengan dampak dari polio, bukan?

Sebaliknya, sindrom guillain barre dapat dengan tiba-tiba mengantar Anda pada kematian jika tanda-tanda awal kehadiran penyakit ini Anda abaikan.

Lantas, bagaimana cara mengenali indikasi awal keberadaan penyakit ini? Penanganan apa yang dapat dilakukan untuk mengobati penyakit yang tergolong langka ini?

Sindrom Guillain Barre, Gejala-Gejala yang Patut Anda Waspadai

Sindrom Guillain Barre (Guillain Barre Syndrome/GBS) tergolong sebagai salah satu penyakit yang muncul akibat adanya gangguan autoimun. Sampai kini, belum ada penelitian yang mampu menjelaskan mengenai apa sebenarnya pemicu timbulnya penyakit ini.

Namun, sindrom ini sering terjadi pada mereka yang sedang terinfeksi oleh flu, radang paru-paru, virus Epstein-Barr, mycoplasma pneumonia, rabies, dan Campylobacter (virus dalam produk unggas yang dimasak kurang matang).

Selain itu, sindrom guillain barre juga dapat terjadi pasca operasi tertentu dilakukan atau pada mereka dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat beberapa penyakit seperti HIV/AIDS, herpes simpleks, mononukleosis, lupus, dan penyakit Hodgkin.

Normalnya, tubuh akan menghasilkan antibodi saat terancam, misalnya oleh bakteri dan virus. Namun, pada penderita sindrom guillain barre, antibodi dalam tubuh menjadi jahat.

Sebaliknya dari menyerang antigen yang merusak sistem kekebalan tubuh, antibodi yang diproduksi malah berkhianat dan berbalik menyerang tubuh.

Dalam hal ini, serangan terjadi pada sistem saraf tepi, khususnya pada selubung myelin yang mengelilingi serabut saraf di seluruh saraf tepi, yang dalam dunia medis dikenal dengan istilah demyelination.

Akibatnya, penyampaian sinyal-sinyal dalam sistem saraf menjadi terganggu dan menyebabkan gangguan fungsi sensorik, motorik, dan otonomik. Dampak yang nyata terlihat dari melemahnya otot-otot Anda, dengan resiko kelumpuhan yang semakin tinggi.

Umumnya, otot-otot yang terkena dampak dari sindrom guillain barre pada tahap awal adalah otot-otot kaki, yang kemudian menjalar menuju otot-otot bagian atas tubuh. Atau sebaliknya, melemahnya otot-otot dapat dimulai dari bagian lengan dan turun ke bagian bawah tubuh.

Berbeda dengan polio dan stroke yang menyerang hanya satu sisi anggota tubuh, sindrom guillain barre menyerang pada kedua sisi tubuh. Yang mencemaskan, lamanya perjalanan dan perkembangan penyakit ini tidak dapat diperkirakan.

Gejala sindrom guillain barre dapat muncul secara bertahap dan perlahan. Namun, pada beberapa kasus, gejala akan berkembang dengan sangat cepat. Bukan tidak mungkin, kematian dapat terjadi akibat melemahnya otot-otot pernafasan.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar kasus kematian akibat sindrom ini disebabkan oleh komplikasi tersebut. Maka, waspadalah jika gejala-gejala berikut terdapat dalam diri Anda, maupun orang terdekat Anda.

  • Sensasi menusuk atau kesemutan pada kedua sisi jari-jari kaki atau tangan.
  • Terkadang, rasa kebas di kedua kaki atau tangan.
  • Semakin susah menggerakkan anggota tubuh tertentu, misalnya kesulitan berjalan.
  • Sulit menggerakkan mata, wajah, berbicara, mengunyah dan menelan.
  • Kesulitan mengatur nafas.
  • Gangguan irama jantung dan fluktuasi tekanan darah.
  • Kesulitan mengontrol kemih dan feses.
  • Sakit di bagian punggung bawah.

Segera cari pertolongan medis jika gejala-gejala tersebut muncul. Faktanya, kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan minggu, hari, bahkan dalam hitungan jam jika gejala-gejala sindrom guillain barre tersebut diabaikan.

Bukan tidak mungkin bahwa kematian seketika dapat terjadi dalam hitungan jam. Klik di sini untuk melihat keterangan mengenai pengobatan penyakit ini.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}