Penyebab Mata Silinder dan Cara Mengobatinya


By Cindy Wijaya

Keluhan mata silinder hampir mirip dengan mata minus, yaitu penglihatan yang kabur saat melihat objek. Bahkan masalah penglihatan ini bisa terjadi bersamaan dengan masalah mata minus maupun mata plus. Dalam istilah kedokteran, mata silinder disebut sebagai astigmatisma.

Banyak orang yang bilang bahwa mata silinder terjadi karena kebiasaan yang kurang baik, misalnya karena membaca dalam cahaya redup, menonton TV terlalu dekat, atau sering memicingkan mata. Apakah itu benar? Simaklah artikel ini mengenai penyebab mata silinder dan cara mengobatinya.

Apa Penyebab Mata Silinder?

Masih belum jelas diketahui apa penyebab mata silinder, tapi kemungkinan besar penyebab utamanya adalah faktor genetik. Biasanya mata silinder sudah ada sejak lahir, tapi baru berkembang seraya usia bertambah.

Penyebab mata silinder juga bisa karena cedera pada mata atau setelah operasi mata. Sering kali keluhan mata ini terjadi bersamaan dengan keluhan mata minus (rabun jauh) atau mata plus (rabun dekat).

Kadang-kadang, penyebab mata silinder adalah penyakit langka yang disebut keratoconus. Penyakit mata ini memengaruhi kornea, menyebabkan jaringan bening pada kornea menipis dan menonjol keluar. Hal ini menyebabkan penglihatan jadi berawan atau kabur, dan mata menjadi sensitif terhadap cahaya. Penyebab keratoconus masih tidak diketahui, tapi diduga bahwa faktor genetik lah yang berperan.

Akan tetapi berbeda dari kata banyak orang, membaca dengan cahaya redup bukanlah penyebab mata silinder, dan juga tidak merusak penglihatan. Namun, jika Anda sudah memiliki problem mata silinder, dan Anda membaca dengan cahaya redup, masalah penglihatan Anda mungkin akan semakin nyata.

Duduk terlalu dekat dengan televisi atau layar monitor atau kebiasaan menyipitkan mata saat melihat juga bukanlah penyebab mata silinder.

Mata Silinder Adalah Akibat Kesalahan Refraksi

Mata silinder adalah salah satu jenis kelainan refraksi. Ini adalah gangguan mata umum yang membuat mata sulit untuk melihat dengan jelas. Bentuk mata tidak dapat membelokkan cahaya dengan benar, dan akibatnya, penglihatan bisa menjadi kabur, buram, atau menjadi ganda.

Mata silinder atau astigmatisma terjadi ketika kornea atau lensa melengkung lebih tajam ke satu arah daripada ke arah lain. Ada dua jenis astigmatisma, yaitu astigmatisma korneal dan astigmatisma lentikular.

Anda mengalami astigmatisma pada kornea (astigmatisma korneal) jika kornea Anda memiliki lengkungan yang tidak serasi. Anda mengalami astigmatisma pada lensa (astigmatisma lentikular) jika lensa Anda memiliki lengkungan yang tidak serasi.

Kedua jenis astigmatisma sama-sama dapat menyebabkan penglihatan kabur. Penglihatan kabur dapat terjadi lebih dalam ke satu arah: horizontal, vertikal, atau diagonal.

Siapa yang Lebih Berisiko Mengalami Mata Silinder?

Astigmatisma bisa terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Namun risiko Anda untuk mengalami masalah penglihatan ini mungkin lebih tinggi jika Anda memiliki faktor-faktor berikut:

  • Riwayat keluarga penderita astigmatisme atau gangguan mata lainnya, seperti penyakit keratoconus.
  • Memiliki jaringan parut atau penipisan pada kornea.
  • Rabun jauh (mata minus) yang berlebihan, yang menyebabkan penglihatan jarak jauh yang kabur.
  • Rabun dekat (mata plus) yang berlebihan, yang menyebabkan penglihatan jarak dekat yang kabur.
  • Pernah menjalani operasi mata, seperti operasi katarak (operasi pengangkatan lensa yang keruh).

Lakukanlah pemeriksaan mata apabila Anda mengalami masalah penglihatan kabur. Kemudian dokter mata dapat memberikan saran perawatan terbaik sesuai dengan kondisi mata Anda.

Bagaimana Cara Mengobati Mata Silinder?

Apabila masalah mata silinder masih ringan dan tidak mengganggu, biasanya tidak diperlukan untuk mengobati mata silinder. Akan tetapi apabila mata silinder sudah menyebabkan masalah penglihatan, dokter mungkin akan mengobati astigmatisme dengan salah satu metode berikut.

Lensa Korektif

Menggunakan lensa korektif dapat mengobati mata silinder dengan cara mengatasi kelengkungan kornea atau lensa yang tidak rata. Ada beberapa jenis lensa korektif, antara lain:

Kacamata: Kacamata dibuat dengan lensa yang membantu mengimbangi bentuk mata yang tidak rata. Lensa membuat cahaya membelok ke mata dengan benar. Kacamata juga dapat mengoreksi kesalahan refraksi lainnya, seperti rabun jauh atau rabun dekat.

Lensa kontak: Seperti kacamata, lensa kontak dapat mengoreksi sebagian besar astigmatisma. Mereka tersedia dalam berbagai jenis dan gaya.

Lensa kontak juga digunakan dalam prosedur medis yang disebut orthokeratology. Dalam prosedur ini, lensa kontak kaku dipakai pada malam hari saat tidur sampai kelengkungan mata merata. Kemudian lensa dipakai lebih jarang untuk mempertahankan bentuk baru. Jika pengobatan dihentikan, mata kembali ke bentuk dan kesalahan refraksi yang semula.

Namun memakai lensa kontak dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko infeksi pada mata. Jadi konsultasikanlah dengan dokter mengenai pro dan kontra serta risiko penggunaan lensa kontak.

Operasi Refraktif

Operasi refraktif memperbaiki penglihatan dan mengurangi kebutuhan akan kacamata atau lensa kontak. Selama prosedur ini, dokter bedah mata akan menggunakan sinar lanser untuk membentuk kembali kelengkungan kornea, yang mengoreksi kesalahan refraksi. Sebelum operasi, dokter akan memeriksa kondisi Anda dan menentukan apakah Anda bisa menjalani operasi refraktif.

Ada beberapa jenis operasi refraktif untuk mengobati mata silinder, antara lain:

LASIK: Singkatan dari laser-assisted in-situ keratomileusis. Dalam prosedur ini, dokter bedah mata membuat lipatan tipis berengsel di kornea. Ia menggunakan laser excimer untuk mengukir bentuk kornea dan kemudian memposisikan ulang flap.

LASEK: Singkatan dari laser-assisted subepithelial keractectomy. Sebaliknya daripada membuat lipatan di korena, dalam prosedur ini dokter bedah mengendurkan lapisan pelindung tipis (epitel) kornea dengan alkohol khusus. Ia menggunakan laser excimer untuk mengubah kelengkungan kornea dan kemudian memposisikan ulang epiter yang kendur.

PRK: Singkatan dari photorefractive keratectomy. Prosedur ini mirip dengan LASEK, kecuali dokter bedah akan mengangkat epitel. Epitel akan tumbuh kembali secara alami, sesuai dengan bentuk baru kornea. Pasien mungkin perlu memakai lensa kontak perban selama beberapa hari setelah operasi.

Epi-LASIK: Ini adalah variasi dari LASEK. Dokter bedah menggunakan pisau tumpul mekanis khusus—bukan alkohol—untuk memisahkan lapisan epitel yang sangat tipis. Ia kemudian menggunakan laser excimer untuk membentuk kembali kornea dan memposisikan ulang epitel.

SMILE: Singkatan dari small-incision lenticule extraction. Jenis operasi refraktif yang lebih baru ini membentuk kembali kornea dengan menggunakan laser untuk membuat jaringan berbentuk lensa (lentikula) di bawah permukaan kornea. Lentikula kemudian diangkat melalui sayatan yang sangat kecil. Namun untuk saat ini, prosedur SMILE hanya direkomendasikan untuk mengobati rabun jauh ringan.

Semua prosedur operasi untuk mengobati mata silinder memiliki risiko. Jadi bicarakanlah dengan dokter Anda mengenai risiko dan manfaatnya, lalu pertimbangkan baik-baik sebelum menjalani operasi untuk astigmatisma.

Kesimpulan tentang Penyebab dan Cara Mengobati Mata Silinder

Apa penyebab mata silinder? Kemungkinan besar penyebab utamanya adalah faktor genetik. Selain itu mata silinder juga bisa berkembang karena cedera pada mata atau setelah operasi mata. Kadang masalah penglihatan ini juga bisa terjadi akibat penyakit mata langka yang bernama keratoconus.

Jadi tidak seperti anggapan banyak orang, penyebab mata silinder bukanlah akibat menonton TV terlalu dekat, membaca dengan cahaya redup, atau kebiasaan menyipitkan mata.

Bagaimana cara mengobati mata silinder? Biasanya mata silinder yang ringan tidak perlu diobati. Namun jika sudah menimbulkan masalah penglihatan, dokter mungkin menyarakan pengobatan dengan lensa korektif atau dengan operasi refraktif. Lensa korektif termasuk kacamata dan lensa kontak. Sedangkan operasi refraktif untuk mengobati mata silinder termasuk LASIK, LASEK, PRK, dan Epi-LASIK.

Demikianlah artikel ini yang membahas tentang penyebab mata silinder dan cara mengobatinya. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Anda. Temukan juga artikel-artikel menarik lain seputar topik kesehatan hanya di Deherba.com.

Sumber

Mayo Clinic. Astigmatism – Symptoms & causes. URL: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/astigmatism/symptoms-causes/syc-20353835

Mayo Clinic. Astigmatism – Diagnosis & treatment. URL: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/astigmatism/diagnosis-treatment/drc-20353838

Healthline. What Is Astigmatism?. URL: https://www.healthline.com/health/astigmatism

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}