Penyebab Jantung Berdebar dan Cara Mengatasinya

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Maret 8, 2017


Suatu waktu Anda merasa jantung seperti berdetak terlalu keras atau terlalu cepat, atau berdebar-debar—yang bisa terasa di dada, tenggorokan, atau di leher. Pada saat itu apa yang ada di benak Anda? Pengalaman seperti itu mungkin terasa mengganggu, bahkan menakutkan. Anda jadi bertanya-tanya apa sebenarnya penyebab jantung berdebar ini?

Kabar baiknya, jantung berdebar (palpitasi) biasanya bukan tanda adanya penyakit serius atau berbahaya, mereka biasanya akan hilang sendiri. Sering kali, penyebab jantung berdebar hanya karena stres dan kegelisahan, atau karena terlalu banyak konsumsi kafein, nikotin, atau alkohol. Gejala jantung berdebar juga bisa dialami sewaktu Anda hamil.

Akan tetapi pada beberapa kasus, meski jarang terjadi, gejala ini perlu Anda waspadai. Bisa saja jantung berdebar adalah tanda keberadaan penyakit jantung yang serius. Jadi, bila Anda merasakannya yang disertai gejala sesak napas, pusing, nyeri dada, dan pingsan/hampir pingsan, segeralah cari bantuan medis.

Penyebab Jantung Berdebar yang Tidak Berhubungan dengan Jantung

Ada cukup banyak hal yang bisa menyebabkan jantung berdebar-debar. Biasanya penyebabnya berhubungan dengan jantung. Namun ada juga penyebab-penyebab jantung berdebar yang tidak berkaitan dengan masalah pada jantung, antara lain:

  • Emosi yang kuat seperti kegelisahan, ketakutan, atau stres. Gejala ini juga sering dialami ketika terjadi serangan panik.
  • Aktivitas fisik yang terlalu berat.
  • Konsumsi kafein, nikotin, alkohol, atau obat-obatan ilegal seperti kokain dan amfetamin.
  • Kondisi medis, seperti penyakit tiroid, kadar gula darah rendah, anemia, tekanan darah rendah, demam, serta dehidrasi.
  • Perubahan hormon selama menstruasi, kehamilan, atau sesaat sebelum menopause. Kadang-kadang, jantung berdebar selama kehamilan adalah tanda-tanda anemia.
  • Pengobatan, termasuk penggunaan obat/pil diet, obat dekongestan, inhaler asma, dan sejumlah obat untuk mencegah aritmia atau untuk mengobati tiroid yang kurang aktif.
  • Penggunaan herbal atau suplemen tertentu.
  • Ketidakseimbangan kadar elektrolit tubuh.

Ada orang-orang yang merasa jantungnya berdebar sehabis makan makanan yang tinggi karbohidrat, gula, atau lemak. Kadang kala, memakan makanan yang mengandung banyak MSG, nitrat, atau natrium juga bisa memicu gejala ini.

Bila selama ini Anda merasakan jantung berdebar setelah konsumsi jenis makanan tertentu, maka itu mungkin disebabkan Anda sensitif terhadap jenis makanan tersebut. Ingat dan catatlah jenis makanan apa saja yang harus dihindari agar tidak mengalami jantung berdebar.

Penyebab Jantung Berdebar yang Berhubungan dengan Jantung

Adakalanya penyebab jantung berdebar memang berkaitan dengan masalah pada jantung Anda. Jika benar demikian, gejala tersebut cenderung menyerupai aritmia jantung. Sejumlah masalah jantung yang terkait dengan gejala berdebar-debar ialah:

  • Awal serangan jantung
  • Penyakit arteri koroner
  • Gagal jantung
  • Masalah katup jantung
  • Masalah otot jantung

Jantung berdebar bisa menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang salah dengan jantung Anda, jadi sebaiknya coba periksakan ke dokter jika Anda khawatir.

Sebelum periksa ke dokter, Anda bisa mencoba mengurangi gejala jantung berdebar dengan tidak melakukan aktivitas atau menghindari stres yang mungkin adalah penyebab gejala ini. Cobalah untuk tidak gelisah berlebihan, terlalu banyak konsumsi kafein atau alkohol, atau konsumsi obat atau suplemen (semacam energy drink atau beberapa jenis obat pilek) yang dapat memicu jantung berdebar.

Apabila Anda tidak juga merasakan perubahan meski sudah berusaha mengurangi pemicu-pemicu seperti di atas, sekaranglah saatnya untuk pergi ke dokter. Dokter mungkin akan: melakukan pemeriksaan fisik; memeriksa riwayat kesehatan Anda; menanyakan seputar pengobatan, diet, dan gaya hidup yang sekarang Anda jalani; serta secara spesifik menanyakan tentang kapan, seberapa sering, dan dalam keadaan apa gejala jantung berdebar muncul.

Kadang-kadang, dibutuhkan tes darah untuk membantu dokter mengetahui penyebab jantung berdebar. Namun beberapa tes medis lainnya juga mungkin diperlukan, antara lain:

  • EKG (Electrocardiogram): Tes ini dapat dilakukan sewaktu sedang istirahat atau berolaharaga (EKG stres). Dalam kedua tes tersebut dicatat sinyal elektrik jantung untuk mencari apakah ada irama jantung yang tidak biasa.
  • Pemantauan Holter: Anda mengenakan monitor di dada untuk terus mencatat sinyal elektrik jantung Anda selama 24-48 jam. Tes ini digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan irama yang tidak dapat dideteksi oleh EKG.
  • Event recording: Anda mengenakan suatu alat di dada dan menggunakan gadget yang digenggam untuk mencatat sinyal elektrik jantung sewaktu muncul gejala jantung berdebar.
  • X-ray dada: Dokter akan mengecek perubahan pada paru-paru yang mungkin timbul akibat masalah jantung. Sebagai contoh, jika ia menemukan cairan di paru-paru, kemungkinan itu akibat gagal jantung.
  • Echocardiogram: Ini adalah tes USG di jantung untuk mendapatkan informasi detail mengenai struktur dan fungsi jantung Anda.

Jika dibutuhkan tes-tes lebih lanjut, dokter mungkin akan merujuk Anda kepada dokter spesialis penyakit jantung untuk mendapatkan tes serta penanganan yang diperlukan.

Sebagai tindakan untuk menangani masalah jantung, dokter biasanya akan meresepkan obat-obatan seperti obat beta-blocker dan calcium channel blocker untuk memperlambat detak jantung pada kasus aritmia. Pada kasus-kasus lain, dokter mungkin akan menjalani ablasi kateter untuk menormalkan kembali detak jantung. Apabila penyebab jantung berdebar adalah masalah pada katup atau otot jantung, bisa jadi cara yang dianjurkan dokter untuk mengatasinya adalah melalui operasi bedah.

Gejala jantung berdebar yang disebabkan oleh masalah jantung tidak boleh disepelekan. Bila sudah parah, bisa terjadi serangan jantung dan gagal jantung yang mengancam nyawa Anda. Dan jika penyebab jantung berdebar adalah masalah pada katup jantung, ada kemungkinan terbentuk gumpalan darah yang dapat mengalir ke pembuluh otak lalu menyumbatnya—dan pada akhirnya menyebabkan serangan stroke.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}